close

4 Kerajaan Islam di Sumatera

Beberapa kerajaan yg akan kami jelaskan dibawah ini masuk dlm deretan kerajaan-kerajaan islam di Indonesia. Tepatnya di potongan barat pulau Indonesia yakni Sumatera.

4 Kerajaan Islam di Sumatera ini yakni kerajaan perlak, samudera pasai, malaka, & aceh darussalam. Kami berupaya menguraikannya dgn singkat, ringkas, & lengkap.

1. Kerajaan Perlak

Kerajaan Perlak

Perlak merupakan wilayah yg berada di Aceh Timur yg banyak ditumbuhi kayu. Kata perlak berasal dr kata Peureulak. Wilayah ini banyak dikunjungi oleh orang luar dgn tujuan berbelanja kayu tersebut.

Sebagai suatu pelabuhan perniagaan yg maju & kondusif di kala ke 8 masehi. Perlak menjadi tempat singgah kapal dr Arab & Persia.

Seiring berjalannya waktu maka terbentuk & berkembanglah masyarakat Islam yg didominasi oleh perkawinan antar kerabat muslim dgn perempuan negeri.

Sejarah berdirinya kerajaan perlak

Pernikahan ini menjadikan lahirnya keturunan muslim dr percampuran darah Arab, Persia, dgn para putri Perlak.

Kerajaan Islam Perlak di Sumatera berdiri pada hari Selasa, 1 Muharram 225 H/840 M. Dengan raja pertamanya Syed Maulana Abdul Azia Shah (peranakan Arab Quraisy dgn putri Perlak) atau yg terkenal dgn gelar Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Azis Shah.

Ketika itu ibukota kerajaan langsung berganti dr Bandar Perlak menjadi Bandar Khalifah. Mengapa diganti? alasannya untuk mengingat jasa nahkoda khalifah yg sudah membudayakan islam pada masyarakat Asia Tenggara yg dimulai dr Perlak.

Sultan yg memimpin Kerajaan Perlak

Para sultan yg memimpin, yakni:

  • Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Azis Shah (225-249H/840-864M).
  • Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Rahim Shah (249-285H/864-888M).
  • Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Shah (285-300H/888-913M).

Masa pemerintahan ketiga sultan diatas disebut pemerintahan Dinasti Syed Maulana Abdul Azis Shah.  Di masa pemerintahan beliau (aliran Syi’ah), pedoman ahlus Sunnah wal Jamaah mulai berkembang dlm masyarakat & hal ini tak diminati oleh Syi’ah.

Di final pemerintahan sultan ke 3 terjadi perang kerabat antara golongan tersebut & menyebabkan kematian sultan. Sehingga 2 tahun tak ada sultan.

Pada tahun 302-305H/915-918M Syed Maulana Ali Mughayat Shah menjadi sultan. Setelah sekitar 3 tahun, di final masa pemerintahannya terjadi lagi pergolakan antara dua kalangan.

Kemenangan ada pada pihak ahlus Sunnah wa Jama’ah sehingga sultan yg diangkat untuk memerintah Perlak diambil dr golongannya yakni dr keturunan Meurah Perlak asli (syahir Nuwi).

Adapun urusan sultan yg memerintah adalah sebagai berikut:

  • Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Kadir Shah Johan Berdaulat (306-310H/928-932M).
  • Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah Johan Berdaulat (310-334H/932-956M).
  • Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik Shah Johan Berdaulat (334-362H/956-983M).

Di simpulan pemerintahan sultan abdul malik (sultan ke 3) terjadi lagi peperangan antara kedua aliran selama 4 tahun yg diakhiri dgn perdamaian dgn membagi wilayah kerajaan menjadi 2.

Perlak pedalaman untuk kelompok ahlus Sunnah wal Jama’ah & Perlak pesisir bagi golongan Syi’ah.

Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Shah Johan Berdaulat (662-692H/1263-1292M). Beliau merupakan sultan terakhir dr kerajaan perlak.

Setelah sultan mangkat Kerajaan Perlak disatukan dgn Kerajaan Samudera Pasai pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malik Al Zahir putera Al Malik Al-Saleh.

Baca juga: Kerajaan Banten

2. Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan Samudera Pasai

Sumber ke 1

Ada sumber yg mengatakan bahwa tanggal berdirinya kerajaan samudera pasai yaitu tahun 433H/1024M dgn pendirinya yaitu Meurah Khair yg telah menjadi raja bergelar Maharaja Mahmud Syah. Beliau memerintah hingga tahun 470H/1078M.

Setelah itu pemerintahan dipegang oleh:

  • Maharaja Mansur Syah (470-527H/1078-1133M)
  • Maharaja Ghiyasyuddin syah, cucu Meurah Khair(527-550H/1133-1155M)
  • Maharaja Nuruddin atau Meurah Noe atau Tengku Samudra atau Sultan Al-Kamil (550-607H/1155- 1210M).

