5 Ciri Karya Ilmiah Yang Berkualitas


Karya ilmiah ialah karya tulis yang benar-benar disusun dan ditulis sendiri. Kredibilitas karya ilmiah akan lebih diakui kalau tanpa plagiarisme. Karya ilmiah harus menyanggupi beberapa syarat agar mampu dibilang selaku karya ilmiah yang bermutu antara lain sebagai berikut :
1.        Orsinalitas
Orsinalitas atas keaslian dalam suatu karya ilmiah adalah permintaan utama. Tidak ada gunanya apabila sebuah karya ilmiah yang dibentuk dari plagiat, kutip sana kutip sini tanpa menambahkan sumber pustaka. Orsinalitas menjadi nilai lebih, alasannya adalah akan menunjukkan kebaruan dari hasil penelitian yang dilakukan. Tentu saja hal ini akan mengembangkan pengetahuan bagi penulis sendiri maupun menyebarkan wawasan orang lain.
Berbeda jika karya ilmiah ditulis menurut plagiarisme. Karya tersebut bahkan seperti sampah anorganik yang telah terpecah-pecah dan tidak dapat didaur ulang. Tidak ada faedah apa pun atas kerja menulis karya ilmiah apabila orsinalitasnya tidak tersadar.
2.        Kontekstual
Karya ilmiah mewacanankan hal yang kontekstual agar dapat berfaedah bagi pertumbuhan kehidupan. Karya tulis yang berisi sesuatu yang tidak diperlukan oleh masyarakat bukanlah karya ilmiah. Kontekstual tentu saja berhubungan dengan keperluan penduduk ketika ini. Sehingga, urusan yang dipecahkan dalam karya ilmiah dapat menolong penduduk untuk meraih taraf hidup yang lebih baik.
3.        Kreatif
Selain kontekstual, isi dari karya ilmiah mampu berupa cara kreatif dalam menghadapi kehidupan. Kaprikornus, ketika kita menyaksikan masalah antrean di pom bensin yang tidak teratur, kita bisa memecahkan problem antrean dan ketidakteraturan itu dengan cara yang inovatif. Dengan demikian, suatu karya ilmiah bukanlah sesuatu yang cuma ada dalam ihwal intelektual, namun dapat berfaedah bagi masyarakat. Banyak sekali mahasiswa yang telah menciptakan karya ilmiah yang berkonten ilmiah. Kita bisa melanjutkan atau membuat sumber kreatif baru untuk memecahkan problem yang ada di penduduk .
4.        Keragaman
Keragaman dilema yang dikaji dalam karya ilmiah akan berbagi dan memajukan kehidupan. Keragaman juga menyiratkan bahwa telah banyak mahasiswa yang rajin dalam melakukan kerja ilmiah. Jika kita menyusun karya ilmiah, masalah yang kita kaji semestinya memang tidak monoton. Lihat skripsi yang sudah pernah ditulis oleh abang angkatan kalian, pada umumnya seragam basis yang dikaji. Padahal, problem dalm bidang studi tertentu tidak hanya itu-itu saja.
5.        Komunikatif
Dalam hal penulisan, karya ilmiah harus disampaikan dengan bahasa yang komunikatif. Artinya, karya ilmiah dapat dimengerti dengan terperinci oleh pembacanya. Pada berbagai macam karya ilmiah, contohnya skripsi, tesisi, dll. Meskipun bahasa yang dipakai yakni bahasa baku, tetapi harus dapat dimengerti dengan baik. Berbeda dengan karya ilmiah terkenal, semisal postingan, esai, dan lain sebagainya dapat menggunakan bahasa yang lebih komunikatif dan tidak baku.
Karya ilmiah yang baku maupun yang terkenal, yaitu alat komunikasi untuk menyampaikan gosip terhadap masyarakat pembaca mengenai hasil observasi yang telah dilakukan. Oleh alasannya adalah itu, karya ilmiah mesti berkualitas agar mampu diambil manfaatnya oleh pembaca.
Referensi :
Deni Damayanti, 2016. Pintar Menulis Karya Ilmiah Sejak Bangku Kuliah. Yogyakarta : Araska