Peninggalan Kerajaan Kediri – Kerajaan Kediri merupakan salah satu kerajaan Hindu-Budha yang ada di Indonesia. Kerajaan ini juga disebut dengan nama Kerajaan Kadiri atau Panjalu. Kediri diresmikan sekitar tahun 1045 Masehi. Pusat pemerintahannya ada di Daha, yang sekarang lebih diketahui sebagai Kabupaten Kediri di provinsi Jawa Timur.
Kerajaan Kediri diresmikan sebagai penggalan dari Kerajaan Kahuripan yang sudah ada sebelumnya. Pada tahun 1045 Masehi, Kerajaan Kahuripan terpecah menjadi dua, ialah Kerajaan Kediri dan Janggala. Pada tahun 1136, Kediri menaklukkan Janggala sehingga keduanya kembali bersatu.
Nama-nama raja yang memerintah Kerajaan Kediri antara lain yakni Sri Samarawijaya, Sri Jayawarsa, Sri Bameswara, Sri Jayabhaya, Sri Kertajaya, dan lain-lain. Kerajaan Kediri lalu runtuh pada tahun 1222 Masehi usai terjadinya pemberontakan Ken Arok. Kediri pun diketahui sebagai salah satu kerajaan Hindu di Indonesia yang terkenal.
Ada banyak peninggalan dari Kerajaan Kediri yang ditemukan, baik berupa candi, prasasti atau kitab. Kebanyakan situs bersejarah peninggalan Kediri ditemukan di Kabupaten Kediri atau wilayah di sekitarnya mirip di Tulungagung atau Blitar di provinsi Jawa Timur.
(baca juga peninggalan Kerajaan Kutai)
Daftar Isi
Peninggalan Kerajaan Kediri
Nah di bawah ini akan diterangkan mengenai situs sejarah peninggalan Kerajaan Kediri, baik berupa candi, prasasti, arca, kitab dan situs arkeologi lain dalam sejarah Kerajaan Kediri.
Candi Penataran
Candi Penataran ialah salah satu candi termegah di Jawa Timur peninggalan Kerajaan Kediri. Candi ini terletak di lereng barat daya Gunung Kelud, di sebelah utara Blitar. Candi ini dibangun pada abad pemerintahan Raja Serengga hingga kepemipinan Raja Wikramawardhana.
Candi Tondowongso
Candi Tondowongso merupakan peninggalan Kerajaan Kediri yang didapatkan di Desa Gayam, Kecamatan Gurah pad tahun 2007. Candi ini diperkirakan dibangun pada era ke 9 Masehi. Saat ini kondisi candi ini masih kurang diamati oleh pemerintah, meski termasuk inovasi sejarah yang penting.
Candi Gurah
Candi Gurah terletak di kecamatan Gurah di Kediri, Jawa Timur. Penemuan candi ini terjadi pada tahun 1957 lalu, yang jaraknya berdekatan dengan Situs Tondowongso. Candi ini kemudian dinamakan Candi Gurah dan berukuran 9 meter x 9 meter.
Candi Mirigambar
Candi Mirigambar juga tergolong peninggalan Kediri yang cukup bersejarah. Penemuan candi ini ada di lapangan desa Mirigambar di Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung. Candi ini diperkirakan dibangun pada tahun 1214 hingga 1310 Saka. Struktur candi ini kebanyakan dibuat dari batu bata merah.
Candi Tuban
Candi Tuban berlokasi 500 meter dekat dengan Candi Mirigambar. Namun berbeda dengan candi Mirigambar, ketika ini candi Tuban sudah hancur dan cuma tersisa fondasinya saja sebab kurang diamati oleh pemerintah. Candi Tuban pun telah tertimbun di tanah.
Prasasti Kerajaan Kediri
- Prasasti Pamwatan (1042 M), menerangkan pusat kerajaan Panjalu (Kediri) di kota Daha.
- Prasasti Banjaran (1052 M), menerangkan ihwal kemenangan Panjalu atas Jenggala.
- Prasasti Hantang (1052 M), menjelaskan ihwal Panjalu pada abad Jayabaya.