Beliau merupakan sultan terakhir dr keturunan Meurah Khair. Setelah kemangkatan nya kerajaan islam di sumatera ini menjadi rebutan para pembesar karena tak mempunyai keturunan.

Sekitar 50 tahun Samudera Pasai berada di dlm pertentangan, sehingga alhasil Meurah Silu mengambil kekuasaan.

Dengan mendasarkan bahwa dinastinya sudah memerintah Perlak lebih dr 2 masa & kemudian disatukan dgn Samudera Pasai di masa Sultan Muhammad Al-Zahir (1289-1326M).

Sumber ke 2

Berita dr Cina & catatan Ibnu Battutah pengembara dr Maroko menyebutkan kerajaan samudera pasai berdiri pada tahun 1282 M oleh pendirinya yakni Al-Malik Al-Saleh.

Saat itu beliau mengantarkan utusan ke Quilon, yg berada di pantai barat India & berjumpa para duta dr Cina. Di antara nama duta yg dikirim yaitu Husien & sulaiman (nama-nama muslim).

Lalu dikala Marcopolo mengunjungi Sumatera tahun 1346 M, menyebutkan bahwa di sana Islam sudah sekitar 1 masa disiarkan, serta mazhab yg disertai yakni madzab Syafi’i.

Samudera Pasai pula menjadi sentra mencar ilmu agama Islam & tempat berkumpul para ulama dr banyak sekali negeri untuk membicarakan dilema keagamaan & keduniaan.

Ibnu Battutah pula mengatakan bahwa Samudera Pasai mempunyai peran penting dlm meng-islam-kan Malaka & Jawa.

Sultan Al-Malik al-Zahir merupakan pecinta teologi & senantiasa memerangi orang kafir & membuat mereka memeluk agama Islam.

Basis perekonomian Kerajaan Samudera Pasai lebih condong ke pelayaran & perdagangan. Kerajaan ini tampakmerupakan kerajaan yg sejahtera.

Alasannya alasannya dilihat sisi geografis & ekonomi pada waktu itu Samudera Pasai adalah tempat penghubung antara sentra perdagangan yg ada di kepulauan Indonesia, Cina, India,dan Arab.

Disebutkan bahwa Kerajaan Samudera Pasai telah ditaklukan oleh Kerajaan Majapahit sehingga menjadi pecahan dr Kerajaan Majapahit.

Sebelum tentara Majapahit meninggalkan Samudera Pasai untuk kembali ke Jawa, pembesar Majapahit sepakat mengangkat seorang raja dr bangsawan Pasai yg mampu diandalkan untuk memerintah kerajaan.

Raja yg ditunjuk ialah Ratu NuruIlah atau Malikah NuruIlah binti Sultan Al-Malik Al-Zahir.

Tahun mangkat Malikah NuruIlah 1380 M bertepatan dgn masa pemerintahan Kerajaan Majapahit yg dipimpin oleh Raja Hayam Wuruk.

Saat itu Majapahit berada dlm puncak kejayaannya karena dipimpin oleh Mahapatih Gajah Mada.

Daftar raja yg pernah memerintah di kerajaan Islam Samudera Pasai, yakni:

  • Sultan Al-Malik Al-Saleh (1297 M)
  • Muhammad Malik Al-Zahir (1297-1326 M)
  • Muhammad Malik Al-Zahir II (1326-1345M)
  • Manshur Malik Al-Zahir (1345-1345M)
  • Ahmad Malik Al-Zahir (1345-1383M)
  • Zainal Abidin Malik Al-Zahir (1383-1405M)
  • Nahrasiyah (1405-?)
  • Abu Zaid Malik Al-Zahir (?-1455M)
  • Mahmud Malik Al-Zahir (1455-1477)
  • Zainal Abidin (1477-1500M)
  • Abdullah Malik Al-Zahir (1501-1513M)
  • Zainal Abidin (1513-1524M)

Di masa sultan terakhir tahun 1521 M, Samudera Pasai dikuasai oleh Portugis selama 3 tahun. Tahun 1524 penguasaan atas kerajaan islam di sumatera ini digantikan Kerajaan Aceh Darussalam.

3. Kerajaan Malaka

Kerajaan Malaka

Berdasarkan sejarah melayu, Parameswara merupakan keturunan dr Sang Nila Utama (anak Sang Sapurba) dr palembang yg dinikahkan dgn Sri Beni Putri permaisuri Iskandar Syah ratu Bintan yg hijrah ke Tumasik & diangkat sebagai raja dangan gelar tribuwana.

Di masa kekuasaan Parameswara datang serangan dr Majapahit yg menyebabkan raja melarikan diri ke Semenanjung Melayu (Trengganu).

Hidup disana sekaligus mendirikan Kerajaan Malaka sekitar tahun 1400 M & setelah masuk Islam mempunyai gelar Megat Iskandar Syah & meninggal tahun 1424 M.

