45+ Puisi Roman Picisan Ihwal Cinta & Rindu Romantis – Duka Oi

Puisi Roman Picisan – kehidupan anak muda tak akan pernah lepas dr kisah roman mereka. Begitu kuat gambaran kisah asmara yg menjadi secara umum dikuasai dlm kehidupannya membuat roman picisan menjadi cerita favorit.

Roman menjadi kehidupan terbaik yg manusia miliki. Meskipun demikian akan ada banyak rasa yg mesti di tanggung untuk menikmati cinta. Seperti pisau yg sering kali bisa mengiris, cinta pula bisa bikin luka.

Tapi hanya dgn cinta bunga dlm hati bermekaran indah. Berikut puisi roman picisan yg menggambarkan kehidupan cinta:

Tidak hanya itu keberadaan puisi roman picisan menjadi begitu menggelitik. Berikut yakni pola dr puisi roman picisan yg sangat sesuai dgn jiwa muda:

 


Puisi Roman Picisan Mengenai Kencan

Puisi Roman Picisan Mengenai Kencan

Kisah asmara tak akan pernah lepas dr akad untuk berjumpa berdua. Memiliki sebuah kencan tepat untuk lebih bisa mengetahui antara berdua. Berikut ini yakni pola puisi roman picisan mengenai kencan:

 


1. Gincu Merah Menyala

Rona kemarahan dr bibir yg sangat mencolok

Membuat cantikmu makin menonjol meskipun kau cuma satu di hatiku

Terbesit tanya kenapa kau terus berganti setiap hari

Memamerkan setiap pesona yg membuat gue semakin menjadi lemah

Berada didekatmu adalah satu-satunya alasan gue kembali berdiri

Ketikan malam yg tak terpejam & kokok ayam tiba teramat cepat

Kekuatan paling besar untuk tak datang terlambat

Cinema tiga berbaju merah

Entah tanda kencan apa yg begitu ajaib

Aku ingin bersamamu dr depan pintu

Cinema tiga bergincu merah

Setiap pesonanya berawal dr ruang gelap ini

Hari ke enam pada hitungan minggu

 


2. Kupu-kupu Berdosa

Suhu tubuh drastis meningkat

Saat jarak kita tiba-tiba begitu bersahabat

Hempasan nafasmu teramat merdu, pada bawah pohon yg menjadi pusat perputaran

Jalan setapak muat untuk berdua

Kita berjanji untuk berkeringat bareng melaju cepat melawan rasa malas

Kupu-kupu berdosa

Memaksa gue hanya selebar ini bersamamu

Dengan dua jari yg menempel di hidungku dgn hidungmu

Teramat dosa untuk gue bertahan lebih lama

Kupu-kupu berdosa dgn gue yg memiliki lebih banyak koleksi kejahatan

Terimakasih

Pertama kali momen ini kami dapatkan

Terimakasih perlahan kau & gue mundur menuju ke space yg aman

 


3. Lilin Di Meja Itu

Sinaran itu kecil pada awalnya

Berpendar indah, menunjukkan semua yg iya miliki

Berusaha memancing sejuta mata

Hingga lupa diri & mati

Bagi mereka yg mengartikan segala sesuatu dgn hiperbola

Semua akan terlihat terlalu & dibentuk agar membekas seperti itu

Ah tidak

Lilin di meja itu

Perantara gue menuju matamu

Seolah tabir tipis untuk kesekian kalinya senyum itu memberikan mawar yg bermekaran

Merajut kedekatan hingga terasa erat

Selesai bibir terkunci, padam pula nyala api

Selesai sudah

Mari ku antar kau pergi

Baca Juga: Puisi Anak


4. Memburu Kasih

Samar gue mengikuti sisa aroma yg kau lewati

Menyusuri jalan yg sama setelah bertahun berlalu

Banyak yg masih gue identifikasi meski semua tak sama lagi

Tentunya bayanganmu yg tak berbeda dr dahulu

Kejar mengejar

Rayu merayu

Putaran film pendek kita menjadi sobat di setiap sudutnya

Tikungan kita bersembunyi

Dan menghadap langit untuk mengucapkan komitmen

Kala itu

Saat semua memaksa untuk terhenti

Aku berjanji untuk kembali lagi

Sedikit penghianatan telah gue maafkan

Kau milikku

Peluk gue kembali dlm perjumpaan sehabis usang kita menyudahi

 


5. Aku Menunggu

Pertanda itu tak kunjung tiba

Mengintip melalui celah, menegaskan sekali lagi

Membuat diriku tampakdlm penampilan terbaik

Aku masih di sini menanti satu hati mengetuk pintu

Namun liar angan sudah melonjak pergi terlalu jauh

Dalam cemas gue mencoba tampaktenang

Akan kah ini menjadi kencan tunggal kembali

Hatiku hatimu bertautan

Ku kira gue tak perlu tidak yakin

Saat waktu terus membuatmu berhalangan

Mungkinkah hari ini akan ku petik kecewa

Sorot lampu memantul genangan air sisa hujan

Masuk menerobos jendela yg ku buka dr pagi hari

Dia turun

Aku berjingkat girang

 


Puisi Roman Picisan Tentang Rindu

Puisi Roman Picisan Tentang Rindu

Kehidupan cinta mempunyai satu sobat setia yg mengikuti sepasang kekasih di dlm hari-hari mereka. sahabat tersebut yaitu rasa rindu, kerinduan menjadi sebuah rasa yg wajib dlm kehidupan penuh percintaan. Seberat apa rindu itu? Seperti yg tersirat pada puisi roman picisan di bawah ini:

 


1. Setengah Abad

Bila lah mana gue harus kembali menunggu

Untuk satu hari atau setengah kala lagi

Bahwa itu tak ada beda meski mengenai waktu

Itu akan sama dgn sakit yg serupa

Tentang nafas yg seperti tak menghidupi

Bagai seribu lampu yg tetap bikin gelap malam-malamku

Bila lah mana gue harus menahan rindu

Kepada kasih lama tak bertemu

Mungkin kawanan belibis lebih bahagia dr insan

Mereka selalu bareng kemana-mana

Atau, pada kumbang yg melebur

Aku sirna alasannya adalah wanginya

Kepada bukit saksi purnama, melebur lah bareng rasa ingin berjumpa ku

Membawa serta iya yg berada di balik badan tinggimu

 


