close

25+ Contoh Puisi Rindu Menyayat Hati Untuk Kekasih & Orang Tua (Orisinil)

Puisi Rindu – Rasa rindu menjadi kian berat tanpa adanya kepastian mereka akan kembali mengisi kenangan. Kehilangan, sebuah rasa yg aneh & menyiksa membuat hidup begitu kompleks.

Puisi rindu menjadi penenang, menjadi kawan & menunjukkan rasa pengertian mengenai perasaan rindu yg sesak. Berikut ini acuan puisi rindu:


Puisi Rindu Kekasih

Puisi Rindu Kekasih

 

Seperti potongan jiwa, bagaikan separuh nafas kekasih menjadi pelengkap kesempurnaan hidup semua orang. Namun ada kalanya takdir yg tak sesuai dgn yg kita andaikan menciptakan kekasih menghilang dr kehidupan kita. Puisi rindu di bawah ini yakni acuan betapa kehilangan kekasih ialah hal yg sungguh menyedihkan:

 


1. Sebuah Bangku Di Jalan Pulang

Tidak ada beda, ku pikir. Seperti sebelum gue mengenalmu semua akan ku rasa sama

Melewati setiap jejak langkah yg terhapus masa, tanpamu bukan lagi menjadi beban, kataku

Usang kenangan adalah konsekuensi, bahwa kita telah terlalu berani melangkah pergi

Keluar dr cangkang derma terakhir untuk bebas mengukir pelangi di langit hati

Menentang semua teori, melawan semua pemikiran mereka yg mengaku dewasa

Bertarung melawan banyak demonstrasi dgn kata keras yg mereka suarakan

“belum saatnya”

Tidak,bukan pertumpahan darah dlm kisah sendu kami

Sesekali hanya genangan air mata, & erangan tanpa luka

Entah untuk apa mereka membawamu pergi

Bersama guguran daun jati di selesai bulan Juni

Tak bisa ku lanjutkan langkah pulang

Di bangku kosong, hujan daun jati menyadarkan ku

Langkah menjadi makin berat, gue mematung dgn air mata yg tak henti mengalir

 


2. Tanpa Rangkulan Tangan

Ada apa mereka mempermasalahkan terik?

Mengeluh mengenai hujan menyerbu bumi yg diam tanpa perlawanan?

Kepada apa mereka terus menggumpat? Tentang macet yg mengular sepanjang jalan pulang & pergi

Untuk apa mereka tak menghirup segar udara dlm pekat polusi?

Dunia indah meski matahari begitu semangat membuat kita berkeringat

Senyum tak luntur ketika deras hujan menghapusnya dr wajah kami

Rangkulan tangan memeluk pinggang seolah menjadi amunisi

Meyakinkan. Dunia masih indah dgn seribu keburukan hendak merusaknya

Dengar kah kau? Aku melafalkan jutaan kalimat itu. Dunia masih indah dgn seribu kejelekan

Seolah petir yg menyusup dlm hujan

Aku tak mempertimbangkan sebuah celah yg meruntuhkan kuat pendirianku

Ya… sekarang gue tahu

Seribu kejelekan menjadi lebih membahagiakan dgn tangan yg kau pelukkan

 


3. Sebuah Gelas Yang Kosong

Dua sendok kopi dgn air panas di titik didih optimal

Aroma lilin menyamarkan asap tungku sebagai mesin ajaib mu

Tak bosan gue menatap garis paras yg kian membekas tanpa pola yg terstruktur

Seperti liar mereka mencuri celah menghapus senyum yg 35 tahun kemudian mencuri hatiku

Seperti pasrah kau biarkan mereka berusaha merengguk ayu wajah telur belibis

Usaha yg senantiasa gagal & kau akan selalu terlihat indah

Aku tak bosan mengenang…

Sebagai bentuk kasih yg bisa kuberikan kini

Bahkan untuk penghianatan semesta mencurimu perli terlebih dahulu

Nafasku yakni kerinduan

Detak jantungku memang ku paksa terus keras menggedor dinding dadaku yg renta

Gelas yg kosong, lubang ku gali untuk berjumpa lagi dgn gadisku

 


4. Sepasang Sepatu Lusuh

Gesekan angin menunjukkan celah rindu untuk cepat menyebar

Sebuah potongan aroma dusta sudah ku kubur jauh ke dlm dasar bumi tanpa letih

Aku menyerahkan diri pada waktu & tak kenapa untuk menua

Erat temali diantara sela jari-jari yakni aspirin untuk setiap duka

Tidak perlu kau berupaya payah membuat gue mengaku

Setiap waktu detak jantungku akan menuliskan kata rindu

Kepada ia yg sudah direnggut pergi

Kepada ia yg menemani sepatu lusuhku berlari

Menebar benih kasih & rasa sakit

Aku menua bareng mimpi yg sudah mati

 


5. Hujan Kemarin Sore

Aroma hujan selalu membuat anyir lain merasa iri

Perlakuanku tetap sama pada hujan yg senantiasa ku anggap istimewa

Semua rongga terbuka menampung aroma hujan lebih usang dlm dada

Kepada hujan saya  berpesan

Bawalah rinduku hanyut untuk nanti kembali  kau pungut

Seperti hujan yg menguatkan

Aku akan tegar

Kunci yg kau bawa membiarkan pintu hatiku tak akan pernah lagi terbuka

Rumput lembap yakni kedamaian

Membebaskan hatiku melangkah jauh menembus kau yg ada di balik tanah yg ku pijak

 


6. Pertengkaran Terakhir

Bila kalian bertanya kapan waktunya ?

Saat meja operasi menjadi terang & petugas rumah sakit kuwalahan

Lima kali perubahan idul fitri, ribuan kali ruangan itu terisi oleh mereka yg berusaha melawan

Ribuan kali kisah kemenangan menyeru, dr titik peluh seragam tak tersentuh

Suara kekalahan seperti sebuah mitos

Aneh, jarang & janggal untuk diperdengarkan

Lima kali perubahan idul fitri gue tak bisa untuk melupakan

Tangisan menyeruak menuntun dlm dunia sunyi

Kau berikan gue seorang bayi laris-laki selaku ucapan “saya pergi”

Kepada mereka yg kalah…. gue adalah pemborong rindu itu

Suara menjadi semakin meninggi, & raut emosi tak lagi menunjukkan tanda permusuhan akan berakhir

Desit keempat ban tanpa  terkoordinasi

Sebuah bantalan jalan sama sekali tak terasa empuk memeluk

Di balik kemudi gue serahkan, nyawa ku mengambil alih kau yg tenaga berjuang

Baca Juga: Puisi Aku


Puisi Rindu Sahabat

Puisi Rindu Sahabat

Seseorang yg menguatkan akan menjadi benteng pertahanan yg kuat. Menguatkan tatkala sedih, & akan mengingatkan tatkala suka. Sahabat ialah orang yg tak akan selalu meng iya kan. Memberikan kebenaran disaat kita menolak untuk menerimanya. Sahabat yg hilang yakni murung, kesedihan mendalam akan terasa mirip di bait puisi rindu di bawah ini;

 


1. Mengenai Tawa Yang Hilang

Bila tak ada penerapan kata abadi untuk kisah yg tepat, maka akan ku pinjam sebentar untuk melengkapi penggalan kisah kita

Tertoreh dlm perjalanan tanpa jeda, suara tawa seakan menjadi gema yg memekakkan penjuru bumi

