Puisi Roman Picisan – kehidupan anak muda tak akan pernah lepas dr kisah roman mereka. Begitu kuat gambaran kisah asmara yg menjadi secara umum dikuasai dlm kehidupannya membuat roman picisan menjadi cerita favorit.
Roman menjadi kehidupan terbaik yg manusia miliki. Meskipun demikian akan ada banyak rasa yg mesti di tanggung untuk menikmati cinta. Seperti pisau yg sering kali bisa mengiris, cinta pula bisa bikin luka.
Tapi hanya dgn cinta bunga dlm hati bermekaran indah. Berikut puisi roman picisan yg menggambarkan kehidupan cinta:
Tidak hanya itu keberadaan puisi roman picisan menjadi begitu menggelitik. Berikut yakni pola dr puisi roman picisan yg sangat sesuai dgn jiwa muda:
Daftar Isi
Puisi Roman Picisan Mengenai Kencan
Kisah asmara tak akan pernah lepas dr akad untuk berjumpa berdua. Memiliki sebuah kencan tepat untuk lebih bisa mengetahui antara berdua. Berikut ini yakni pola puisi roman picisan mengenai kencan:
1. Gincu Merah Menyala
Rona kemarahan dr bibir yg sangat mencolok
Membuat cantikmu makin menonjol meskipun kau cuma satu di hatiku
Terbesit tanya kenapa kau terus berganti setiap hari
Memamerkan setiap pesona yg membuat gue semakin menjadi lemah
Berada didekatmu adalah satu-satunya alasan gue kembali berdiri
Ketikan malam yg tak terpejam & kokok ayam tiba teramat cepat
Kekuatan paling besar untuk tak datang terlambat
Cinema tiga berbaju merah
Entah tanda kencan apa yg begitu ajaib
Aku ingin bersamamu dr depan pintu
Cinema tiga bergincu merah
Setiap pesonanya berawal dr ruang gelap ini
Hari ke enam pada hitungan minggu
2. Kupu-kupu Berdosa
Suhu tubuh drastis meningkat
Saat jarak kita tiba-tiba begitu bersahabat
Hempasan nafasmu teramat merdu, pada bawah pohon yg menjadi pusat perputaran
Jalan setapak muat untuk berdua
Kita berjanji untuk berkeringat bareng melaju cepat melawan rasa malas
Kupu-kupu berdosa
Memaksa gue hanya selebar ini bersamamu
Dengan dua jari yg menempel di hidungku dgn hidungmu
Teramat dosa untuk gue bertahan lebih lama
Kupu-kupu berdosa dgn gue yg memiliki lebih banyak koleksi kejahatan
Terimakasih
Pertama kali momen ini kami dapatkan
Terimakasih perlahan kau & gue mundur menuju ke space yg aman
3. Lilin Di Meja Itu
Sinaran itu kecil pada awalnya
Berpendar indah, menunjukkan semua yg iya miliki
Berusaha memancing sejuta mata
Hingga lupa diri & mati
Bagi mereka yg mengartikan segala sesuatu dgn hiperbola
Semua akan terlihat terlalu & dibentuk agar membekas seperti itu
Ah tidak
Lilin di meja itu
Perantara gue menuju matamu
Seolah tabir tipis untuk kesekian kalinya senyum itu memberikan mawar yg bermekaran
Merajut kedekatan hingga terasa erat
Selesai bibir terkunci, padam pula nyala api
Selesai sudah
Mari ku antar kau pergi
Baca Juga: Puisi Anak
4. Memburu Kasih
Samar gue mengikuti sisa aroma yg kau lewati
Menyusuri jalan yg sama setelah bertahun berlalu
Banyak yg masih gue identifikasi meski semua tak sama lagi
Tentunya bayanganmu yg tak berbeda dr dahulu
Kejar mengejar
Rayu merayu
Putaran film pendek kita menjadi sobat di setiap sudutnya
Tikungan kita bersembunyi
Dan menghadap langit untuk mengucapkan komitmen
Kala itu
Saat semua memaksa untuk terhenti
Aku berjanji untuk kembali lagi
Sedikit penghianatan telah gue maafkan
Kau milikku
Peluk gue kembali dlm perjumpaan sehabis usang kita menyudahi
5. Aku Menunggu
Pertanda itu tak kunjung tiba
Mengintip melalui celah, menegaskan sekali lagi
Membuat diriku tampakdlm penampilan terbaik
Aku masih di sini menanti satu hati mengetuk pintu
Namun liar angan sudah melonjak pergi terlalu jauh
Dalam cemas gue mencoba tampaktenang
Akan kah ini menjadi kencan tunggal kembali
Hatiku hatimu bertautan
Ku kira gue tak perlu tidak yakin
Saat waktu terus membuatmu berhalangan
Mungkinkah hari ini akan ku petik kecewa
Sorot lampu memantul genangan air sisa hujan
Masuk menerobos jendela yg ku buka dr pagi hari
Dia turun
Aku berjingkat girang
Puisi Roman Picisan Tentang Rindu
Kehidupan cinta mempunyai satu sobat setia yg mengikuti sepasang kekasih di dlm hari-hari mereka. sahabat tersebut yaitu rasa rindu, kerinduan menjadi sebuah rasa yg wajib dlm kehidupan penuh percintaan. Seberat apa rindu itu? Seperti yg tersirat pada puisi roman picisan di bawah ini:
1. Setengah Abad
Bila lah mana gue harus kembali menunggu
Untuk satu hari atau setengah kala lagi
Bahwa itu tak ada beda meski mengenai waktu
Itu akan sama dgn sakit yg serupa
Tentang nafas yg seperti tak menghidupi
Bagai seribu lampu yg tetap bikin gelap malam-malamku
Bila lah mana gue harus menahan rindu
Kepada kasih lama tak bertemu
Mungkin kawanan belibis lebih bahagia dr insan
Mereka selalu bareng kemana-mana
Atau, pada kumbang yg melebur
Aku sirna alasannya adalah wanginya
Kepada bukit saksi purnama, melebur lah bareng rasa ingin berjumpa ku
Membawa serta iya yg berada di balik badan tinggimu
2. Membelah Bumi
Langit doaku menjulang tinggi
Ucapan yg menyebutkan namamu selalu ikut menyertai jalannya
Menembus awan-awan yg menutup cahaya langit pagi hari
Ku bawa namamu terus babat meninggi
Menjuntai menitipkan kehilanganku untuk kepergianmu
Berkelok, berkeliling, mengudara
Membelah bumi pemisah
Tidak peduli berapa ratus kata selamat tinggal
Aku akan selalu membalas dgn ucapan cepat pulang
Untuk nantinya gue akan lebih percaya
Bahwa pengaduanku pada-Nya akan lebih ampuh dr banyaknya pesan cinta
Membelah bumi merangkul kau kembali
Melakukan perjalanan panjang hingga langit tertinggi
Mengabarkan pada alam raya
Aku milikmu
Dan selamanya akan terus mirip itu
3. Menjadi Linglung
Mataku menatap nanar pada sekeliling
Ruang-ruang kosong yg saat itu juga menjadi hampa
Kepada kembang-kembang mekar kehilangan warna
Dan hujan yg tak lagi mampu untuk membasahkan
Selamanya gue berusaha mengucap satu nama
Indah paras & sudah ku kenal usang
Di jari itu melingkar sebuah cincin bermata satu, gue mengenang gue yg memberikan di hari paling berbahagia di hidup ku hidupmu
Aku selalu ingin terus mengucap satu nama
Bukan, bukan nama itu
Aku mengenang potongan banyak peristiwa
Tapi tak dgn nama itu
Rindu..
