Puisi Alam – Begitu banyak karya puisi ihwal alam, bukan cuma saja untuk dicicipi & dikagumi lewat ucapan saja. Bagi orang-orang yg gemar berbicara melalui tulisan, alam pun bisa dijadikan puisi.
Baik itu ketakjuban dgn alam itu sendiri, maupun kengerian ketika alam sedang marah. Berikut ini merupakan puisi alam, baik ihwal ketakjubannya maupun kengeriannya:
Daftar Isi
Puisi Tentang Alam
Alam, merupakan salah satu fenomena yg sangat hebat sekali baik keindahannya atau kengeriannya dikala ia sedang marah. Bukan hanya untuk dicicipi saja, seseorang yg merasa kagum akan menuliskan ketakjuban mereka pada alam melalui puisi. Berikut ini merupakan puisi alam yg sungguh menjamah sekali bagi semua orang yg membacanya:
Senja, Keindahan Yang Tidak Terganti
Siang mulai berganti
Warna langit pun berubah menjadi jingga
Burung-burung silih berganti melayang di tengah warna jingga yg kian melebur di langit sana
Siapa saja yg melihatnya, akan kagum dibuatnya
Waktu terus berlari
Warna jingga pun terkikis dengan-cara perlahan
Gelap mulai membayangi senja
Meski begitu, keindahan senja tak akan ada yg mengambil alih
Meski gelap makin pekat
Puisi Alam Senja Yang Indah
Aku menyaksikan cahaya keemasan yg timbul di batas cakrawala
Mataku terbelalak saat menyaksikan keelokannya
Keelokan dr cipta tangan sang Maha Kuasa
Surya telah mempersiapkan diri untuk tenggelam
Menjemput mesra heningnya malam yg tenang
Serta meneguk cahayanya dalam-dalam
Dan menyempurnakan keindahannya
Lembayung nampak indah dgn warna kuningnya
Gradasi yg dibuatnya seperti lukisan dr tangan pelukis ulung
Di sudut-sudut langit sana lah
Hiasan terbesar yg pernah tercipta di sepanjang zaman
Lukaku Diusap Sang Bulan
Aku menyaksikan senyuman manis sang bulan seakan-akan menyapaku
Senyumannya tampaksungguh indah membuat hatiku serasa mekar
Aku pun terdiam
Memandang indah sang bulan yg tak pernah jemu
Sinarnya seakan-akan mengusir gelap malam ini
Kunikmati cahayanya menghangatkan tubuh & malamku
Serta hati ini terasa senang sebab ia menyoroti malam ini
Bulan, kenapa kau memandangku seperti itu?
Membuatku tak mengerti dibuatnya
Bahwa setiap keindahan tak harus senantiasa didekati
Bahwa keindahan tak harus senantiasa dimiliki
Namun cuma sekedar untuk dipandang & dikagumi dr kejauhan
Potongan Indahnya Surga Nusantara
Masih dlm renungan sisa-sisa subuh
Kicauan burung pun masih terdengar merdu
Menyanyikan kicau sendu ihwal indahnya alam pagi ini
Disana, hamparan nirwana terlihat sungguh indah
Melukiskan keindahan yg tiada tara
Langit pun terlukis indah dgn warna biru
Diiringi dgn arakan awan yg disapu oleh sang angin
Padi-padi menunduk bersahaja
Terhampar di atas hamparan kuningnya alam persawahan
Gagahnya gunung terlihat menjulang ke langit
Serta deretan pepohonan yg hijau berbaris menunggu sang surya
Itulah Indonesiaku
Sebagian potongan surga yg Tuhan kirimkan
Itulah Indonesiaku
Indahnya ciptaan tangan Tuhan digoreskan
Itulah Indonesiaku
Hamparannya yg mempercantik negeri tercinta
Itulah Indonesiaku
Tanah pujian hingga hayat memisahkan
Baca Juga: Puisi Pendidikan
Awan
Akulah yg senantiasa bertebaran di angkasa
Berwarna putih, kelabu, & seringkali hitam
Warna-warna yg membuat menarik
Bentukku yg bergelombang, berombak-ombak mirip air di laut lepas
Tebal tetapi sungguh indah
Bahkan bagaskara pun sampai tak terlihat
Dan seringkali indahnya pelangi pula tampaktak sempurna
Sebab sang selimut yg menutupinya
Jauh di atas sana
Menyelimuti luasnya jagat raya
Ukuran yg tebal tipis
Saling beredar dimana-mana
Indah yg kami ciptakan bukanlah bikinan semata
Lembut serta tampakmempesona
Indahnya yg tak bisa dielakkan
Itulah aku, awan
Kemana Perginya Alamku Yang Lestari
Sering gue menyaksikan hamparan hijau sawah yg beratapkan birunya langit, namun itu dahulu
Sebelah kiri & kanan sawah membentang, tetapi itu dahulu
Di antara gunung-gunung matahari terbit tampakmalu-malu, tetapi itu dulu
Sekarang? Kemanakah mereka?