Air mata buaya ku anggap tepat untuk permusuhan yg hilang dgn satu kedipan mata

Apa yg kita perebutkan? Jika semua bisa di bagi dua

Kau terlihat kekanakan  & mungkin gue masih terlihat demikian waktu itu

Tinggi kita mungkin tak lebih dr sepertiga orang dewasa

Tapi orang akil balig cukup akal mana yg bisa sebahagia mempunyai kesenangan mirip yg kita miliki

Apapun, daun kering, tanah basah, cacing tanah & ulat bulu seperti terlihat lucu

Menyuarakan tawa, menyusun mimpi, menguatkan, & kita melupakan

Akhir dr kisah infinit yg harus ku akui tak akan pernah ada

Tumbuh cukup umur melupakanmu untuk tetap menggaduhkan bumi, bersamaku

 


2. Buket Bunga Hari Pernikahan

Iringan musik merdu, lembut mirip membelai gendang telingaku menyerahkan diri

Saat itu tak kudengar bunyi apapun yg lebih menarik

Waktu mirip terhenti & bumi tak lagi berrotasi

Alunan cinta membawa kedamaian diantara kaki kayu berjajaran

Bukan cuma mengenai suaranya, namun apa yg dibawa oleh ia keluar menuju singgasana

Seorang ratu yg akan menciptakan kami semua patuh

Berada dlm dekapan istana aktual sesudah kita impikan puluhan tahun

Rasa senangku perlahan tergoncang

Purus & berberai bagaikan manik-manik tertumpah

Seikat mawar tanpa duri menyobek hatiku sekali sayatan

Seorang pangeran akan membawamu pergi menuju istana yg lebih indah

 


3. Satu Taman Di Masa Kecil

Aster tetap berbunga, bersahutan dgn anggrek yg tetap menjadi penguasa

Berjejer membentuk pola lurik yg sama degan selimut di kamarku

Satu-satunya tempat yg memisahkan hari-hari kita bersama

Kau niscaya tahu, betapa asik bersembunyi di bawah rak bambu

Menemukan daerah bersembunyi untuk mengembangkan secuil roti

Membisikkan kata diam-diam mengenai rahasia alam raya yg kita hayalkan

Ah… tentu tak demikian,

Kami hanya anak-anak usia empat tahun dgn markas pinjaman

Dalam bungkus dinding bening orang menyebutnya suatu rumah kaca

 


Puisi Rindu Orang Tua

Puisi Rindu Orang Tua

Malaikat tanpa sayap ialah sebutan paling cocok untuk disematkan. Pada dua orang pertama yg mengirimkan & memperlihatkan jalan untuk melihat dunia yg luas. menawarkan tawa saat turun air mata. Mereka adalah kedua orang tua, rindu kah pada mereka? berikut puisi rindu pada orang tua yg telah begitu berjasa ;

 


1. Pelukan Doa

Di bumi yg terpijak jauh gue akan meninggalkan tahta selaku putra mahkota

Melepaskan baju kebesaran, & memakai pakaian yg sama dgn rakyat kebanyakan

Tanpa gelar, tanpa penghormatan & tanpa keutamaan

Berjalanlah gue menuju bumi yg jauh seperti yg kau ceritakan

Bersama dgn perajut mimpi

Penenun harapan & penyair keindahan masa depan

Keraguan membayangi untuk bisa bertahan di bumi asing

Dalam ikatan lontar waktu yg tak sebentar harus ku lalui tanpa penjagaan

Tidak ada senjata yg selalu kabur bawa akrab

Tanpa tameng kau melepas gue pergi

Katamu, satu kemenangan yg akan ku bawa pulang ialah kemandirian

Katamu, hal terbaik yg akan membuat tahtaku tak goyah ialah akidah

Dan katamu, tanpa bekal setengah kurun yg kemudian kalian pun sama

Katamu, pelukan doa yg kau rapal akan senantiasa mempertahankan ku

 


2.Nasi Aking

Tanpa gelontoran air, ia akan terus bertahan menyesakkan kerongkongan

Membuat tersedak tanpa kelezatan di mencuri semua sensor perasa

Membuat mual & membuka semua katup keluar kalah yg terlanjur tertelan

Kulit tanpa tabir surya, seolah ia paling berani menantang terik matahari jam 12

Sesejuk apapun, semilir angin tak akan bisa menghapuskan panas yg ia berikan selaku upaya balas dendam

Sungai seolah dipaksa kering, menemani hasil panen yg makin memprihatinkan

Anyaman bambu seolah menjadi hasil karya terbaik yg selalu ada di seluruh penjuru

Menutup kepala, menjadi alas duduk & membungkus cinta dr istri dlm suatu hidangan spesial

 


3. Dongeng Penghujung  Hati

Masa yg mengambil memori paling banyak

Menyisakan sedikit untuk gue gunakan kembali dgn mengisi  semua ruang mengenai masa itu

Surau sudah tak memiliki sobat berbagi sepi

Bergandengan kami menyusuri pematang sangat becek di animo penghujan tiba

  Perumpamaan Puisi Menyentuh Hati Wacana Kehidupan

Rumah cuma menyisihkan satu lampu tetap menyala

Televisi hitam putih sudah biasa berdiam sebagai saksi

Dua puluh lima penggalan kisah  terus berulang berputar bagai bianglala yg selalu menenteng tawa senang

Anggukan mengerti, & komat-kamit lisan mengucap doa

Aku duduk bersila dgn cerita ribuan tahun lalu dibangkitkan mirip duduk bareng

Dua puluh lima nama,saya hafal seperti nyanyian

Dia Adam selaku yg pertama

Setelah shalat isya selesai surau tegakkan

 


4. Kembali Pulang

Sirnalah sudah sirna sebuah mimpi

Tergerus oleh waktu gue tak bisa melawan

Terlalu lemah untuk kami yg tak mendapat jatah cipratan Qarun menyimpan musibah

Semua bilang metode berkeadilan, semua sama rasa sama rata

Hari ini ia kembali pulang, setelah mengembara membuktikan sebuah keyakinan

Bumi yg adil, bumi yg penyayang

212 bangsal tempat iya berpulang, menahan pedih tanpa dolar peringan

Dia keras kepala, kepala kerikil dgn jeruji besi melingkar kataku

Aku mengingatkan tatkala suaraku tak lagi merdu

Kebaikan yg kau anggap sumber kehidupan akan membunuhmu

Rasa welas tak ada untuk kita yg tak mempunyai sepanci beras

212 yg tertulis di mana pun akan tetap menyakitkan

Mengingatkan pada bunyi lemah penebar benih kebaikan

Kita yg tak menanam tak akan perah merasakan buahnya, katamu

 


Puisi Rindu Kenangan

Puisi Rindu Kenangan

Sebuah hal yg tak akan pernah kita dapatkan kembali, kenangan yakni pengambil ruang rindu yg teramat luas. Puisi rindu adalah sebuah cara untuk tak menoreh luka menjadi semakin dalam. Kenangan akan hadir sebagai embel-embel rasa rindu yg senantiasa kekal. Berikut teladan puisi rindu kenangan selaku pelipur lara ;

 