Aku ingat semuanya kecuali namanya
4. Teropong Hati
Terbekalai dgn teropong hati
Membuat bayangmu yg jauh seolah di depan pelupuk mata
Membuat gue yg sendiri merasa sedang berdua
Terbekali teropong hati
Mimpi indah menjadi pelebur lara yg semakin menyiksa
Aku dlm peluk rindu bayangan yg semu
Tercekik oleh rasa yg tak ku undang datang
Berlari seorang diri untuk menemuimu dlm tidurku
Bersujud & meminta belas kasih
Teropong hati
Membuat gue menyaksikan kau lebih dekar
Teropong hati sampaikan rinduku yg tak kuat ku bawa sendiri
5. Kejora Impian
Hampir kehilangan pikiran sehat
Aku memohon pada bintang yg tergelincir dr langit
Dosa… bisikku
Sampai wajahmu menjadi merah menyala
Berkobar dlm kemarahan
Bersembunyi dlm rasa bersalah gue berusaha berpaling
Pada kawasan asing semua terlihat bercahaya meredup
Kerlap kerlip lampu bagaikan kunang-kunang menuntun
Melewati sebuah lorong yg semakin menjadi terang
Terikuti bayangan kemarahan gue akan mencoba pergi
Membisikkan doa pada kejora gue tau kau akan murka
Pesan sampaikan rinduku bukan amarahmu
Lalai kejora mengabulkan permintaan
Seperti ia di pakai untuk melempar pencuri dengar
Aku terperanjat jatuh dr dipan ku
6. Tertipu
Seperti tertipu gue harus merelakan kau mengambil lebih dr ku
Mengeruk semua yg gue punya dgn tetap gue berlutut
Tidak sedikitpun curiga, ah.. kurasa gue salah menerka
Bahwa dingin & panas tak terikat kolaborasi
Bohong
Kau mengambil lebih dr ku
Dari jumlah yg telah gue ulurkan
Dari nominal yg kau usikan
Setelah hatiku yg kau bawa pergi
Kini apa lagi?
Kurus tenggorak menonjol seperti menyampaikan saksi
Kau dusta dgn apa yg kau setujui
Kau dusta
Bersembunyi di balik beling untuk terus tertawa
Melihat gue yg terus membuka persimpanan terakhir
Menyuguhkan satu-satunya sisa yg gue miliki
Berakhir kini sudah
Tertelan rindu gue tak akan bisa menjamah udara lagi
Puisi Roman Picisan Hubungan Jarak Jauh
Setelah rindu yg menyesakkan, ada pula ujian bagi mereka yg sudah berpasangan. Yaitu di dikala jarak harus memisahkan dlm waktu yg tak sebentar. Hubungan jarak jauh menjadi hal mengerikan. Kegelisahan & cemas, berikut puisi roman picisan yg menceritakan lengkap rasa LDR:
1. Tabahkan Hati Yang Kalut
Impian itu tak mempunyai celah untuk menyeberang pada realita
Tetap tersadar sebagai mimpi entah sampai waktu yg tak lagi pasti
Bila harus aku tersadar
Mungkin gue tak akan pernah bisa bertahan
Hanya ini daerah pijakan terakhirku sesudah bumi melebar
Menjadikan perpisahan seperti bencana alam
Memahami setiap detik dlm syukur yg terpaksa
Pertemuan menjadi harap terakhir
Mimpi yg agung
Dan harapan tak berbantahkan
2. Menabung Rindu
Mari sama-sama kita kumpulkan
Percik tangis yg menyuburkan tunas-tunas cinta
Melambai seiring akar menguat
Sama-sama membisu untuk saling mendoakan
Pisah kita terpisah
Langkah tak lagi bersebelahan
Tempat tidur ini terlalu lebar untuk ku tempati sendiri
Membenamkan dlm malam sunyi dgn pengharapan bara api
Hangatkan hati beku
Dalam kaya
Tabungan rindu
3. Tertumpahnya Tangisan
Kepada siapa lagi, rintik hujan akan gue tumpahkan
Selain pada kesendirian yg kian kejam menghujam
Melayangkan tatapan tajam pada hati yg melemah
Teramat pedih menanti komitmen yg bertempo waktu
Aku memiliki sekeping keberuntungan untuk bertahan
Bila boleh akan ku tukar dgn konferensi kita
Meski hilang lenyap hidup tak kembali
Keberuntunganku yakni memandang dua matamu
Memiliki jutaan kekuatan bertahan seribu tahun lagi
Aku kuat melawan waktu yg berhianat
Tapi jangan biarkan gue terlalu usang berkutat
Untuk menahan rindu
4. Bergantung
Terlampau usang, hingga tak terhitung berapa kali matahari timbul tenggelam
Meneduhkan & mendidihkan lautan
Memberikan prospek serta mengecewakan
Tanda pergi & pula penunjukwaktu untuk kembali
Mata yg tertutup hanyallah tabir
Pengaktifan indra lain tanpa perlu meminta ijin
Aromamu bisa ku raba dr kejauhan
Suaramu mampu gue artikan bahwa kau menginginkan gue kembali
Saat mereka berkata jauh itu racun
Maka gue menawarkanya dgn rasa percaya
Saat jarak yakni gulma, mengganggu, menggerogoti
Maka akan ku tuntaskan ia dgn doa
5. Mabuk
Dalam ketidakberdayaan
Aku bernafas penuh pengap, terdengar langkah kaki yg makin jauh
Kendaraan hilir mudik, meninggalkan sisa rindu kian menumpuk
Tidak sedikit waktu pun gue beranjak
Aku takut istana dlm hayalanku menjadi rubuh alasannya gerakku yg tak lagi seimbang
Berusaha menahan pening, ini lebih ringan dr beban hari seakan tak sanggup ku pikul sendiri
Ingin ku bagi dua bersamamu
Namun, ini dilema waktu
