4 Unsur Penting Penelitian Ilmiah Biologi dan Contoh Laporannya

Coba kalian amati gambar di bawah ini. Seorang peneliti sedang melakukan observasi di sebuah laboratorium untuk memperoleh obat bagi penderita kanker. Untuk menguji penemuannya, peneliti itu memakai tikus selaku objek penelitiannya. Tahukah kalian, kenapa manusia melaksanakan observasi?

Coba kalian perhatikan gambar di bawah ini 4 Unsur Penting Penelitian Ilmiah Biologi & Contoh Laporannya

Manusia merupakan makhluk yg istimewa karena manusia dibekali oleh Tuhan sifat ingin tahu. Keingintahuan manusia kepada permasalahan di sekelilingnya mampu menjurus pada keingintahuan ilmiah. Misalnya, dr pertanyaan, ”Apakah bulan mengelilingi bumi?” atau ”Mengapa ayam bertelur?”, timbul impian untuk mengadakan pengamatan dengan-cara sistematik yg akibatnya melahirkan kesimpulan bahwa bulan mengelilingi matahari & ayam tergolong binatang ovipar.

Pada hakikatnya, dgn keingintahuan ilmiah yg didukung oleh cara berpikir ilmiah serta ditunjang oleh metode yg tepat, akan mampu menciptakan sebuah kerja ilmiah sehingga akan didapatkan jawaban serta kesimpulan dr keingintahuan tersebut. Metode ini sering disebut dgn metode ilmiah.

Kerja ilmiah atau disebut pula observasi yg memakai metode ilmiah berarti pula pengusutan yg hati-hati & kritis dlm mencari fakta & prinsip-prinsip; suatu pengusutan yg amat berilmu untuk memutuskan sesuatu & memperoleh kebenaran.

Dalam suatu kerja ilmiah atau observasi ilmiah, terdapat unsur-unsur penting yg harus dilaksanakan oleh seorang peneliti, antara lain, menyiapkan penelitian, melaksanakan observasi, mengomunikasikan hasil observasi, & bisa bersikap ilmiah.
A. Merencanakan Penelitian Ilmiah
Penelitian merupakan salah satu tahap metode ilmiah yg menggunakan tindakan yg sistematis & teratur serta berpikir logis. Setiap orang yg melaksanakan penelitian hendaknya didasarkan pada tindakan yg sistematis. Langkah-langkah sistematis itu standar & baku. Tahap pertama penelitian lazimnya diawali dgn mempersiapkan observasi yg terdiri dr pekerjaan-pekerjaan selaku berikut.
1. Menetapkan Bentuk Penelitian
Secara garis besar, observasi dapat dibedakan dr beberapa faktor bagaimana suatu bentuk penelitian dilihat & dibedakan. Beberapa aspek tinjauan tersebut, antara lain, aspek tujuan & faktor metode.
 Aspek Tujuan
Jika mengarah pada ekspansi ilmu, disebut penelitian dasar. Jika mengarah pada pemecahan persoalan & untuk mendapatkan manfaat bagi masyarakat, disebut penelitian terapan.

 Aspek Metode
Berdasarkan faktor metode, bentuk observasi dibedakan menjadi selaku berikut.
1) Penelitian Deskriptif (Penelitian Praeksperimen)
Dalam penelitian ini, dilaksanakan eksplorasi untuk menggambarkan suatu objek tertentu dengan-cara terang & sistematis yg bertujuan untuk memprediksi tanda-tanda yg berlaku atas dasar data yg diperoleh di lapangan.
2) Penelitian Sejarah
Penelitian sejarah hampir mirip dgn observasi deskriptif. Hal yg membedakan adalah observasi sejarah memfokuskan penelusuran data dgn metode wawancara pada pelaku sejarah, misalnya, para pemimpin yg terlibat & tokoh-tokoh masyarakat yg berhubungan dgn suatu peninggalan sejarah.
3) Penelitian Survei atau Penelitian Normatif atau Penelitian Status
Dalam penelitian survei, para peneliti menggunakan variabel & populasi yg luas dgn tujuan selaku bentuk permulaan observasi, membuatkan eksplorasi objek, & melakukan penjabaran terhadap masalah yg akan dipecahkan.
4) Penelitian Eksperimen
Penelitian ini merupakan metode inti dr versi penelitian yg ada. Para peneliti eksperimen melakukan tiga persyaratan penelitian, yaitu mengatur, memanipulasi, & observasi. Dalam observasi ini, peneliti pula harus membagi objek yg diteliti menjadi dua grup, yakni grup perlakuan atau yg memperoleh perlakuan & grup kendali yg tak memperoleh perlakuan. Penelitian ini sering dipakai di bidang IPA, tergolong biologi.