1. Pelangi Impian

Terbang sendiri terayun hempasan di langit terik

Peluh bahkan sudah mirip hujan yg turun di penghujung tahun

Tertoreh jarak cuma satu jengkal menuju rasa sakit itu

Seperti tak berpengaruh, gue meratap berharap pada pintu langit luas

Memimpikan setitik hujan

Memohon ter-redupnya matahari yg begitu kejam

Terus angin menjinjing gue jauh, berpindah ke sana ke mari

Menemui banyak gulungan kapas putih

Terlihat dunia begitu indah & cuma gue yg tak merasakannya

Terdengar jerit tawa & gue tak lagi bisa mengucap suatu nama

Padamu yg Esa tunggal harapan gue serahkan

Harta satu yg ku simpan dr oven terik yg kiat menyengat

Kepadamu gue tuliskan

Sekiranya gerimis akan menciptakan langit nampak indah

Menumbuhkan gersang ladang harapan yg telah ditinggal pergi

Dalam sakit gue bisa merasakan pelangi

Seperti ia datang kembali mengetuk pintu hati yg koyak

Melengkung indah membuat iri matahari

Aku sentuh jemari itu, untuk selamanya kembali menyatu

 


2. Teduh Pepohonan

Percik, acak, tercerai

Aku, kita, menghilang

Terik, teduh, terbakar

Savana menghilang tergantikan oleh gersang

Sebuah kata dusta membabat pohon-pohon rindang

Melukai tangan kecil, menyuarakan “ini rumah kami”

Aku, ananda tak kan menjadi kita

Tergerus… hilang…. mereka menang

Bila kemarin tanganku selalu kau gandeng erat

Menuntun menuju kepastian tujuan kian dekat

bila terik kau jadikan lecutan semangat

dan hujan kau bilang penumbuh mimpi

kemudian,saya sendiri

linglung mencari sisa kekejaman

mencari kilatan ujung tombak

darah mengalir, hangat kurasakan au mengandeng

kau kesepakatan tak akan pernah pergi. Lupakah ?

katamu jemari kita tercipta untuk bersatu

lupakah?

Biarkan potongan tangan itu hilang dikonsumsi kejam

Aku lebih baik tak memilikinya lagi

Kutinggalkan ujung tombak selaku sahabat

Ia yg memisahkan gue dr sisa kenangan

Aku mengubur rindu, bersama satu yg senantiasa kau peluk erat

Perlukah ku cabut hatiku & ikut menguburnya?

 


3. Bola Mata Palsu

Aku menemukan kekuatan itu, dr sepasang bola mata jernih bagaikan kaca

Tak pernah terpejam, di jaga oleh kembar lingkar hitam

Menularkan semangat, menggali bohlam lampu menyala yg kau bilang dibisikkan oleh bumi

Gesit kau bergerak, mengalahkan cepat lebah menghampiri bunga yg manis

Kerinduan menjadi pudar, jarak kami menipis

Meleburkan batas gue & ananda melalui sepasang mata bercahaya

Masuk ke dalamnya ialah Nirwana dgn banyak kedamaian yg tak pernah kau ucapkan

Kekal, yaitu potongan doa, gue ingin di dlm sana selamanya

Pertempuran yg tak lagi kau menangkan

Itu sekali

Aku bukan juri, tapi gue bagaikan potongan tanganmu yg ikut merasa sakit

Riuh tepuk tangan menjadi isakan tangis bersahutan

Bola mata itu pudar,

Menutup pintu nirwana tempat gue masuk ke dlm sana

Tak lagi bercahaya kau ku tangkap dlm karangan doa

Berukir tanda dgn abjad yg ditulis indah

Di sana kau terbaring selamanya

 


4. Bingkai Pigura

Dalam dinding yg ringkih, kenangan kuat masih tetap tergantung

Menyadarkan kebersamaan meski jarak bersikukuh tidak ingin menyatukan

Siapa Sangka satu kotak yg tergantung itu memuat kenangan yg begitu sarat

Bersinarnya dua jari diantara selusin orang berjejer

Kami yg terikat oleh cincin yg menempel

Lalu hujan berkah menuruni kami , membasahi setiap pori & mengisinya dgn keberuntungan

Menumbuhkan benih cinta, mengubah gue & ananda menjadi banyak

Beberapa orang memakai nama belakangku, ia perempuan

Dan beberapa memakai namamu, ia pejantan

Ribut rumah ini oleh tangisan, pernah

Kacau rumah ini oleh mereka yg tidak mau sedikit pun melongo, pernah

Kepada siang & malam kita menggantungkan harap

Mereka memberikan doa tinggi mengetuk pintu langit

Sekali lagi hujan berkah senantiasa membasahi kita

Mengharuskan kita sarat dgn tawa, mereka kita tak menangis lagi

Perlahan kita cuma menjadi aku..

Waktu berjalan perlahan, kita menyisakan aku


Puisi Rindu Kekasih 

Puisi Rindu Kekasih 

Salah satu orang yg paling dirindukan merupakan kekasih hati. Untuk mengungkapkan kerinduan pada kekasih hati, puisi merupakan salah satu media yg tepat. Berikut ini referensi puisi rindu terhadap kekasih hati :


Untuk Satu Nama

Aku mengukir sendiri namamu dgn huruf kapital tebal

Menggoreskan tinta abadi dgn tekanan teramat dalam

Berharap kau adalah satu-satunya pemilik kenanganku ihwal berdua

Jatuh cinta padamu di setiap detik kebersamaan

Aku suka ketika kau menari diantara tetesan hujan

Basah membuat tubuhmu berbunga

Aku suka kau bicara

Merdu mengalahkan kicauan alam

Bahkan kau termangu, gue jatuh cinta

Kedamaian mempengaruhi di setiap tatapan

Tidak ada bosan gue melihat kau bermain dgn angin

Hempasan itu menyebarkan aroma tubuh yg wangi menenangkan

Duduk meratap, kusediakan dua cangkir

Mencicipi keduanya solah kau ikut menengguk

Lihatlah,

Satu nama awet dlm hatiku

Tertulis terperinci tak akan pernah hilang

Untuk sebuah nama gue menunggu

Hanya satu cinta bersamamu yg ku mau


Menuju Senja

Katanya,

Pertemuan akan memiliki arti setelah tiba perpisahan

Katanya,

Arti mempunyai akan dimengerti sehabis kehilangan

Aku tak pernah paham kenapa kata-kata itu begitu familiar

Yang gue tahu

Aku milikmu, & kau milikku selamanya

Perpisahan yaitu delusi

Kehilangan hanya suatu khayal

Menuju senja

Ikatan itu kau kau lepas sarat emosi

Kau patahkan jari jemariku yg mempertahankan kita bersatu

Banjir darah & air mata kau anggap suatu kemerdekaan

Kerinduan akan hari lalu terus saja mengikutiku

Tak peduli seberapa keras gue mencari jalan pelarian

Setibanya disana kau menyambut dgn tawa penghinaan

Baca Juga: Puisi Tentang Alam


Rindu, Masihkah Pantas?

