1. Kenapa kita pamer?
2. Biaya pamer itu mahal
Biaya hidup itu muraaah sekali. Yang mahal, ongkos pamer. Masalah hidup itu juga mudaaaah sekali. Yang sulit itu, bersabar. *Tere Liye
3. Tidak harus penuh drama di dunia maya
Jadilah perempuan berkelas. Apa itu? Yang tidak harus penuh drama di dunia maya, tidak pamer ini-itu, pun tidak menginformasikan banyak hal sepele. Dia berkelas! (juga berlaku untuk pria. tak terbayang kalau ada pria sibuk sekali posting curhat, galau, dsbgnya). *TereLiye
4.Tidak perlu dibungkus dengan ‘membuatkan kebahagiaan’
Kalau mau pamer, pamer saja. Tidak perlu dibungkus dengan ‘mengembangkan kebahagiaan’, ‘memotivasi orang lain’, apalagi sampai mesti pakai caption keterangan fotonya super bijak. Kagak nyambung.
Itu foto hanya selfie buat mamerin hari ini lagi pakai baju apa, lagi jalan-jalan di manalah, lagi keren nih, dsbgnya. Fotonya diambil 10 kali, 9 dihapus, gres yg ke-10 merasa cocok, itu pun di edit juga, dikasih filter ini, itu, pakai aplikasi supaya fotonya jadi manis, lantas masih mau ngaku nggak pamer? Terlalu! *Tere Liye
5. Orang lain tidak akan peduli
Jangan suka pamer. Orang yang menyukai kita tidak butuh kita pamer ini-itu agar mereka menggemari kita; pun sebaliknya orang yang membenci dengan kita, mereka tidak acuh kita mau pamer apapun. *Tere Liye
6. Jangan sakit kepala dengan evaluasi orang lain
Orang-orang yang sangat senang, ia tidak sakit kepala dengan penilaian dan omongan orang lain, apalagi sekadar prasangka pun kebencian tanpa alasan.
Orang-orang yang sangat senang, ia tidak perlu menceritakan hidupnya, prestasinya, hal mahir yang beliau lakukan, apalagi jika sekadar menginformasikan hal-hal sepele, doa-doa personal, keluh-kesah, dan hal yang lain ke orang lain. Orang-orang yang sangat senang, beliau tidak kepincut lagi untuk pamer! *Tere Liye
7. Pamer Pacar
Sebenarnya siapa sih yang sungguh-sungguh peduli saat kita sibuk menyebut nama-nama pacar di jejaring sosial? Pamer foto mesra? Sttt, jawabannya: Nggak ada. Kita saja yang merasa telah heboh sedunia. *Tere Liye
8. Kebahagiaan itu ada dihati
Orang pamer = orang tidak bahagia. Semakin sering pamer = makin sering tidak senang. Jika seseorang itu sungguh senang, dia tidak membutuhkan like, komen, sanjung dan puji dari orang lain. Kebahagiaan ada di hatinya sendiri. *Tere Liye
9. Jadilah seperti samudera
Jadilah seperti samudera. Orang-orang cuma menatap permukaan, tidak tahu betapa dalam dan fantastis isinya. Mulai dari pengetahuannya, perjalanan hidupnya, kota-kota yang pernah beliau kunjungi, amal kebajikan, bahkan kekayaan harta benda miliknya tersembunyi rapat.
Jadilah mirip samudera. Sepatah pun ia tidak butuhpamer, tetapi siapapun yang menatapnya, akan tahu betapa dalamnya samudera. *Tere Liye
10. Sabar kepada diri sendiri
11. Apakah pamer itu penting sekali?
Segila apapun nafsu pamer kita, pastikan kita tidak posting foto: lagi mandi, lagi berenang, lagi di kawasan tidur, dsbgnya. Apalagi sampai ada lawan jenis di sana, yang entah siapalah.
Ini bukan soal moralitas, sok suci. Bukan. Ini soal, ada yang layak, ada yang tidak. Ada pantas, ada yang berlebihan sekali.
Kalau artis, selebritis melakukan itu, bukan bermakna kita harus begitu. Selalu gunakan akal sehat: apakah ini penting sekali diposting, penting sekali diperlihatkan ke seluruh dunia. Segila apapun nafsu pamer kita. *Tere Liye
12. Cukup diri sendiri saja yang tahu
Dunia maya ini menggoda siapapun untuk pamer. Luar umumsekali godaannya. Dikit-dikit kita terpancing untuk pamer, dikit-dikit suka disanjung, dilike, dikomentari orang lain.
