37+ Puisi Singkat Terbaik Perihal Kehidupan, Persahabatan, Cinta, Alam

Puisi Singkat – Siapa yg tak suka dgn puisi? Kata-katanya yg bisa menciptakan seseorang baper pastinya sungguh disukai sekali, terlebih oleh para kawula muda yg baru menyukai dgn puisi itu sendiri.

Namun sering kali bagi para kawula muda yg gres menggemari puisi tak suka dgn puisi yg ditulis dengan-cara panjang yg mencapai beberapa halaman, sehingga para kawula muda sendiri lebih menyukai puisi singkat dibandingkan dengan dr puisi panjang itu sendiri.


Puisi Singkat Tentang Orang tua

Puisi Singkat Tentang Orang Tua

Orangtua seringkali dijadikan selaku tema untuk menulis puisi. Orangtua memang sangat berjasa dlm kehidupan kita. Maka dr itu kita patut mengapresiasinya salah satunya dgn cara membuat puisi. Berikut puisi singkat yg bertemakan orangtua :


Pria Tercinta

Kenangan pertamaku adalah dibonceng sepeda oleh pria berkaos merah

Menyiram bunga jadi jadwal yg dinantikan, karena kupunya alasan untuk bermain air

Dia jadikan keliling kampung dgn sepeda selaku hal istimewa

Dia jadikan menyiram bunga sebagai permainan paling menyenangkan di dunia

Dialah laki-laki pertama yg pernah kucinta


Tugas Seorang Ayah

Ada delapan tugas seorang ayah bagi putrinya

Pertama, menggendongnya begitu menyapa dunia

Kedua, menjadi teman bermain meski mesti sampai jatuh berguling

Ketiga, mengantarkannya ke sekolah pada hari pertama

Keempat, memarahinya tatkala terlambat pulang ke rumah di kala sampaumur

Kelima, bersikap galak pada para pria yg berupaya mendekati putrinya

Keenam, menyerahkan tugasnya pada orang lain

Ketujuh, memohon orang itu untuk mempertahankan putrinya dgn baik

Kedelapan, menyembunyikan kesedihannya di hari bahagia sang putri


Ibu

Sembilan bulan mengandung

Melahirkan dgn bertaruh nyawa

Menyusui hingga dua tahun lamanya

Menjadi guru yg paling pertama tanpa upah pun rela

Merawat, mengasuh, membesarkan…

Setelah semua yg ibumu kerjakan, apa masih layak kau berani membantah?


Aku Beruntung

Aku mujur menjadi anak kalian, duhai ayah… duhai ibu…

Karena gue masih dimarahi jikalau terlambat shalat

Aku mujur menjadi anak kalian, duhai ayah… duhai ibu…

Karena gue masih disuruh untuk mengaji setiap harinya

Aku mujur menjadi anak kalian, duhai ayah… duhai ibu…

Karena gue senantiasa dicari kalau pergi hingga tiga jam & tak mengirimkan kabar

Aku mujur menjadi anak kalian, duhai ayah… duhai ibu…

Karena gue dipaksa untuk makan sehari hingga tiga kali

Ya, gue mujur menjadi anak kalian…


Puisi Singkat Tentang Cinta

Puisi Singkat Tentang Cinta

Anda pernah mencicipi cinta? Jika ya apakah anda pernah mengungkapkan apa yg anda rasakan itu dlm bentuk puisi? Jika sekarang anda sedang mencicipi cinta & ingin menuangkannya dlm bentuk puisi, berikut ini referensi atau acuan puisi singkat yg bertemakan cinta :