Aku melangkah sombong ketika kau memohon

Pergi jauh dgn berlari bahkan di ketika kau-sekalian mengiba

Kutinggalkan semua, gue tak peduli

Menjelajah tanah sebarang akan lebih menarik pikirku

Aku menyaksikan taman yg begitu indah

Aku menyaksikan istana yg begitu megah

Raungan tangis masih gue dengar sampai jauh

Apa peduliku semua telah selsai

Tanah sebrang, tanah harapan

Gerbang istana terbuka mempersilahkan gue untuk bertahta

Mimpi? Ini bukan mimpi

Lihatlah memang indah tanah sebrang

Tanpa penyesalan ku tinggalkan gubuk yg katamu adalah calon istana kita

Reot selamanya reot

Penuh penyesalan pernah ku sempatkan singgah berteduh

Kurobohkan saja jembatan penghubung itu

Tak akan pernah mungkin gue rindu ingin kembali

Sesalku, senantiasa rampung demikian

Istana kini begitu membosankan

Terpisah jauh dr tanah asalku

Gelombang tinggi tak ijinkan gue berpesiar


Rinduku Diujung Sepi

Tetesan gerimis yg merinai,

dikelamnya langit senja.

Kulinangkan rindu diujung mata,

menari indahnya dipelupuk angan.

Raut bayanganmu nan manja,

menerpa ditiap sudut yg sepi.

Kulirihkan namamu didalam

kenang suaraku yg berharap.

Kasih lihatlah…

Lengkungan tujuh warna warni,

menghiasi langit usai hujan.

bagai bentang selendang mayang,

bertuliskan makna abjad rinduku.

Dan sudah kucoba kirimkan pula,

bareng hembus bayu nan laju.

Berharap ia bakal menepikan,

tentang rinduku yg terbata.


Kepergianmu

Kepergianmu meninggalkan sejuta kenanganmu

Kepergianmu menenteng separuh hidupku

Kepergianmu merantai jiwaku

Kehilanganmu tlah menyebabkan kepiluan hati

Cinta tulusmu membelenggu jiwa & nurani

Hingga tak berkeinginan saya tuk mencari pengganti

Hilangmu meningkatkan sesal di dlm sanubari

Kini tambah jadi kehilanganmu

Waktu seakan membunuhku di dlm rindu

Di kesunyian hidupku kau

tebarkan aroma cinta di dlm hatiku


Kekasih

Entah dr mana saya mesti memulai,,

entah dr mana saya mesti mencari kesalahan,,

entah hakim mana yg mesti saya sanding,,

entah langit yg mana yg mesti saya tengok,,

Kekasih

kerinduan ini adalah kenormalan,,

perpaduan antara ambisi & ketidak mampuan diri pada kenyataan,,

kerinduan ini yaitu perjuangan yg sudah selesai tapi masih riuh terngiang,,

Kekasih

kedalaman hati ialah keabsurban yg tak kan bisa saya ukur,,

layaknya koyakan yg pedih nan di dlm lah kerinduan ini,,

hingga tak tersedia yg mampu saya sanding, lebih-lebih sang waktu,,

Kekasih

kalau waktuku habis di dlm perbedaan,,

saya tak kan memilih tawaran nirwana & tak kan kuhiraukan kutuknya neraka,,

saya kan memilihmu selaku tebusan belenggu rindu,,

Kekasih

lihat saya yg tambah cacat lusuh,,

lihat kondisiku sebagai bayaran yg tak kan pernah lunas,,

tebusan bakal merindukanmu,,


Tak Ingat Tak Tahu

Rinduku selalu mengalirkan namamu

Namamu selalu detakkan jantungku

Sulit kubendung naluri itu

Selalu begitu, tiap-tiap waktu

Tapi, kau tak ingat & tak tahu

Dan kesudahannya akulah yg terpuruk di dlm rasa itu

Rasa yg menggebu sejak dulu, dr jaman kemudian

Dan kau tak pernah ingat & tak pernah tahu

Rasa & asaku padamu terukir begitu menyadari di tulang rusukku

Mengalir deras di aliran darahku

Memukul keras menimbulkan lebih cepat detak jantungku

Sedikitpun, kau tak ingat & tak tahu

Seperti menjumlah jutaan bintang di malam hari

Seperti mengkalkulasikan rinai hujan yg jatuh ke bumi

Seperti menjumlah hamparan pasir di pantai ini

Sampai matipun kau tak kan pernah ingat & tak kan pernah tahu

Bahwa di sini tersedia satu hati yg menunggu, satu jiwa yg terbelenggu


Kerinduan

Kala mentari bersinar kembali

Ku termenung dlm pengara suci

Ku teringat selamanya dapat dikau

Kusebut selamanya namamu

Kau begitu akrab dlm hatiku

Ku takkan pernah mampu melupakanmu

Ingin sekali ku raih dirimu

Agar suka rasa hatiku

Ku rindukan kehadiranmu

Kau mulai begitu bersahabat denganku

Ku rasakan sekali kehadiranmu

Yang begitu menjamah kalbu


Rindu Kenangan

Setiap kenangan bersamamu

Saat kita melewati hari-hari

Aku & ananda saling bercerita mengenai kehidupan

Tertegun saya waktu tahu semua

Saat hari itu kau pergi untuk selamanya

Meninggalkan sejuta kenangan yg mengidamkan ku ulang

Meninggalkan rindu yg selamanya tersimpan

Kau pergi tanpa sepatah katapun

Meninggalkan saya sendiri dgn kenangan

Sekarang ananda selamanya dlm memoriku

Bersama setiap kenanangan yg sudah kita lukis indah

  30+ Contoh Puisi Hujan Mengingat Kenangan Indah Dan Kesedihan Hidup

Meskipun saya tau kau sudah disana

Tapi saya selamanya merindukanmu

Merindukan kenangan waktu masih bersamamu


Rinduku

Daun-daun mulai berguguran

hati yg mulai gelisah

ketika ku kudu meniggalkanmu

berat rasanya ku meninggalkanmu

Tuhan…

jagalah ia..

di saat ku pergi meniggalkanya

ku mampu slalu mencintainya

Cintaku ini…

cinta yg mampu menjadi dongeng

yang begitu indah

yang mampu ku ceritakan terhadap keturunanku

Rindu…

mungkin hanya itu yg bisa dibilang

suatu kata yg penuh makna

biarkan rinduku slalu ku simpan

Baik-baik disana…


Rindu Terbesarku

Detak jantung di rongga dadaku,

terasa lebih laju dr detik penanda waktu.

semua perihal perihal gue mengerti tak oke,

untuk tinggalkan apa-pun kenanganku,

disini…

Meski tak seutuhnya indah,

tapi disinilah…

sayangku melimpah.

cintaku pernah & bakal slalu tercurah.

disini…

Pada memory manis boneka kecilku,

pada wangi asri taman bermainku,

pada tiap tiap saksi pendewasaanku,

pada kisah ceria disetiap jenjang cita’ku,

pada segudang manja adikku tercinta,

pada murninya cinta para sahabatku,

pada kado terindah para sedarah yg tetap tersisa.

Jelas gue sukar nrimo tuk terima ini,

bila mesti…

lewati semua senyum yg kukenali,

saya tahu,waktu tak dapat kucegah,

demi untuk,menyingkir dari berpisah,

Tapi demi selagi yg tlah lalu,

disinilah…

pusatnya segala cintaku,

disinilah…

mata air rasa sayangku,

disinilah…

lagu infinit hidupku.

disinilah…

kan jadi rindu terbesarku,

Esok hari,saya bakal pergi,

tetapi ku tak akad,kakiku mampu berfungsi,

karena banyak jejak langkahku dikota ini,

yang slalu mengharapkan terus & terus kujalani.

Dan esok nanti,

jujur teramat tak mengharapkan kunanti,

karena akulah malaikat penjaga

untuk adik tercantik satu satunya,

karna dialah candaku apa adanya,

daerah gue mengembangkan dongeng.