2. Membelah Bumi

Langit doaku menjulang tinggi

Ucapan yg menyebutkan namamu selalu ikut menyertai jalannya

Menembus awan-awan yg menutup cahaya langit pagi hari

Ku bawa namamu terus babat meninggi

Menjuntai menitipkan kehilanganku untuk kepergianmu

Berkelok, berkeliling, mengudara

Membelah bumi pemisah

Tidak peduli berapa ratus kata selamat tinggal

Aku akan selalu membalas dgn ucapan cepat pulang

Untuk nantinya gue akan lebih percaya

Bahwa pengaduanku pada-Nya akan lebih ampuh dr banyaknya pesan cinta

Membelah bumi merangkul kau kembali

Melakukan perjalanan panjang hingga langit tertinggi

Mengabarkan pada alam raya

Aku milikmu

Dan selamanya akan terus mirip itu

 


3. Menjadi Linglung

Mataku menatap nanar pada sekeliling

Ruang-ruang kosong yg saat itu juga menjadi hampa

Kepada kembang-kembang mekar kehilangan warna

Dan hujan yg tak lagi mampu untuk membasahkan

Selamanya gue berusaha mengucap satu nama

Indah paras & sudah ku kenal usang

Di jari itu melingkar sebuah cincin bermata satu, gue mengenang gue yg memberikan di hari paling berbahagia di hidup ku hidupmu

Aku selalu ingin terus mengucap satu nama

Bukan, bukan nama itu

Aku mengenang potongan banyak peristiwa

Tapi tak dgn nama itu

Rindu..

Aku ingat semuanya kecuali namanya

 


4. Teropong Hati

Terbekalai dgn teropong hati

Membuat bayangmu yg jauh seolah di depan pelupuk mata

Membuat gue yg sendiri merasa sedang berdua

Terbekali teropong hati

Mimpi indah menjadi pelebur lara yg semakin menyiksa

Aku dlm peluk rindu bayangan yg semu

Tercekik oleh rasa yg tak ku undang datang

Berlari seorang diri untuk menemuimu dlm tidurku

Bersujud & meminta belas kasih

Teropong hati

Membuat gue menyaksikan kau lebih dekar

Teropong hati sampaikan rinduku yg tak kuat ku bawa sendiri

 


5. Kejora Impian

Hampir kehilangan pikiran sehat

Aku memohon pada bintang yg tergelincir dr langit

Dosa… bisikku

Sampai wajahmu menjadi merah menyala

Berkobar dlm kemarahan

Bersembunyi dlm rasa bersalah gue berusaha berpaling

Pada kawasan asing semua terlihat bercahaya meredup

Kerlap kerlip lampu bagaikan kunang-kunang menuntun

Melewati sebuah lorong yg semakin menjadi terang

Terikuti bayangan kemarahan gue akan mencoba pergi

Membisikkan doa pada kejora gue tau kau akan murka

Pesan sampaikan rinduku bukan amarahmu

Lalai kejora mengabulkan permintaan

Seperti ia di pakai untuk melempar pencuri dengar

Aku terperanjat jatuh dr dipan ku

 


6. Tertipu

Seperti tertipu gue harus merelakan kau mengambil lebih dr ku

Mengeruk semua yg gue punya dgn tetap gue berlutut

Tidak sedikitpun curiga, ah.. kurasa gue salah menerka

Bahwa dingin & panas tak terikat kolaborasi

Bohong

Kau mengambil lebih dr ku

Dari jumlah yg telah gue ulurkan

Dari nominal yg kau usikan

Setelah hatiku yg kau bawa pergi

Kini apa lagi?

Kurus tenggorak menonjol seperti menyampaikan saksi

Kau dusta dgn apa yg kau setujui

Kau dusta

Bersembunyi di balik beling untuk terus tertawa

Melihat gue yg terus membuka persimpanan terakhir

Menyuguhkan satu-satunya sisa yg gue miliki

Berakhir kini sudah

Tertelan rindu gue tak akan bisa menjamah udara lagi

 


Puisi Roman Picisan Hubungan Jarak Jauh

Puisi Roman Picisan Hubungan Jarak Jauh

Setelah rindu yg menyesakkan, ada pula ujian bagi mereka yg sudah berpasangan. Yaitu di dikala jarak harus memisahkan dlm waktu yg tak sebentar. Hubungan jarak jauh menjadi hal mengerikan. Kegelisahan & cemas, berikut puisi roman picisan yg menceritakan lengkap rasa LDR:

  Puisi Jomblo Keren Dalam Menghadapi Kehidupan

 


1. Tabahkan Hati Yang Kalut

Impian itu tak mempunyai celah untuk menyeberang pada realita

Tetap tersadar sebagai mimpi entah sampai waktu yg tak lagi pasti

Bila harus aku  tersadar

Mungkin gue tak akan pernah bisa bertahan

Hanya ini daerah pijakan terakhirku sesudah bumi melebar

Menjadikan perpisahan seperti bencana alam

Memahami setiap detik dlm syukur yg terpaksa

Pertemuan menjadi harap terakhir

Mimpi yg agung

Dan harapan tak berbantahkan

 


2. Menabung Rindu

Mari sama-sama kita kumpulkan

Percik tangis yg menyuburkan tunas-tunas cinta

Melambai seiring akar menguat

Sama-sama membisu untuk saling mendoakan

Pisah kita terpisah

Langkah tak lagi bersebelahan

Tempat tidur ini terlalu lebar untuk ku tempati sendiri

Membenamkan dlm malam sunyi dgn pengharapan bara api

Hangatkan hati beku

Dalam kaya

Tabungan rindu

 


3. Tertumpahnya Tangisan

Kepada siapa lagi, rintik hujan akan gue tumpahkan

Selain pada kesendirian yg kian kejam menghujam

Melayangkan tatapan tajam pada hati yg melemah

Teramat pedih menanti komitmen yg bertempo waktu

Aku memiliki sekeping keberuntungan untuk bertahan

Bila boleh akan ku tukar dgn konferensi kita

Meski hilang lenyap hidup tak kembali

Keberuntunganku yakni memandang dua matamu

Memiliki jutaan kekuatan bertahan seribu tahun lagi

Aku kuat melawan waktu yg berhianat

Tapi jangan biarkan gue terlalu usang berkutat

Untuk menahan rindu

 


