close

25+ Contoh Puisi Malam Dengan Banyak Rasa Mempermainkan Hati

Puisi Malam – Aktivitas tak semuanya dilaksanakan di siang hari, beberapa diantaranya akan sangat sesuai untuk ditekuni dlm malam. Suasana malam akan lebih menenangkan, utamanya untuk mengolah rasa.

Intelejen menjadi makin peka tatkala malam sunyi tiba. Dan semua itu akan tercermin dlm puisi malam berikut ini:


Puisi Malam Sunyi

Puisi Malam Sunyi

Salah satu yg akan mendominasi hati di waktu malam  hari yaitu kesunyian, bagi jiwa-jiwa yg sendiri. Kesunyian menjadi pisau tajam yg menjerat, menawarkan siksaan dlm bentuk yg tak terlihat. Berikut contoh puisi malam mengenai sunyi:

 


1. Aku Bersama Sebingkai Foto

Sesaat nafas yg ku hirup terasa berat, seperti ikut mencekik di setiap tarikan yg ku buat

Kepadamu yg berjulukan malam, akan ku adukan

Sekelumit pahit yg meracuni hati yg kian kebas

Orang mati tak cuma memberikan tangis

Seumur hidup berjuang untuk apa yg anak cucu bilang sebuah warisan

Yang mati, mereka kekal terkunci

Lalu, bagaimana dgn kau-sekalian yg hanya sekedar pergi?

Menaburkan paku dlm selimut yg harus gue tiduri

Mengoreskan malam-malam selaku sunyi

Dekap siksa menempel lekat-lekat

Seperti berat gue menyebutmu sebagai seorang penghianat

Mungkin kamu-sekalian yakni seorang pencuri yg paling beruntung

Membawa semua yg ku miliki dgn hanya sebingkai foto

Dalam kotak tersadar lapisan doa

Menyisakan sedikit aroma dlm kasurku yg berpagar

Hanya bersama sebingkai foto, kau-sekalian kembali atau selamanya gue sendiri

 


2. Terlambat

Seakan berlari, hari berganti dgn cepat menuju gelap

Membawa penat yg dititipkan penduduk bumi untuk ia adukan

Aku, salah satu yg menawarkan kotak aduan itu dgn label prioritas

Berharap sampai pada yg bertempat di langit tertinggi dgn segera

Tapi telat,

Kotak itu tergeletak di ambang pintu

Seakan terlupa bahwa gue punya pesan pengetuk pintu nirwana

Dia terlalu lelah hari ini

Mengelar karpet hitam di angkasa dgn sisa tenaga

Malas menggantungkan bintang-bintang sebagai orkestra lagu selamat tidur

Harapan yg ku bungkus rapi menguap

Menjadi ringan mirip asap

 


3. Esok Hari Terasa Lama

Ingin gue menghardik apapun di alam raya malam ini

Seolah bersekongkol mereka bagai penjara yg akan menahan ku menghabiskan masa renta

Rasa murka semakin menjadi alasannya gue hanya di sini sendiri

Hanya bersama sunyi malam yg ku harap cepat berganti

Aku ingin hangat matahari untuk melunturkan semua daki masa muda

Melecut semangat sedikit saja bareng kokok ayam mengundang surya

Aku membenci kalian semua,alam raya

Dengan licik menahan laju jarum jam berputar meninggalkan malam petang

Kau tau artinya? Aku setengah mengumpat…

Aku akan makin tersiksa dlm sunyi kian lama

Bahkan, dgn mematikan lampu pun bayangan itu semakin nampak

Menghantuiku dgn rasa ngeri tanpa toleransi

Jantung bau tanah ku semakin terengah

Nafas yg tersedat gue mencoba untuk bertahan

Kepada matahari gue berteriak kencang

Bangunlah, bawa serta jagad ini menggeliat bersamamu

Aku benci malam sunyi

 


4. Berteman Lamunan

Pilihan yg bijak sudah terkunci

Aku yg pergi, ku harap kau pun menyusul pergi

Di sebidang tanah yg sudah ditakdirkan

Aku tak mau ada air mata jatuh tertumpah oleh rasa yg tak satu pun mau mengalah

Tinggi … meninggi.. murka.. emosi

Aku yakni pihakmu, atau gue ialah lawanmu

Berbisik & teriak

Dan malam ini gue membawa masuk opsi yg telah terkunci dlm dipan bergembok

Meyakinkan sebagai kebaikan yg akan menenteng menuju titik terperinci

  Puisi Siang Dan Malam

Mencari pembenaran untuk setiap kata yg kau bisikkan dgn merobek gendang telingaku