2. Merumuskan Tujuan Penelitian
Setiap melaksanakan penelitian pasti ada tujuan yg hendak dicapai. Beberapa tujuan observasi, antara lain, sebagai berikut.
a . Memperoleh Informasi Baru
Jika fakta atau teori tersebut gres diungkap & disusun dengan-cara sistematis oleh seorang peneliti, dapat dikatakan bahwa data tersebut gres, misalnya, teori relativitas Einstein, teori geosentris, & teori-teori yg ditemukan peneliti untuk pertama kalinya.

b . Mengembangkan & Menjelaskan Teori yg Sudah Ada
Ketika para peneliti berupaya memecahkan problem, perlu dipertimbangkan supaya tak terjadi pengulangan kerja atau penggunaan tenaga yg tidak berguna. Hal ini dapat dikerjakan dgn cara mencari fakta-fakta penunjang yg dapat digali dr sumber-sumber hasil observasi yg telah dikerjakan oleh para peneliti terdahulu, dihubungkan dgn kegiatan penelitian dikala ini, kemudian dilakukan pendalaman terhadap permasalahan yg hendak dipecahkan sehingga akan diperoleh perkembangan pengetahuan pengetahuan. Perhatikan sketsa berikut ini!
Coba kalian perhatikan gambar di bawah ini 4 Unsur Penting Penelitian Ilmiah Biologi & Contoh Laporannya

3. Mengidentifikasi & Merumuskan Masalah
Pertimbangan untuk memilih atau menentukan apakah suatu problem pantas & sesuai untuk diteliti intinya dikerjakan dr dua arah.
a . Pertimbangan dr Arah Masalahnya
Dalam hal ini, pertimbangan dibentuk atas dasar sejauh mana observasi mengenai problem tersebut akan memberi sumbangan pada dua hal berikut ini:
1) pengembangan teori dlm bidang yg berafiliasi dgn dasar teoritis penelitian;
2) pemecahan problem mudah. Ini bermakna bahwa kelayakan suatu problem untuk diteliti sifatnya relatif, tak ada patokan, & keputusan tergantung pada ketajaman calon peneliti untuk melaksanakan penilaian dengan-cara kritis, menyeluruh, & menjangkau ke depan.

b . Pertimbangan dr Arah Calon Peneliti
Pertimbangan kelayakan sebuah duduk perkara dlm penelitian yg didasarkan pada arah kandidat peneliti dibuat atas dasar empat hal, yaitu selaku berikut.
1) Biaya yg cukup untuk melaksanakan observasi.
2) Waktu yg dapat dipakai. Seorang siswa yg waktunya terbatas sebaiknya tak melakukan penelitian yg membutuhkan waktu beberapa tahun.
3) Bekal kemampuan teoritis. Mampukah peneliti melaksanakan penelitian tersebut? Misalnya, penelitian ihwal makhluk hidup yg diberi perlakuan radioaktif. Jika peneliti belum pernah berguru radioaktif, tentu akan sulit mengerjakan penelitian tersebut.
4) Alat-alat & perlengkapan yg tersedia. Seorang siswa yg tak mempunyai peralatan laboratorium yg memadai sebaiknya tak melakukan penelitian yg membutuhkan alat & peralatan yg rumit & tak terjangkau.

Kaprikornus, setiap calon peneliti perlu menanyakan pada diri sendiri, ”Apakah duduk perkara yg hendak diteliti sesuai baginya?” Jika tidak, sebaiknya dipilih dilema lain atau persoalan itu dimodifikasi sehingga menjadi sesuai baginya.

4. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan mampu berbentuk kajian teoritis yg pembahasannya difokuskan pada keterangan sekitar permasalahan observasi yg hendak dipecahkan. Ada berbagai jenis sumber informasi yg mampu digunakan peneliti sebagai bahan studi kepustakaan, di antaranya, sebagai berikut.
a . Jurnal Penelitian
Dalam jurnal ini, beberapa hasil penelitian terpilih diterbitkan sehingga mampu dipakai sebagai teladan bagi perkembangan ilmu pengetahuan yg gres.
b . Buku
Buku merupakan sumber keterangan yg sungguh penting sebab sebagian bidang ilmu yg bersahabat kaitannya dgn penelitian diwujudkan dlm bentuk buku yg ditulis oleh seorang penulis yg berkompeten di bidang ilmunya.
c . Surat Kabar & Majalah
Media cetak ini merupakan sumber pustaka yg cukup baik & gampang diperoleh di mana-mana.
d . Internet
Internet Kemajuan teknologi menenteng efek yg sungguh signifikan di bidang informasi. Para peneliti dapat pribadi mengakses internet & mendapatkan keterangan yg dikehendaki dr aneka macam negara dgn sungguh cepat.