Lapisan tanah senantiasa becek & berwarna coklat setiap hujan reda
Tanahku sekarang menjadi debu
Tak ku dapatkan lagi sawah-sawah yg membentang
Burung-burung pun kehilangan rumahnya
Mahoni & jati ditebang tanpa sisa
Cemara-cemara tak sehijau dahulu kala
Sekarang yg ada ialah longsor & banjir
Gempa bumi & tsunami
Kekeringan yg terjadi tiada henti
Oh alamku yg lestari, kemanakah ananda pergi?
Pantai
Saat di tepi pantai
Kucoba memejamkan mata
Melepaskan semua letih & beban yg kurasa
Tergeletak di hamparan luasnya pasir
Serta dihiasi dgn cangkang-cangkang kerang yg indah
Gulungan ombak yg menerjang pasir sungguh elok dilihat
Nelayan yg menjala ikan, menambah indah panorama pantai kala itu
Di Atas Bentangan Langit Itu
Di atas bentangan langit yg semu itu
Kemarau berkembang datang kepadaku
Diam-diam tumbuh perlahan & berhembus teramat panjang
Ia pun menyapu lautan
Mengekal bongkahan tanah
Serta menyapu hutan
Kemarau itu datang kepadaku
Dari Tuhan yg senantiasa diam tanpa kata
Dari tangan-Nya yg tak pernah menyapa
Dan dr ia yg senyap tak menoleh
Keindahan Alamku, Alam Indonesia
Tatkala gue membuka mata
Tak sepenuhnya gue percaya
Ku kira gue masih bermimpi
Namun nyatanya, gue masih sadar bahwa keindahan yg kulihat memang nyata adanya
Sungguh indah kepulauanku yg satu ini
Dimana pulau-pulau yg lainnya saling berjajar
Dan membentuk formasi pulau yg indah
Dari ujung timur sampai ujung barat, ku lihat gunung-gunung berjejer
Luasnya samudra pun ikut membentang
Airnya yg biru diisi dgn warna-warni makhluk yg Tuhan ciptaka
Bangganya gue menjadi anak Indonesia
Anak ibu pertiwi yg gue cinta
Inilah Tanah Airku
Di tepi pantai angin berdesir
Kicauan merdu suara burung terdengar saling bersahutan
Rumput-rumput dibasahi oleh embun pagi
Inilah tanah airku
Hijaunya hamparan sawah
Tingginya gunung yg menjulang
Serta rakyatnya yg kondusif & sejahtera
Inilah tanah airku
Jagalah & rawatlah ia senantiasa
Karena di sana lah gue dilahirkan serta dibesarkan
Dan di sana pula lah gue akan menutup mata
Oh tanah airku, itulah Indonesia
Desaku Yang Permai
Hamparan sawah mulai menguning
Mentari disambut oleh sang pagi
Sahutan ayam saling berkokok
Para petani pun sudah bersiap untuk pergi ke sawah
Padi-padi yg berwarna hijau
Sudah siap untuk dipanen
Para petani pun hatinya bersuka ria
Mereka beramai-ramai memangkas padi
Gemercik air di sungai
Terlihat sangat bening
Bak sebuah zamrud khatulistiwa
Itulah alamku, desa yg permai.