4. Bergantung

Terlampau usang, hingga tak terhitung berapa kali matahari timbul tenggelam

Meneduhkan & mendidihkan lautan

Memberikan prospek serta mengecewakan

Tanda pergi & pula penunjukwaktu untuk kembali

Mata yg tertutup hanyallah tabir

Pengaktifan indra lain tanpa perlu meminta ijin

Aromamu bisa ku raba dr kejauhan

Suaramu mampu gue artikan bahwa kau menginginkan gue kembali

Saat mereka berkata jauh itu racun

Maka gue menawarkanya dgn rasa percaya

Saat jarak yakni gulma, mengganggu, menggerogoti

Maka akan ku tuntaskan ia dgn doa

 


5. Mabuk

Dalam ketidakberdayaan

Aku bernafas penuh pengap, terdengar langkah kaki yg makin jauh

Kendaraan hilir mudik, meninggalkan sisa rindu kian menumpuk

Tidak sedikit waktu pun gue beranjak

Aku takut istana dlm hayalanku menjadi rubuh alasannya gerakku yg tak lagi seimbang

Berusaha menahan pening, ini lebih ringan dr beban hari seakan tak sanggup ku pikul sendiri

Ingin ku bagi dua bersamamu

Namun, ini dilema waktu

Perbedaan zona

Berbedaan gelap & terangnya

Tidak sesederhana menuju terminal & terminal ke dua

Tidak semudah sekali terbang & gue mendekapmu

Untuk toga yg akan ku jadikan oleh-oleh

Mabuk gue menahan rindu yg siap menimbunku

 


Puisi Roman Picisan Kehidupan Masa Sekolah Menengan Atas

Puisi Roman Picisan Kehidupan Masa SMA

Satu lagi yg menjadi begitu berguna bagi penikmat cinta. Yaitu tatkala pakaian mereka masih menandakan masa remaja. Masa SMA digadang-gadang sebagai masa yg paling indah. Namun benarkah? Simak puisi roman picisan kehidupan masa Sekolah Menengan Atas berikut ;

 


1. Absensi

Bila pun ini tak menjadi kewajiban, gue tak akan pernah tiba lagi

Tidak akan datang ke sekolah yg sama mirip di logo yg tertera di baju yg terpakai

Kenapa tak pernah dahulu gue melompat saja saat hari penerimaan itu

Menyeberangi, sedikit berbelok & berjalan 20 kali langkah kaki

Aku ingin masuk ke sana, duduk patuh dr pagi sampai pagi lagi

Ini cuma wacana absensi

Patuh gue menyimak di sini, lamunanku tak bergerak di sana

Bersama dgn angin yg meniupkan doa

Bersama rerumputan berbisik rindu

Ini hanya perihal ketidakhadiran

Pertemuan-pertemuan tak semanis yg gue telah prediksikan

Kecerdasanku berkhayal menjadi tumpul karena ucapan tanpa henti yg ia hujani

Iya,iya gue patuh duduk di sini

Berharap waktu berlangsung cepat & mengusaikan gue di sini

Setelah lonceng itu memberikan tanda

Satu kedipan mata gue sudah ada di sana

 


2. Pojok Sepi

Bumi adil membagi banyak ruang yg ia miliki

Titik kumpul yg ramai, kau pun boleh ke sana bila kau mau

Tertawa bersama sahabat-sahabatmu & berharap semua beban akan menjadi kerdil sesudah kau kembali pergi

Musik yg mengalun meski tak satupun telinga memberikan ruangnya

Tapi gue tak akan kau temui di titik itu

Pojok sepi untuk kami, dlm ruang penuh kenangan panjang

Tempat orang-orang pecundang seperti gue mempunyai kekuasaan

Saling merangkul dlm satu kali pandang

Melepaskan & memberikannya lagi & terus

Dalam pojok sepi

Ketika barisan-barisan rapi pada lembaran-lembaran berdebu tak memberiku sedikitpun arti

Aku sedang melepas rindu

Lewat tatapan mata, tanpa suara

Seperti mengucapkan selamat menghalau penat

Dan gue tak akan pergi

Pencuri, di balik rak buku gue tak mengambil ilmu dr dlm rak buku

Aku memilikimu utuh di balik rak buku

Memandang dr jauh & gue mencintaimu

Ucapan tertelan, selamanya jauh tak akan terjangkau untuk menjajal mencarinya kembali

 


3. Hukuman Tiang Bendera

Aku suka hari dimana

Sampai jam pulang anti tak boleh beranjak dr bawah tiang bendera

Berhadapan & saling menantang dgn gugusan kelas yg salah salah satunya sebaiknya gue tempati,

Berisik dr ekspresi-lisan tak terdidik bagaikan alunan musik mengiringi dua sejoli

Terik yg tak memberi ampun membuat cucuran keringat mengalir deras

Membasahi setiap jengkal, berkelok & menjalar membasahi putih yg gue kenakan

Tidak kenapa dgn matahari yg tak sedikitpun merasa kasihan

Bahkan gue tak sedikitpun mencicipi itu

Panas, hanya jalan titian menuju ke keindahan yg gue tunggu

Keringat, yaitu cara untuk mengendus wewangian yg tak akan dijumpai di mana pun

Matahari, sebatas pagar perlindungan bagi bintang yg bahu-membahu gue tuju

Liar, pandanganku bergerak ke sana ke sini

Membuat langkah kaki waktu menjadi semain terpacu

Sebuah lesung di pipi yg lembut

Senyum malu menemui ke dua bola mataku

Aku belum mati namun jiwaku telah pergi ke palukan bidadari

Kepada tiang bendera, gue berkawan dengannya

 


4. Menyatukan Tali Sepatu

Suatu hari di permulaan ahad, dgn seragam putih abu-bubuk

Sekolah memang ramai,tapi cuma ada satu orang yg menguasai bola mataku dgn persepsi luas

Mahkotanya hanya gue yg bisa mendapatinya di atas kepala

Angin semilir meniupkan rambut yg terikat bergoyang-goyang

Ah.. ia terlalu sibuk untuk menuliskan rumus-rumus yg tak gue mengetahui

Kelas menjadi sepi, persepsi mengarah ke satu titik meski asumsi kami mengembara hingga jauh

Hari ini kelas  menjadi menakutkan dgn kedatangan pemuka galak citranya

Aku tertunduk, malas menyaksikan kemana pun

Satu cahaya itu terlalu sibuk untuk memandang ke arahku ketika ini

Namun, tak 15 menit lagi

Bila tangan kita tak lagi saling menggandeng, mungkin gue bisa mencari cara lain

Menyatukan ke dua tali-temali

Mengikatnya erat

Membuat simpul-simpul mati, terus tertunduk dgn lincah jari-jari

Aku mendapatkannya menjadi dekat, sebentar lagi saling menyentuh

Cukuplah kaki yg saling bersentuhan

Sesuai dgn rumus yg diajarkan

Lirikkan itu merajuk, gue menang untuk kesekian kali

 


5. Hemat, Katanya

Selain bergandengan tangan di lorong-lorong sepi

Apa lagi?