Pilihan yg terkunci

Dengan sumpah ia tumbuh cepat menjadi keramat

Kata berpisah seolah laju panah yg sudah kau isi degan bisa racun

Melesat cepat

Menancap

Membawa gue dgn kesendirian tertidur baka

Baca Juga: Puisi Islami


5. Kuasa Pencipta

Sebilah pisau ku sayatkan dgn lincah

Memotong sebagian dirimu untuk ku satukan dgn ku

Aku melaksanakan dgn cepat

Penuh perhitungan biar tak satupun yg bisa memalsukan

Sebelum kau dihilangkan, atau gue yg di comot pergi

Menghunus seperti doa yg suci melindungi

Hilang kau, tak ada lagi

Sebagian darimu adalah penawar rindu

Hilang kau, tak ada lagi

Raut yg bisa dibelai dgn tangan yg terulur jauh melenyapkan jeda

Hilang kau, tak ada lagi

Duduk bersila menghadap panorama senja

 


6. Relakan

Untuk apa

Tumpukan emas & berlian

Sertifikat pelatian yg terpajang

Seluas mata memandang kebun-kebun

Anak-anak yg berkialauan

Untuk apa

Setiap nafas yg terhirup, detakan jantung yg keras berbunyi

Langkah kaki tanpa argo pajak membuntuti

Untuk apa

Kemolekan istri-istri

Gemerlap dgn banyak aksesori

Untuk apa

Ketika risikonya yg kau mampu cuma sunyi

Ketika pengharapan terakhirumu satu, mati

Lalu untuk apa

Omongan tinggi menjulang

Keringat yg terperas habis

Untuk apa

Malam yg sendiri, ku fikir lahir & hanyut akan lebih mengasyikkan

Tua menumpuk kesalahan itu mengerikan

Sunyi menanti kematian berubah menjadi menjadi kawan dekat karib

 


7. Petaka

Hujan turun tak mengenal ampun

Terlampau beringas untuk sebuah jabat tangan persaudaraan

Mungkin langit & bumi sedang bertentangan

Dengan atau tanpa kibaran bendera perang

Diam melamun

Tangis menyusup lembut menyela suara deras hujan

Mengharap kasih

Menawarkan perdamaian

Langit menolak

Tanpa tumbal berkelahian akan terus ia kobarkan

Petaka

Langit menjadi begitu arogannya

Menukar dgn dosa manusia hanya menangis pilu

Malam ini dlm sunyi

Baca Juga: Puisi Cinta


Puisi Malam Ramadhan

Puisi Malam Ramadhan

Bulan yg ditunggu sebentar lagi akan datang, menunjukkan jawaban rindu pada jiwa-jiwa taat. Malam-malamnyapun penuh dgn keutamaan yg sayang untuk dilewatkan cuma dgn terlelap. Meraikan malam di bulan ini akan menunjukkan banyak sensasi rasa dr seorang hamba. Seperti tercermin di puisi-puisi malam berikut ;

 


1. Sujud-Sujud Rayu

Ini yg kau nantikan? Hanya seperti ini kah ?

Melamun & terduduk dlm sayu persepsi frustasi

Katamu, pengharapan & doa akan mengubah seluruhnya

Katamu, sebelas bulan lalu kau akan terus merindu

Dan katamu, ku mohon tetap tinggal & jangan lagi menciptakan gue menunggu

Hanya seperti ini kah

Perjalanan panjang yg ku tempuh sebatas untuk bersaksi pada yg mirip ini

Kuatkan setiap sendi dgn zikir yg tak terputus di ucapkan

Menegakkan badan melalui komunikasi yg mesra

Hanya berdua…  membisikkan kata cinta dlm sujud-sujud rayu

Menorehkan bentuk sesal  & komitmen dlm waktu yg sama

Mengulang-ulang mantra suci selaku pengisi malam hari

Ribuan bintang bersinar begitu terperinci

Bersama-sama turut melontarkan harap mereka

Memuji pada kau-sekalian hamba mulia

 