Rembulan Dan Matahari
Saat siang hari
Aku senantiasa teringat pada matahari
Namun pada ketika malam tiba
Aku senantiasa teringat pada sang rembulan
Diantara keduanya saling melengkapi antara ke dua waktu tersebut
Matahari tak pernah lelah menyinari
Ia senantiasa membiaskan cahayanya ketika siang tiba
Sedangkan sang rembulan senantiasa menerangi malam-malam panjangku
Oh rembulan
Oh matahari
Alam, Itulah Namaku
Alam, itulah namaku
Aku merupakan tempat tinggal bagi binatang & tumbuhan
Bagi semua binatang, gue ialah rumah & tempat mereka berkembang menjadi besar
Berkembang biak, serta tempat untuk mencari makan bagi mereka
Bukan cuma binatang saja, flora pun mencicipi yg sama
Bagiku sendiri, tumbuhan merupakan pelengkap
Sedangkan binatang merupakan peliharaan
Kesejukan senantiasa ku beri pada mereka serta bagi penduduk bumi yg yang lain
Aku pun memberikan oksigen pada semua manusia
Tak lupa ku berikan pula sumber daya pada mereka
Memberikan energi, kekuatan, pemanis, serta apa yg mereka butuhkan adalah tugasku
Namun itu dulu, dikala dimana bumi masih stabil keadaannya
Saat bumi tak dipenuhi oleh orang-orang yg serakah akan sesuatu
Serta ketika penggunaan sumber daya yg ku miliki dipakai sesuai dgn kebutuhan saja
Namun kini, ceritanya telah berlawanan
Para insan cuma mementingkan kehidupannya sendiri
Mereka tak pernah mempertimbangkan tentangku
Keserakahan menciptakan mereka ingin memiliki yg lebih
Ketamakan, kerakusan, serta pemborosan manusia-manusia yg tak bertanggung jawab
Telah membawaku pada kerusakan
Lihatlah, apa yg sudah mereka lakukan terhadapku
Setelah apa yg gue berikan pada mereka, mereka malah membalas dgn merusakku tanpa henti
Mereka menebang pohon-pohonku
Mereka memberikan polusi kepadaku
Memburu binatang-hewan yg sudah ku besarkan
Mereka menghancurkan ozonku dgn zat-zat asing yg tak pernah ku kenal sebelumnya
Hatiku sangat perih
Apakah hati mereka tak pernah sadar
Apakah hati mereka tak pernah iba
Sungguh hatiku sangat miris sekali, oh alam
Indonesiaku, Tanah Airku
Pesonanya nan indah, itulah Indonesiaku
Membuat dunia kepincut akan kehindahannya
Budayanya yg beragam
Musiknya yg bermacam-macam
Tarian serta bahasanya pun beragam
Itulah tanah airku
Hutannya yg berkembang asri
Gunung-gunung yg menjulang hijau
Lautannya yg biru terhampar
Serta semua kekayaan alamnya mengisi indahnya nusantara
Tetaplah kamu-sekalian terjaga serta lestari
Negeri yg terkenal dgn sejuta simponi
Sangat indah negeriku ini
Oh Indonesia
Kau lah negara yg sangat indah, tanah airku
Baca Juga: Puisi Guru
Indonesiaku Kapan Kau Kembali Menghijau
Aku senantiasa menunggu secercah cita-cita
Melihat Indonesiaku berkembang hijau
Meski ia makin bau tanah
Oh Indonesiaku
Aku melihatmu semakin memutih
Yang tergerai dgn dentuman-dentuman inndustri