Kisah cintamu tak sesempurna itu?

Tidak lebih membahagiakan tatkala lonceng berbunyi tiga kali

Atau, ketika hujan dlm perjalanan pulang

Tidak ada yg lebih indah dari, tangan yg erat menggengam

Apakah cinta bikin lambungmu menjadi separuh terisi?

Kenyang untuk satu piring nasi berdua hingga pulang nanti

Ah.. ekonomis, katanya

Bahkan bilah hanya udara yg harus ku telan sehari penuh

Itu tak lah mengapa

Memang kita kenyang makan cinta

Bernafas dgn cinta

Dan hidup untuk ia

Kau bilang akal akan terkikis habis jikalau separuh nafas sudah kau jumpai

Hmm. Itu benar adanya, gue sudah cukup mendapatkan seluruh bumi dgn berada di sampingnya

Satu piring untuk berdua, ekonomis katanya

 


Puisi Roman Picisan Tentang Cemburu

Sedekah Sore Hari

Kisah cinta, kehidupan asmara niscaya akan senantiasa terikat oleh rasa ingin saling memiliki & selalu bersama. Namun pada suatu ketika akan ada rasa takut kehilangan berbentukkecemburuan. Semua itu akan tertuang dlm contoh puisi roman picisan ihwal cemburu berikut:

 


1. Terbakar

Bila kau tanya mengapa? Semua tak akan menuntaskan bencana alam

Tak berupa kini ia terlantar dlm keterasingan & menyepi

Terbesit sesal untuk mengorbankan letih sekian usang

Tangisan menuntun untuk pasrah, rela & bersiap untuk lupa

Bila lah mengapa? Semua yg kau berikan tak akan tampakoleh ia

Yang kau cinta tak buta

Sinar lain lebih terang membuatmu tak nampak di matanya

Bila lah mana tak perlu kau risaukan

Pergiku mungkin tak akan pernah kau sadari

Sadarmu sudah terbius, ceroboh tanpa pernah menoleh kembali

Untuk semua yg pernah terjadi

Kau menganggapmu selaku mimpi

Pilihanmu mungkin untuk tak akan bangun lagi

 


2. Halilintar Menyambar

Ketidaksukaanku pada kejutan harusnya kau tahu

Berulang, kalimat itu diperjelas

Pun bagi yg mengasyikkan, apalagi menyedihkan

Bak halilintar menyambar, serakah, ganas

Menggagetkan jiwa lemah dlm usaha mempertahankan sebuah puing

Tentang ikrar yg berangsur memudar

Tentang kesepakatan yg kemudian dikhianati

Mengenai jari yg tak hanya terikat denganku

Bagiku semua ini masih tentangmu, bagiku

Tidak pun demikian, kau

Berlalu seperti malam yg berjanji kembali

Laksana bintang dgn lantang berupaya untuk kembali terang

Pun, tak begitu denganmu

 


3. Sedekah Sore Hari

Sulit

Mengimbangi betapa kau berwatak sumbangan, memberi bagimu ialah detak jantung

Melangkah untuk menyebarkan, hidup pada kebaikan

Sulit

Melupakan setiap budi penuntut balas meski ia bengong

Merangkul dendam supaya menyatu bareng impian

Sulit

Sedekahmu sore ini

Seperti kau sengajakan disaksikan merah memudar di kejauhan

Alam  raya yg tenang menjadi latar terbaik pemberian, bukan untukku

Separuh potongan hari bukan  pemberian menyenangkan, untukku

Sulit

Kepada ia telah memiliki potongan seperti yg gue miliki

Baca Juga: Puisi Lama


4. Langkah Menyimpang

Dunia tak hanya satu jalanan lebar & terbuka

  Pelajaran Sastra : Puisi Perihal Belum Dewasa Karya Kahlil Gibran Dan Chairil Anwar

Lurus tanpa kelokan & simpangan

Mudah tanpa cobaan & tangisan

Langkah menjadi gampang goyah, dlm panas bikin semangat menguap hilang

Aku adalah peri dgn sayap kau potong paksa tatkala gue mampu terbang tinggi

Satu buah peristiwa langkah menyimpang bercabang dua

Aku

Tidak akan pernah bisa terbang tanpa sayap kau bawa serta

Mencoba belajar berlangsung mirip insan

Aku tak berpindah

Menatap langkah kaki bercabang dgn gue yg masih kau genggam

Perih semakin waktu makin mengejar-ngejar

Bahwa gue mungkin akan hancur ketika langkah yg kau bawa semakin manjauh

Terbelah, gue di jalan pilihan kita

Dan kau yg menarik gue dlm persimpangan melalaikan segalanya

 


5. Yang Lebih Merdu

Coret langit berkapas cerah

Tipis seperti gampang terbang tertiup semilir mengalun

Nyanyian menjadi lebih merdu

Untuk ku ulang membentuk sayatan hati lebih dalam

Kembali terulang bagai sesak menindih dada

Adalah nyanyian lebih merdu

Dari kicau burung meriah, dr rintik hujan berirama

Deru kapal pelayaran berdua

Nyanyian dgn kata ia di dalamnya

Seperti berada dlm kobaran api

Dalam sekat-sekat menjulang tinggi

Kokoh mengurung, kejam tanpa ampun

Dalam jeruji penjara cincin untuk mengikatku dlm penjara

Ku dengar nyanyian lebih merdu dr kata cinta kepadaku

 


6. Akan Makara Gersang?

Hijau teduh, menyampaikan kedamaian yg utuh

Tidak ingin pergi, pelataran surgaku ada di sini

Menyuguhkan bunga beraneka warna

Dengan buah yg tak pernah  menua

Subur, rapi tak ada celah kritik

Kita bekerja begitu sempurna hingga penyusup itu masuk

Tidak akan lagi sama indahnya

Akankah menjadi gersang besok?

