Awalnya temenan, lama-kelamaan punya perasaan. Hal itu sering terjadi dalam kekerabatan sebuah pertemanan. Yang dimaksud di sini teman beda jenis kelamin ya, bukan jeruk makan jeruk. Setiap orang pasti punya cara sendiri dalam menghadapi hal seperti ini. Ada yang mengungkapkan perasaan terhadap temannya. Adapula yang hanya memendamnya alasannya takut pertemanan yang sudah terjalin hancur begitu saja.
Walau begitu, faktanya banyak kok orang yang pada jadinya menikah dengan sahabatnya sendiri. Sampai-hingga ada ungkapan bahwa “Pasangan terbaik adalah teman kau sendiri”. Kenapa bisa demikian, alasannya sahabatlah orang yang paling memahami kita, mengetahui kondisi kita, tau seluk beluk, baik dan buruknya kita.
Memang ada banyak pertemanan yang berakhir akad nikah, tetapi ada juga yang sejak usang meletakkan perhatian, selalu jadi teman curhat, menemaninya berjuang saat duka maupun bahagia tapi ujung-ujungnya cuma dianggap teman. Padahal sungguh berharap lebih dari teman. Kamu, yang sabar ya.
1. Merasa paling erat, ternyata hanya sebatas teman erat. – Budi Prasetiyo
2. Saya tenteram. Jujur. Takut kehilangan, iya. Namun aku sadar. Kita hanyalah sebatas sobat. Tidak lebih dari itu.
3. Kita hanya setumpuk momen tanpa pernah jadi akad. – Fiersa Besari
4. Kalau doi bilang “itu cuma temen aku kok” jangan terlalu di percaya. Karena semua juga berawal dari sebatas sobat sebelum jadian. – whizkash
5. Terkadang ku mengharapkan terlalu dalam sampai tak sadarkan bahwa kita hanya sebatas sahabat. – katamakna
6. Kata mu sebatas sobat! Tidakkah kamu sadar sedekat apa dan seakrab apa kita? haha iaaku hanyalah temanmu, sahabat yang selalu ada di saat kau duka! Teman yang selalu berupaya melaksanakan apapun demi kamu, bahkan hingga separuh waras telah diabaikan demi menyaksikan tawa di wajahmu. – Kiki Rdhanii
7. Cintai ia sewajarnya karena yang sehati belum pasti bisa saling memiliki.
8. Rasa nyaman membuatku lupa, jika kita hanya sebatas sobat.
9. Sepertinya memang lebih pantas untuk sekadar mengagumi selaku sobat bukan untuk mempunyai.
10. Bila hanya sebatas teman, tolong jaga perasaan.
11. Kalau lagi jalan sama kamu bawaannya pengen gendeng tangan kamu, walaupun kita hanya sebatas temenan. – pathdaily
12. Udah tau beliau cuma sebatas teman tanpa harap, kenapa kau masih berharap alias kenapa saya kolot. – candycundycip
13. Gak usah berlebihan, kamu itu cuma sebatas sahabat.
14. Setiap hari chatingan, terbawa perasaan. Tapi rasamu cuma sebatas sahabat.
15. Beberapa orang memang layaknya cuman sebatas sahabat, senyaman apapun ia.
16. Tap hari telponan, tiap saat chatingan, bahas hal-hal random hingga larut malam. Sudah sejauh itu masih saja dianggap sebatas sahabat. – mangbucin_
17. Sama sama sayang namun cuma di anggap sebagai sobat, apa sayangnya itu cuma sebatas sahabat? – aru_almhdyt
18. Kita nyaris sepasang, sampai balasannya hanya sebatas sobat. Setelah perasaan mu berubah haluan.
19. Jika kita akhirnya cuman sebatas sobat, untuk apa kita chatan? Buang-buang waktu.
20. Pernah dibingungkan oleh status. Saling memperhatikan, namun cuma sebatas teman. Dan Saling sayang, namun tak bisa mempunyai.
21. Akulah orang yang senantiasa ada untukmu meski cuma sebatas.
22. Kalau malem trawih, Kalau siang puasa, Jangan menilai lebih, Bagi dia loe sebatas sahabat biasa. – akbaaar13
23. Mungkin lebih baik begini,hanya sebatas sahabat, tanpa adanya perasaan.
24. Menganggap ia sesuatu yang istimewa padahal beliau cuma anggap kita sebatas sahabat saja.
25. Bila kamu butuh pendengaran tuk mendengar. Bahu tuk bersandar, raga tuk berlindung. AKulah orang yang senantiasa ada untuku meski cuma sebatas sobat. – Fiersa Besari
26. Bahkan yang pernah sedekat nyaman dan sayang ujungnya meninggalkan, apalagi mereka yang sebatas teman?
27. Sebatas sahabat namun ingin diprioritaskan.
28. Perhatianmu hampir membuatku lupa bahwa kita cuma sebatas sahabat.
29. Pernah gagal bareng, tetapi masih saling dukung, sampai sadar kita memang sebatas teman berjuang untuk cita-cita kita masing-masing. –
30. Sebelum ngasih perhatian kasih tau dulu ke beliau, jika kalian cuma sebatas teman, supaya ia gak baperan aja.
31. Ada yang sayang, ada yang tenteram. Tapi cuma sebatas teman.
32. semakin kesini aku sadar, aku harus tau diri bahwa kita hanya sebatas sahabat, tidak lebih.
33. Kamu tidak akan sendirian masih ada aku yang menemanimu walau cuma sebatas sahabat.
34. Cie yang mengaku teman. Cie yang mengaku sahabatan. Tapi cuma sebatas “keperluan”. Selagi gak butuh? Haha nothing.
35. Cari teman? Udah banyak kalo cuma sebatas teman. Yang belum memiliki itu teman hidup.
36. Saya tenteram. Jujur. Takut kehilangan, iya. Namun aku sadar. Kita hanyalah sebatas teman. Tidak lebih dari itu.
37. Udah sering antar-jemput Udah sering hang-out bareng. Udah sering makan siang dan makan malam bareng. Ternyata, cuma dianggap sebatas teman. Sedih deh.
38. Ajak bicara aja dulu, meski beliau masih anggap diriku asing setidaknya diri ini sudah berupaya menjadi sebatas sobat.
39. Untuk menjadi pengingat, sudahi semua hal yang kamu angankan, realita sudah berkata. Kamu cuma sebatas teman.
40. Jangan terlalu berekspektasi terlalu jauh, jika realitanya kita hanya sebatas sobat.