- Prasasti Sirah Keting (1104 M), menampung pertolongan kado tanah pada rakyat desa oleh Jayawarsa.
- Prasasti Padelegan (1117 M), yang dibuat selaku kebaktian Desa Padelegan terhadap pemerintahan Raja Kamesywara.
- Prasasti Panumbangan (1120 M), berisi penetapan desa Panumbangan sebagai Sima Swatantra (desa bebas pajak) oleh Raja Kediri sebelumnya.
- Prasasti Ngantang (1135 M), menjelaskan Raja Jayabaya memberi kado tanah pada rakyat Desa Ngantang.
- Prasasti Talan (1136 M), didapatkan di Desa Gurit, Blitar, yang berisi anugerah sima kepada Desa Talan yang masuk wilayah Panumbangan yang bebas pajak.
- Prasasti Jaring (1181 M), menjelaskan nama-nama pejabat yang dijuluki dengan nama binatang mirip Macan Kuning, Kebo Waruga dan Tikus Jinada.
- Prasasti Kamulan (1194 M), didapatkan di Desa Kamulan, Kabupaten Trenggalek, yang menerangkan periode pemerintahan Kertajaya dan informasi berdirinya Kabupaten Trenggalek.
- Prasasti Galunggung (1201 M), ditemukan di Desa Rejotangan, Tulungagung dan isinya sulit dibaca karena banyak tulisannya yang hilang..
- Prasasti di Tulungagung dan Kertosono, yang berisi wacana persoalan keagamaan dan berasal dari Raja Kameshwara.
- Prasasti Ceker, berisi wacana anugerah raja dan diberikan terhadap masyarakatDesa Ceker yang mengabdi untuk perkembangan Kediri.
- Arca Budha Vajrasattva, adalah arca yang berasal dari zaman Kerajaan Kediri sekitar periode ke-10 atau 11 Masehi.
Kitab Kerajaan Kediri
- Kitab Baratayuda, dikarang oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh dan berisi citra terjadinya perang saudara antara Panjalu melawan Jenggala.
- Kitab Kresyana, dikarang oleh Empu Triguna dan berisi riwayat Kresna sebagai anak pembangkang, namun dikasihi orang sebab suka membantu.
- Kitab Wertasancaya, dikarang oleh Empu Tan Akung dan berisi isyarat tentang cara menciptakan syair yang baik.
- Kitab Smaradhahana, dikaarang oleh Empu Dharmaja dan berisi pujian terhadap raja sebagai titisan Dewa Kama.
- Kitab Lubdaka, dikarang oleh Empu Tan Akung dan berisi kisah Lubdaka sebagai seorang pemburu yang masuk neraka, namun karena pemujaannya beliau ditolong dewa dan rohnya sehingga masuk surga.
- Kitab Hariwangsa, dikarang oleh Empu Panuluh yang mempunyai arti garis keturunan atau silsilah dari sang Hari atau keturunan Wisnu.
- Kitab Gatotkacasraya, dikarang oleh Empu Panuluh dan berisi kisah dongeng pahlawan berjulukan Gatotkaca yang menyatukan putra Arjuna (Abimanyu) dengan Siti Sundhari.
- Kitab Sumarasantaka, dikarang oleh Empu Monaguna dan berisi kisah Bidadari Harini yang populer untuk Begawan Trenawindu.
- Kitab Arjuna Wiwaha, berisi kisah Arjuna dikala dia dipenjara di Gunung Mahameru.
- Kitab Ling Way Taita, berisi kisah kehidupan dan kondisi pemerintahan di istana atau benteng selama Kerajaan Kediri.
- Kitab Mahabrata, berisi pertengkaran antara keturunan Raja Bharata dari Hastinapur, adalah Pandawa melawan Kurawa.
Nah itulah macam-macam peninggalan kerajaan Kediri, baik yang berupa candi, prasasti, kitab dan situs arkeologi lainnya. Semoga bisa menambah wawasan dan referensi sejarah.
Facebook
Tweet
Whatsapp