Perbedaan zona
Berbedaan gelap & terangnya
Tidak sesederhana menuju terminal & terminal ke dua
Tidak semudah sekali terbang & gue mendekapmu
Untuk toga yg akan ku jadikan oleh-oleh
Mabuk gue menahan rindu yg siap menimbunku
Puisi Roman Picisan Kehidupan Masa Sekolah Menengan Atas
Satu lagi yg menjadi begitu berguna bagi penikmat cinta. Yaitu tatkala pakaian mereka masih menandakan masa remaja. Masa SMA digadang-gadang sebagai masa yg paling indah. Namun benarkah? Simak puisi roman picisan kehidupan masa Sekolah Menengan Atas berikut ;
1. Absensi
Bila pun ini tak menjadi kewajiban, gue tak akan pernah tiba lagi
Tidak akan datang ke sekolah yg sama mirip di logo yg tertera di baju yg terpakai
Kenapa tak pernah dahulu gue melompat saja saat hari penerimaan itu
Menyeberangi, sedikit berbelok & berjalan 20 kali langkah kaki
Aku ingin masuk ke sana, duduk patuh dr pagi sampai pagi lagi
Ini cuma wacana absensi
Patuh gue menyimak di sini, lamunanku tak bergerak di sana
Bersama dgn angin yg meniupkan doa
Bersama rerumputan berbisik rindu
Ini hanya perihal ketidakhadiran
Pertemuan-pertemuan tak semanis yg gue telah prediksikan
Kecerdasanku berkhayal menjadi tumpul karena ucapan tanpa henti yg ia hujani
Iya,iya gue patuh duduk di sini
Berharap waktu berlangsung cepat & mengusaikan gue di sini
Setelah lonceng itu memberikan tanda
Satu kedipan mata gue sudah ada di sana
2. Pojok Sepi
Bumi adil membagi banyak ruang yg ia miliki
Titik kumpul yg ramai, kau pun boleh ke sana bila kau mau
Tertawa bersama sahabat-sahabatmu & berharap semua beban akan menjadi kerdil sesudah kau kembali pergi
Musik yg mengalun meski tak satupun telinga memberikan ruangnya
Tapi gue tak akan kau temui di titik itu
Pojok sepi untuk kami, dlm ruang penuh kenangan panjang
Tempat orang-orang pecundang seperti gue mempunyai kekuasaan
Saling merangkul dlm satu kali pandang
Melepaskan & memberikannya lagi & terus
Dalam pojok sepi
Ketika barisan-barisan rapi pada lembaran-lembaran berdebu tak memberiku sedikitpun arti
Aku sedang melepas rindu
Lewat tatapan mata, tanpa suara
Seperti mengucapkan selamat menghalau penat
Dan gue tak akan pergi
Pencuri, di balik rak buku gue tak mengambil ilmu dr dlm rak buku
Aku memilikimu utuh di balik rak buku
Memandang dr jauh & gue mencintaimu
Ucapan tertelan, selamanya jauh tak akan terjangkau untuk menjajal mencarinya kembali
3. Hukuman Tiang Bendera
Aku suka hari dimana
Sampai jam pulang anti tak boleh beranjak dr bawah tiang bendera
Berhadapan & saling menantang dgn gugusan kelas yg salah salah satunya sebaiknya gue tempati,
Berisik dr ekspresi-lisan tak terdidik bagaikan alunan musik mengiringi dua sejoli
Terik yg tak memberi ampun membuat cucuran keringat mengalir deras
Membasahi setiap jengkal, berkelok & menjalar membasahi putih yg gue kenakan
Tidak kenapa dgn matahari yg tak sedikitpun merasa kasihan
Bahkan gue tak sedikitpun mencicipi itu
Panas, hanya jalan titian menuju ke keindahan yg gue tunggu
Keringat, yaitu cara untuk mengendus wewangian yg tak akan dijumpai di mana pun
Matahari, sebatas pagar perlindungan bagi bintang yg bahu-membahu gue tuju
Liar, pandanganku bergerak ke sana ke sini
Membuat langkah kaki waktu menjadi semain terpacu
Sebuah lesung di pipi yg lembut
Senyum malu menemui ke dua bola mataku
Aku belum mati namun jiwaku telah pergi ke palukan bidadari
Kepada tiang bendera, gue berkawan dengannya
4. Menyatukan Tali Sepatu
Suatu hari di permulaan ahad, dgn seragam putih abu-bubuk
Sekolah memang ramai,tapi cuma ada satu orang yg menguasai bola mataku dgn persepsi luas
Mahkotanya hanya gue yg bisa mendapatinya di atas kepala
Angin semilir meniupkan rambut yg terikat bergoyang-goyang
Ah.. ia terlalu sibuk untuk menuliskan rumus-rumus yg tak gue mengetahui
Kelas menjadi sepi, persepsi mengarah ke satu titik meski asumsi kami mengembara hingga jauh
Hari ini kelas menjadi menakutkan dgn kedatangan pemuka galak citranya
Aku tertunduk, malas menyaksikan kemana pun
Satu cahaya itu terlalu sibuk untuk memandang ke arahku ketika ini
Namun, tak 15 menit lagi
Bila tangan kita tak lagi saling menggandeng, mungkin gue bisa mencari cara lain
Menyatukan ke dua tali-temali
Mengikatnya erat
Membuat simpul-simpul mati, terus tertunduk dgn lincah jari-jari
Aku mendapatkannya menjadi dekat, sebentar lagi saling menyentuh
Cukuplah kaki yg saling bersentuhan
Sesuai dgn rumus yg diajarkan
Lirikkan itu merajuk, gue menang untuk kesekian kali
5. Hemat, Katanya
Selain bergandengan tangan di lorong-lorong sepi
Apa lagi?