Engkau pun tampakkian meredup
Oh Indonesiaku
Kapankah kau akan kembali menghijau
Dengan anginnya yg sepoi-sepoi
Aku ingin menghabiskan sisa-sisa umurku
Tuk melihat kau tersenyum kembali
Derai Cemara Udang
Disela-sela gerimis, angin pantai berhembus
Sejenak, gue pun berteduh di bawah pohon cemara udang
Aku pun mulai lenyap ke arah gubuk bambu yg reot
Gubuk yg tanpa atap berada di tepi jalan itu
Pada senja ini
Tiada lagi yg romantis atau tiada lagi yg bisa membiuskan angan ke dlm khayal-kayalku yg membeku
Karena pantai ini sudah sepi
Hanya ada derai cemara udang saja
Dengan rintik gerimisnya yg tak kunjung reda
Bencana Telah Melandaku
Dari suara gemuruh serta iringan debu bangunan yg runtuh itu
Tempat dimana gue tinggal terlindas habis
Ratusan rumah & harta benda serta nyawa-nyawa yg tak berdosa lenyap
Kau sudah melalap habis, & gue kehilangan semuanya
Semua mata dunia terperangah menata heran
Karena kejadiannya yg sangat dahsyat
Berbagai pertolongan & perlindungan terus mengalir
Dari mereka manusia yg berhati nurani
Oh Tuhan, kenapa semua terjadi
Mungkin kami telah banyak mengingkari
Mungkin kami terlalu berbangga dgn salah
Oh Tuhan kami, ampunilah segala dosa
Kemana Perginya Engkau Duhai Alam Lestari?
Dahulu gue sering menyaksikan hamparan sawah yg hijau & beratapkan langit yg biru
Dan di tengah-tengahnya mengalir sungai yg jernih
Matahari pun terbit malu-malu diantara gunung-gunung
Namun sekarang, kemana seluruhnya?
Setiap habis hujan, lapisan tanah menjadi becek berwarna coklat
Tanahku tak berwarna bubuk seperti dahulu
Sangat lama sekali kucari tanah becekku
Namun sekarang, kemana seluruhnya?
Kehidupan cemara-cemara yg tinggi menjulang
Tempat tinggal binatang-binatang buatan Tuhan
Sekarang ia tak hijau & teduh lagi
Tetap tinggi, tetapi banyak jendela serta lampu-lampu
Kenapa, kenapa semuanya bisa begitu?
Banjir dimana-mana, longsor setiap ketika
Asap yg membuat murka tetangga bermunculan di arah barat
Padahal dulu pertiwi tak begitu
Ia hanya tersedu tetapi tak malu-malu
Namun sekarang, sekarang ibu pertiwi sedih, menangis
Ia menanggung pilu & sambil terlatih
Alam Negeri Ini Begitu Sangat Indah
Terdengar sangat merdu kicauan burung di pagi hari
Menandakan hari baru telah berganti
Indahnya alam yg ku lihat ini membuat terpaku
Bagaikan dunia yg ku miliki seorang diri
Aku pun memejamkan mata sejenak
Lalu ku rentangkan tanganku sejenak
Sejuk, tenang, serta rasa senang yg ku rasakan
Membuatku seolah-olah terbang kegirangan
Duhai yg membuat alam
Aku sulit memendam kekagumanku
Dari mulai siang hingga malam
Pesona yg kau buat tak pernah padam
Desiran angin yg berirama dr pegunungan
Serta tumbuhan-tumbuhannya yg menari-nari
Sangat indah ku lihat
Indahnya bagaikan taman-taman di surga