Baca Juga: Puisi Sekolah


Tentangmu

Seketika hancur hatiku

Mendengar seruan maafmu

Apakah gue bukan yg terbaik bagiku

Ku tak tahu, cuma kau yg tahu

Akan kulakukan apa pun untukmu

Meski itu menghancurkanku

Akan kulakukan apa pun maumu

Asalkan kulihat lagi senyum itu


Tentangku

Salahku, ini bukan tentangmu

Kau cuma fikirkan dirimu

Dan kau telah relakan saya

Agar gue senang untukmu

Hanya kaulah yg kumau

Hanya kaulah bahagiaku

Maka janganlah pergi dariku

Walau apa yg terjadi padamu


Anganku, Anganmu, Angan Kita

Siapa yg akan menyangka

Bahwa kaulah takdirku dari-Nya

Siapa yg akan mengira

Bahwa berdua kita jadi bersama

Bisik mimpi manis penuh suka

Lirih doa terpanjat sampaikan cita

Harap ceman akan sambutan lusa

Debar memulai hari awal kisah kita


Hanya Dia

Andai ia tahu, sejak dulu

Hanya namanya yg ada

Di tiap detak jantungku

Satu per satu helaan nafasku

Aku sendiri tak mengenali

Rasa yg telat kusadari

Tapi yg pasti,

Sejak dulu namanya sudah penuhi relung hati

Aku akan merasa bahagia bila kulihatnya tertawa

Dan hancurlah gue tatkala air mata basahi pipinya

Karena yg kumau hanyalah senyumnya

Meski gue harus menghilang dr hatinya


Rasa Sesaat

Kurasakan kehangatan, dikala memandang mata teduhnya

Kurasakan ketenangan, begitu tahu dirinya ada

Kurasakan kenyamanan, tatkala menyaksikan senyumnya

Kurasakan kebahagiaan, waktu mendengar tawanya

Semoga ini bukanlah rasa sesaat yg tiba dgn tiba-tiba

Semoga ini tak untuk sementara, karena gue tak meminta

Sungguh diri ini tak rela

Bila kemudian rasa ini tiada

Ku memang tak tahu tentangnya

Yang kurasa hanyalah cinta


Luka pada Bidadariku

Gemuruh halilintar menyambar

Dahsyatnya topan menerjang

Tak lagi kurisaukan

Melihatnya menangis berlinang

Tak sanggup menahan sakitnya rasa

Melihatnya berurai air Mata

Tak mampu menahan amarah jiwa

Pada kasihnya yg tlah buat luka

Biar kubuatnya menyesal

Karna torehkan luka pada bidadariku

Biar kubuat perhitungan

Karna telah hancurkan jiwaku


Ikrarku Untuknya

Dengarkanlah ikrarku untuknya

Bahwa ku kan slalu ada

Dan kan kujaga senyumnya

Kan kubuat dirinya senang

Kuberharap ini tuk slamanya

Karna dialah semangat jiwa


Kerelaan Hati

Jujur saja gue tak rela

Melepasnya pergi dariku

Sungguh rasa ini tak kuasa

Relakan ia menjauhiku

Andai sama bisa kugapainya kembali

Tak akan kubiarkan ia pergi

Andai saja sanggup kurengkuhnya lagi

Kan slalu kujaga di segi


Ikatan Dua Hati

Kicauan burung pagi

Semarakkan rasa hati

Bintang yg menjadi saksi

Akan ikatan dua hati

Hari ini ku begitu gembira

  45 Puisi Kecewa Untuk Seseorang Yang Tidak Menghargai

Kan kudapati senantiasa dirinya

Tiap kali kubutuhkannya

Begitu pula baginya


Sebuah Impian

Kurentangkan tangan untuk menggapaimu

Namun gue cuma menjangkau debu

Engkau lebih dr sejangkauanku

Engkau tak ada di sampingku

Dan gue pun tersadar, bahwa kau-sekalian yaitu suatu keinginan

Yang menyitaku dr kenyataan


Eksak… Pasti…

Eksak… pasti…

Segala hal di dunia ini

Bisa dipertimbangkan dgn teori

Lalu akan benar-benar terjadi

Eksak… niscaya…

Tapi adakah yg pasti

Bila sudah menyangkut dgn hati

Karena hati sulit dijelajahi

Karena hati tak bisa didaki

Eksak… pasti…

Kemungkinan bisa saja terjadi

Terkecuali segala tentang hati


Sempurna

Sempurna…

Satu kata milik Yang Kuasa

Juga digunakan oleh insan

Sempurna…

Harga mutlak untuk didamba

Walau cuma jadi tanda

Sempurna…

Bukan absurd tanpa makna

Karena memang nyata adanya

Sempurna…

Tampak terperinci sudah semua

Setelah hadir di depan mata

Sempurna…

Rasa hari-hari yg tersisa

Sejak kita berdua bersama


Puisi Singkat Tentang Rindu

Puisi Singkat Tentang Rindu

Saat seseorang mencicipi kerinduan, pada waktu itulah kerap kali muncul ilham untuk menciptakan karya puisi. Seperti teladan puisi singkat berikut ini yg terinspirasi dr keadaan dimana seseorang sedang mencicipi kerinduan. Inilah contoh-contoh puisi singkat tersebut :


Aku Rindu

Apa kabar?