2. Pengharapan

Masih ada peluang selagi bersungguh-sungguh katanya

Terulang hingga puluhan kali ucapan tahunan itu diselipkan

Mamak bilang penharapan mesti selalu di sertakan

Bersama rasa lapar & mengantuk yg dikuatkan

Dalam malam-malam cuek perayu untuk terus meringkuk

Memutar memori bayangan lembah berapi

Sirnalah bareng sembah yg gue haturkan

Keras cambukan kejam

Melembutlah dgn manis laris yg gue usahakan

 


3. Tentang Kabut Itu

Hei

Untuk ananda yg sudah mendengar Adzan tatkala membuka pintu dunia

Tangisan kesedihan mengirimkan menuju ruang ujian sarat pengawasan

Hei

Kau bersumpah untuk meyakini yg Esa

Kita bersumpah untuk senantiasa menjalankan apa yg kita sudah sepakati selagi di angkasa

Hei

Langit & bumi kain gerah

Yang putih kini sama sekali tak tampakbekasnya

Ketika bumi yg lelah bukan karena memikul jutaan jiwa

Hei

Apa yg tak terlihat menawarkan jejak angkara

Lelah, dgn satu harap bahagia

Hei

Bukan untukku & untukmu

Bahagia bagi semesta yg terus berdoa

Memohonkan gelap tiba sampai hari raya

  Puisi Guruku Tercinta Mengharukan Jiwa Sarat Semangat

Hei

Tentang pesan kabut itu ribuan tahun lalu

Ia akan membunuh 1/3 dr kamu

Hei

1/3 lagi

Hei

Usai sudah dunia dgn tertib

mengadukan dosa manusia

 


4. Sampaikan Aku Kepadanya

Seperti rindu yg menjadi benci jika bertemu

Mungkin bukan gue harapanmu

Kau lebih mengharap ketupat & daun pintu menganga

Dunia menjadi hening dlm bayangan semu menipu

Berjabat tangan mirip murah padahal mereka saling bertukar benci

Sampaikan gue kepadanya

Kepada yg sungguh-sungguh kau rindu

Lenyap dlm kaleng-kaleng tertata rapi

Sampaikan gue kepadanya

Kepada malam dimana peta itu diturunkan

Kepada seribu bulan yg menggantung memberi terang

Dan pada halaman terakhir dipanduan yg menjadi warisan

 


Puisi Malam Dalam Kekhawatiran

Puisi Malam Dalam Kekhawatiran

Salah satu rasa yg menciptakan sungguh tersiksa adalah kegundahan. Ia menyita banyak fokus untuk sesuatu yg di andai-andaikan. Kekhawatiran semakin menjadi di kala hari telah sepi. Malam hari ialah waktu yg angker. Rasa khawatir menjalar begitu cepat. Mengenai apapun, sayangnya rasa itu terlalu pintar untuk mengambil celah. Berikut puisi malam dlm kegalauan:

 


1. Bila Matahari Enggan Bangun

Aku sudah menyusun banyak agenda esok hari

Tentang berdiskusi pada belibis menandakan cinta

Memburu merpati setia

Dan mendatangi sarang buaya

Aku sudah menyusun banyak jadwal esok hari

Bahwa tempat itu tak akan kau peroleh dimana pun

Ia pencuri yg sangat pintar bersembunyi

Ada dlm balik bola mata

Tersamarkan dlm aliran darah Vena

Tanpa penelusuran, ia sudah ada pada tubuhmu

Berkamuflase menjadi Mitokondria

Menipu untuk terus menemukannya

Pertemuan ialah bila matahari bangun pagi-pagi

Tapi malam begitu enggan untuk beranjak

Menggulungnya dengan-cara paksa hanya akan mengobarkan percik api dr esok

Bila matahari enggan  bangkit

Maka selamnya gue dlm pencarian untuk menemukanmu

 