Kisah cintamu tak sesempurna itu?
Tidak lebih membahagiakan tatkala lonceng berbunyi tiga kali
Atau, ketika hujan dlm perjalanan pulang
Tidak ada yg lebih indah dari, tangan yg erat menggengam
Apakah cinta bikin lambungmu menjadi separuh terisi?
Kenyang untuk satu piring nasi berdua hingga pulang nanti
Ah.. ekonomis, katanya
Bahkan bilah hanya udara yg harus ku telan sehari penuh
Itu tak lah mengapa
Memang kita kenyang makan cinta
Bernafas dgn cinta
Dan hidup untuk ia
Kau bilang akal akan terkikis habis jikalau separuh nafas sudah kau jumpai
Hmm. Itu benar adanya, gue sudah cukup mendapatkan seluruh bumi dgn berada di sampingnya
Satu piring untuk berdua, ekonomis katanya
Puisi Roman Picisan Tentang Cemburu
Kisah cinta, kehidupan asmara niscaya akan senantiasa terikat oleh rasa ingin saling memiliki & selalu bersama. Namun pada suatu ketika akan ada rasa takut kehilangan berbentukkecemburuan. Semua itu akan tertuang dlm contoh puisi roman picisan ihwal cemburu berikut:
1. Terbakar
Bila kau tanya mengapa? Semua tak akan menuntaskan bencana alam
Tak berupa kini ia terlantar dlm keterasingan & menyepi
Terbesit sesal untuk mengorbankan letih sekian usang
Tangisan menuntun untuk pasrah, rela & bersiap untuk lupa
Bila lah mengapa? Semua yg kau berikan tak akan tampakoleh ia
Yang kau cinta tak buta
Sinar lain lebih terang membuatmu tak nampak di matanya
Bila lah mana tak perlu kau risaukan
Pergiku mungkin tak akan pernah kau sadari
Sadarmu sudah terbius, ceroboh tanpa pernah menoleh kembali
Untuk semua yg pernah terjadi
Kau menganggapmu selaku mimpi
Pilihanmu mungkin untuk tak akan bangun lagi
2. Halilintar Menyambar
Ketidaksukaanku pada kejutan harusnya kau tahu
Berulang, kalimat itu diperjelas
Pun bagi yg mengasyikkan, apalagi menyedihkan
Bak halilintar menyambar, serakah, ganas
Menggagetkan jiwa lemah dlm usaha mempertahankan sebuah puing
Tentang ikrar yg berangsur memudar
Tentang kesepakatan yg kemudian dikhianati
Mengenai jari yg tak hanya terikat denganku
Bagiku semua ini masih tentangmu, bagiku
Tidak pun demikian, kau
Berlalu seperti malam yg berjanji kembali
Laksana bintang dgn lantang berupaya untuk kembali terang
Pun, tak begitu denganmu
3. Sedekah Sore Hari
Sulit
Mengimbangi betapa kau berwatak sumbangan, memberi bagimu ialah detak jantung
Melangkah untuk menyebarkan, hidup pada kebaikan
Sulit
Melupakan setiap budi penuntut balas meski ia bengong
Merangkul dendam supaya menyatu bareng impian
Sulit
Sedekahmu sore ini
Seperti kau sengajakan disaksikan merah memudar di kejauhan
Alam raya yg tenang menjadi latar terbaik pemberian, bukan untukku
Separuh potongan hari bukan pemberian menyenangkan, untukku
Sulit
Kepada ia telah memiliki potongan seperti yg gue miliki
Baca Juga: Puisi Lama
4. Langkah Menyimpang
Dunia tak hanya satu jalanan lebar & terbuka
Lurus tanpa kelokan & simpangan
Mudah tanpa cobaan & tangisan
Langkah menjadi gampang goyah, dlm panas bikin semangat menguap hilang
Aku adalah peri dgn sayap kau potong paksa tatkala gue mampu terbang tinggi
Satu buah peristiwa langkah menyimpang bercabang dua
Aku
Tidak akan pernah bisa terbang tanpa sayap kau bawa serta
Mencoba belajar berlangsung mirip insan
Aku tak berpindah
Menatap langkah kaki bercabang dgn gue yg masih kau genggam
Perih semakin waktu makin mengejar-ngejar
Bahwa gue mungkin akan hancur ketika langkah yg kau bawa semakin manjauh
Terbelah, gue di jalan pilihan kita
Dan kau yg menarik gue dlm persimpangan melalaikan segalanya
5. Yang Lebih Merdu
Coret langit berkapas cerah
Tipis seperti gampang terbang tertiup semilir mengalun
Nyanyian menjadi lebih merdu
Untuk ku ulang membentuk sayatan hati lebih dalam
Kembali terulang bagai sesak menindih dada
Adalah nyanyian lebih merdu
Dari kicau burung meriah, dr rintik hujan berirama
Deru kapal pelayaran berdua
Nyanyian dgn kata ia di dalamnya
Seperti berada dlm kobaran api
Dalam sekat-sekat menjulang tinggi
Kokoh mengurung, kejam tanpa ampun
Dalam jeruji penjara cincin untuk mengikatku dlm penjara
Ku dengar nyanyian lebih merdu dr kata cinta kepadaku
6. Akan Makara Gersang?
Hijau teduh, menyampaikan kedamaian yg utuh
Tidak ingin pergi, pelataran surgaku ada di sini
Menyuguhkan bunga beraneka warna
Dengan buah yg tak pernah menua
Subur, rapi tak ada celah kritik
Kita bekerja begitu sempurna hingga penyusup itu masuk
Tidak akan lagi sama indahnya
Akankah menjadi gersang besok?