5. Menyusun Hipotesis
Hipotesis yakni jawaban sementara yg masih bersifat teoritis & masih perlu diuji kebenarannya dengan-cara empiris melalui data yg diperoleh di lapangan. Hipotesis merupakan rangkuman dr kesimpulan-kesimpulan teoritis yg diperoleh dr penelaahan kepustakaan & dianggap selaku jawaban yg paling mungkin & paling tinggi kebenarannya.

Ada dua macam hipotesis, yaitu selaku berikut.
 Hipotesis alternatif, yaitu praduga yg menyatakan ada dampak, ada hubungan, atau ada perbedaan antara variabel yg diteliti.
 Hipotesis nol, yakni praduga yg menyatakan tak ada efek, tak ada hubungan, atau tak ada perbedaan antara variabel yg diteliti.

Sering kali timbul pertanyaan, ”Manakah di antara kedua hipotesis itu yg harus dirumuskan sebagai hipotesis observasi?” Jawabannya tergantung pada landasan teoritis yg digunakan dlm studi kepustakaan.

Jika landasan teori mengarahkan penyimpulan ke tak ada imbas atau tak ada relasi atau tak ada perbedaan, hipotesis observasi yg dirumuskan ialah hipotesis nol. Sebaliknya, bila tinjauan teoritis mengarahkan penyimpulan ke ada pengaruh, ada hubungan, atau ada perbedaan, hipotesis observasi yg dirumuskan yaitu hipotesis alternatif.

6. Menetapkan Variabel
Dalam antisipasi metodologis untuk menguji hipotesis penelitian, seorang peneliti harus mengidentifikasi variabel-variabel apa saja yg akan dilibatkan dlm penelitiannya. Semakin sederhana suatu rancangan penelitian, makin sedikit variabel-variabel yg terlibat di dalamnya, begitu pula sebaliknya.

Secara garis besar, variabel terbagi menjadi variabel bebas & variabel terikat. Variabel bebas ialah variabel yg memengaruhi variabel yg lain, sedangkan variabel terikat merupakan variabel yg dipengaruhi oleh variabel bebas.
Tabel Hubungan antara Variabel Bebas & Variabel Terikat
Pertanyaan
Variabel 
Bebas
Kata 
Penghubung
Variabel 
Terikat
Objek
Adakah dampak
Sinar ultraviolet
Terhadap
Morfologi
Kacang polong

7. Pemilihan Instrumen (Alat) untuk Memperoleh Data
Keputusan mengenai alat pengambil data yg akan dipakai utamanya ditentukan oleh variabel yg akan diperhatikan atau diambil datanya. Dengan kata lain, alat yg dipakai harus diadaptasi dgn variabelnya. Pertimbangan selanjutnya yakni pertimbangan dr sisi kualitas alat, yaitu taraf reliabilitas & validitas. Pertimbangan lainnya dilihat dr sudut simpel, misalnya, besar kecilnya ongkos & gampang sukarnya mengoperasikan alat tersebut.

B. Melaksanakan Penelitian
Setelah prasangka sementara dirumuskan & semua tahap perencanaan sudah dilakukan, tahap selanjutnya yakni menandakan hipotesis yg dirumuskan itu benar atau tidak. Pelaksanaan penelitian berfungsi untuk menguji hipotesis yg diajukan dgn didukung oleh bukti empiris yg cukup dr hasil percobaan.

Contoh hipotesis ialah adanya pengaruh pemberian pupuk urea kepada morfologi tumbuhan kacang tanah. Penelitian yg dilakukan yaitu memberikan pupuk urea kepada tumbuhan kacang tanah. Akibat yg timbul dr pemberian pupuk urea tersebut mampu diamati.

Dalam melaksanakan observasi ini, seorang peneliti dihadapkan pada pertanyaan sebagai berikut.
a. Berapa jumlah pupuk urea yg diberikan pada setiap tumbuhan?
b. Berapa umur tumbuhan yg dijadikan objek penelitian?
c. Jenis kacang tanah apa yg dipakai dlm observasi?