Kau sedang apa?

Undangan darimu sudah kuterima

Rasanya seperti gres kemarin kita masih bareng

Inilah hidup, kita cuma bisa berencana

Nyatanya janji memang tak boleh sembarang ucap

Duh, meski hati masih tak rela

Untukmu gue pun turut senang


Waktu

Waktu terus berlalu

Menapaki garis hidupku

Nanar memandang pilu

Sadar akan terus merindu

Takkan ada lagi dirimu

Kecuali di lubuk hatiku

Bolehkah kuputar waktu

Kembali ke masa itu

Saat ku masih bisa menatapmu


Mimpi

Aku memimpikanmu semalam

Dalam mimpiku, kau menolak untuk pergi

Apa artinya itu?

Kau sendiri yg tak pernah lagi menyebarkan kabar

Seolah semua yg terjadi hanyalah anganku sendiri


Puisi Singkat Tentang Kehidupan

Puisi Singkat Tentang Kehidupan

Tema untuk membuat puisi memang bisa datang dr mana saja. Tak terkecuali kehidupan kita selaku insan yg kadang penuh dgn lika-liku. Inilah beberapa pola puisi singkat dgn tema kehidupan :


Berat

Tertatih melangkah dlm balut senja

Hilang asa menghadapi dunia

Hanyut ditelan duka derita

Berat, sungguh berat

Tak sanggup rasanya diri ini dapat

Untuk melawan siapa yg sempat

Takut tak akan mampu kawasan


Tak apa

Jika kau merasa lelah sudah

Tak apa kau berhenti

Jika kau ingin berkeluh kesah

Tak apa kau hindari sepi

Semua sudah ada yg mengatur

Tak perlu sampai kurang tidur

Jika kau pintar bersyukur

Tak akan perlu untuk terpekur


Lepas

Hilang sudah tak tentu arah

Lepaslah semua keluh kesah

Berharap cuma bisa berserah

Tak perlu mencari siapa yg salah

Cukup gue saja yg mengalah

Baca Juga: Puisi Kemerdekaan


Puisi Singkat Tentang Agama

Puisi Singkat Tentang Agama

Agama pula seringkali menjadi sebuah pemikiran tema yg manis untuk menciptakan suatu karya seni. Tak terkecuali karya seni puisi. Di bawah ini beberapa acuan puisi yg bernafaskan keagamaan :


Cahaya Suci

Ingin gue menghentikan waktu

Agar tak pergi cahaya itu

Yang telah kurengkuh dlm pelukku

Karena tidak mau gue menangis pilu

Begitulah rasa hatiku

Ketika kurengkuh cahaya itu


Tentang Hati

Tak boleh lagi ada ragu mengganggu

Tak izinkan ada rasa enggan menyerbu

Karena hati tak senantiasa menggebu

Untuk terus berkata mau


Cahaya Ilahi

Secercah sinar menerangi

Mengusir gelap yg telah kuasai

Seluruh ruang di penjuru hati

Janjikan ini ialah suatu langkah-langkah suci

Demi tegaknya kalimat Ilahi di bumi

Walau kecil & seolah tak mempunyai arti

Bila datang lagi panggilan ini

Akan ada sambutan berseri


Ajakan Kebaikan

Satu undangan tiba

Ajakan untuk kebaikan

Rasa sungkan menyerang

Tapi tak tahu apa yg harus dikatakan

Maka tatkala waktu menjelang

Melangkah kaki dgn enggan

Detik-detik terus berlalu

Tak pula membunuh ragu

Tak suka diri menunggu

Hanya melongo sepanjang waktu

Tanpa kepastian kapan akan berlalu

Puisi Singkat Yang Bisa Bikin Baper

Puisi Singkat Yang Bisa Bikin Baper

Bagi para kawula muda yg sedang mencari referensi puisi singkat baik untuk melakukan peran atau cuma ingin membaca puisi saja. Berikut ini adalah kumpulan puisi singkat yg bisa bikin baper & bisa pula untuk dijadikan selaku referensi:

