3 Cara Terbaik Memburu Lailatul Qadar

Lailatul qadar adalah malam yg dikejar oleh kaum muslimin. Sebab, malam itu lebih baik dr seribu bulan. Ibadah di malam itu, dgn demikian, lebih baik dr ibadah selama 83 tahun.

Lalu, bagaimana cara memburu lailatul qadar semoga menerimanya? Tersebab tanggalnya yg tak dapat ditentukan, lailatul qadar menjadi misteri tersendiri. Namun, ada tiga cara terbaik yg insya Allah memudahkan mendapatkan lailatul qadar.

Menghidupkan malam-malam ganjil pada 10 hari terakhir Ramadhan dgn ibadah

Ini merupakan cara terbaik ketiga. Didasarkan pada pendapat mayoritas para ulama bahwa lailatul qadar turun pada malam-malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadhan. Yakni malam 21, 23, 25, 27 atau 29.

Para ulama tak menyetujui satu tanggal tertentu walaupun ada hadits yg menyebutkan bahwa lailatul qadar (pernah) terjadi pada malam 27. Sebagian ulama Syafi’iyah berpendapat lailatul qadar jatuh pada malam ke-21. Namun lebih banyak didominasi ulama beropini lailatul qadar mampu jatuh pada salah satu malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadhan.

إِنِّى أُرِيتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ ، وَإِنِّى نُسِّيتُهَا ، وَإِنَّهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ فِى وِتْرٍ

“Sungguh gue diperlihatkan lailatul qadar, lalu gue dilupakan –atau lupa- maka carilah ia di sepuluh malam terakhir, pada malam-malam yg ganjil” (Muttafaq alaih)

Oleh lantaran itu, untuk menerima lailatul qadar, seorang muslim mesti menghidupkan malam-malam ganjil pada 10 hari terahir dgn ibadah. Lebih utama lagi kalau melakukan i’tikaf.

  Niat Sholat Tahajud, Tata Cara, Doa, dan Keutamaan

Baca Juga: Tanda Lailatul Qadar

Menghidupkan 10 hari malam terakhir Ramadhan dgn ibadah

Meskipun para ulama sepakat lailatul qadar terjadi pada malam-malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadhan, terkadang di zaman kini terjadi perbedaan permulaan Ramadhan. Karena ada perbedaan awal Ramadhan, maka malam ganjilnya pun menjadi berlawanan. Di dikala sebagaian umat meyakini malam itu malam ganjil, sebagian umat yg lain meyakini malam itu adalah malam genap. Maka mengambil keseluruhan malam ganjil & malam genap pada 10 hari terakhir berpeluang lebih besar menerima lailatul qadar.

Rasulullah, istri dia & para sahabat ia mencontohkan melakukan i’tikaf pada 10 hari terakhir. Bukan hanya pada malam-malam ganjil.

Cara terbaik kedua ini, sesuai dgn rekomendasi Syaikh Yusuf Qaradhawi: “Jika masuknya Ramadhan berbeda-beda di banyak sekali negara sebagaimana yg kita saksikan saat ini, maka malam-malam ganjil di sebagian daerah ialah malam genap di daerah lain. Sehingga untuk hati-hati, carilah lailatul qadar ini di seluruh 10 malam terakhir Ramadhan.”

Menghidupkan seluruh malam Ramadhan dgn ibadah

Kendati secara umum dikuasai ulama beropini bahwa lailatul qadar turun pada malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadhan, ada pula yg berpendapat kemungkinan turunnya lailatul qadar di malam lain di bulan Ramadhan. Jika demikian halnya, maka cara terbaik yakni menghidupkan seluruh malam Ramadhan dgn ibadah.

Bagaimana caranya? Pada 20 malam pertama, hidupkanlah malam Ramadhan dgn ibadah, sekurang-kurangnyapada sepertiga malam terakhirnya. Setelah itu, pada 10 hari terakhir beriktikaf sebagaimana dicontohkan Rasulullah.

Mengapa untuk permulaan Ramadhan “cukup” di sepertiga malam terakhir? Sebab seperti diterangkan di surat Al Qadr, lailatul qadar terbentang sampai terbitnya fajar. Kapan mulainya kita tak tahu, namun kapan akhirnya kita tahu: terbitnya fajar. Maka bila pun tak mendapat dr awal, kita tak ketinggalan dr bagian balasannya.

  Ini Alasan Ulama Ingatkan “Hati-Hati Tanda Hitam di Jidat”

Cara terbaik inilah yg dipraktikkan oleh para ulama mirip Imam Syafi’i & Imam Bukhari yg menghidupkan seluruh malam pada bulan Ramadhan sampai beliau bisa mengkhatamkan Al Qur’an setiap malam.

Sedangkan Rasulullah, dia tak pernah melupakan satu malam pun kecuali menghidupkannya dgn qiyamullail. Bahkan dlm salah satu hadits disebutkan betapa lamanya ia shalat malam sampai kaki beliau nanah. Dalam hadits yg lain dijelaskan bahwa shalat malamnya Rasulullah, dia membaca surat Al Baqarah, Ali Imran & An Nisa’ dlm satu rakaat. Masya Allah…

Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Wargamasyarakat]

*Pembahasan selengkapnya tentang lailatul qadar mulai dr keistimewaan, tanggal, doa & ciri orang yg mendapatkannya mampu dibaca di artikel Lailatul Qadar