4+ Rumah Adat Gorontalo : Nama, Gambar, Keunikan dan Penjelasan

Rumah Adat Gorontalo – Indonesia mempunyai bermacam-macam budaya berupa rumah adat yg berasal dr Sabang sampai Merauke. Salah satu rumah adat di Indonesia ialah rumah adat Gorontalo.

Rumah khas Gorontalo ini mempunyai keunikan & ciri khas yg menjadi identitas bagi masyarakat Gorontalo. Tidak hanya itu, rumah adat Gorontalo pula dibedakan beberapa jenis, sehingga kian menambah kekayaan budaya di Indonesia.

Bahkan berdasarkan kepercayaan masyarakat lokal, rumah Gorontalo dibangun dgn tetap memegang prinsip & keyakinan pada Tuhan Yang Maha Esa. Bagaimana klarifikasi ihwal rumah Gorontalo beserta keunikannya? Mari kita simak selengkapnya postingan di bawah ini.

Rumah Adat Gorontalo


Rumah Adat Gorontalo

Rumah Adat Gorontalo
Rumah Adat Gorontalo
@https://archive.netralnews.com/

Gorontalo merupakan salah satu provinsi di Pulau Sulawesi. Provinsi Gorontalo memiliki kebudayaan berupa rumah adat yg cukup bermacam-macam, yg biasa dikenal dgn sebutan rumah adat Gorontalo.

Rumah Gorontalo merupakan bangunan rumah yg kaya akan makna religius. Hal ini dikarenakan, Gorontalo memiliki perjalanan sejarah & peradaban yg sangat kental. Tidak heran jika bentuk budaya mirip rumah adat menjadi salah satu peninggalan yg unik.


4 Jenis Rumah Adat Gorontalo

Ada empat jenis rumah adat Gorontalo yg cukup terkenal di Provinsi Gorontalo. Keempat rumah tradisional tersebut adalah rumah adat Dulohupa, rumah adat Bantayo Poboide, rumah adat Gobel, & rumah adat Ma’lihe atau Potiwoluya. Keempat rumah tradisional tersebut akan kita pelajari bersama pada klarifikasi berikut ini.

 

No Rumah Adat Gorontalo
1 Rumah Dulohupa
2 Rumah Bantayo Poboide
3 Rumah Adat Gobel
4 Rumah Ma’lihe/ Rumah Potiwaluya

 

Baca Juga: Rumah Adat Honai

  • Rumah Dulohupa

Rumah Adat Dulohupa
Rumah Adat Dulohupa
@https://www.99.co/

Rumah tradisional khas Gorontalo yg pertama yakni rumah Dulohupa. Rumah tersebut merupakan rumah adat Gorontalo yg paling terkenal di tempat Gorontalo. Umumnya bangunan tradisional ini banyak dibangun di Kecamatan Kota Selatan.

Arsitektur bangunan ini mengusung rancangan rumah panggung, meski begitu makna filosofis rumah Dulohupa khas & berbeda dr rumah panggung dr Sumatera.

Bahkan di setiap bagiannya mengandung makna filosofis sebagaimana mampu dijabarkan pada penjelasan berikut ini.

Anak Tangga

Bagian fundamental bangunan Dulohupa merupakan belahan anak tangga. Anak tangga merupakan serpihan yg menghubungkan teras dgn pintu masuk rumah adat Dulohupa.

Anak tangga pada bangunan adat Gorontalo ini dibentuk dgn jumlah yg tetap, yakni berjumlah 5 atau 7 anak tangga. Jumlah 5 ini merupakan simbol rukun Islam yg berjumlah lima.

Selain itu, jumlah lima ini pula dimaknai selaku filosofi hidup masyarakat Gorontalo. Kelima filosofi tersebut adalah:

  1. Bangusa talalo memiliki arti mempertahankan keturunan,
  2. Lipu poduluwalo mempunyai arti mengabdikan diri untuk membela negeri,
  3. Batanga pomaya,
  4. Upango potombulu,
  5. Nyawa podungalo mempunyai arti mempertaruhkan nyawa untuk mewakafkan & mengorbankan harta.