Pada hari di mana semestinya panen raya bersambut

Membuat layu, jauh hingga ke dlm hatiku

Pintu yg sedikit terbuka ku dapati pagi ini penuh sesal

Sekam telah menjadi debu

 


7. Tidak Lagi Sama

Lembaran kertas yg tak lagi cuma berwarna merah muda

Tertoreh mimpi dlm khianat, ah mungkinkah

Berharap gue salah sampai kini akulah yg salah

Keliru mencari sudut tatap

Salah memastikan arah pandang

Terkesima bukan satu-satunya alasan menorehkan senyum harap

Kepada bunga kau tanam dlm kertas merah muda

Cerita berlainan menjadi dilema

Aku akan kah masih gue yg dahulu

Terhuyun menjajal tetap tegar berdiri

Bagi kerlingan ampunan

Sentuhan keputusaan

Suara mengiba, sejurus hati menjadi keras

Yang nampak telah berlainan

 


Puisi Roman Picisan Kangen

Puisi Roman Picisan Kangen

Perasaan ingin selalu berdampingan memang suatu dikala mesti kalah dgn tuntutan. Berpisah dlm artian dijauhkan oleh jarak membuat waktu dipenuhi oleh rindu. Menulis puisi roman picisan kangen mampu sedikit menghibur di momen itu. Berikut contohnya:

 


1. Satu Menit Yang Lama

Rindu, kata yg berlawanan dgn pemberontakan pada menunggu

Meminta segera tertumpah pada mimpi yg kini terasa tak ringan lagi

Derita yg sama, terulang setiap detik mengusik membawa sakit

Aku tak mau meski satu menit menanti lagi

Tidak lagi gue mampu bersabar pada waktu seolah menantangku

Rindu, meski kamu-sekalian bisu, gerak sukma menyatakan keras tanpa bantahan

Memupuk siksa kian meninggi

Menjemput harapan menuju sorot mata tajam

Saling menyambut, beradu balas jangan hingga lepas

 


2. Hitungan Tanpa Rumus

Adakah salah perkiraan yg gue pelajari selama ini

Menekuni angka-angka & penanda yaitu kekeliruan?

Mengapa tak pernah gue peroleh hasil yg sesuai

Dengan ilmu yg selama ini gue kumpulkan dgn sarat kepatuhan

Bila satu hari 24 jam kami mempunyai semua

Tanpa satu hariku lebih lama dr itu

Ada sakit yg memaksa untuk lari mendekat

Sebuah usaha dgn paksaan mesti dientaskan

Membenci semua yg nampak

Memperburuk semua yg indah

Bagiku tepat yakni dgn bersamamu

Tanpa celah membuat rumusan itu menjadi sama seperti sedia kala

Membuat yg gelap menjadi terang

Bahagia tanpa tapi & tetapi

 


3. Rona Senja

Guratan rona senja merah lembut

Melukiskan pada langit luas meski cuma di sebagian sisinya saja

Memancarkan sendu semakin membuat gue layu

Sinar menghilang dgn pekat yg makin mendekat

Persimpangan ialah opsi, jarak jauh pun tak lagi menjadi beban

Terlepas semua yakni sungkan

Aku menjauh meninggalkan tatapan indah mengalahkan rona senja

Agenda langkah berat & hati tertahan

Tertambat di bawah angkasa sumpah kembali terucap

Semakin usang siksa seperti ingin memuat gue jera

Jauh darimu tak akan pernah indah mirip yg gue bayangkan sebelumnya

Mendekat gue berupaya akrab kembali

Mencari cuma mengikuti jejak samar sarat tipuan diri

Aku merindukanmu

Maka mari sama-sama melangkah maju

Semakin erat

Menjadi semakin rapat

 


4. Jalan Patriot

Sebuah kenangan menyapu seluruh ruas jalan

Membuat gue berlangsung seperti bersama masa lalu

Kendaraan hilang, menjadikannya sunyi kembali tanpa bising mengusik

Hilang lenyap sendiri tertelan oleh tahun-tahun itu

Ketika purnama 3 malam lagi bulat tepat

Terlihat gue & gue berjalan pelan dgn asik asumsi mengejar-ngejar senang

Tanpa menjadi kesepian

Aku lebih senang berjalan dlm sunyi

Tanpa dialog atau lawakan, ya… cuma diam

Sesekali tangan menjadi komunikasi paling meyakinkan

Sejenak untuk kemudian sama-sama tenggelam

Masa itu tatkala tak lagi hidup bersanding dgn banyak basa-busuk

Kala itu semua akan menjadi sama adanya tanpa rekayasa

Bahwa rinduku kasatmata

Bahwa cintaku masih tetap sama

Jalan ini menjaga untuk langkah kaki bisu

Untuk mimpi menuju hal itu

 


5. Kenapa, Harus Ada

Kau yaitu penyusup ahli, halus, tanpa jejak yg bisa diartikan langkahnya

Menjalar dgn cepat dr dlm nadi, menyebar & lolos untuk kemudian berpendar

Menyisakan satu buah tanya, kenapa harus ada?

Pernah singgah & kini enggan untuk beranjak

Memenuhi otak & faktual dlm pelupuk mata

Yang tak pernah mau menghilang mirip ia yg belum tiba

Siksa membuat kesan bahwa gue sesungguhnya tak merasa benci

Semakin terikat makin ingin untuk akrab

Semakin jauh,

Kuat tarikan berkali lipat menyeret untuk kembali

 


6. Bermusuhan

Tidak akan lagi gue akan pernah berdamai

Kepada masa yg biar habis tidak berguna

Kepada keras semesta berusaha bikin jeda

Aku bagaikan kumbang lapar yg mencium sari bunga sesaat mekar

Mari kita umumkan saja permusuhan ini

Dan gue tak akan pernah mau berdamai lagi

Kepada semua yg bersekongkol

Tidak gentar akan ku ambil arah memutar bila pintu itu kau tutup rapat-rapat

Aku menjadi berselisih pada semesta

Memberikan jarak supaya kau lama di sana

 