Pada hari di mana semestinya panen raya bersambut
Membuat layu, jauh hingga ke dlm hatiku
Pintu yg sedikit terbuka ku dapati pagi ini penuh sesal
Sekam telah menjadi debu
7. Tidak Lagi Sama
Lembaran kertas yg tak lagi cuma berwarna merah muda
Tertoreh mimpi dlm khianat, ah mungkinkah
Berharap gue salah sampai kini akulah yg salah
Keliru mencari sudut tatap
Salah memastikan arah pandang
Terkesima bukan satu-satunya alasan menorehkan senyum harap
Kepada bunga kau tanam dlm kertas merah muda
Cerita berlainan menjadi dilema
Aku akan kah masih gue yg dahulu
Terhuyun menjajal tetap tegar berdiri
Bagi kerlingan ampunan
Sentuhan keputusaan
Suara mengiba, sejurus hati menjadi keras
Yang nampak telah berlainan
Puisi Roman Picisan Kangen
Perasaan ingin selalu berdampingan memang suatu dikala mesti kalah dgn tuntutan. Berpisah dlm artian dijauhkan oleh jarak membuat waktu dipenuhi oleh rindu. Menulis puisi roman picisan kangen mampu sedikit menghibur di momen itu. Berikut contohnya:
1. Satu Menit Yang Lama
Rindu, kata yg berlawanan dgn pemberontakan pada menunggu
Meminta segera tertumpah pada mimpi yg kini terasa tak ringan lagi
Derita yg sama, terulang setiap detik mengusik membawa sakit
Aku tak mau meski satu menit menanti lagi
Tidak lagi gue mampu bersabar pada waktu seolah menantangku
Rindu, meski kamu-sekalian bisu, gerak sukma menyatakan keras tanpa bantahan
Memupuk siksa kian meninggi
Menjemput harapan menuju sorot mata tajam
Saling menyambut, beradu balas jangan hingga lepas
2. Hitungan Tanpa Rumus
Adakah salah perkiraan yg gue pelajari selama ini
Menekuni angka-angka & penanda yaitu kekeliruan?
Mengapa tak pernah gue peroleh hasil yg sesuai
Dengan ilmu yg selama ini gue kumpulkan dgn sarat kepatuhan
Bila satu hari 24 jam kami mempunyai semua
Tanpa satu hariku lebih lama dr itu
Ada sakit yg memaksa untuk lari mendekat
Sebuah usaha dgn paksaan mesti dientaskan
Membenci semua yg nampak
Memperburuk semua yg indah
Bagiku tepat yakni dgn bersamamu
Tanpa celah membuat rumusan itu menjadi sama seperti sedia kala
Membuat yg gelap menjadi terang
Bahagia tanpa tapi & tetapi
3. Rona Senja
Guratan rona senja merah lembut
Melukiskan pada langit luas meski cuma di sebagian sisinya saja
Memancarkan sendu semakin membuat gue layu
Sinar menghilang dgn pekat yg makin mendekat
Persimpangan ialah opsi, jarak jauh pun tak lagi menjadi beban
Terlepas semua yakni sungkan
Aku menjauh meninggalkan tatapan indah mengalahkan rona senja
Agenda langkah berat & hati tertahan
Tertambat di bawah angkasa sumpah kembali terucap
Semakin usang siksa seperti ingin memuat gue jera
Jauh darimu tak akan pernah indah mirip yg gue bayangkan sebelumnya
Mendekat gue berupaya akrab kembali
Mencari cuma mengikuti jejak samar sarat tipuan diri
Aku merindukanmu
Maka mari sama-sama melangkah maju
Semakin erat
Menjadi semakin rapat
4. Jalan Patriot
Sebuah kenangan menyapu seluruh ruas jalan
Membuat gue berlangsung seperti bersama masa lalu
Kendaraan hilang, menjadikannya sunyi kembali tanpa bising mengusik
Hilang lenyap sendiri tertelan oleh tahun-tahun itu
Ketika purnama 3 malam lagi bulat tepat
Terlihat gue & gue berjalan pelan dgn asik asumsi mengejar-ngejar senang
Tanpa menjadi kesepian
Aku lebih senang berjalan dlm sunyi
Tanpa dialog atau lawakan, ya… cuma diam
Sesekali tangan menjadi komunikasi paling meyakinkan
Sejenak untuk kemudian sama-sama tenggelam
Masa itu tatkala tak lagi hidup bersanding dgn banyak basa-busuk
Kala itu semua akan menjadi sama adanya tanpa rekayasa
Bahwa rinduku kasatmata
Bahwa cintaku masih tetap sama
Jalan ini menjaga untuk langkah kaki bisu
Untuk mimpi menuju hal itu
5. Kenapa, Harus Ada
Kau yaitu penyusup ahli, halus, tanpa jejak yg bisa diartikan langkahnya
Menjalar dgn cepat dr dlm nadi, menyebar & lolos untuk kemudian berpendar
Menyisakan satu buah tanya, kenapa harus ada?