Sedangkan tujuh anak tangga merupakan simbol masalah nafsu manusia yg berjumlah tujuh buah. Tujuh nafsu itu pula dimaknai sebagai tujuh dosa insan. Tujuh tingkatan nafsu tersebut meliputi:

  1. Amarah,
  2. Lauwamah,
  3. Mulhimah,
  4. Muthmainnah,
  5. Rathiah,
  6. Mardhiah,
  7. Kamilan.

Tiang Penyangga/ Pilar Dulohupa

Bagian kedua yg merupakan kepingan terpenting pada bangunan rumah Dulohupa, yaitu bagian tiang penyangga atau pula disebut pilar.

Pilar pada rumah adat Gorontalo ini selalu berjumlah tetap, yakni sebanyak 32 tiang. Rumah tradisional tersebut mempunyai 2 tiang utama yg biasa diketahui dgn istilah Wolihi. Tiang Wolihi merupakan tiang yg berada di depan & menjadi gerbang masuk rumah tradisional tersebut.

Selanjutnya, terdapat 6 tiang penyangga yg menjadi simbol sifat baik masyarakat Gorontalo. Keenam melambangkan sifat tenggang rasa, saling menghormati, mengabdi pada pemimpin, bersikap wajar, patuh pada peraturan, & taat pada keputusan yg sudah diputuskan.

Atap Rumah

Rumah adat Dulohupa mempunyai atap yg bertingkat. Tingkatan pada atap tersebut dibentuk dgn berjumlah 2 tingkatan. Tingkatan pertama dibuat dr bahan jerami lebar, sedangkan tingkatan kedua dibuat dgn bentuk lebih mengecil & mengerucut.

Bentuk atap rumah adat Gorontalo ini menggambarkan relasi masyarakat Gorontalo dgn Tuhan & dgn sesama manusia, yaitu hubungan haruslah semakin mengerucut ke atas & kian akrab pada Tuhan.

Sedangkan kekerabatan dgn sesama manusia haruslah makin melebar ke samping & meluas ke manusia yang lain.

Ruang Dalam

Bangunan tradisional Dulohupa tak memiliki banyak ruang di dalamnya. Rumah adat ini mempunyai satu ruang khusus yg didedikasikan bagi raja atau tokoh besar untuk beristirahat.

Di segi lain, terdapat Tange lo bu’ulu yg berada di samping pintu masuk rumah. Tangelo bu’ulu merupakan dekorasi dinding yg menjadi lambang tingkat kemakmuran penduduk sekitar.

Fungsi Rumah Dulohupa

Pada zaman dahulu, rumah adat Dulohupa biasa digunakan untuk bermusyawarah keluarga kerajaan. Selain itu, bangunan tradisional ini pula digunakan sebagai ruang sidang kerajaan bagi mereka yg berkhianat pada negara & kerajaan.

Biasanya sidang dilaksanakan dlm 3 tahapan, yakni:

  1. Tahap keselamatan atau Buwatulo Bala
  2. Tahap aturan agama Islam atau Buwatulo Syara
  3. Tahap hukum adat Buwatulo Adati

Saat ini bangunan rumah Dulohupa lebih difungsikan sebagai tempat untuk menggelar upacara adat, seperti upacara adat ijab kabul, pagelaran budaya & seni khas Gorontalo. Dengan demikian, rumah adat Gorontalo ini kini telah dilengkapi banyak sekali peralatan untuk upacara perkawinan benda-benda berguna yang lain.

  • Rumah Bantayo Poboide

Rumah Adat Bantayo Poboide
Rumah adat Bantayo Poboide
@https://www.rumah.com/

Rumah adat Gorontalo selanjutnya ialah rumah Bantayo Poboide. Nama Bantayo diambil dr bahasa tempat Gorontalo, yg diartikan sebagai balai atau tempat konferensi. Sedangkan nama Poboide bermakna mengatakan atau bertukar asumsi.

Dengan penamaan bangunan adat ini, sehingga rumah adat Bantayo Poboide biasa digunakan sebagai tempat berjumpa & tempat untuk bermusyawarah.

Rumah adat Bantayo Poboide memiliki dua macam bangunan, yaitu Bantayo Poboide lo Lipu & Bantayo Poboide la Luna. Kedua macam bangunan tersebut mempunyai perbedaan fungsi. Dimana Bantayo Poboide la Liluna merupakan bangunan yg diperuntukkan bagi wilayah kecamatan, sedangkan Bantayo Poboide lo Lipu merupakan bangunan yg diperuntukkan bagi wilayah kabupaten.