Puisi Roman Picisan Ungkapan Rasa Kasih Sayang

Puisi Roman Picisan Ungkapan Rasa Kasih Sayang

Ekspresi mengungkapkan perasaan sayang akan berlawanan antara satu & lain orang. Meskipun tujuannya sama-sama ingin memberitahu perasaannya pada pasangan.  Salah satu hal romantis dr pengungkapan kasih sayang yaitu dgn membuat puisi, mirip berikut:

 


1. Kembang

Memetik yg terindah dlm pagi berkabut

Membuat ia niscaya belum mendapat kecupan dr satupun kumbang alasannya adalah malas untuk membelah cuek

Aku menimbulkan kau pertama yg akan mencium wanginya

Memilihkan semua warna dgn degradasi serupa

Membentuk harmonis dlm satu genggam cinta yg akan gue persembahkan

Sedikit sentuhan membuat ia tampaksemakin indah untuk menghangatkan harimu

Memunculkan senyum rekah melampaui bunga yg gue bawa

Kembang

Aku tau kau menyukainya

Terimalah dgn kurang tidur untuk mendapatkan yg terbaik

Terimalah untuk sekuntum kasih yg gue selipkan di dalamnya

 


2. Ternak Yang Pergi

Tanpa mampu untuk menahan ia meluncur begitu sigap

Menjamah setiap lekuk membentang untuk sampai di daerah senang

Pelan, tak mampu lagi menjadi lamban

Ini sudah tak mampu lagi ku buat menjadi tampakanggun

Kepada hari ini gue persembahkan se isi bumi

Biarlah kau menentukan gue mempersilahkan pasrah semuanya

Teruntukmu

Aku seperti ternak yg berhasil pergi

Berlari tanpa ingin berhenti lagi

Mencapai kawasan terjauh masuk dlm relung hati

Dalam terjatuh & menjadi lumpuh

Di dlm sana

Aku sudah mengetuk dgn seluruh isi bumi semoga ia terbuka

 


3. Buah Masam

Aku pastikan hanya manis yg kau-sekalian kecap

Tidak membolehkan asam bikin kecut wajah lucumu

Mencicipi semua hidangan untuk menegaskan semua kondusif

Menghamparkan karpet lebar untuk kaki jenjangmu melangkah

Menyalakan lampu, sorot wajahmu makin tepat cemerlang

Aku ialah baju beli penghalang peluru untuk merobek kecil pori kulit indahmu

Tidak akan kau dapati buah yg masam hingga gue tertidur & tak bangun kembali

Telah ku suap setiap pohon untuk cuma memberimu yg paling tepat

Aku,

Untukmu buah yg masam tak lagi ku ijinkan mendekat mu

 


4. Aku Dulu

Semakin lelap gue kian ingin tersadar

Melihat mu dlm kondisi baik saja

Tanpa ada nyamuk mendekat

Dingin yg membuat kulitmu merinding

Aku dulu

Muda dgn kesanggupan menempuh jarak yg jauh sekejap waktu

Berjanji mengendongmu ke semua tempat indah

Untuk mengukir tawa

Membuat kau jatuh cinta

Aku

Dahulu samalah dgn kini di hadapanmu

Terbaik adalah akad yg gue pelihara hingga nanti

 


5. Mimpi Jalan-Jalan

Erat dlm genggaman punggungmu ialah kawasan paling indah

Menghipnotis gue dlm laju yg kian bikin gue tidak mau pergi

Ditonton bintang dr langit malam kota sejuta Kenangan

Wangi anggrek sesaat bikin mata terbuka untuk terpejam kembali dgn cepat

Sorot lampu berusaha membangunkan

Aku terlalu tenteram untuk mengangkat wajahku dr balik tubuhmu

Menjadi satu-satunya yg mempunyai keberuntungan tanpa musuh

Sejuta tahun lagi akan bisa menetap

Membelah malam dlm mimpi  di balik hangat tubuh jangkung

Melingkarkan lengan membuat mimpiku kian lelap

 


6. Menarik Ujung Pagi

Tarikan ujung pagi semoga cepat ia terbangun

Meninggalkan peraduan teramat usang ia ingin berasa di sana

Semua rayuan ku keluarkan untuk membuat pagi segera kembali

Menyiraminya dgn doa agar hariku menjadi luar biasa mirip  dikala lampau

Menyiapkan angin paling menyejukkan

Mengatur matahari semoga mempunyai hangat yg pas

Pastikan kau memiliki hari terbaik

Terjaga senyum di wajah indahmu menjadi peran terpentingku

  Puisi Motivasi “Malamku Yang Sunyi” Agar Gak Gundah

Menyembunyikan hujan di balik punggung untuk kau lihat cerah bumi pagi ini

 


Puisi Roman Picisan Problematika Cinta

Puisi Roman Picisan Problematika Cinta

Tidak ada kisah yg sempurna selalu dlm kebahagiaan, tanpa adanya problem. Kehidupan percintaan akan senantiasa hadir dgn problematika cinta yg silih berubah. Siapa yg bisa lewat akan menuai manis buah perjuangan. Beratnya problem yg harus di tuntaskan tergambar dlm puisi berikut:

 


1. Teramat Berat

Bila lah mana ada neraca yg amuh menahannya

Tak akan kuasa mengukur teramat berat rasa yg ada

Kian hari kian menjadi, bercampur tanpa bisa terurai lagi

Komplek,makin solid, lara & suka menjadi satu

Padu menjadi satu

Memberikan sebuah gumpalan besar mengganjal dlm dada

Memicu pekat, awan gelap menutup hati

Ini ialah sebuah konsekuensi dr mencintai

Harapan yg kejar mengejar dgn penolakan

Menghapuskan mimpi yg terus kembali digoreskan lagi

Aku

Diam, biarkan semua berlangsung perlahan

Tanpa titik temu yg padu

 