2. Galak

Tak sedikitpun malam ini mata mau terpejam

Aku sudah sangat lelah untuk semua dusta yg mesti ku telan

Lirikan penuh amarah isyaratkan

Dengan sadis menciptakan bulan enggan nampak

Angin semilir tak menenteng sejuk, tak membawa semangat yg mengudara

Ia dingin, berusaha membekukan setiap gerak yg hendak mengganggu gelap ini

Bila kau pernah bertanya ihwal perang, ini lah yg bantu-membantu

Bila kau tajam menatap menandakan ini

Deru peluru berbalas dgn lemparan geranat

Dalam malam yg penuh dgn permusuhan

Aku bersumpah gue enggan untuk mengalah

Kutarik siang biar cepat menggantikanmu

Menahan ujung langit pintumu tak akan lagi terbuka

 


3. Rengekan Sunyi

Lautan, gue coba untuk menirunya

Tenang meski memikul jutaan Titanic yg membuat pungungnya menjadi geli

Tertantang angin ribut, ia pun enggan untuk bergeming

Lautan, gue coba untuk menirunya

Langkahku bareng Parkinson menciptakan lautan tertawa

Tenang teriakmu lantang

Ingatkan

Mengenai hal yg gue bisikkan

Bahwa ada belakang layar pertentangan dlm diriku dgn saya

Memberontak mirip perang dingin dlm satu atap

Umpama satu kapal menuju dua arah mata angin

Aku

Dengan gemetar yg kian parah

Meninggalkan jejak jemari untuk dijadikan prasasti

Ketika mereka mulai cukup umur

Ku harap tulisan itu masih patut untuk terbaca

Aku

Dengan tua yg tak bisa sedikit saja tertunda

Ku harap mereka akan mengingatku sambil berdoa

 


4. Selimut Dosa Malam Ini

Memintal seribu kain untuk menutup dosa malam ini

Bayangan penghianatan yg mesti gue sembunyikan rapat

Menebarkan aroma pertanda

Membuat ku tak boleh ceroboh menabur bunga

Mengiris tipis untuk membedakan dgn tanda sedih

Selimuti dosa malam ini

Tentang satu larangan dgn sengaja gue memasuki

Mata terbuka gue menjinjing langkah kaki

Menghujani dgn sesal, sesak,

Menyiagakan jutaan tank tempur

Kekeliruan kecil akan memicu perang tanpa usai

Hilangkan gue atau kepergianmu

Ribuan selimut terpintal malam ini

Aku berjanji tak akan letih untuk menjadikannya esok

Menyusun tinggi samarkan dosa malam ini

Baca Juga: Puisi Rindu


Puisi Malam Penuh Rasa Bahagia

Puisi Malam Penuh Rasa Bahagia

Rasa hari ingin hidup seribu tahun lagi bila senang datang. Menghujani seiap diri dgn senyuman. Memalingkan dr duka yg selama ini menjadi siksa. Bahagia bersama puisi malam akan menciptakan makin tepat. Berikut pola puisi malam dgn tema penuh rasa senang:

  25+ Pola Puisi Ayah Beserta Penjelasan Wacana Strukturnya (Gres)

 


1. Segerakan

Untukmu 24 tahun gue menanti

Meniti harap sejak kali pertama pendengaran ini mendengarkan banyak bunyi

Perih & takut gue memulai perjalanan panjang tiada henti

Untukmu 24 tahun ku jalani dgn harapan penopang nadi

Warisan rasa takut yg sama sudah menjadi tradisi dr awal bumi memulai

Setiap tangis yg berganti dgn tangis yg lebih dramatis

Setiap senyuman seperti menghina kehadiran satu jiwa membuat penuh sesak bumi mereka

Untukmu 24 tahun menunggu dgn setia

Memadukan dua mantra

Bersatu menebus separuh agama

Aku tak mesti tidur malam ini bukan?

Bibirku terlampau pemberontak untuk tak sedetik pun melempar senyuman

Aku tak harus tidur malam ini bukan?

Siaga mengawasi jam pasir yg lambat berjalan

Aku tak mesti tidur malam ini bukan?

Ku tentukan datang pagi-pagi

 


2. Aku Telah Berkencan

Sudah.. sudahi saja sepi ini

Aku tak besar lengan berkuasa menahan hingga esok datang mengetuk mataku

Sekarang saja

Biar

waktu ini terusir alasannya adalah ketidaksukaanku menanti

Sebuah gaun yg indah lengkap dgn sepatu

Ayolah

Sekarang saja

Rindu yg membuncah seperti tak berpengaruh untuk terbendung

Memasung dlm kerdil gue menunggu

Setelah belasan purnama kesendirian

Bunga bermekaran itu berwarna-warni menawarkan harum menarik hati

Kenapa tak kini saja?