Pernah singgah & kini enggan untuk beranjak
Memenuhi otak & faktual dlm pelupuk mata
Yang tak pernah mau menghilang mirip ia yg belum tiba
Siksa membuat kesan bahwa gue sesungguhnya tak merasa benci
Semakin terikat makin ingin untuk akrab
Semakin jauh,
Kuat tarikan berkali lipat menyeret untuk kembali
6. Bermusuhan
Tidak akan lagi gue akan pernah berdamai
Kepada masa yg biar habis tidak berguna
Kepada keras semesta berusaha bikin jeda
Aku bagaikan kumbang lapar yg mencium sari bunga sesaat mekar
Mari kita umumkan saja permusuhan ini
Dan gue tak akan pernah mau berdamai lagi
Kepada semua yg bersekongkol
Tidak gentar akan ku ambil arah memutar bila pintu itu kau tutup rapat-rapat
Aku menjadi berselisih pada semesta
Memberikan jarak supaya kau lama di sana
Puisi Roman Picisan Ungkapan Rasa Kasih Sayang
Ekspresi mengungkapkan perasaan sayang akan berlawanan antara satu & lain orang. Meskipun tujuannya sama-sama ingin memberitahu perasaannya pada pasangan. Salah satu hal romantis dr pengungkapan kasih sayang yaitu dgn membuat puisi, mirip berikut:
1. Kembang
Memetik yg terindah dlm pagi berkabut
Membuat ia niscaya belum mendapat kecupan dr satupun kumbang alasannya adalah malas untuk membelah cuek
Aku menimbulkan kau pertama yg akan mencium wanginya
Memilihkan semua warna dgn degradasi serupa
Membentuk harmonis dlm satu genggam cinta yg akan gue persembahkan
Sedikit sentuhan membuat ia tampaksemakin indah untuk menghangatkan harimu
Memunculkan senyum rekah melampaui bunga yg gue bawa
Kembang
Aku tau kau menyukainya
Terimalah dgn kurang tidur untuk mendapatkan yg terbaik
Terimalah untuk sekuntum kasih yg gue selipkan di dalamnya
2. Ternak Yang Pergi
Tanpa mampu untuk menahan ia meluncur begitu sigap
Menjamah setiap lekuk membentang untuk sampai di daerah senang
Pelan, tak mampu lagi menjadi lamban
Ini sudah tak mampu lagi ku buat menjadi tampakanggun
Kepada hari ini gue persembahkan se isi bumi
Biarlah kau menentukan gue mempersilahkan pasrah semuanya
Teruntukmu
Aku seperti ternak yg berhasil pergi
Berlari tanpa ingin berhenti lagi
Mencapai kawasan terjauh masuk dlm relung hati
Dalam terjatuh & menjadi lumpuh
Di dlm sana
Aku sudah mengetuk dgn seluruh isi bumi semoga ia terbuka
3. Buah Masam
Aku pastikan hanya manis yg kau-sekalian kecap
Tidak membolehkan asam bikin kecut wajah lucumu
Mencicipi semua hidangan untuk menegaskan semua kondusif
Menghamparkan karpet lebar untuk kaki jenjangmu melangkah
Menyalakan lampu, sorot wajahmu makin tepat cemerlang
Aku ialah baju beli penghalang peluru untuk merobek kecil pori kulit indahmu
Tidak akan kau dapati buah yg masam hingga gue tertidur & tak bangun kembali
Telah ku suap setiap pohon untuk cuma memberimu yg paling tepat
Aku,
Untukmu buah yg masam tak lagi ku ijinkan mendekat mu
4. Aku Dulu
Semakin lelap gue kian ingin tersadar
Melihat mu dlm kondisi baik saja
Tanpa ada nyamuk mendekat
Dingin yg membuat kulitmu merinding
Aku dulu
Muda dgn kesanggupan menempuh jarak yg jauh sekejap waktu
Berjanji mengendongmu ke semua tempat indah
Untuk mengukir tawa
Membuat kau jatuh cinta
Aku
Dahulu samalah dgn kini di hadapanmu
Terbaik adalah akad yg gue pelihara hingga nanti
5. Mimpi Jalan-Jalan
Erat dlm genggaman punggungmu ialah kawasan paling indah
Menghipnotis gue dlm laju yg kian bikin gue tidak mau pergi
Ditonton bintang dr langit malam kota sejuta Kenangan
Wangi anggrek sesaat bikin mata terbuka untuk terpejam kembali dgn cepat
Sorot lampu berusaha membangunkan
Aku terlalu tenteram untuk mengangkat wajahku dr balik tubuhmu
Menjadi satu-satunya yg mempunyai keberuntungan tanpa musuh
Sejuta tahun lagi akan bisa menetap
Membelah malam dlm mimpi di balik hangat tubuh jangkung
Melingkarkan lengan membuat mimpiku kian lelap
6. Menarik Ujung Pagi
Tarikan ujung pagi semoga cepat ia terbangun
Meninggalkan peraduan teramat usang ia ingin berasa di sana
Semua rayuan ku keluarkan untuk membuat pagi segera kembali
Menyiraminya dgn doa agar hariku menjadi luar biasa mirip dikala lampau
Menyiapkan angin paling menyejukkan
Mengatur matahari semoga mempunyai hangat yg pas
Pastikan kau memiliki hari terbaik
Terjaga senyum di wajah indahmu menjadi peran terpentingku
Menyembunyikan hujan di balik punggung untuk kau lihat cerah bumi pagi ini
Puisi Roman Picisan Problematika Cinta
Tidak ada kisah yg sempurna selalu dlm kebahagiaan, tanpa adanya problem. Kehidupan percintaan akan senantiasa hadir dgn problematika cinta yg silih berubah. Siapa yg bisa lewat akan menuai manis buah perjuangan. Beratnya problem yg harus di tuntaskan tergambar dlm puisi berikut:
1. Teramat Berat
Bila lah mana ada neraca yg amuh menahannya
Tak akan kuasa mengukur teramat berat rasa yg ada
Kian hari kian menjadi, bercampur tanpa bisa terurai lagi