Keindahan alam pun kian tepat dibuatnya
Membuat siapa pun yg melihatnya akan kesengsem & terpana
Lautan Yang Sangat Indah Dan Begitu Tenang
Lautan yg sangat indah & begitu tenang
Memperlihatkan ikan yg sedang bergurau satu sama lain
Dibalik kokohnya kerikil karang
Ditemani dgn tanaman maritim yg bergerak ke kiri & kanan sangat indah
Pemandangan itu, menciptakan tertarik bagi mereka yg melihatnya
Ikan-ikan pun makin berenang dgn ceria
Air laut pun sangat tenang serta tak bergelombang
Suasana lautannya pun sangat tenteram & tenang
Oh lautanku yg sungguh tenang & begitu indah
Tangan-Tangan Yang Tak Bertanggung Jawab
Segalanya hancur luluh lantah
Perbuatan sederhana memang
Namun risikonya sungguh fatal, sungguh besar
Kelihatannya sangat biasa namun sungguh menghancurkan
Udara yg dahulu segar, kini menjadi penat
Burung yg dulu berkicau kini tak terdengar lagi kicaunya
Api yg terus membara dr waktu ke waktu
Seperti rayap pemusnah
Membuat ribuan orang menanggung kesedihan yg teramat dalam
Tangis-tangis yg menyahat hati tanpa henti
Kesengsaraan yg semakin bertubi-tubi
Bagaikan beban yg berada di atas gunung-gunung menimbun padat
Bagaikan hamparan padang rumput yg subur & hijau
Sekarang telah bermetamorfosis hitam & tak terlihat
Jernihnya air pun sudah tak terlihat
Berbagai habitat sudah pergi mencari proteksi ke sana ke mari
Jangan pernah salahkan mereka
Jika mereka mengancam warga & memangsa hewan-hewan ternaknya
Berbuat kerusakan dimana-mana untuk sekedar mencari tempat, mencari makan
Karena kehidupannya sudah direnggut oleh tangan-tangan yg tak bertanggung jawab
Alamku Menjadi Gersang
Dulu gue dilahirkan di alam yg permai
Serta dibuai dgn lindungan alamnya yg indah
Yang senantiasa mengingatkanku pada buaiannya ibu pertiwi
Dengan senandung rindu dlm dekapan alam
Namun semua, kini hanya persepsi
Entah pergi ke mana serta menjadi apa kini
Ia hanya menjadi ingatan silamku
Kini ia bagai ditelan oleh rakusnya manusia
Yang jauh dr rasa belas kasihan di dlm hidupnya
Kemana aka ku cari lagi?
keindahan alam yg telah melahirkan & membesarkanku
Kemana lagi gue mesti mengadukan semua ini?
Agar bisa kembali ke alam permaiku
Semuanya sudah gersang & tak tau lagi kapan menjadi indah seperti sedia kala
Puisi Tentang Keindahan Alam
Apakah anda sudah memahami pemahaman puisi yg sudah disampaikan di atas? Untuk lebih mengerti, berikut yakni beberapa pola puisi wacana alam :
Baca Juga: Puisi Chairil Anwar
Puisi Pesona Alam Hijau
Terperosok pada hamparan hijau
Menggantung pada nuansa manja ilalang
Tunggu! Akan ku hirup perlahan aroma rumput ini
Sebab, ku tau inilah ciptaan Tuhan yg harus kita nikmati
Jauh di ufuk kehijauan
Dengan dasar coklat yg menyatu pada komponen penting
Berbasis kesuburan, yg terikat pada keindahan tumbuhan liar
Sebut saja Bunga.