1. Taraf Perlakuan
Pertanyaan tentang ”Berapa jumlah pupuk urea yg diberikan pada setiap tanaman?” merupakan pertanyaan wacana dosis suatu perlakuan. Variabel bebas merupakan variabel yg mampu ”direntangkan” dr suatu takaran ke takaran yg lain. Biasanya, rentangan itu dimulai dr fokus nol ke takaran yg makin lama makin meningkat.

Konsentrasi nol (tanpa pemberian pupuk urea) dlm observasi ini diketahui sebagai kalangan kontrol, sedangkan objek yg diberi perlakuan dikenal selaku kalangan perlakuan. Banyaknya perlakuan ada 3, 5, atau 10 tingkatan. Perhatikan tabel berikut ini.
Tabel Jumlah & Tingkatan Perlakuan
Nama Kelompok
Besar Dosis
Kontrol
P0: tak diberi pupuk urea
Perlakuan 1
P1: diberi pupuk urea 5 gram
Perlakuan 2
P2: diberi pupuk urea 10 gram
Perlakuan 3
P3: diberi pupuk urea 15 gram
Antara takaran pertama dgn dosis selanjutnya hendaknya meningkat dengan-cara tetap & sebaiknya dilakukan uji coba terlebih dulu atau membaca isyarat pada label jikalau variabel bebasnya berupa bungkus yg mengandung petunjuk pemakaian.

Jika di dlm suatu penelitian akan dibuktikan efek pemberian pupuk urea, imbas faktor lain mesti dikendalikan. Caranya adalah dgn memperlihatkan faktor tersebut pada semua kelompok perlakuan dengan-cara sama. Karena sama, pengaruhnya kepada semua golongan pula sama, misalnya, pemberian air, banyaknya tanah, besarnya pot, jenis kacang tanah, & berapa kali mesti dipupuk. Semuanya harus sama untuk setiap perlakuan. Dengan kata lain, semua faktor harus diperlakukan sama, kecuali variabel bebas.

3. Pengulangan
Mengurangi kesalahan perlakuan yg sama mesti diulang pada individu atau kelompok yg lain. Jumlah individu atau golongan yg diberi perlakuan yg sama tersebut dinamakan sampel. Dalam observasi, sampel akan dianggap cukup bila setiap perlakuan dikenakan kepada sekurang-kurangnya5 individu.

Ini bermakna, setiap perlakuan diulang lima kali dlm penelitian tersebut. Perhatikan tabel di bawah ini. Di dlm suatu penelitian, semakin banyak ulangan (bermakna kian besar jumlah sampel), kian akurat hasilnya.
Tabel Besarnya Ulangan & Sampel
Ulangan ke-
P0
P1
P2
P3
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
3
1
1
1
1
4
1
1
1
1
5
1
1
1
1
Jumlah Individu
5
5
5
5
Jumlah Sampel: 20

4. Pengukuran
Penelitian membutuhkan pengamatan & pengukuran supaya diperoleh data kuantitatif yg akurat. Alat ukur yg dipakai harus standar & sesuai. Misalnya, untuk mengukur tinggi tanaman mampu digunakan meteran, tetapi untuk memperhatikan klorofil daun, dipakai mikroskop. Hasil pengamatan & pengukuran dinamakan data. Untuk selanjutnya, data tersebut dicatat dengan-cara runtut & terperinci, kemudian dilanjutkan dgn analisis data.

C. Mengomunikasikan Hasil Penelitian
Termasuk di dlm pekerjaan pengomunikasian hasil observasi ialah pengolahan data lewat suatu proses analisis data, kemudian melaksanakan pembahasan dr hasil analisis yg diperoleh & menyajikannya dlm bentuk diagram, grafik, atau tabel agar gampang dipahami oleh pembaca & diakhiri dgn penarikan kesimpulan.

Setelah itu, tahap berikutnya ialah menerbitkan hasil observasi tersebut dlm bentuk jurnal, buku, majalah, atau pelatihan.
1. Menganalisis Data
Analisis data merupakan pekerjaan yg rumit. Jika dianalisis dengan-cara tuntas & menyeluruh, diharapkan alat analisis yg berupa statistik. Untuk siswa Sekolah Menengan Atas yg gres berlatih penelitian, tak perlu melaksanakan uji statistik.