Dan demi suasanaku yg baru,

ia bakal jadi simbol rindu terbesarku.


Merindukanmu

Sekilas bayang dirimu

Yang ku rindukan di hidupku

Andaikan ku berjumpa

Ku bakal memelukmu

Tanpamu… tak ada… kebahagiaan

Yang slalu… menyelimuti….. diriku

Di sini… diriku… menanti… dirimu

Karena aku… merindukanmu

Ingin… diriku… bareng … bareng dirimu

Karena… diriku… sungguh… membutuhkanmu


Senandung Rindu

Senjang selagi berirama sendu.

Inilah jiwaku yg meredup.

Meredup di kesunyian.

Biar kiranya udah terbuai.

Angan malam tak temani kesendirian.

Bayang semu tetap terbias.

Terbias dlm dinding kerinduan.

Hempas rindu di embun senja.

Tersipu merunduk, merenung sendiri.

Di sudut hati ku merindumu.

Tiadalah kiranya kau acuhkan aku.

Biar ku simpan rindu ini.

Tanpamu yg dapat membalas.

Sayang . . .

Dengarkan jerit hati ini.

Kembalilah kau untuk ku.

Temani kesendirianku.

Terangi kesunyianku.

Dan peluk hangat tubuhku.

Jangan kau membuat gue merindu kelam.


Puisi Rindu Untuk Yang Sudah Tiada

Puisi Rindu Untuk Yang Sudah Tiada

Kehilangan seseorang yg kita cintai memang sungguh menyakitkan. Tak jarang pula kita merasakan kerinduan yg begitu dlm terhadap orang yg kita cintai, yg sudah tiada. Dalam situasi tersebut, menulis puisi adalah salah satu cara yg paling tepat untuk mengobati kerinduan tersebut. Berikut ini yaitu pola puisi rindu untuk orang yg sudah tiada :


Secangkir Kopi Dan Sebatang Rokok

Apakah arti tangisan yg tiada henti

Sedang ku tau yg kamu-sekalian harapkan ialah ketabahanku

Berfungsikah penyesalan yg gue lakukan

Sedang gue paham kau tanamkan kepastian akan masa depan

Menantang terik, memikul beban

Kau gendong gue ke puncak kebahagiaan

Tak kau keluhkan badan besarku

Keringatpun sungkan untuk melawan optimis mu

Secangkir kopi & sebatang rokok

Persiapan sempurna mencerahkan hari esok, katamu

Lalu, masih kah kau rasakan kerinduanku?

Tertahan di tenggorokan menyesakkan

Aku tak peduli dgn wajah keriputmu

Kini hanya tangan lemah

Aku tak bisa merobohkan pintu penghalang penjelajahan waktu, katamu

Rambutmu tak lagi lebat & berkilau, gue tau

Tulang-tulang yg lemah

Aku ingin itu semua, yakinlah

Tetaplah ada hingga kita bersama-sama pergi,

Yang hilang itu sudah menanamkan semangat untuk senantiasa ada

Yang lenyap hangus, menerangi kehidupan yg dahulunya buta

Kau yg telah pergi

Kutitipkan salam rindu menembus langit pengharapan


Yang spesial Akan Selalu Ada

 Aku jaminkan diriku sendiri untuk menebusmu pulang

Membuat kau merasakan lagi semangkuk kesedapan menghirup udara

Melewati deras arus & hantaman keras bebatuan kali

Kau mungkin hancur, tertaklukkan oleh kejam perjalanan

Melewati hambar dlm sempit kardus tanpa lampu

Meringkuk hening bersama hembusan takdir, kini mungkin kau

Kedua bola mata bersinar

Menari-nari bareng tiupan angin, dahulu

Mengibaskan seluruh sedih, kau sebarkan benih kebahagiaan yg kini berkembang lebat

Keceriaan kau ciptakan meski kau sebenarnya murung

Sekuat hati kau teguhkan kedukaanku

Mampukan sekarang gue mempertahankan ia tetap subur

Kau hirau tak ingin mengembangkan lagi

Membuat gue percaya ketetapan yakni prosesi terbaik

Logikamu keras, tak pernah bisa mengerti bahwa gue besar karenamu

Aku akan jaminkan kehidupanku sendiri, untuk kau kembali

Percayalah

Keluar dr sekotak kardus sempit, jangan kau ulangi

Memastikan kamu-sekalian lepas dr derasnya sungai yg membuat kita jauh


Terbaring Di Ranjang Jati

 Ku benci ayah,

Meninggalkan gue dgn kesan kesempurnaan yg ia miliki

Kebahagiaan yg gue rasa baka

Kau musnahkan saat kau hilang tanpa kembali

Aku cuma ingin kau gandeng lagi bagai putri

Membual setinggi langit, dlm dada kokohmu gue bercerita

Ceritakan lagi padaku perihal kisah nabi-nabi ayah

Tentang keutamaan budi yg selalu kau sebut prinsip

Contohkan padaku, kenapa kau-sekalian berlari!

Penuh kemarahan gue memaki,

Aku tau kamu-sekalian di tanah sunyi

Kerinduan memaksa gue tiba cuma untuk meliat mata mu yg mulai sayu

Cahaya yg mulai meredup

Tak gue paham manakah yg menguasaiku

Benci padamu berada di lima puluh persen

Aku saksikan kau sudah menjadi lemah

Kenapa kemarin ayah mesti lari

Takdir membalas kebencianku padamu

Aku dapatkan kau terbaring di ranjang kayu jati


Rindu Buat Ayah

Semasa kecil kami belum mengerti

apa arti pengorbanan seorang ayah

selalu berjuang demi kebutuhan anak mu

tanpa mengenal waktu

engkau rela di hina & di maki

demi bawah umur mu

Ayah..

kini kami sadari betapa berartinya diri mu

karena anak mu kini sudah menjadi seorang ayah

Ayah..

ketika detik kepergian mu

menghembus nafas terakhir

kami mirip tak percaya

lantaran beberapa detik

engkau telah pergi untuk selamanya

Ayah..

maafkan anakmu ini

yang belum bisa membahagiakan diri mu

di waktu hidup & tua mu

Ayah..

betapa anak mu kehilangan

dan senantiasa terbayang wajah mu

serasa kau-sekalian masih bareng kami

Ya As- sami..

Engkau maha mendengar

perkenankan permintaan kami

Ya Al-Ghafur..

ampuni dosa & kesalahan ayah kami

semasa hidup & mati nya

Ya Al-Maajid..

tempatkan ia pada kemuliaan Mu

karena disisi Mu daerah kemuliaan kami

Ayah..

kami bawah umur mu

kini cuma mampu mendo’akan mu

semoga kamu-sekalian tenang di sisi Nya


Maafkan gue ayah , terima kasih ayah

ayah .

kau ajarkan untuk tegar jalani hidup ini

kau ajarkan gue tuk selalu sabar

kau ajarkan gue tuk menghargai apa yg kita miliki saat ini

ayaah .

aku tahu hidupku tak sesulit yg kau rasakan .

aku tahu cobaanmu lebih berat dr yg kurasakan .

saya tahu rasa sayangmu lebih besar dibandingkan yg kurasakan.

ayah .

semenjak kau pergi .

hidup ini terlalu hampa .

tak bermakna .

ayah .

dahulu ketika gue merengek minta boneka .