Penggantinya ialah Sultan Muhammad Syah (1414-1444 M), kemudian Sultan Mahmud (1511 M) & tatkala itu Malaka roboh ke tangan Portugis.

Akhirnya beliau mengungsi ke Pahang kemudian tinggal di Muara Pulau Bintan. Dari sini dia terus berusaha melaksanakan serangan ke Malaka tetapi senantiasa gagal.

Pada Oktober 1512 terjadi serangan kepada Bintan oleh Portugis yg dipimpin oleh Albuquerque. Pertahanan Bintan terlalu berpengaruh & Albuquerque mengalami kekalahan.

Portugis 1523 dipimpin oleh Henriquez & tahun 1524 dipimpin oleh De Souza, keduanya melaksanakan penyerangan & mengalami kekalahan.

Pada tahun 1525, Bintan berhasil dikuasai Portugis sesudah bersekutu dgn Lingga & Sultan Mahmud mengungsi ke Johor.

Meskipun Sultan Mahmud selalu berupaya untuk mampu merebut Malaka kembali dr tangan Portugis, namun hingga maut nya tiba usahanya tak pernah berhasil.

Karena usaha putranya Kerajaan Melayu sukses dilanjutkan & berpusat di Johor. Sebagai Sultan Johor pertama ia menggunakan gelar Sultan Alaudin Riayat Syah II (1528-1564M).

Pada masa pemerintahan Sultan Ibrahim (1677-1685M) sentra kerajaan dipindahkan ke Bintan, tepatnya pada tahun 1678 M.

 

4. Kerajaan Aceh Darussalam

Kerajaan Aceh Darussalam

Pada selesai kala ke-15 arus penjajahan barat ke timur sangat ramai, terutama penjajahan barat. Nasrani kepada timur islam.

Keinginan untuk mendapatkan harga yg banyak lewat cara yg haram telah menyebabkan orang Eropa berlomba-kontes ke dunia potongan timur.

Diantara bangsa EROPA KRISTEN ketika itu yg sungguh berambisi terhadap tanah jajahan yakni Portugis. Setelah mereka merampok Goa di India, selanjutnya mengincar Malaka.

Sehingga Malaka jatuh ke tangan portugis pada tahun 1511. Sesudah Malaka jatuh ke tangan Portugis, kemudian Portugis mengatur planning tahap demi tahap.

Langkah yg diambil yaitu mengantarkaki tangannya ke tempat pesisir utara Sumatera untuk menyebabkan kesemrawutan & perpecahan sehingga dibutuhkan mampu menyebabkan perang saudara.

Langkah kedua yakni Portugis langsung melakukan penyerangan & seterusnya menetap. Lalu tahap selanjutnya yaitu memaksa raja yg sudah mengalah untuk menandatangani persetujuan pemerian hak monopoli dagang.

Sejarah Lahirnya Kerajaan Aceh Darussalam

Portugis telah bisa memaksa nafsu penjajahan nya pada para raja mirip Kerajaan Islam Jaya, Samudera Pasai, & Kerajaan Islam Pidier. Hal itu terjadi menjelang simpulan kurun 15 & awal kala 16

Disaat itulah muncul seorang tokoh yg berupaya mempersatukan 6 kerajaan yakni Pidie, Indra Purba, Samudera Pasai, Perlak, Tamiang, & Indra Jaya.

Pada 1514 Ali Mughayat Syah dilantik sebagai Sultan (1514-1530M) dgn nama Kerajaan Aceh Darussalam. Wilayahnya mencakup Aru sampai Pancu di pantai utara & jaya sampai ke barus di pantai Barat dgn ibu kota Banda Aceh Darussalam.

Beliau selalu memutuskan satu tekad untuk mengusir Portugis dr Sumatera Utara. Terjadi beberapa pertempuran dgn portugis (1521, 1526, 1528 & 1542 M).

Tentara Portugis berhasil dihancurkan melalui beberapa pertempuran di banyak sekali medan. Sultan Ali Mughaiyat meninggal pada hari Selasa tanggal 12 Zulhijjah 936H/7 Agustus 1530M.

Setelah berhasil membangun pondasi berpengaruh untuk salah satu kerajaan islam di sumatera ini. Selain itu ia pula menciptakan bendera kerajaan yg berjulukan Alam Zulfiqaar (bendera cap pedang) berwarna merah darah dgn pedang putih.

Aceh Darussalam mengalami zaman gemilang pada kepemimpinan Sultan Ali Mughaiyat Syah, Sultan Alaiddin Riayat Syah II, Sultan Iskandar Muda Darmawangsa Perkasa Alam Syah & Sultanah Sri Ratu Tajul Alam safiatuddin Johan.

Namun sesudah itu masa suram terus menyelimuti terus menerus. Kerajaan ini menjadikan Islam selaku dasar negara. Terdapat 31 raja yg pernah memerintah, dgn raja terakhir yakni Sultan Alaiddin Muhammad Daud Syah (1870-1904M).

  Sejarah Sparc (Scalable Processor Architecture)