Data yg diperoleh dianalisis dengan-cara sederhana dgn cara dicatat, kemudian dicari rata-ratanya tiap perlakuan, selanjutnya ditampilkan dlm bentuk grafik. Hasil rata-rata tersebut dijadikan pedoman untuk menawan kesimpulan.

2. Menarik Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan atas dasar pembahasan yg menyeluruh kepada hasil penelitian. Dalam pembahasan, hasil observasi dibandingkan dgn landasan teori yg telah disusun melalui studi kepustakaan.

Ada dua kemungkinan kesimpulan. Pertama, hipotesis diterima yg bermakna hasil penelitian sesuai dgn praduga sementara. Kemungkinan kedua, hipotesis ditolak yg bermakna hasil observasi tak sesuai dgn praduga sementara.

Penelitian yg baik tak diputuskan oleh diterima atau tidaknya hipotesis. Semua hasil observasi baik & pantas dipublikasikan jika dilaksanakan sesuai dgn mekanisme ilmiah.

3. Mempublikasikan Hasil
Biasanya, sesudah melakukan observasi, para peneliti menciptakan laporan, kemudian laporan tersebut diterbitkan dlm bentuk jurnal ilmiah yg dipublikasikan, ditulis dlm bentuk buku, atau diseminarkan di depan media & publik.

Untuk siswa SMA, laporan dapat dipublikasikan lewat majalah siswa yg terbit di sekolah, ditempelkan di majalah dinding, atau diseminarkan dgn memanggil siswa dr sekolah lain, bahkan dapat pula dikirimkan untuk kontes Penelitian Ilmiah Tingkat SMA.
Contoh Laporan Penelitian
Judul:
Pengaruh pemberian pupuk urea kepada morfologi tumbuhan kacang tanah.
Permasalahan:
Adakah pengaruh pemberian pupuk urea kepada morfologi tumbuhan kacang tanah?
Kerangka Berfikir:
Pupuk urea sungguh bermanfaat untuk pertumbuhan tumbuhan karena mengandung unsur-unsur penting yg diperlukan oleh tumbuhan. Jika tumbuhan diberi pupuk urea yg sesuai dgn kebutuhannya, tanaman kacang tanah dapat berkembang dgn subur. Hal ini mampu diamati pada morfologi tanaman seperti tinggi tumbuhan × jumlah daun.
Variabel:
Variabel bebas: Jumlah pupuk urea yg diberikan pada tumbuhan kacang tanah.
Variabel terikat: Morfologi tumbuhan kacang tanah seperti tinggi.
Variabel kontrol: Tanah, air, & suhu.
Alat & Bahan:
1.
Pot

6.
Biji kacang tanah
2.
Polybag kecil

7.
Air
3.
Centok

8.
Pupuk organik (kompos)
4.
Pupuk urea

9.
Pasir
5.
Sendok

10.
Tanah

Langkah-Langkah Penelitian:
1. Menyiapkan polybag kecil untuk 3 perlakuan & 1 kendali. Masing-masing 5 kali pengulangan. Jadi, jumlahnya 20 polybag.
2. Tiap-tiap polybag diisi dgn watu di potongan bawah, ditambah gabungan pupuk organik & pasir dgn perbandingan 1 : 1.
3. Menyiapkan biji kacang tanah.
4. Memasukkan satu biji kacang tanah ke dlm tiap-tiap polybag.
5. Setelah tumbuhan berumur 1 minggu, berilah pupuk urea ke dlm polybag dgn jumlah yg berlainan untuk setiap perbedaannya. Perlakuan 1 : 5 gram urea dgn 5 kali pengulangan. Perlakuan 2 : 10 gram urea dgn 5 kali pengulangan. Perlakuan 3 : 15 gram urea dgn 5 kali pengulangan.
6. Ukurlah tinggi tanaman pada tiap-tiap perlakuan.
7. Letakkan polybag yg berisi kacang tanah tersebut di daerah yg mendapatkan sinar matahari.
8. Siramlah saban hari, pagi & sore, & hindarkan dr gangguan penyakit.
9. Apakah ada perbedaan tinggi tumbuhan antara perlakuan 1 hingga perlakuan 3?
10. Bagaimana jika tinggi tanaman dibandingkan dgn kendali? Apakah ada perbedaan?
11. Buatlah grafik perbandingan?