kau senantiasa bilang , “kapan kapan saja , ayah belikan”

saya selalu murka ,

namun ternyata semua yg ayah lakukan ,

cuma demi gue ,

supaya gue tak menjadi anak manja.

dan menyulitkan 🙁

aku tahu ayah kerjakan semua itu .

biar gue menjadi anak yg sampaumur .

saya menyadari semua itu

saat kau tlah jauh dr ku disana


Ayah Begitu Sempurna

Ayah kau begitu tepat

kau yakni hembusan nafasku

kau yaitu peyemangat hidupku ayah..

kau yg senantiasa ada di setiap kesedihan, & bahagianya hidupku

maaf ayah samapai ketika ini gue belum membahagiakan mu ayah

mungkin dgn mencar ilmu dgn sunguh-sunguh gue dapat membahagianmu

terimakasih ayah tanpamu gue tak berguna di kehidupan ku ini 🙂


Ayahku Hidupku

Ayah…..

kau penguat hatiku

menjadikanku perempuan yg tegar

perempuan yg sabar

wanita yg pantang mengalah

Ayah….

sepi dikala kau jauh

kau begitu jago

tak ada yg bisa sepertimu

ataupun menggantikan posisimu

Ayah….

saya begitu menyayangimu

keringatmu menjadi inspirasiku

tawamu yg slalu gue rindu

sedihmu yaitu deritaku

Ayah….

dimanapun engkau

doaku slalu bersamamu

tangisku menjadi sumpahku

bahwa,apapun yg terjadi ku kan slalu menjagamu

Baca Juga: Puisi Senja


Merindumu

Tersenyumlah waktu kau mengingatku

karena waktu itu ku betul-betul merindukanmu..

menangislah waktu kau merindukanku

karena waktu itu ku tak berada disampingmu..

tersenyumlah waktu kau mengenang kenangan termanis kita

lantaran waktu itu ku tak lagi bersamamu..

Lihatlah bintang-bintang yg bertaburan dilangit biru

tataplah bulan yg bersinar terang..

lantaran disana tersedia cintaku yg selamanya menantimu

lihatlah rintik-rintik hujan & tataplah daun-daun yg berguguran

lantaran disana yakni simbol rinduku padamu..

Kasih.. walaupun kita jauh,

tetapi, ku tak dapat melupakanmu

lantaran engkaulah cintaku,sayangku,dan rinduku, tergolong hidup & matiku..

saya tak barangkali melayang mencari cinta yg lain

karena dihatiku ini hanya tercantum nama mu..

Walau kita terpisahkan oleh jarak & waktu

tetapi, tak kan mengubah rasa sayangku ini padamu

ku ingin kau kan menungguku disana..

ku ingin kau kan setia dgn cintaku ini..

ku titipkan hatiku ini padamu, sehingga kau selamanya menjaganya

ku ingin kau tak kan melukai hatiku ini..

Malam ini begitu sepi tanpa senyumanmu kasih..

ku tatap sang rembulan yg indah, ku titip pesan padanya

wahai rembulan, sampaikanlah rinduku padanya

aku tidak ingin kehilangannya,aku sungguh menyayanginya

disini selamanya tersedia doaku cuma untukmu kasih..


Rindu Ingin Bertemu

Sayang……………

semenjak kau pergi hidup ku mulai sunyi

hingga kapankah kita kan berjauhan sperti ini

ku igin kita seprti pernah lagi

selalu bersama,suka maupun murung

Tiap waktu ku selamanya merindukan mu

dambakan hadirmu selamanya di sisi ku

selalu ku ingat waktu kita dahulu bersama

Kini ku benar-benar merindukan hadirmu

canda & tawa mu yg bisa buat ku ceria itu

akankah kita bisa dgn lagi

hengki kembalilah ke sini

ku rindukan belaian kasih sayangmu di sini


Rindu

Ketika…..

Rindu sudah menjelma disebuah hati

Identitas tak mampu lagi terkenali

Tak acuhkan gemuruh angin yg menyapa

tak acuhkan desir pasir yg memburu

Jika kerinduan sudah tertanam dilubuk hati

Semua tak tersedia artinya.

Hanya konferensi dgn Sang Habibi Qolbi

Yang dapat merubah segalanya

Merubah kegetiran dlm jiwa

menjadi suatu bunga yg merekah.

Disuatu bintang saya menunggumu

Tuk menemuiku selesaikan Rindu….


Kerinduanku

Berjalan dlm kegelapan hidup ku

tanpa suatu cahaya yg menerangi…

mata ku tak bisa melihat indah nya sebuah cinta

buta karena diri mu,yang kini berada salah satu sayup-sayup angin

Wajah mu kini cuma sebuah uraian dlm benak ku

tak aktual & tak mampu lgi saya sentuh…..

senyuman mu,kini menjadi suatu suka untuk ku…

kebahagiaan yg tak positif bagi ku…

Hati ku kini tertingal oleh waktu yg tak henti henti nya berlalu….

menggenggam sejuta kerinduan yg dalam….

memendam cinta yg kelam….

Walupun kini hanya tinggal suatu cereita,namun saya selamanya percaya

suatu ketika,dirimu dapat tiba dlm detik-detik waktu di hidup ku….

  Kumpulan Puisi Jenuh Menunggu, Pekerjaan, Kehidupan, Kesendirian

karna hati ku,cuma mampu mencintai & merindukan ananda & hnya ananda dlam hati ku….


Rinduku

Mungkin cuma mega,

yang dapat mengantarku segera.

kepada langit,

kusampaikan setumpuk rindu ini,

kepada matahari,

kutitipkan seribu lembar kalimat indah ini untukmu.

yah….untukmu.

Mungkin gelora ini udah usang berkelana,

dan udah usang pula kemauan ini terpenjara.

Pada cakrawala senja pernah kutanyakan kabarmu.

pada pekat jendela malam pernah jua kukorek ceritamu.

Disini,

disepenggal kisah langit ku bersenandung.

ihwal bintang,

perihal terang,

wacana kecupan,

tentang rangkulan.

Adakah kau pun disana rindu,dinda?

padaku?

pada kelana,

pada perjalanan,

pada debu-debu.

Adakah kau inginkanku,dinda?

pada tanah yg kupijak,

pada langit bernaung.

kusampaikan rindu teramat sangatku, padamu.


Rindu

Rindu….

Bagai mendung tanpa hujan

Bagai pelangi tanpa warna

Bagai taman tanpa bunga

Demikianlah hidupku tanpamu

Ingatkah kau-sekalian bakal rintik hujan ini?

Ingatkah kau-sekalian bakal merdu nyanyian burung?

Ingatkah kau-sekalian sengatan lebah di tangan ini?

Dan ingatkah kau-sekalian bakal masa kami dulu?

Sungguh bak sayur tanpa garam

Hidupku hambar tanpamu

Ini rinduku untukmu

Rindu yg menerjang bak ombak ditepi maritim

Rindu yg tetap mengharapkan mengejar-ngejar kau

Tapi, entah di mana sekarang kau-sekalian berada

Rasa ini bisa saja bakal awet di hati

Tak bakal hilang tersapu debu

Tak bakal goyah di goncang bumi

Tak bakal pergi , cuma untukmu kupertahankan

Rinduku tetap cintaku


Bukan Dulu Lagi

Indah mulai benci misalnya ku ingat

ingin ku lagi duniaku dulu

ku perbaiki waktu

musnah semua menghilang jauh

Kamu mesti tau…

entah pernah , lusa , kini & seterusnya

rasaku itu tetap sama

saya tetap sayang menyerupai kau

Aku sebetulnya tercipta bukan bersama kesempurnaan

sadarlah wahai kasih ..

percayalah gue jauh dr yg ananda cintai

karna itu jauh pula cintaku untukmu


Rinduku

Rindu..