Bunga menjadikan sepasang aksa siap meraih
Sentuhan halus jemari mungil
Siap mengabadikan momen kemekarannya
Bidikan-bidikan kecil siap menjadikan momen indah untuk dikenang
Sebagai hal ciptaan Tuhan yg terindah
Puisi Melodi Senja
Menampakkan diri bukanlah hal yg sukar
Senja, tak akan lupa dimana ia harus tampakindah
Jingga yg terlukis, terpatri dlm jiwa cintanya
Sedetik, dua detik ia akan dibenci
Namun, kebenciannya senantiasa dirindukan
Penikmat senja selalu menunggu kehadirannya
Nuansanya mendominasi Nabastala seantero jagat raya
Puisi Pantai
Ombak menari dlm luasnya samudra
Menepis rindu pada bumi pertiwi
Pohon menari bareng angin yg tertiup
Belungsang alam kian terdengar buas
Kubiarkan ombak mengusap
Kaki-kakiku tersapu lembut bersama pasir putih
Kerian itu mulai menusuk kalbu ku
Jauh diufuk kebiruan hamparan laut & langit
Yang kini menjadi daya favorit tiada kira
Puisi Lautan Bumi Pertiwi
Terbentang luas alam Negeriku
Puisi ini.. ku berikan cinta untukmu
Semilir angin dipesisir bahari
Menyadarkan arti sebuah keanekaragaman
Rimpuh.. kisahmu kini
Nestapa yg kian membuncah
Sadar bahwa usiamu kini sudah menua
Tapi keinginan.. kau selalu di genggam
Pohon, danau, bahari mulai mengobarkan industri alam yg baru
Mengisi cinta pada perolehan yg kelak tak menjadi kekal
Nabastala berkata.
Bahwa bumi ini akan menjadi bumi yg kekal & infinit
Dengan pancaran indah daya tarik sang Ilahi
Puisi Kaulah Senjaku
Tersisip warna pada nabastala
Sepasang aksa tertuju pada titik itu
Aku ! Aku yg hanya penikmat senjamu
Apa daya ku yg senantiasa iri akan keayuan disaat
bidikanmu tampakindah
Senja..
Jika kau cuma timbul beberapa dikala saja
Meski kau pula selalu mendapat cacian
Tapi kau, tak pernah merasa sedih untuk selalu hadir
Warnamu memang menjadi incaran
Elokmu pula menjadi kegembiraan
Tenangmu menjadikan kalbuku kian tenang
Senja..
Tetaplah menjadi keindahan yg tiada pudar
Menarilah, bersama burung-burung yg tiba
Hiasi langin seantero jagat raya.
Puisi Tentang Alam yg Mengisi Damai Negeri
Indonesia ku…
Damai lantunan nada terdengar
Ragam budaya
Ragam bahasa
Ragam musik & tari
Indonesia nan elok menarik kalbu sang maha kuasa
Hijaunya padang rumput
Birunya lautan
Menakdirkan kisah tanpa batas
Ragam budaya..
Menampilkan keanekaragaman suku yg ada
Ragam musik..
Memberikan ciri khas pada setiap tempat
Indonesia ku….
Terima kasih, kami ucapkan pada bumi pertiwi
Yang sudah mengisi penuh indahnya Nusantara
Puisi Namai Aku Si Hijau
Hai namaku Hijau
Seseorang selalu memanggilku Hijau
Sebab, gue senantiasa memberikan oksigen di pagi hari
Untuk kesegaran oksigen insan
Bahkan insan pun senantiasa melindungiku
Memberi makan, untuk asupan kehidupanku
Memberi pertolongan tatkala gue membutuhkannya
Maka, gue pun mesti berkawan dgn insan
Memberikan energi, kekuatan untuk mereka gunakan
Sebab mereka telah melindungiku hingga gue menjadi sumber kehidupan mereka
Puisi Lautan yg Indah Dan Tenang
Angin pantai terseka oleh gerimis
Menegaskan rasa pada hentakan kisah Alam
Lereng bertangga, menjinjing nada lukisan sarat makna
Warna hijau, menciptakan ladang yg siap panen
Manusia yg melihatku pasti kesengsem
Dengan keindahan yg siap menyemai kalbu