Komplek,makin solid, lara & suka menjadi satu
Padu menjadi satu
Memberikan sebuah gumpalan besar mengganjal dlm dada
Memicu pekat, awan gelap menutup hati
Ini ialah sebuah konsekuensi dr mencintai
Harapan yg kejar mengejar dgn penolakan
Menghapuskan mimpi yg terus kembali digoreskan lagi
Aku
Diam, biarkan semua berlangsung perlahan
Tanpa titik temu yg padu
2. Menjadi Beda
Kusuma, mengundang sedikit cahaya yg pergi
Mekar, menenteng pelangi ikut dlm pesta
Sesat tanpa peta
Hilang & enggan kembali pulang
Harap, hilang, gue dapatkan cuilan segi hitam tanpa penghuni
Mengabarkan gue ingin semua tahu mengenai gue kini
Tersungkur, mencoba tersenyum dlm genggaman tanganmu
Masihkah letih ini menjadi fatwa memperoleh tawa
Kurasa semua telah menjadi berlawanan
Berada di bumi yg satu, dimensi yg berlainan
Beranjak meski tak berpindah
Melangkah tanpa pernah bisa pergi
Aku dlm derita yg sudah ku pilih
Tempat ku berasal teramat jauh terpisah
Baca Juga: Puisi Sedih
3. Berkhayal
Mungkin.. waktu yg malas menjadi kian tekun
Meninggalkan gue yg belum bisa untuk beranjak melaju
Mungkin.. bumi besar melesat begitu cepat memutar, tak mengajak gue di dalamnya
Sendiri, sesudah semua berakhir tanpa kisah yg ku harapkan
Nafasku ada membaui ihwal kamu
Siang malam terasa sama berbaring dlm ketidakmampuan
Tersentak mimpi buruk & kembali untuk terpejam
Aku bisa seperti ini hingga raga yg letih mengusir pergi
Hilang
Aku menatap sedih tubuh sarat sisa pelukan yg kau jadikan candu
Saat gue menagih itu semua kembali
Senyum datar menyuruh gue segera pergi
4. Keterlaluan
Satu hari semua ini cuma ada di album fotomu
Aku telah bebas dgn cepat berpindah memperoleh sumber senyuman gres
Asik menghabiskan setiap kesia-siaan waktu bersamamu menjadi penuh ceria
Cinta, membenci tanpa ada lagi sisa rasa
Dalam doa setengah merintih
Malam mencoba memperjelas arti semua mengambarkan
Kita maju makin sama,
Tergerus keheningan menghilangkan nyanyian
Lagu-lagu perihal gue & kau
Menghilang tanpa pernah lagi akan terdengar kembali
Pembalasan menjadi suatu bukti
Sebuah sesal setelah penghianatan merusak
5. Pemikiran Aku Dan Kamu
Esok hari, masih kah sudah mungkin untukku menjinjing pergi kau utuh
Maka ku bisikkan lagu selamat tidur pada terik agar ia lekas lelap
Memutar cepat dua kaki jam untuk menempuh lebih jauh lagi perjalanan waktu
Menembus banyak rintangan membangun atap berdua
Di sana kau & gue menjadi pengemudi dgn satu tujuan sama
Membelai esok hari
Mengecup jengkal pipi
Sudahkan gue boleh membawamu utuh?
Meninggalkan semua kesendirian
Puisi Roman Picisan Kasih Rindu
Puisi roman picisan tentang rindu ini sangat sesuai untuk anda berikan pada pacar, kawan dekat & sosok yg anda rindukan lainnya. Lantas apa saja pola-pola puisi roman picisan perihal rindu? Berikut ini beberapa misalnya
1. Rinduku
Ada besar kepala yg kian berburu rindu
ada gengsi yg mengecap pilu, semua itu alasannya kamu
Saat hujan mata ini sudah tak terbendung, mungkin ada sebuah angin yg menelantarkan rindu ke langit yg mendung.
Saat malam tiba ada lelah bercampur rindu yg berkumpul menjadi satu, yg menunggumu untuk berjumpa di selesai minggu.
Suatu malam rinduku pula selalu berputar-putar tak terarah, mencari sang pemilik rindu biar tak bertepuk sebelah tangan
Secangkir coklat panas ditemani oleh masa lalu, satu kombinasi klasik yg bertaburkan rindu
Saat puisiku terbungkus oleh rindu, kutitipkan rindu pada malam & pada ananda kutitipkan hatiku
Ketika rindu ini mengusik, akan kubiarkan alasannya adalah ini tanggung jawabku
Biarkanlah pagi ini mengejar senja, biarlah senja ini merangkul malam. Karena waktu tak akan sanggup menyapu rinduku
Begitu pula dgn jarak ini memeras sebuah rasa, untuk menguji cinta & tak akan kubiarkan binasa begitu saja
Aku mempunyai rindu yg begitu membara, ku tumbuhkan cinta dgn suka cita
Begitu indahnya, & kujadikan sejarah paling terindah untuk kita
2. LDR
Jangan kau jadikan jarak selaku alasan untuk mengutuk kesalahan kita, sebab sesungguhnya jarak ialah sebuah hal untuk memantaskan kita untuk patut dimiliki atau tidak.
Kepada sang rembulan itu mereka menggantungkan prospek & pula mimpinya, yg selanjutnya kita serahkan semua itu pada Yang Maha Mengetahui yg memastikan jalannya.
Sebuah jarak tak jadi problem, alasannya kita masih melihat langit yg sama!
Ada yg selalu menunggumu walau langit sudah berganti dr siang menjadi malam
Di dikala matahari terbenam berubah malam dgn percikan-percikan rindu yg mulai saling mengejar, gampang-mudahan kerinduan ini hingga pada yg dituju.
Ada saatnya jikalau rindu ini yaitu jutaan kata yg tak tahu siapa pemiliknya. Karena Tuhan membuat rindu supaya kita tahu begitu berharganya waktu disaat kita bertemu.