 


Menyerah

Maafkanlah saya, nyatanya gue mesti menyerah

Aku sudah mencoba untuk bertahan menghadapi semua ini, namun nyatanya gue kian terluka

Maafkanlah aku, nyatanya gue mesti mengalah

Sebenarnya gue ingin tetap bertahan, tetapi hati ini tak bisa menerimanya

Maafkanlah saya, nyatanya gue harus mengalah

Lukaku sudah terlampau dalam, sehingga menciptakan hati ini pecah bergelimangan darah

Maafkanlah aku, nyatanya gue harus mengalah

Menghentikan setiap langkah serta menutup lembar cerita ihwal kita

Maafkanlah saya, nyatanya gue mesti mengalah

 


Doaku Hanya Untukmu

Dalam setiap detak jam yg berdentang, gue senantiasa menyebut namamu

Dan diantara tiap tujuh titik kerendahan diri

Serta di atas tiap lembaran permadani

Semoga semuanya berangkat & hingga menuju langit untuk turun kembali ke bumi sebagai karunia yg agung

 


Sepi

Itulah sebabnya,

Kita tak mungkin lagi untuk melangkah bareng

Maka dr itu, gue akan senantiasa menuliskan syair-syair hati

Dimana setiap kehidupan yg ada di dunia ini bisa kuatur semauku

Lantas kau & gue menjadi kita yg tak bisa dipisahkan

Aku hanya bisa memanggil setiap kenangan untuk mengusir kesunyian

Namun ia tak pernah tiba sendirian

Ia senantiasa datang dgn kerinduan

Aku pun terbayang jikalau suatu hari nanti tangan kita terkait

Lalu terlelap bareng di bawah saku langit satu sama lain

Tentunya sepi ini senantiasa menghantarkan rinduku pada dirimu

 


Ini Kisah Tentangmu

Kamu bilang, ananda tak pandai berkata-kata

Namun setiap kata-kata yg ananda ucapkan membuatku terbata-bata

Bagimu, ananda tak terlalu suka akan mengungkap rasa

Namun setiap arahan yg kau berikan membuatku tak pernah lupa

Bagimu apa yg ananda perbuat tidaklah istimewa

Namun tanpa ananda sadari, bagiku terlampau istimewa

Demikianlah tentang dirimu

Dan saya, sungguh bukan sedang memujimu

 


Jejak Dalam Udara

Coba lihatlah

Sekumpulan burung-burung sedang melintas di kotaku

Yakni di atas langit senja yg warnanya kiat memekat

Yang beriringan ditelan san malam

Mereka pun pergi & terbang berlalu begitu saja

Sedang aku, gue menyesap rindu di jejak-jejak yg makin detik kian menghilang

  Caption Puisi Pendaki Bagus Indonesia, Kata-Kata Romantis Mendaki Gunung

Aku harap kau mencintaiku mirip hal nya udara

Meski nampak kasat, tetapi kau senantiasa hirup selamanya

 


Rasa

Lantas, biarlah sementara begini saja

Tepatnya akan kubiarkan semuanya mirip ini titik

Mungkin hati ini pula perlu waktu untuk menghapusnya

Karena sesungguhnya gue pun sudah sudah biasa dgn keberadaanmu

Dan sesungguhnya, karenamu ada rindu yg mulai tertata

Dan kini, gue sungguh-sungguh tak bisa lagi mengelabui rasa yg ada

 


Isyarat Yang Entah

Tepat pada undakan anak tangga yg ke lima

Seorang perindu sedang duduk memandang sang awan senja

Ia senantiasa tetap tabah menunggu kode yg entah

Namun sesungguhnya kau telah salah puan

Jika ananda menganggapku setabah itu

Maka justru gue lah yg tak sanggup untuk menahan rindu

Karena gue pun sama sepertimu, senantiasa mencurahkan rindu pada aksaranku

Sedangkan tepat dikeningnya

Waktu senantiasa melukis kerut dengan-cara perlahan

 