Serentak aksa mulai terhipnotis
Kesejukan air mulai menjinjing menuju arah kebahagiaan masa kecil
Keindahan Dunia
Aku siap mempertaruhkan nyawa demi kebahagiaanmu
Bertahan diri mirip gunung
Demi menyaksikan ciptaan Tuhan yg sungguh megah
Puisi Alam yg Damai
Bersiul menyerupai burung yg terbang bebas
Menikmati rona cerah pada nabastala
Raja Bumi mulai menampakkan cahaya indah
Menyinari bumi kala siang menerpa
Sendiri ku memandang indahnya dunia
Bersama ilalang yg siap membelai hari-hari ku
Kicauannya terdengar sungguh tajam
Berbaris panah, bersama kawanan para mega berwarna putih
Jaga dia, sahutku perlahan
Melihat keindahan Bumi yg nampak megah
Kesegaran alam yg masih murni
Berlapis sayang wacana alam
Puisi Tanah Airku
Duduk termenung memandang Negeri yg kaya akan makna
Warna coklat & hijau, memiliki arti kekuatan tersendiri
Seluruh elemen penunjang mendatangkan rasa Tanah air yg makin besar lengan berkuasa
Indonesiaku…
Menjadi topik pujian Negeri
Menjadi salah satu tokoh dlm kekokohan Negara
Menjadi Bapak akan hal keragaman Budaya
Menjadi contoh Negeri yg damai & sejahtera
Berprinsip membangun Negeri
Banggakah?
Banggakah kau-sekalian berdiri di tanah air ini ?
Banggakah kamu-sekalian mencium aroma frasa pada detak jantung negeri ?
Tuturku berkata “Bangga”.
Negeriku tentang alamku.
Yang menyadarkanku akan hal indahnya alam dr sang maha agung
Cintaku pada alam semakin lekat adanya aroma khas penyejuk kalbu.
Puisi Tentang Rasa & Frasa Alamku
Dari sudut perkotaan yg hingar bingar
Menurunkan radar pada puncak se antero jagat
Tragis! Sorakku berdengung
Menuai hasil buruk sesudah dijajah oleh penguasa tak bertuan
Menangis!
Alam mulai menangis
Menyadari bumi yg makin goyang
Namun, laut menjawabnya
Melalui ombak yg kian menari
Indah kalau ku gabungkan bersama lembayung senja
Tropisnya Negeri, meminang aksa untuk berkunjung
Detakmu kini. Membuatku makin percaya
Akan hal alam yg menyeka ku untuk bersujud.
Terima kasih Alam
Terima kasih Bumi
Engkau menjadi penguat dr kekuatan rasa, cinta insan pada setitik kisah dr manisnya lautan hijau
Puisi Inilah Desaku
Beradu pada kisah perkotaan
Nuansa biru menjadi dominasi penduduk yg damai
Hijaunya pepohonan mengalirkan rasa sejuk di setiap tetes keringat yg mengucur deras
Inilah aku…
Sebuah tempat kecil yg dihuni oleh sebagian kaum bawah
Namun, gue tak menangis
Bahwa gue bisa membawa mereka pada alamku
Alam desa yg hadir untuk perdamaian
Desa yg memberikan kekuatan pada bumi pertiwi
Airku senantiasa terasa segar
Tak ada polusi, tak ada pencemaran, & tak ada keramaian pemberontakan
Inilah aku…
Desa yg sarat kedamaian
Desa yg memiliki topik kerinduan
Desa yg mempunyai segala hal dr arti yg dlm tentang alam yg terasa dama
Itulah beberapa puisi alam yg dibuat oleh orang-orang yg senang menuangkan merupakan ketakjuban serta kengerian mereka pada alam lewat goresan pena. Dengan beberapa puisi alam di atas, mudah-mudahan kita tetap menjadi orang-orang yg cinta & peduli dgn alam kita.
Maka apapun rasa dapat terlukis dengan-cara perlahan dr ukiran pena yg mengalur menjadi diksi berarti. Puisi wacana alam tentunya mengingatkan kita untuk selalu peduli terhadap alam di sekitar kita.