Bahkan waktu di waktu paling sunyi gue telah siap untuk datang

Memamerkan sejuta foto

Dengan gue & kau

Di belahan bumi yg tak sama

 


3. Pasukan Mimpi

Kami ialah muda dgn gelora yg menghangatkan mereka yg tua

Teriak-teriak tanpa kehausan di terik matahari siang tadi

Merayap dlm kubangan putus asa, tak sedetik pun kami berhenti

Berlari di rumput yg tinggi, & melalui pohon rindang tanpa berteduh menetralisir keringat

Terjang menerjang berbaku hantam dgn negatif diri

Bila hari masih terang, tak perlulah kami semua bergerak tergeletak di ranjang-ranjang

Tersenyum dlm mata terpejam

Semangat muda memeluk raga yg sedikit merasa letih

Itu tak seberapa

Senyum mengembang menyaksikan bumi yg mulai muda kembali

Menularkan gairah pelestarian di kaki-kaki tiang langit

Menerbangkan ke luas maritim

Menghalau pergi memusnahkan apa yg akan mengotori

Berbahagia bumi sedikit terlihat lebih muda

 


4. Rekah

Laju waktu memberhentikan gue pada titik ini

Mengantri sepanjang ketekunan hari yg telah terpompa menggembung

Suatu tempat asing dgn banyak gulali elok & permen kapas

Tertuju kami pada satu titik di sini

Peri-peri kecil seolah teramat sibuk hingga tak lagi saling menyapa

Membawa ke sana ke mari harum-harum yg disembunyikan wujudnya

Menabur di sana memercikkan di sini

Sebuah momen besar sudah disediakan ku kira

Mematung gue tak goyang meski angin membangunkan

Aku dgn tubuh jangkung yg tak mau melihat apa yg menjadi daya tarik kami

Berduyun-duyun yg tiba tak bisa menggeser posisi gue berdiri, ajaib

Tak ada niatan untuk beranjak gue membiarkan waktu menyatu dgn jasadku

Terkadang banyak yg lena hingga menyerahkan semuanya

Kepada apa yg membuat kami berdesakan menunggu usang

Seperti ada sebuah tenda & tak satupun lubang intip terbuka

Rapat

Rahasia

Tidak seorang pun menggeser tempatku? Aneh

ketika masbodoh kian menusuk, gue mirip terganggu tepat dimana tenda terbuka

Tidak ku sangka.. mungkin ia adalah ratu dr ribuan peri-peri kecil yg hilir mudik

Cantik mengalahkan sejuta perempuan yg disatukan pesonanya

Hanya gue yg menyaksikan? Kenapa mereka semua tak menoleh

Lihatlah tangannya menjuntai jauh meraih saya

Berbisik mesra ini ialah waktunya

Sentuhan itu menciptakan gue terperanjat

Terbangun gue dlm mimpi senang di malam ini

 


5. Persembunyiannya Ku Temukan

Sepertiga hari yg gelap menjadi teman dekat setia

Menerima tumpahan sedih & suka cita yg tergelontor ku serahkan

Sebagai saksi hidupku menumpuk belakang layar di setiap jejak langkah pagi petang

Sajak yg teralun menjadi rantai penjaga hati

Mengayun niscaya tak pernah ragu

Sekarang tiba langkah terakhir dlm usaha yg berat

Gerbang terbuka semerbak dgn harum bau bunga

Bahagia mirip terlihat nyata

Haru menderu

Bahagia menghadang seperti kesepakatan yg telah niscaya

Memeluk rindu akrab tak mau terlepas


Beberapa puisi malam akan menunjukkan gambaran bahwa tak hanya satu atau dua rasa yg bisa menarik di malam hari. sebagai epilog hari, malam mempunyai kejutan yg siap untuk dibagikan pada semua orang dgn cuma-Cuma. Memberikan kebebasan untuk merasa sepi menyiksa atau puas senang. Malam mempunyai jutaan misteri di dalamnya.

Puisi Malam