Aku Dan Hujan

Jalan itu kembali mulai menghitam

Basah terkena sang hujan

Namun aku, gue muram kering oleh kerinduan yg tak memudar

Gerimis yg turun senantiasa meniadakan jejak apapun

Namun kasih untukmu tak akan pernah hilang dlm hitungan tahun

 


Lebih Dari Hancur

Seperti halnya pisau tajam yg menusuk hati

Ia tak pernah bisa untuk dilepas lagi

Bahkan bisa sampai menusuk nurani

Yakni kawasan dimana gue membingkai indah namamu

Aku hanyalah serpihan puing yg ringkih di dlm hatimu

Dan ingin ku ceritakan setiap kehancuran yg ku rasakan ini

Namun, kau seolah tak pernah peduli

Maka tak mampu lagi ku satukan penggalan hati

 


Televisi

Sejak hadirnya tabung sinar katoda

Sebuah sihir telah bersinggungan dgn alam dunia

Tentu saja, sinarnya mulai merusakmu

Termasuk mengganti setiap perilakumu

Kini, kau pun menyentuhnya

Selalu menggesernya ke arah kanan atau ke arah kiri

Seolah-olah kalian saling berinteraksi

Padahal kau cuma terperdaya oleh oleh sinar beserta sihirnya

 


Sudut Pandang

Kita adalah insan yg lahir di dlm rahim yg sama

Namun membuka ma disaat keadaan yg berlainan

Aku yg menolongnya, sedangkan kau, kau yg mencacinya

Akan tetapi, kau lah yg jeli. Sedang aku, gue cuma tertipu belaka

Dan ini, ini hanyalah duduk perkara sudut  pandang

Menganggap orang yg kaya berlebihan atau menilai orang miskin yg keterlaluan

Sedang mata rahim melihat itu semua sangat seimbang

Kita semua lahir dr rahim yg sama, yakni sebuah rahim yg berjulukan keadilan

 


Sebutir Debu

Aku hanyalah sebutir debu yg terhempas oleh angin

Yang bisa memburamkan kilau yg datang

Aku pun sadar, gue tak layak berada di atas suci

Dan tak bisa menghindar

Kala angin mulai menghempaskanku lagi

Aku pun kembali terbang

Hanya saja gue kecewa seperti halnya hampa yg mengharap udara

Atau seperti halnya debu yg di tengah gersang menghendaki hujan

Oh angin, hentikanlah gue dr terbang

 


Kesabaran

Sebuah gubug bambu, baginya sudah seperti istana

Perut yg senantiasa berbunyi, sudah seperti bernyanyi di dlm hidupnya

Meskipun terasa pahit, ia berusaha menelannya mirip rasa manis

Bersyukurlah kunci supaya ia tak menangis

Ia melangkahkan kakinya, & kini terbentuk garis-garis pecahan

Setiap duri senantiasa menghalang raga

Wajahnya senantiasa menahan setiap kesakitan

Dan senantiasa menyebut nama-Nya di dlm jiwa

 


Di Dalam Bis

Ku lihat luasnya langit di kaca jendela

Ia tampakbergoyang terarah

Kemanakah wajah yg ada dua beling jendela itu

Yang dahulu, ia mengecil dlm pesona

Mula-mula ia yakni kata

Lalu memulai perjalanan dr kota ke kota

Demikianlah terasa cepat

Kita pun niscaya akan terperanjat

Karena waktu yg henti sudah biasa

 


Dunia Kini

Minggu di pagi itu pun mulai merebak

Bagaikan daun-daun kering yg berguguran

Saat semuanya sudah mulai terlena

Semua itu pun akan berganti

Dan ada pula sekelompok insan yg berencana untuk merubah

Yang salah seolah-olah menjadi hal yg biasa

Dan yg ajaib seakan-akan menjadi terlihat masuk akal

Maka hati-hatilah wahai sayang

Itulah kondisi dunia sekarang

 