Rindu..

Rindu..

Rindu dihati ini

Tersirat bayangan wajahmu

Gelora asmaraku padam

Aku rindu

Terpikat bayangan wajahmu

Sungguh tak mungkin

Tuhan tolong aku

Rindu ini terpenat dihatiku

Menggoyah pikiran

Memikat kekuatan

Aku rindu..

Air mata bederai dipipiku

Isak tangis bertabur rindu

Kenanganku

Masa laluku

Aku menangis lantaran rindu


Merindu

Ku merindu mu

Rindu yg menggelora

Tiada hari tanpa memikirkan mu

Tak pernah tersedia bosannya

untuk mengingat mu

Badaipun bakal ku terjal

Asal ku dapat bareng bareng mu

Hati & jiwa terus berontak

ingin berjumpa

Tak dapat ku menepis

Bayang mu yg slalu terlintas di depan kata

Dapatkah ku bertemu bersama mu ???

Sedang jarak & selagi slalu memisahkan kita

Akankah kami mampu bersatu dlm indahnya dunia ???

Sedang tembok yg tinggi menjulang membatasi kita

Hanya hati & perasaan kita_lah yg dapat

mempersatukan kami .

 


Puisi Rindu Untuk Kenangan

Puisi Rindu Untuk Kenangan

Dalam kehidupan manusia pastilah mempunyai kenangan. Terkadang kenangan tersebut membuat kita rindu & ingin untuk mengulangnya kembali. Namun apa daya, kenangan yg notabene sudah berlalu pastinya tak dapat diulangi lagi.

Oleh lantaran itu tatkala kita rindu untuk mengulangi lagi kenangan, menulis puisi yaitu cara yg tepat untuk melampiaskan kerinduan tersebut. Di bawah ini akan tersaji acuan puisi rindu pada ketika kita ingin mengulang kembali kenangan yg telah lalu :


Di Sebuah Tanah Lapang

Kedamaian dipersembahkan hidup

Mempersilahkan siapa saja untuk menikmati jamuan itu

Tertawa lepas, tanda tak ada murung cita

Hidup memberikan dirinya dengan-cara Cuma-Cuma

Aku tak pernah percaya bahwa senang menjadi hutang yg menjerat

Rasa tenang, damai & terkasihi

Mereka semua menuntut cicilan terbayar saat itu juga

Disini, hidup memberikan gue mutiara sebesar gunung

Disini, kau ambil ia kembali dlm perut bumi

Aku kau tanam untuk senantiasa bisa menyaksikan kegembiraanku

Tangan & kaki terjerat, & ekspresi tertutup

Sesekali terlihat kau-sekalian yang  menyuruh gue berlari

Aku merangkak bagaikan ulat

Rumput & debu kadang  mesti masuk ke dlm bola mataku yg kini menjadi pedih

Jangan kau pikir kuit mulus ini utuh

Sobek pun tak akan pernah kau hiraukan

Kau teriakkan selalu kata pisah di daerah pertemuan

Agar gue tersiksa rindu kembali ke ketika itu


Dingin, Membeku Bersama Bayang

Bangunan itu kini telah menjadi tua

Sendiri menunggu kehancuran yg tak pernah bisa ia tahan

Dinding ringkih mengancam setiap jiwa yg mencoba mendekat

Rumput liar ia perintahkan tumbuh lebat

Pepohonan besar ia minta menjadi menyeramkan

Semua hewan melata diundangnya

Perjamuan akan dimulai

Pesta pora sedang berlangsung

Dentingan gelas-gelas sarat rasa sengsara

Disajikan semua kenangan semoga habis tak tersisa

Bangunan tua membiarkan waktu mempercepat ajal

Aku tua, sendiri tanpa penghuni

Suatu saat kau kenang gue daerah tercipta gelegar tawa

Tempat bawah umur yg kini begitu arogan kau besarkan


Rindu Malam

Jerit malam ini

membangunkan singa didalam gundahku

tak pasti

tetapi inilah nyatanya

rasanya terkurung didalam jeruji besi

yang digenggam jemarijemari hatimu

yang membisikkanku ihwal rindu

disaat kau jatuhkan perasaanperasaan itu

aku cuma memungutnya

sambil menghirup wangi nafasmu yg masih membekas

di jalanjalan yg kau lalui


Aku Ingin Tahu

Aku mendambakan kau tahu

dalam tabrakan wajahmu selalu terpancar pelangi

kolam cahaya surgawi

dalam hatimu selalu terajut wewangi

bagai aroma kasturi

dan itulah yg menyebabkan cinta meningkat

di telaga hatiku ini

Aku mendambakan kau tahu

cintaku & cintamu

seperti kerikil yg sukar untuk dipecahkan

mirip angin yg senantiasa berhembus di sela-sela

jemari rindu

mirip air yg mengalir dalam

batas area & waktu

lantaran itulah gue mencintaimu dengan

apa terdapatnya dirimu


Pesan Rindu

Malam menusuk hingga tulang rindu

Menepis segala khawatir didalam ranting bulan

Awan kelabu mengukir prima wajahmu

Bintang menari-nari menyembuhkan pilu hatiku

Kau lagi tumpah ruah didalam lambung kenangan

Sadar & kusadar kau cuma bayang sarat misteri

Menerbangkan dedaunan gelisah didalam jalanjalan kerinduan ini

Terasa layaknya samudera tanpa batas yg mengatasi kita

Tetapi butiranbutiran rindu ini tercecer & mengkristal di jalanjalan yg kulalui

Saat ini rindu membisik hambar didalam gelapnya hari

Kuharap malam memberikan pesan ini

Sebelum kumembeku & mati


Hujan Hari ini

Walau tumpahan detik udah lantas bersama dgn redah hujan,

namun memoriku tak berhenti memikirkanmu…

Kita berdua melawati jalan-jalan

bareng hujan yg menaut pada busana yg kita kenakan

Bukan gigil karena kuyup kusekarang,

tetapi lantaran rindu yg mengulangi kenangan,

Itulah sebermula cinta dikuatkan!