Arsitektur bangunan rumah adat Bantayo Poboide mempunyai karakteristik & ciri khasnya tersendiri. Dan di setiap cuilan bangunan memiliki kegunaan & filosofinya masing-masing. Untuk itu mari simak penjelasan mengenai arsitektur rumah Bantayo Poboide di bawah ini.

Kolong Rumah

Bagian pertama bangunan Bantayo Poboide yg mempunyai keunikan khas yaitu pecahan kolong rumah. Rumah tradisional ini berupa rumah panggung sama mirip rumah adat Gorontalo lainnya.

Pada zaman dahulu, kolong rumah ini biasa digunakan untuk menenun kain. Akan namun saat ini kegiatan tersebut sudah jarang ditemui di Gorontalo.

Lorong Utama

Bagian rumah Bantayo Poboide selanjutnya yakni bagian lorong utama. Bagian ini merupakan jalan untuk mengakses ruang-ruang utama pada bangunan tradisional tersebut.

Lorong rumah Bantayo Poboide dibentuk dgn berbentuk memanjang & berada di antara ruang-ruang yang lain. Sehingga lorong ini merupakan kanal utama untuk menuju ke semua ruangan atau Bantayo rumah adat tersebut.

Baca Juga: Rumah Adat Jambi

Serambi

Berbeda dgn bangunan rumah adat Gorontalo yang lain, rumah Bantayo Poboide justru memiliki serambi di setiap sisinya. Secara keseluruhan serambi tersebut berjumlah 4 serambi.

Keempat serambi tersebut mampu dirinci sebagaimana satu serambi di serpihan depan, dua serambi di cuilan samping kanan kiri, serta satu serambi di belahan belakang bangunan. Keempat serambi tersebut memiliki fungsi utama, yakni memperlihatkan sirkulasi udara untuk rumah Bantayo Poboide.

Bantayo

Bagian berikutnya yg terdapat pada rumah Bantayo Poboide yakni penggalan Bantayo. Ruangan ini merupakan ruang yg biasa digunakan untuk musyawarah.

Jika di rumah Dulohupa hanya memiliki satu ruang balai, maka di rumah Bantayo Poboide Justru mempunyai beberapa ruang balai. Ruang Bantayo tersebut mampu diakses melalui jalan lorong utama rumah tradisional tersebut.

  • Rumah Adat Gobel

Rumah Adat Gobel
Rumah Adat Gobel
@rumah.com

Rumah adat Gorontalo berikutnya yakni rumah adat Gobel. Rumah ini tak terlalu populer mirip rumah adat sebelum-sebelumnya. Karena bangunan tradisional ini cuma ada beberapa saja di Gorontalo. Salah satu bangunan yg masih berfungsi baik adalah rumah Gobel di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo.

Bangunan rumah adat Gobel hanya dimiliki oleh Kerajaan Gobel, Gorontalo. Sehingga rumah ini diberi nama rumah Gobel.

Dahulu, rumah tradisional ini merupakan rumah yg biasa dipakai untuk tempat tinggal keluarga kerajaan Gobel. Sehingga bangunan ini mempunyai struktur ruangan yg mirip bangunan rumah pada lazimnya . Bangunan tradisional ini pula masih mengusung rancangan rumah panggung selaku arsitekturnya.

Saat ini, bangunan rumah adat Gobel sudah tak lagi dipakai selaku tempat tinggal. Melainkan telah berubah menjadi tempat pertemuan & sebagai balai musyawarah oleh penduduk lokal.

Di segi lain, pemerintah Gorontalo pula menggunakan bangunan tradisional ini untuk menyelenggarakan kegiatan pemerintahan selaku upaya melestarikan rumah tradisional khas Gorontalo tersebut.

Baca Juga: Rumah Adat

  • Rumah Ma’lihe/ Rumah Potiwaluya

Rumah Adat Ma’lihe Atau Rumah Potiwoluya
Rumah Adat Ma’lihe atau Rumah Potiwoluya
@Kompas.com

Rumah adat Gorontalo yg keempat yakni rumah adat Ma’lihe. Rumah adat Ma’lihe pula biasa diketahui dgn istilah rumah Potiwoluya. Nama Ma’lihe diambil dr bahasa Gorontalo yg memiliki arti mahligai.