3. Sang Purnama Rinduku
Aku bukanlah seorang penyair yg baik
Aku cuma menuliskan apa yg gue rasa
Karena ananda ialah argumentasi dr terciptanya bait ini
Ketika ku bersamamu kau membuatku lupa
Namun kehilangan ananda itu sebuah sedih
Jika ananda ialah bagian dr tulang rusukku
Tuhan, Engkau menciptakanmu dr senyumNya
Puisi-puisi ini tercipta untukmu
Yang sangat mencintaimu
Yang tak pernah berhenti membahas semua perihal dirimu
Banyak cara untuk mengapai kebahagiaan
Namun kehilangan ananda bukan suatu keinginan
Tataplah purnama malam yg sama ini
Lalu pejamkan mata sejenak
Agar cahaya sang purnama memelukmu malam ini
Untuk pengganti disaat gue merindukanmu
Wahai sang purnama rinduku
4. Detak Rinduku
Terkadang rindu itu bikin capek
Namun kadang-kadang membuat pilu
Detak rinduku kini tak lagi wacana namamu
Mungkin terlalu lelah mendengar nama kau
Hingga suatu hari air mata ini kering karenamu
Karena menangisimu
Cukup hati ini remuk dibuatmu
Terkadang terluka itu niscaya ada
Namun bangun dr itu semua adalah jalan terbaikmu
Karena kalau kita bersama
Belum tentu kita kan bahagia, karena bahagiamu bukanlah aku
5. Rindu Yang Bikin Pilu
Tentang rasaku yg begitu sederhana ini
Yang ku ingin hanyalah tak berpisah lagi
Namun kenapa Tuhan ciptakan mendung sore ini
Yang menghiasi indahnya langit sore ini
Ketika hatiku sedang di uji
Oleh perasaan ini
Mengapa
Sinar mentari enggan timbul lagi
Mengapa
Semesta ini mencari daerah & celah untuk menghalanginya
Ada apa dgn wulandariku
Yang menyambut rinduku dgn sembilu
Membuat hati ini sakit, menjerit
Karena kau-sekalian membuatku termenung
Terpaku hingga tak berdaya
Puisi Roman Picisan Tentang Cinta
Dalam puisi roman picisan wacana cinta ini akan menyampaikan beberapa acuan puisi yg menceritakan seputar dunia asmara. Yang kadang kala jalan ceritanya bermacam-macam, contohnya rasa sayang seringkali pula rasa kecewa & masih banyak yang lain. Seperti puisi roman picisan dibawah ini :
`1. Cinta Itu Tak Pernah Salah
Jika cinta itu sungguh mencinta, ia pun tak pernah meminta
Jika cinta itu sungguh berharga, ia pun tak pernah memaksa
Bahagiamu ialah segalaku, senyumanmu merupakan harapanku
Walaupun bahagiamu & senyumanmu tanpa ada hadirnya diriku
Tuhan izinkanlah gue untuk berteriak, sebab kau memberikanku kesuksesan yg begitu mutlak
Kau ciptakan bulan purnama, & kuterima kemenanganku
Untuk gue persembahkan kepadamu
Aku menyadari semua ini bukan hebatku, tetapi ini semua yaitu pertolongan dr Tuhanku
Yang paling menyakitkan yaitu cinta tanpa restu
Keinginanku ialah untuk bareng namun tak boleh bersatu
Sesungguhnya hati tak pernah mati, tetapi ia cuma tak mau membuka pintunya untuk lain hati
Cinta itu tak pernah salah, tetapi cinta pula tak senantiasa indah
Cinta itu tak pernah menyiksa, cuma ia menguji rasa
Cinta itu saling mendapatkan satu sama lain hingga bisa bertumbuh bareng
Senyumanmu membuatku makin rindu & ingin cepat pulang ke pelukanmu
Aku ingin menjadi tempatmu berkeluh kesah bukan cuma sekedar singgah
2. Wulandariku
Taukah ananda hatiku selalu ramai akan kalimat kerinduanmu
Jangan kau biarkan gue bergulat dgn rindu,
Yang selalu rindu wacana dirimu
Asalkan kau tau, merindukanmu membuatku meluluhkan semua egoku
Ada yg tau dimana rindu? hari ini sabtu, & dalam waktu dekat kita berjumpa
Wahai wulandariku
Selamat malam & selamat tidur, gue masih di luar menanti kau bukakan pintu mimpimu
Agar rinduku & rindumu ini selalu saling mengobati
Wahai wulandariku
3. Cinta Membuatku Takut
Cinta ini senantiasa membuatku penakut
Aku takut terbang bebas ke angkasa
Jika nantinya terhempaskan oleh angin tanpa pamit
Aku takut
Jika nanti terbuang & tanpa adanya kenangan
Karena gue sadar, ananda terlalu tepat untuk ku dapatkan
Kamu terlalu mahir untuk gue cinta
Sedangkan gue cuma insan biasa
Dan gue sakit, alasannya adalah raga ini masih ku tangani
Yang bisa gue lakukan hanyalah bersyukur
Karena sesakit apapun itu akan kalah dgn sekeping perih dihati
Apa inikah yg dinamakan patah hati
Apalah daya ragaku ini
Yang kan kujalani semua ini dgn hati
4. Penghujung Senja
Di penghujung senja yg nyaris hilang
Kini tetap gue genggam rasaku
Walaupun tak punya kesimpulan ihwal rasamu
Dan gue hanya bisa menyesali rasaku
Berdoa & senantiasa mendoakan biar hadirnya rasamu
Terkadang gue mencicipi sakit
Namun rasa yg lebih menyakitkan
Adalah hilangnya hak untuk menyapamu
Adakah rindu yg melampaui rasa piluku
Yang membuat sesak hati ini
5. Kecewa
Ketika pipi ini kau tampar, saat itulah rasa ini menggelepar
Romansaku tiba-tiba merasakan murung, tatkala melihatmu pergi bareng dia
Aku tak tahu lagi mesti kemana cintaku ini berpijak, tatkala ananda pergi tanpa meninggalkan jejak
Aku adalah insan biasa & jauh dr kata tepat. Aku pun pernah berbuat dosa, tetapi gue tetap berupaya biar tak ada lagi kebohongan diantara kita
Namun kejujuranmu kini kamu-sekalian dusta, luluh lantak asaku bila ucapku tak lagi kamu-sekalian percaya
Rasa ini mengiris hatiku, menghujam jantungku, wahai sang pemikat jiwaku. Tak ku sangka begitu besarnya artimu hingga tak pernah kukira diammu merempas semua kebahagianku
Kamu ialah keindahan di hidupku, mataku selalu tertuju padamu
Menghindarimu sungguh bukan keinginanku
Namun raga ini gue paksa untuk setuju walaupun perasaanku menagis pilu
Hingga kini gue pula tak tau, gue cuma mengkhawatirkanmu. Karena air matamu selalu gue saksikan tatkala gue hadir
Namun gue putuskan menyingkir, agar senyummu kembali terukir
Kisah mengenai kisah roman yg begitu besar lengan berkuasa mempengaruhi hati. Kisah cinta selalu menjadi serpihan yg istimewa dlm kehidupan insan. Puisi roman picisan yaitu cara untuk mengabadikan hati yg mengembang alasannya adalah rasa senang.
Itulah tadi puisi roman picisan dlm kehidupan semua manusia. Cinta yaitu hak yg dimiliki oleh siapa pun. Memutuskan jatuh cinta berarti pula sudah mengambil keputusan untuk menangis & tertawa risikonya.
Puisi ini memberikan ruang untuk mengerti bahwa hati memiliki banyak rongga untuk kawasan banyak rasa ketika jatuh cinta.