2. Menjadi Beda

Kusuma, mengundang sedikit cahaya yg pergi

Mekar, menenteng pelangi ikut dlm pesta

Sesat tanpa peta

Hilang & enggan kembali pulang

Harap, hilang, gue dapatkan cuilan segi hitam tanpa penghuni

Mengabarkan gue ingin semua tahu mengenai gue kini

Tersungkur, mencoba tersenyum dlm genggaman tanganmu

Masihkah letih ini menjadi fatwa memperoleh tawa

Kurasa semua telah menjadi berlawanan

Berada di bumi yg satu, dimensi yg berlainan

Beranjak meski tak berpindah

Melangkah tanpa pernah bisa pergi

Aku dlm derita yg sudah ku pilih

Tempat ku berasal teramat jauh terpisah

Baca Juga: Puisi Sedih


3. Berkhayal

Mungkin.. waktu yg malas menjadi kian tekun

Meninggalkan gue yg belum bisa untuk beranjak melaju

Mungkin.. bumi besar melesat begitu cepat memutar, tak mengajak gue di dalamnya

Sendiri, sesudah semua berakhir tanpa kisah yg ku harapkan

Nafasku ada membaui ihwal kamu

Siang malam terasa sama berbaring dlm ketidakmampuan

Tersentak mimpi buruk & kembali untuk terpejam

Aku bisa seperti ini hingga raga yg letih mengusir pergi

Hilang

Aku menatap sedih tubuh sarat sisa pelukan yg kau jadikan candu

Saat gue menagih itu semua kembali

Senyum datar menyuruh gue segera pergi

 


4. Keterlaluan

Satu hari semua ini cuma ada di album fotomu

Aku telah bebas dgn cepat berpindah memperoleh sumber senyuman gres

Asik menghabiskan setiap kesia-siaan waktu bersamamu menjadi penuh ceria

Cinta, membenci tanpa ada lagi sisa rasa

Dalam doa setengah merintih

Malam mencoba memperjelas arti semua mengambarkan

Kita maju makin sama,

Tergerus keheningan menghilangkan nyanyian

Lagu-lagu perihal gue & kau

Menghilang tanpa pernah lagi akan terdengar kembali

Pembalasan menjadi suatu bukti

Sebuah sesal setelah penghianatan merusak

 


5. Pemikiran Aku Dan Kamu

Esok hari, masih kah sudah mungkin untukku menjinjing pergi kau utuh

Maka ku bisikkan lagu selamat tidur pada terik agar ia lekas lelap

Memutar cepat dua kaki jam untuk menempuh lebih jauh lagi perjalanan waktu

Menembus banyak rintangan membangun atap berdua

Di sana kau & gue menjadi pengemudi dgn satu tujuan sama

Membelai esok hari

Mengecup jengkal pipi

Sudahkan gue boleh membawamu utuh?

Meninggalkan semua kesendirian

 


Puisi Roman Picisan Kasih Rindu

Puisi Roman Picisan Kasih Rindu

Puisi roman picisan tentang rindu ini  sangat sesuai untuk anda berikan pada pacar, kawan dekat & sosok yg anda rindukan lainnya. Lantas apa saja pola-pola puisi roman picisan perihal rindu? Berikut ini beberapa misalnya

 


1. Rinduku

Ada besar kepala yg kian berburu rindu

ada gengsi yg mengecap pilu, semua itu alasannya kamu

Saat hujan mata ini sudah tak terbendung, mungkin ada sebuah angin yg menelantarkan rindu ke langit yg mendung.

Saat malam tiba ada lelah bercampur rindu yg berkumpul menjadi satu, yg menunggumu untuk berjumpa di selesai minggu.

Suatu malam rinduku pula selalu berputar-putar tak terarah, mencari sang pemilik rindu biar tak bertepuk sebelah tangan

Secangkir coklat panas ditemani oleh masa lalu, satu kombinasi klasik yg bertaburkan rindu

Saat puisiku terbungkus oleh rindu, kutitipkan rindu pada malam & pada ananda kutitipkan hatiku

Ketika rindu ini mengusik, akan kubiarkan alasannya adalah ini tanggung jawabku

Biarkanlah pagi ini mengejar senja, biarlah senja ini merangkul malam. Karena waktu tak akan sanggup menyapu rinduku

Begitu pula dgn jarak ini memeras sebuah rasa, untuk menguji cinta & tak akan kubiarkan binasa begitu saja

Aku mempunyai rindu yg begitu membara, ku tumbuhkan cinta dgn suka cita

Begitu indahnya, & kujadikan sejarah paling terindah untuk kita

 


2. LDR

Jangan kau jadikan jarak selaku alasan untuk mengutuk kesalahan kita, sebab sesungguhnya jarak ialah sebuah hal untuk memantaskan kita untuk patut dimiliki atau tidak.

Kepada sang rembulan itu mereka menggantungkan prospek & pula mimpinya, yg selanjutnya kita serahkan semua itu pada Yang Maha Mengetahui yg memastikan jalannya.

Sebuah jarak tak jadi problem, alasannya kita masih melihat langit yg sama!

Ada yg selalu menunggumu walau langit sudah berganti dr siang menjadi malam

Di dikala matahari terbenam berubah malam dgn percikan-percikan rindu yg mulai saling mengejar, gampang-mudahan kerinduan ini hingga pada yg dituju.

Ada saatnya jikalau rindu ini yaitu jutaan kata yg tak tahu siapa pemiliknya. Karena Tuhan membuat rindu supaya kita tahu begitu berharganya waktu disaat kita bertemu.

 


3. Sang Purnama Rinduku

Aku bukanlah seorang penyair yg baik

Aku cuma menuliskan apa yg gue rasa

Karena ananda ialah argumentasi dr terciptanya bait ini

Ketika ku bersamamu kau membuatku lupa

Namun kehilangan ananda itu sebuah sedih

Jika ananda ialah bagian dr tulang rusukku

Tuhan, Engkau menciptakanmu dr senyumNya

Puisi-puisi ini tercipta untukmu

Yang sangat mencintaimu

Yang tak pernah berhenti membahas semua perihal dirimu

Banyak cara untuk mengapai kebahagiaan

Namun kehilangan ananda bukan suatu keinginan

Tataplah purnama malam yg sama ini

Lalu pejamkan mata sejenak

Agar cahaya sang purnama memelukmu malam ini

Untuk pengganti disaat gue merindukanmu

Wahai sang purnama rinduku

 