Perhatikan & isilah tabel pengamatan hasil pengukuran tinggi tumbuhan kacang tanah seperti di bawah ini, kemudian buatlah simpulannya! Kerjakan di buku tugasmu!
Jumlah Pupuk Urea
(Gram)
Tinggi Tanaman
Rata-rata
1
2
3
0
5
10
15

D. Bersikap Ilmiah
Sikap ilmiah yg dimaksud yaitu sikap yg sebaiknya dimiliki oleh seorang peneliti. Untuk dapat lewat proses observasi yg baik & hasil yg baik pula, peneliti mesti memiliki sifat-sifat berikut ini.
1 . Mampu Membedakan Fakta & Opini
Mampu Membedakan Fakta & Opini Fakta yakni suatu kenyataan yg disertai bukti-bukti ilmiah & dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, sedangkan opini yaitu pertimbangan pribadi dr seseorang yg tak dapat dibuktikan kebenarannya sehingga di dlm melakukan studi kepustakaan, seorang peneliti hendaknya mampu membedakan antara fakta & opini biar hasil penelitiannya tepat & akurat serta mampu dipertanggungjawabkan kebenarannya.

2 . Berani & Santun dlm Mengajukan Pertanyaan & Argumentasi
Argumentasi Peneliti yg baik senantiasa mengedepankan sifat rendah hati tatkala berada dlm satu ruang dgn orang lain. Begitu pula pada saat mengajukan pertanyaan, beralasan, atau menjaga hasil penelitiannya akan senantiasa menjunjung tinggi sopan santun & menghindari perdebatan dengan-cara emosi.

Kepala tetap acuh taacuh, tetapi tetap berani mempertahankan kebenaran yg diyakininya sebab percaya bahwa pendapatnya sudah dilengkapi dgn fakta yg terperinci sumbernya.

3 . Mengembangkan Keingintahuan
Peneliti yg baik senantiasa haus menuntut ilmu, ia senantiasa berupaya memperluas pengetahuan & wawasannya, tak mau ketinggalan informasi di segala bidang, & senantiasa berupaya mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan yg semakin hari makin mutakhir & terbaru.

4 . Kepedulian kepada Lingkungan
Dalam melaksanakan observasi, peneliti yg baik senantiasa peduli terhadap lingkungannya & selalu berupaya supaya observasi yg dilakukannya menenteng pengaruh yg positif bagi lingkungan & bukan sebaliknya, yaitu justru menghancurkan lingkungan. Semua perjuangan dikerjakan untuk melestarikan lingkungan supaya berguna bagi generasi selanjutnya.

5 . Berpendapat dengan-cara Ilmiah & Kritis
Berpendapat dengan-cara Ilmiah & Kritis Pendapat seorang peneliti yg baik selalu bersifat ilmiah & tak mengada-ada tanpa bukti yg mampu dipertanggungjawabkan kebenarannya. Di samping itu, peneliti pula harus kritis kepada permasalahan yg terjadi & meningkat di sekitarnya.

6 . Berani Mengusulkan Perbaikan atas Suatu Kondisi & Bertanggung Jawab kepada Usulannya
Peneliti yg baik senantiasa berani & bertanggung jawab kepada konsekuensi yg harus dihadapinya jika sudah mengusulkan sesuatu. Usulan tersebut selalu diembannya dgn baik & dilaksanakan semaksimal mungkin, kemudian diwujudkannya dlm bentuk konkret sehingga hasilnya mampu dinikmati oleh orang lain.

7 . Bekerja Sama
Dalam kehidupan sehari-hari, peneliti yg baik bisa bekerja sama dgn orang lain & tak individualis atau mementingkan diri sendiri. Ia meyakini bahwa dirinya tak dapat hidup tanpa pertolongan orang lain sehingga keberadaannya senantiasa diharapkan oleh orang lain.

8 . Jujur terhadap Fakta
Peneliti yg baik harus jujur terhadap fakta & tak boleh memanipulasi fakta demi kepentingan penelitiannya karena observasi yg baik harus berlandaskan pada studi kepustakaan yg benar agar kelak jika orang lain melakukan observasi yg sama, didapatkan hasil yg sama pula. Apa pun fakta yg diperolehnya, ia mesti percaya bahwa itulah yg bergotong-royong.

9 . Tekun
Sebuah penelitian kadang-kadang memerlukan waktu yg pendek untuk menghasilkan suatu teori, tetapi kadang kala membutuhkan waktu yg sungguh lama, bahkan bertahun-tahun.

Seorang peneliti yg baik mesti tekun dlm observasi yg dilakukannya, tak boleh malas, gampang jenuh, & gegabah, pula harus rajin, bersemangat, serta tak mudah putus asa. Dengan demikian, ia akan menerima hasil yg memuaskan.