Judulku

Sampai sore ini, saya tak tahu apa judulnya

Ya, apalagi kalo bukan judul hidupku

Apakah gue tergolong seorang yg ahli

Ataukah hanya sekedar orang umumsaja

Atau bahkan gue termasuk ke dlm orang yg pecundang

Sungguh, hal tersebut membuatku terlampau sungguh cemas

Kaprikornus bagaimana dgn semua ini

Apakah gue mesti pergi ke daerah yg lain

Demi apapun, mudah-mudahan gue bisa mendapatkan jati diriku yg bahwasanya

 


Kisah Perjuanganku

Sejak permulaan gue mulai mengenal dunia

Sejak itu pula lah gue mulai mengetahui arti kehidupan

Banyak kisah yg sudah selama ini gue tinggalkan

Demi mengajar suatu cita-cita yg selama ini gue harapkan

Setiap kisah yg sudah ku lalui tak akan pernah terhapus di dlm ingatanku

Tentang usaha kehidupanku, yakni perjuangan untuk meraih segala impianku

Meski banyak rintangan yg harus gue lalui

Namun bukan itulah yg membuatku bisa menyerah

Namun karena kehidupan ini memerlukan jerih payah serta pengorbanan yg amat besar

Maka dr itulah tak ada kata mengalah sebelum segala impian tercapai sesuai dgn kesempatan

 


Anak Nakalku

Kemana saja ananda pergi sampai mukamu teramat kotor

Kesayanganku menjadi kotor mirip ini

Kamu tahu? Aku pun ikut mencarimu sampai kotor

Dan mencuci semua baju serta sepatumu

Aku pun mendapatkan permen karet menempel di bawah sepatumu

Dan gue tahu, itu adalah permen karet kepunyaanmu

Aku pun tahu, kalau ananda bermain di tempat sampah di taman sana

Sangat sakit kepala melihatmu

Namun, demi apapun gue tak sanggup tidur tanpa dirimu

Oh anakku, kesayanganku

 


Koran Peradaban

Hembusan angin seolah-olah menghela nafasnya

Cuaca pun seolah-olah menjinjing bebannya

Pucuk-pucuk pepohonan terlihat menari-nari

Dibuat mabuk oleh air haram manusia

Bumi pun mulai malas menjaga bawah umur insan

Terbukti dgn lempeng-lempeng keraknya yg senantiasa berjingkrak

Manusia-manusia kian lihat bersilat lidah

Lengkap dgn aksesoris topeng baja di mukanya

Hatinya pun entah bersembunyi di sudut mana

Mungkin ia pun takut pada tuannya

Ia tak tahu arah jalan menuju pulang harus kemana

Maka dr itu, segalanya kian bermetamorfosis liar & acak-acakan

Apakah hal tersebut hanya sebagai tajuk laku dr koran-koran semata? Atau apakah semua ini memang ujung dr sebuah peradaban?

 


Tidak Puas

Tidak puas kah kau melihat hutan sudah mulai menguning

  20 Kata Kata Ucapan Selamat Hari Puisi Nasional 2022

Sungai-sungai sudah teracun dgn limbah-limbah industri yg tak bertanggung jawab

Ikan-ikan pun mulai mati tiada tersisa

Makhluk pun binasa tiada pangan

Sedangkan uang-uang mulai melimpah

Tidak bisa ku hitung berapa jumlahnya, mataku pun ikut slalu dgn harta yg sedang gue lihat

Namun gue tak tahu apa bunganya dr harta tersebut

 


Kekeringan

Bukankah ananda sendiri yg menghancurkan suburnya tanah surgamu

Maka jangan heran apabila tanahmu tak kembali subur

Maka jangan heran apabila lautmu tak kembali indah

Bukankah ananda sendiri yg merusaknya

Yakni dgn kedua tanganmu yg sarat dgn kata serakah

Kamu telah mengakibatkan alam sebagai pemuas nafsumu sendiri

Dan kau pun tak memperdulikan lagi anak cucumu

Apakah kau tak pernah berfikir perihal keturunan kita

Mereka pun berhak mendapatkan alam yg sekarang kita pijaki

 