Rumah tradisional khas Gorontalo ini biasa digunakan sebagai tempat tinggal sang raja beserta putrinya di dlm wilayah lingkungan kerajaan.

Bangunan tradisional tersebut dibangun dgn bentuk arsitektur rumah panggung. Atap rumah adat ini dibuat dr bahan jerami serta dindingnya dibentuk dr bahan kayu bambu.

Keunikan & Aturan Rumah Rumah Ma’lihe/ Rumah Potiwoluya

Seperti kebanyakan rumah yg dihuni, ruangan pada bangunan ini cukup lengkap. Karena dilengkapi dgn serambi, kamar tidur, ruang tamu, kamar mandi, & pula dapur.

Keunikan rumah adat Ma’lihe adalah penggalan-pecahan rumah yg dibangun dgn mengikuti  aturan & adat Gorontalo. Berikut yaitu beberapa aturan yg harus diperhatikan dlm membangun rumah adat tersebut:

Kamar tidur

Kamar tidur pada bangunan rumah Ma’lihe dibedakan menjadi dua, yaitu kamar khusus anak pria & kamar khusus anak perempuan. Kamar untuk anak pria mesti dibangun di potongan depan rumah, sedangkan kamar anak wanita dibangun di belahan paling belakang rumah.

Letak kamar pada rumah Potiwoluya dibuat berjajar ke belakang. Hal ini dimaksudkan bahwa tiap penduduk Gorontalo yg merantau ke luar daerah, maka mereka akan kembali pulang ke kampung halamannya di Gorontalo.

Arah kamar pun diubahsuaikan dgn arah aliran sungai. Hal ini diyakini oleh penduduk lokal bahwa akan menghadirkan rezeki bagi sang pemilik rumah tersebut.

Pada permulaan pembangunan rumah, jumlah kamar yg cuma boleh dibentuk sebanyak tiga kamar. Tatkala sudah ditempati & ternyata kamar yg dibutuhkan kurang, maka diperbolehkan untuk memperbesar penggalan kamar.

Dapur

Pada rumah adat Potiwoluya, belahan dapur dibangun terpisah dr bangunan utama rumah. Hal ini dimaksudkan bahwa setiap tamu yg berkunjung tak diperkenankan untuk memasuki ruang dapur. Sehingga tamu cuma boleh memasuki rumah & berhenti sampai jembatan antara rumah dgn dapur.

Aturan Menerima Tamu

Bagi sang pemilik rumah adat Potiwoluya, cuma boleh menemui tamu laki-laki di potongan teras & serambi depan saja. Sedangkan bagi tamu wanita diperkenankan masuk ke dlm ruang tamu. Aturan ini diberlakukan dgn menyesuaikan aturan ajaran agama Islam.


Orang pula bertanya

Apa nama rumah adat Gorontalo?

Rumah adat Gorontalo ada berapa?

Apa senjata tradisional Gorontalo?

Rumah adat Doloupa berasal dr provinsi apa?


Penutup

Demikian penjelasan terkait keempat rumah adat Gorontalo yg sukses wargamasyarakat tulis buat kamu. Setiap rumah adat dibangun dgn keunikan & manfaatnya masing-masing.

Oleh sebab itu, penting sekali untuk terus mencar ilmu & memahami keunikan setiap bangunan tradisional yg ada selaku bentuk upaya pelestarian budaya bangsa kita, Indonesia.

Untuk menemukan postingan menarik lainnya, yuk datangi halaman lain wargamasyarakat & peroleh kekayaan Indonesia yg tak ada duanya.


Rumah Adat Gorontalo
Sumber Refrensi:

@https://tambahpinter .com/rumah-adat-gorontolo/#Rumah_Adat_Malihe_atau_Potiwaluya
@https://keluyuran. com/rumah-adat-gorontalo/%20
@https://www.rumah.com/tutorial-properti/rumah-adat-gorontalo-52670%20
@https://id.wikipedia.org/wiki/Dulohupa#Fungsi

  Rumah Adat Banjar : Nama, Gambar, Keunikan dan Penjelasan