4. Detak Rinduku

Terkadang rindu itu bikin capek

Namun kadang-kadang membuat pilu

Detak rinduku kini tak lagi wacana namamu

Mungkin terlalu lelah mendengar nama kau

Hingga suatu hari air mata ini kering karenamu

Karena menangisimu

Cukup hati ini remuk dibuatmu

Terkadang terluka itu niscaya ada

Namun bangun dr itu semua adalah jalan terbaikmu

Karena kalau kita bersama

Belum tentu kita kan bahagia, karena bahagiamu bukanlah aku


5. Rindu Yang Bikin Pilu

Tentang rasaku yg begitu sederhana ini

Yang ku ingin hanyalah tak berpisah lagi

Namun kenapa Tuhan ciptakan mendung sore ini

Yang menghiasi indahnya langit sore ini

Ketika hatiku sedang di uji

Oleh perasaan ini

Mengapa

Sinar mentari enggan timbul lagi

Mengapa

Semesta ini mencari daerah & celah untuk menghalanginya

Ada apa dgn wulandariku

Yang menyambut rinduku dgn sembilu

Membuat hati ini sakit, menjerit

Karena kau-sekalian membuatku termenung

Terpaku hingga tak berdaya

 


Puisi Roman Picisan Tentang Cinta

Puisi Roman Picisan Tentang Cinta

Dalam puisi roman picisan wacana cinta ini akan menyampaikan beberapa acuan puisi yg menceritakan seputar dunia asmara. Yang kadang kala jalan ceritanya bermacam-macam, contohnya rasa sayang seringkali pula rasa kecewa & masih banyak yang lain. Seperti puisi roman picisan dibawah ini :

 


`1. Cinta Itu Tak Pernah Salah

Jika cinta itu sungguh mencinta, ia pun tak pernah meminta

Jika cinta itu sungguh berharga, ia pun tak pernah memaksa

Bahagiamu ialah segalaku, senyumanmu merupakan harapanku

Walaupun bahagiamu & senyumanmu tanpa ada hadirnya diriku

Tuhan izinkanlah gue untuk berteriak, sebab kau memberikanku kesuksesan yg begitu mutlak

Kau ciptakan bulan purnama, & kuterima kemenanganku

Untuk gue persembahkan kepadamu

Aku menyadari semua ini bukan hebatku, tetapi ini semua yaitu pertolongan dr Tuhanku

Yang paling menyakitkan yaitu cinta tanpa restu

Keinginanku ialah untuk bareng namun tak boleh bersatu

Sesungguhnya hati tak pernah mati, tetapi ia cuma tak mau membuka pintunya untuk lain hati

Cinta itu tak pernah salah, tetapi cinta pula tak senantiasa indah

Cinta itu tak pernah menyiksa, cuma ia menguji rasa

Cinta itu saling mendapatkan satu sama lain hingga bisa bertumbuh bareng

Senyumanmu membuatku makin rindu & ingin cepat pulang ke pelukanmu

Aku ingin menjadi tempatmu berkeluh kesah bukan cuma sekedar singgah

 


2. Wulandariku

Taukah ananda hatiku selalu ramai akan kalimat kerinduanmu

Jangan kau biarkan gue bergulat dgn rindu,

Yang selalu rindu wacana dirimu

Asalkan kau tau, merindukanmu membuatku meluluhkan semua egoku

Ada yg tau dimana rindu? hari ini sabtu, & dalam waktu dekat kita berjumpa

Wahai wulandariku

Selamat malam & selamat tidur, gue masih di luar menanti kau bukakan pintu mimpimu

Agar rinduku & rindumu ini selalu saling mengobati

Wahai wulandariku

 


3. Cinta Membuatku Takut

Cinta ini senantiasa membuatku penakut

Aku takut terbang bebas ke angkasa

Jika nantinya terhempaskan oleh angin tanpa pamit

Aku takut

Jika nanti terbuang & tanpa adanya kenangan

Karena gue sadar, ananda terlalu tepat untuk ku dapatkan

Kamu terlalu mahir untuk gue cinta

Sedangkan gue cuma insan biasa

Dan gue sakit, alasannya adalah raga ini masih ku tangani

Yang bisa gue lakukan hanyalah bersyukur

Karena sesakit apapun itu akan kalah dgn sekeping perih dihati

Apa inikah yg dinamakan patah hati

Apalah daya ragaku ini

Yang kan kujalani semua ini dgn hati

 


4. Penghujung Senja

Di penghujung senja yg nyaris hilang

Kini tetap gue genggam rasaku

Walaupun tak punya kesimpulan ihwal rasamu

Dan gue hanya bisa menyesali rasaku

Berdoa & senantiasa mendoakan biar hadirnya rasamu

Terkadang gue mencicipi sakit

Namun rasa yg lebih menyakitkan

Adalah hilangnya hak untuk menyapamu

Adakah rindu yg melampaui rasa piluku

Yang membuat sesak hati ini

 


5. Kecewa

Ketika pipi ini kau tampar, saat itulah rasa ini menggelepar

Romansaku tiba-tiba merasakan murung, tatkala melihatmu pergi bareng dia

Aku tak tahu lagi mesti kemana cintaku ini berpijak, tatkala ananda pergi tanpa meninggalkan jejak

Aku adalah insan biasa & jauh dr kata tepat. Aku pun pernah berbuat dosa, tetapi gue tetap berupaya biar tak ada lagi kebohongan diantara kita

Namun kejujuranmu kini kamu-sekalian dusta, luluh lantak asaku bila ucapku tak lagi kamu-sekalian percaya

Rasa ini mengiris hatiku, menghujam jantungku, wahai sang pemikat jiwaku. Tak ku sangka begitu besarnya artimu hingga tak pernah kukira diammu merempas semua kebahagianku

Kamu ialah keindahan di hidupku, mataku selalu tertuju padamu

Menghindarimu sungguh bukan keinginanku

Namun raga ini gue paksa untuk setuju walaupun perasaanku menagis pilu

Hingga kini gue pula tak tau, gue cuma mengkhawatirkanmu. Karena air matamu selalu gue saksikan tatkala gue hadir

Namun gue putuskan menyingkir, agar senyummu kembali terukir


Kisah mengenai kisah roman yg begitu besar lengan berkuasa mempengaruhi hati. Kisah cinta selalu menjadi serpihan yg istimewa dlm kehidupan insan. Puisi roman picisan yaitu cara untuk mengabadikan hati yg mengembang alasannya adalah rasa senang.

Itulah tadi puisi roman picisan dlm kehidupan semua manusia. Cinta yaitu hak yg dimiliki oleh siapa pun. Memutuskan jatuh cinta berarti pula sudah mengambil keputusan untuk menangis & tertawa risikonya.

Puisi ini memberikan ruang untuk mengerti bahwa hati memiliki banyak rongga untuk kawasan banyak rasa ketika jatuh cinta.

Puisi Roman Picisan