Drakula Dan Kelelawar Berdasi

Jika saja di zaman ini Bram Stoker yaitu orang Indonesia

Para kelelawar berdasi yakni ilham dr mereka

Yakni menghisap darah dr sesama mereka sendiri

Dan menguras kering harga diri dr keluarga mereka sendiri

Bagaimanapun pula mereka ialah makhluk nokturnal yg bertopengkan sahaja

Bagi mereka penjara tak membuat jera & menyerah

Pada zaman kini kelelawar berdasi sesungguhnya bukan yg makan nasi

Melainkan mereka hanya butuh dingklik sebagai ajang untuk beraksi

 


Jagalah Diriku

Aku berjalan, terus berjalan tiada henti

Menelusuri setiap jejak langkah bumi pertiwi

Tanpa mengenal frustasi, tan tak mengenal rasa nyeri

Dalam perjalananku selama ini

Tanahnya yg subur & kaya

Airnya yg senantiasa mengalir disetiap detiknya

Cintailah lingkunganku seluruh kekayaanku

 


Taman

Taman ini, taman milik kita berdua

Lebarnya pun tak luas, sangat kecil

Namun ada satu yg tak kehilangan di dalamnya

Bagimu sedang gue sangat cukup lelah

Bunganya pun tak berpuluhan warna, cuma beberapa saja

Padang rumputnya pun tak seelok permadani

Meski tak halus dipijak kaki

Namun bukankah itu semua bukan hambatan bagi kita

Karena taman itu milik kita berdua

Saat kau menjadi kembang, maka gue lah yg menjadi kumbang. Begitu pun sebaliknya

Meskipun kecil, namun inilah tempat kita. Tempat dimana merenggut dunia serta usia

Baca Juga: Puisi Berantai


Maaf, Aku Lupa

Maafkanlah gue sahabat

Kamu memanglah bukan penyimak kisah yg baik

Kamu pula bukanlah penanggap yg ulung

Namun setidaknya, ananda lah penutup dongeng dr semua ini

Seringkali ananda menjadi sentra perhatian disetiap final dongeng & ananda pun sungguh memiliki kegunaan

Tentunya itu tak menjadi masalah bukan?

Ternyata ananda memanglah masih sahabatku

Dan gue akan senantiasa menganggapmu

 


Selamat Jalan Teman

Teman, ananda lah bentuk kasatmata dr sebuah penghargaan

Sedangkan musuh, ananda lah bentuk semu dr sebuah ujian

Sedangkan hal-hal yg paling saya takutkan dr seorang sobat ialah tatkala gue melihat punggungnya

Dan ia makin jauh tak menoleh barang sedetik

 


Teman Perjuangan

Ayolah mitra, apakah ananda lupa?

Bukankah ananda pernah berkata pada diriku

Bahwa cerita bukanlah suatu hasil serta tujuan melainkan sebuah proses perjalanan

Kamu pun pula pernah berkata bahwa setiap perjuangan tak ada yg tidak berguna

Perjuangan pun tak akan pernah ada habisnya

Kaprikornus, kenapa ananda malah tidur di tengah-tengah hiruk pikuk zaman sekarang?

 


Sahabat Di Kala Hujan

Duhai teman gue ucapkan terimakasih

Di tengah hingar bingar orang yg berseragam

Serta ditengah-tengah awan yg mulai gelap

Suara hujan pun mulai masuk ke dlm telingaku

Lalu ketakutanku mulai memuncak

Nuraniku makin menggigil

Namun kau membawakanku sehelai handuk untukku

Pada malam itu kau pun mirip pelangi

Meskipun kau datang terlampau permulaan

 


Puisi Singkat Selamat Jalan

Apa kabar? Kini gue berada sempurna di hadapanmu

Yakni kau yg berbaring kalem di dlm tanah

Mungkin dikala ini roh mu sedang tersenyum sungguh puas

Karena gue senantiasa mengingat kata-katamu

Yakni “aku ingin membuat semua orang yg ada di sekelilingku merasa senang. Dan bila mereka semua sudah senang, maka itulah waktu yg sempurna untuk gue pergi”

Karena itu yaitu kesepakatanku dgn Tuhan

 


Tidak Akan Pernah Lupa

Aku akan senantiasa ingat wacana tawa lepas kita

Aku pun akan senantiasa ingat perihal amarah kita

Tentang amarah yg saling mengadu & saling memberontak

Kita pun sering bertenggang rasa satu sama lain

Bahkan kita pun pernah saling beradu

Dan kita pun sempat saling tak mengenal satu sama lain

Namun kenapa gue senantiasa memikirkanmu?