Rindu Jemari Hati

Dalam lamunan

Aku melukis sepi

Tiada deru

Tetapi rindu senantiasa mendambakan bergemuruh…

Aku cuma termangu

membayangkan ronarona wajahmu menarinari didalam sepi

Dan lagilagi

Kau cuma jadi rindu di jemari hati…


Rindu Perlukan Senja

Disaat dedaun bertasbih

langit memerah temaram

aku terbaring berselimut debu

beralas rerumput di hamparan senja

Rindu begitu mengoyak tepin hatiku

jantung sesekali bercuap resah tanpa detak

siluet wajahmu teruntai pada gemawan awan

terpautlah segala rindu & kenangan

Gemuruh nada pada tiap rumah Tuhan

menerangkan kuharus pribadi berhenti menikmati sepi

dan di sini

aku merasakan makna rindu

ialah

bila sepi memberi salam & kau jauh dariku,

tetapi begitu erat berasal dr ingatanku

Semakin jadi kini

rindu dipelukan senja

memanjakanku jadi selaksa rindu pada keheningan


Lukisan Rindu

Malam terus menyerbakkan bau rindu

pisau sunyi menikam kelam

saat itu juga gue pun terkena tikamnya

Hinggaku tak kuasa membendung rinduku

padamu

yang tertumpah di sini

Tumpahan rinduku terus membulir pada

lantai kamar

menguntaikan segala rasa dan

memutar lagi tiap-tiap kenangan

saya pun terus larung menikmati kerinduan

Tanpa kusadari tumpahan rindu udah menguap

dan dijadikan Tuhan tinta

pada lukisan indah-Nya

dengan dekorasi bintang pada tepiannya

mempercantik hasil lukisan

yang menjadikannya penawar

merupakan wajahmu

ya wajahmu yg udah Tuhan lukis

di kanvas langit malam ini


Menanti Rindu

Peron jadi tempatku

menanti rindu

rindu pepada kenangan bareng

yang udah lama tak kurasa

memetik buah ketidaksabaranku

dalam lamunan,

tetapi sesaat senyum berlabuh terukir

di saat memori terputar

Aku mendambakan menulis semua kenangan ini

sebelum jadi rindu dikemudian hari

lantaran esok ialah misteri

hari ini yakni kisah yg terguris

dan kemarin adalah buah rerindu yg manis

sewaktu hari ini

atau esok kucicipi rasanya


Sebuah Renungan

Sepotong bulan masih menempel pada langit pagi

Tanda alam udah membuka hari pada untaian gres

Aku terhanyut oleh tiap alunan dedaun pada reranting

yang sesekali meneteskan embun

Seperti hidup yg ga ada pernah terbaca,

Kadang tersedia tangis yg mesti menetes,

tetapi dzikir mesti senantiasa terucap

Terimakasih Tuhan udah mengirimnya pada hidupku

lantaran tiap kenangan tentangnya

ialah secangkir semangat pada diri

untuk mengawali hari tanpa kata menyerah & berhenti

lantaran hidup ialah buah kebermaknaan yg berjalan pada rutenya

dan berakhir pada perhentiannya….***


Kamar

Langit-langit bisu saja,

padahal rinduku rasanya udah menembus hingga terlihat menemui tuannya

kamar ini terhitung senantiasa saja persegi

tak tersedia ubahnya,

seperti rinduku yg tak ubahnya padamu

kasur & alasnya, gordeng & gantungannya, setumpuk busana didalam lemarinya,

tembok-coak & di pada tepian tersedia yg sedikitsedikit kehilangan catnya

semua membisu saja,

kusut terhitung didalam pikiranku, kusut terhitung kurasai didalam hatiku,

tak tersedia yg berganti,

tak tersedia yg bergerak,

biar mereka hidup pun

mereka takkan peduli

karena cuma satu yg tak berhenti,

cuma jarum jam pada jamnya & pada dindingnya

ya begitu terhitung saya, berasal dr kesemuanya

cuma hati ini yg terus pada langkahnya,

mencari & kucari terhitung langkah membebaskan rindu


Nelangsa

Gelap alap kurasa,

ternyana angin diamdiam berbisik:

“Di mana rinduan?”

Jarum arlojiku berlangsung terhitung tanpa henti,

tetapi kemana jawaban ga ada bertemu

Awan tudung di atasku,

daundaun jatuh kuyu

dibawanya terhitung kabar:

“Tak tersedia lagi rinduan!”

Jarum Arlojiku terhitung tak peduli, selalu berjalan

dan gue terhitung belum menemu

nelangsalah

nelangsalah

nelangsalah

sekemudian tersedia pekik hati,

sepenuhnya ringis,

sepenuhnya tangis,

tanpa kusadari lagi, arlojiku

tetap pada rutenya,

tetap pada detaknya, berjalan

hingga tersedia yg dilahirkan alam:

pagi pun menenteng kenelangsaanku.


Ingatlah

Kamu yg disana

Masih ingatkah kau denganku ?

Aku yg pernah tersiram senyum

Ingatkah ?

Ingatkah ananda ?

Kamu yg pernah bertutur

Akan selamanya ada

Digelap & terangku

Aku masih ingat

Kamu yg menghapus hujan

Yang deras mengalir dipipi

Lalu kau rubah menjadi pelangi

Ingatkah ?

Kau hilang waktu ku tak ada

Kau pergi …

Hujan pun deras kembali


Bayang Wajahmu

Aku tengah memandangmu

di bawah bulan 1/2 bundar

membaca selaksa kilau di matamu

menafsirkan sirat cinta.

Maka kala kau memandangku

aku tahu, kau bulan yg jatuh di wajahku

kau yg selamanya di wajahku

memelukku sarat rindu.

Suara debar jantungmu menjadi petunjuk

langkahku menelusuri jalur setapak di hatimu

surga yg mengetukkan sendiri pintu

untuk pulang kerinduanku


Rindu

Angin,,,,

Wajah sang kekasih,,,,

saat itu juga menyemburat kerelung batin ini,

memancarkan senyuman-senyuman yg terindah

Menyematkan lambaian-lambaian manisnya

seakan-akan tak bosan mengundangku untuk menujunya,mendekatinya,membelainya

kemudian memeluknya erat-erat & mempersembahkan sehelai kecupann hangat

yang takkan pernah terlupakan dlm bundelan helai histori hidupnya,,,

Dan,,,,

Aku tak pernah mencari-cari alasan

untuk membetulkan rasa sayang & cinta ini padamu,

bila seluruh itu yg sudah tergaris

untuk kita berharapakan

mampu kita lewati masa-masa perih & lewati masa-masa senang

saya mampu tetap menginginkan itu seluruh bersamamu


Puisi Rindu Untuk Tuhan

Puisi Rindu Untuk Tuhan

Sosok Tuhan yg kita sembah pun kadang kala menjadi obyek kerinduan yg sungguh mendalam. Dalam kerinduan terhadap Tuhan yg kita sembah, kita bisa mengungkapkannya melalui puisi seperti halnya teladan puisi rindu untuk Tuhan berikut ini :


Ratapan

Aku besar, tanpa jawaban Kau anugrahkan

Kau biarkan semesta mengaminkan segala doa

Ucapan tanpa pengharapan pun Kau buat menjadi kasatmata

Mengijinkan langit memberi hujan tak cuma sebatas kedamaian

Rimba membuka diri memperbolehkan miliknya diperebutkan

Penuh kasih kau sadarkan kemurkaan yg gue laksanakan

Hari ini, esok & seterusnya kau tegur gue dengan-cara halus

Kepekaanku telah hilang Tuhan,

Kebaikan yg kau anugerahkan membuat gue ceroboh

Apakah ampunan masih akan Kau berikan

Dekaplah gue penuh kasih semoga tak tersesat lagi

Aku terperdaya oleh jahatnya hati & pikiran yg gue miliki

Tersesat sedang isyarat selalu Engkau berikan


Rasa rindu tak akan pernah hilang dgn berlalunya waktu. Mencari keberpihakan lewat puisi rindu adalah kekuatan untuk mampu berahan. Melawan frustasi tanpa harus menyayat kulit rindu yg ringkih.

Itulah contoh-teladan puisi rindu yg dapat ditujukan untuk siapapun atau apapun. Betapapun rasa rindu itu memberikan penderitaan. Satu hal yg mesti anda ingat bahwa kerinduan anda tiba lantaran besarnya rasa cinta.

Puisi Rindu