Tapi sangat beruntung orang-orang yang bisa menahan diri, yang tahu persis mana yang seharusnya dibagikan, mana yang sebaliknya, cukup diri sendiri saja yang tahu. *Tere Liye
13. Hiduplah tanpa kepura-puraan
Hiduplah tanpa kepura-puraan. Berlarilah tanpa penyesalan. Apa adanya tanpa perlu pamer dan mengemis like. Lakukan yang terbaik seolah besok tidak ada lagi waktu. Dan selalu bersyukurlah seakan kita orang paling beruntung sedunia. *Tere Liye
14. Kejujuran adalah kunci hidup senang
Semakin kita jujur kepada diri sendiri, maka semakin menyusut nafsu untuk pamer ini, itu ke orang lain. Siapa kita. Apa yang kita cari. Apa tujuan kita. Apakah hidup kita bermanfaat bagi orang lain.
Apakah kita terus berusaha menjadi orang baik. Hanya kita yang mampu menjawabnya. Kejujuran adalah kunci hidup bahagia yang tenang. *Tere Liye
15. Definisi kekayaan materi sebetulnya
Orang-orang yang tidak mengumbar kemesraan beserta pasangannya, boleh jadi merekalah pemilik definisi dan kebahagiaan cinta.
Orang-orang yang tidak melaporkan sedang berada di mana, lagi di mana, boleh jadi merekalah pemilik perjalanan dan petualangan setiap sudut dunia.
Orang-orang yang tidak menunjukkan pakai bedak apa hari ini, pakai baju apa hari ini, boleh jadi merekalah yang mengerti arti keayuan dan ketampanan terbaik.
Orang-orang yang tidak sibuk mengumumkan ini, itu, boleh jadi merekalah yang terus produktif dan berkarya. Dan merekalah pemilik definisi kekayaan bahan sebenarnya.
Bertemu orang-orang mirip ini secara eksklusif sungguh menakjubkan. Wajahnya teduh nyaman. Senyumnya lembut bagai matahari pagi. 🙂 *Tere Liye
16. Jangan kebalik!
Orang menyebalkan itu yaitu: ia pinjam duit, bukannya bergegas mengembalikan pinjamannya, ia malah jalan-jalan kemanalah, pamer ini, pamer itu di akun medsos. Hutang itu ada di urutan pertama yang wajib dituntaskan. Bukan urutan terakhir. Jangan kebalik. *Tere Liye
17. Orang yang menyebalkan di dunia maya
Orang yang menyebalkan di dunia maya, suka bully, bicara kasar, mudah tersinggung, gampang pamer, curhat kesana-kemari, boleh jadi memang menjengkelkan aslinya di dunia positif. Boleh jadi, loh. *Tere Liye
18. Orang-orang yang sungguh senang, beliau tidak kepincut lagi untuk pamer!
Orang-orang yang sungguh bahagia, ia tidak sakit kepala dengan evaluasi dan omongan orang lain, apalagi sekadar prasangka pun kebencian tanpa argumentasi.