Bahkan ananda pun mengatakan perihal yg sama pula

 


Di Koridor Sekolah

Bagaimanakah kabarmu yg disana?

Apakah ananda tahu

Aku senantiasa tak yakin dgn apa yg terjadi semua ini

Setiap pulang sekolah, gue pun senantiasa di sini

Karena di daerah ini, daerah gue menunggumu

Kita senantiasa bermain & tertawa bersama

Meski ragamu yg sudah entah kemana serta jiwamu yg sudah terbang

Namun di anggapan serta di dlm hatiku, ananda masih ada duhai teman

 


Ungkapanku Padamu

Engkau memanglah yg sejati & yg baka

Yang senantiasa menjinjing sejuta rindu

Yakni seorang kawan dekat yg senantiasa menenteng cinta

Namun cinta sendiri acap kali tak akrab

Tanpa ananda pelangi pun seperti memudar

Namun tanpa pelangi, cuma ananda lah yg bisa menggantikannya

Aku pun senantiasa menghargai kebersamaan kita yg akan terjalin selamanya

 


Bagaikan Sepasang Sendal Jepit

Dahulu mungkin kita senantiasa diinjak-injak

Atau kita pun senantiasa terlihat kotor

Kita pun tak pernah berada di atas

Namun kita senantiasa berjalan bersama, beriringan

Jika tak ada saya, maka ananda pun tak akan berkhasiat

Jika tak ada kau, maka gue pun tak memiliki kegunaan

Inilah persahabatan di antara kita berdua

Kita tak peduli dgn apa yg mereka omongkan

Yang paling penting kita senantiasa memberi faedah pada mereka

 


Puisi Singkat Jalan Tuhan

Saat apa yg ku genggam pada alhasil hilang

Sudah niscaya Tuhan sendiri tak berkenan

Dan tatkala kini yg ada tiba, lantas mereka bertahan

Sudah pasti, karena Tuhan menginginkannya

 


Marhaban Ya Ramadhan

Saat malam mulai kelam & berubah menjadi acuh taacuh

Maka sang fajar merupakan ramadhan yg sangat menjanjikan cahaya serta memberi kehangatan

Genggam saja seluruh dunia, namun jangan lupa untuk tetap beristirahat

Renungkanlah wahai sejatinya insan

Ingatlah sebuah jalan yg akan kamu-sekalian susuri kelak

Dari belakang jendela ini gue melihat hujan menerpa pepohonan

Dan dr dlm kalbu ini, gue menyaksikan seorang kekasih

Yang menantikan kebahagiaan & menanti kebenaran

Marhaban ya ramadhan

 


Puisi Singkat Jalan Hikmah

Seringkali sendiri memanggilku untuk kembali menyusuri setiap rasa yg ada di dlm hati

Karena gue adalah bias yg sarat akan warna

Yang berasal dr serpihan kaca

Aku pun tak peduli bagaimana menjajal untuk menyusunnya

Namun tetap saja ia semakin berhamburan tak terhingga

Pada mulanya gue pun menyadari

Manusia berasal dr seorang diri tanpa yg menemani

Dan dikala di pertengahan mulai merasa sendiri

Itulah dikala yg sempurna untuk menelaah jejak

Sebagai sebuah perjalanan untuk kembali

Hingga akhirnya sudah sampai pada rumah sepertiga malam

Dimana pintu-pintu setiap planning mulai ditutup & pintu-pintu nasihat mulai untuk dibuka


Itulah beberapa kumpulan puisi singkat yg bisa bikin baper atau bisa pula dijadikan sebagai referensi membuat tugas. Dengan adanya beberapa kumpulan puisi singkat di atas, pastinya akan menciptakan semua orang yg membacanya menjadi baper.

Puisi Singkat