19. Pamer celana dalam
Bahagia itu boleh jadi seperti busana dalam. Mau semahal apapun, semurah apapun, senyaman apapun, hanya kita yang tahu. Orang lain tidak. Apakah orang lain tahu apa warna, versi, bentuk celana dalam kita? Tidak. Maka jikalau ada orang sibuk pamer ini, pamer itu, dengan alasan mengembangkan kebahagiaan, eww, beliau sedang pamer celana dalam, Maaak…. *Tere Liye
20. Wanita anggun itu…
Wanita anggun itu, mulutnya selalu bicara kebaikan. Tangannya selalu melaksanakan hal bermanfaat. Kepalanya, diisi dengan wawasan serta pemahaman. Dan hatinya, ini yang paling istimewa, selalu tersadar dari dengki, pamer, bergunjing, dan hal sia-sia dan buruk yang lain. (pun berlaku bagi laki-laki) *Tere Liye
21. Ada banyak hal yang tidak butuhdipamerkan
Media sosial ini menggoda kita untuk pamer. Dan tanpa terasa, telah terperangkaplah kita menunjukkan banyak hal. Berhati-hatilah, selalu pikirkan dengan matang sebelum melepas sesuatu di media umum. Boleh jadi, ada banyak hal yang tidak butuhdipamerkan/diumumkan di sana. 🙂 *Tere Liye
22. Dua sifat manusia yang melekat dekat
Ada dua sifat yang menempel akrab satu sama lain: suka pamer dan suka bergosip. Orang yang suka pamer, maka beliau condong sekali akan suka bergunjing, membicarakan malu orang lain. Dan sebaliknya, orang yang suka bergunjing, dalam satu tarikan nafas saat ia menjelek-jelekan orang lain, beliau juga sekaligus berupaya pamer betapa kerennya ia (sementara orang lain penuh aib dan noda). *Tere Liye
23. Pamer Kemesraan
Tidak perlulah pamer foto-foto mesra di facebook/twitter/instagram, dll. Besok lusa, jikalau putus, mau dikemanakan semua kemesraan itu? Nasehat ini demi kebaikan kalian sendiri. Kan kalian tidak mau siapa pun sedunia tahu kalian bekas pacar si itu, si ini, dan panjang benar itu daftarnya. *Tere Liye
24. Kebahagiaan sejati
Kebahagiaan sejati itu mirip sekali dengan celana dalam. Hanya kita yang tahu apa warnanya, nyaman atau tidak digunakan, dll, dll. Hanya kita yang tahu persis. Orang lain? Hanya menebak. Maka, kalau ada orang yang sibuk pamer, sibuk bilang beliau lagi bagi-bagi kebahagiaan lewat pamer, dll, orang-orang ini telah menggunakan celana dalamnya di luar. Dia pamerkan celana dalamnya yang warna-warni. *Tere Liye
25. Wanita yang yakin diri
Wanita yang percaya diri, dia tidak memerlukan pamer tubuhnya yang bagus, tas, sepatu, pakaiannya yang mahal, perhiasannya, dsbgnya.
Wanita yang yakin diri, cukup tampil sederhana, bersahaja, alasannya beliau tahu persis dia punya amunisi yang lebih hakiki: kecerdasan, keberanian, berdikari, mampu diandalkan, dsbgnya. Juga berlaku untuk pria, ia tidak perlu pamer dengan tubuh gagah, paras ganteng, kendaraan beroda empat mewah, dsbgnya *Tere Liye
26. Suka pamer namun masih punya banyak hutang
“Bang Tere, saya nggak duduk perkara orang mau pamer foto selfie lagi jalan-jalan di mana. Tapi yang jadi problem: hutangnya ke aku belum dibayar, gimana dong?” Inilah problem rumit jaman now. Bahkan banyak yang pamer aneh-gilaan di instagram, ternyata itu dimodali uang haram. Saya melambaikan tangan, aku tidak mampu menjawabnya. Nyerah. *Tere Liye
27. Pamer = Membukakan pintu lebar-lebar bagi orang yang berniat jahat.
Hati-Hati. Berhentilah asyik posting foto lagi di mana, sedang apa, punya pelengkap apa, semuaaaa diumumkan di media sosial (instagram terutama). Kita menjadi sungguh rentan atas tindak kejahatan. Bagaimana tidak? Orang bisa tahu persis kita lagi di mana, siapa saja bersama kita, bahkan dikala kita berwisata di kota lain, orang tahu di hotel apa kita bermalam, di kamar mana. Dan lebih serius lagi, saat kita pamer apa yang kita bawa, harta apa yang sedang kita kenakan.
Atau harta apa yang ada di rumah, di mana kawasan menyimpannya. Itu persis seperti membukakan pintu lebar-lebar bagi orang yang berniat jahat. Dan mereka tidak perlu riset apapun untuk mulai melancarkan kejahatan, toh, kita telah membagikan “peta”, seluruhnya lewat instagram. *Tere Liye
28. Pikirlah dua kali sebelum memposting foto di sosmed
Boleh posting foto? Tentu boleh. Tapi selalu cek minimal dua kali: “Apakah ini penting banget?”, “Apakah ini mesti dan mendesak sekali aku posting?” Selalu pertimbangkan dua hal ini sebelum mengklik tombol posting. Semoga itu menolong mengatur nafsu pamer kita. *Tere Liye