23+ Teladan Puisi Alam Ihwal Lingkungan & Keindahan Menyentuh Hati

Puisi Alam – Begitu banyak karya puisi ihwal alam, bukan cuma saja untuk dicicipi & dikagumi lewat ucapan saja. Bagi orang-orang yg gemar berbicara melalui tulisan, alam pun bisa dijadikan puisi.

Baik itu ketakjuban dgn alam itu sendiri, maupun kengerian ketika alam sedang marah. Berikut ini merupakan puisi alam, baik ihwal ketakjubannya maupun kengeriannya:


Puisi Tentang Alam

Puisi Tentang Alam

Alam, merupakan salah satu fenomena yg sangat hebat sekali baik keindahannya atau kengeriannya dikala ia sedang marah. Bukan hanya untuk dicicipi saja, seseorang yg merasa kagum akan menuliskan ketakjuban mereka pada alam melalui puisi. Berikut ini merupakan puisi alam yg sungguh menjamah sekali bagi semua orang yg membacanya:

 


Senja, Keindahan Yang Tidak Terganti

Siang mulai berganti

Warna langit pun berubah menjadi jingga

Burung-burung silih berganti melayang di tengah warna jingga yg kian melebur di langit sana

Siapa saja yg melihatnya, akan kagum dibuatnya

Waktu terus berlari

Warna jingga pun terkikis dengan-cara perlahan

Gelap mulai membayangi senja

Meski begitu, keindahan senja tak akan ada yg mengambil alih

Meski gelap makin pekat

 


Puisi Alam Senja Yang Indah

Aku menyaksikan cahaya keemasan yg timbul di batas cakrawala

Mataku terbelalak saat menyaksikan keelokannya

Keelokan dr cipta tangan sang Maha Kuasa

Surya telah mempersiapkan diri untuk tenggelam

Menjemput mesra heningnya malam yg tenang

Serta meneguk cahayanya dalam-dalam

Dan menyempurnakan keindahannya

Lembayung nampak indah dgn warna kuningnya

Gradasi yg dibuatnya seperti lukisan dr tangan pelukis ulung

Di sudut-sudut langit sana lah

Hiasan terbesar yg pernah tercipta di sepanjang zaman

 


Lukaku Diusap Sang Bulan

Aku menyaksikan senyuman manis sang bulan seakan-akan menyapaku

Senyumannya tampaksungguh indah membuat hatiku serasa mekar

Aku pun terdiam

Memandang indah sang bulan yg tak pernah jemu

Sinarnya seakan-akan mengusir gelap malam ini

Kunikmati cahayanya menghangatkan tubuh & malamku

Serta hati ini terasa senang sebab ia menyoroti malam ini

Bulan, kenapa kau memandangku seperti itu?

Membuatku tak mengerti dibuatnya

Bahwa setiap keindahan tak harus senantiasa didekati

Bahwa keindahan tak harus senantiasa dimiliki

Namun cuma sekedar untuk dipandang & dikagumi dr kejauhan

 


Potongan Indahnya Surga Nusantara

Masih dlm renungan sisa-sisa subuh

Kicauan burung pun masih terdengar merdu

Menyanyikan kicau sendu ihwal indahnya alam pagi ini

Disana, hamparan nirwana terlihat sungguh indah

Melukiskan keindahan yg tiada tara

Langit pun terlukis indah dgn warna biru

Diiringi dgn arakan awan yg disapu oleh sang angin

Padi-padi menunduk bersahaja

Terhampar di atas hamparan kuningnya alam persawahan

Gagahnya gunung terlihat menjulang ke langit

Serta deretan pepohonan yg hijau berbaris menunggu sang surya

Itulah Indonesiaku

Sebagian potongan surga yg Tuhan kirimkan

Itulah Indonesiaku

Indahnya ciptaan tangan Tuhan digoreskan

Itulah Indonesiaku

Hamparannya yg mempercantik negeri tercinta

Itulah Indonesiaku

Tanah pujian hingga hayat memisahkan

Baca Juga: Puisi Pendidikan


Awan

Akulah yg senantiasa bertebaran di angkasa

Berwarna putih, kelabu, & seringkali hitam

Warna-warna yg membuat menarik

Bentukku yg bergelombang, berombak-ombak mirip air di laut lepas

Tebal tetapi sungguh indah

Bahkan bagaskara pun sampai tak terlihat

Dan seringkali indahnya pelangi pula tampaktak sempurna

Sebab sang selimut yg menutupinya

Jauh di atas sana

Menyelimuti luasnya jagat raya

Ukuran yg tebal tipis

Saling beredar dimana-mana

Indah yg kami ciptakan bukanlah bikinan semata

Lembut serta tampakmempesona

Indahnya yg tak bisa dielakkan

Itulah aku, awan

 


Kemana Perginya Alamku Yang Lestari

Sering gue menyaksikan hamparan hijau sawah yg beratapkan birunya langit, namun itu dahulu

Sebelah kiri & kanan sawah membentang, tetapi itu dahulu

Di antara gunung-gunung matahari terbit tampakmalu-malu, tetapi itu dulu

Sekarang? Kemanakah mereka?

Lapisan tanah senantiasa becek & berwarna coklat setiap hujan reda

Tanahku sekarang menjadi debu

Tak ku dapatkan lagi sawah-sawah yg membentang

Burung-burung pun kehilangan rumahnya

Mahoni & jati ditebang tanpa sisa

Cemara-cemara tak sehijau dahulu kala

Sekarang yg ada ialah longsor & banjir

Gempa bumi & tsunami

Kekeringan yg terjadi tiada henti

Oh alamku yg lestari, kemanakah ananda pergi?

 


Pantai

Saat di tepi pantai

  5 Contoh Puisi Kontemporer

Kucoba memejamkan mata

Melepaskan semua letih & beban yg kurasa

Tergeletak di hamparan luasnya pasir

Serta dihiasi dgn cangkang-cangkang kerang yg indah

Gulungan ombak yg menerjang pasir sungguh elok dilihat

Nelayan yg menjala ikan, menambah indah panorama pantai kala itu

 


Di Atas Bentangan Langit Itu

Di atas bentangan langit yg semu itu

Kemarau berkembang datang kepadaku

Diam-diam tumbuh perlahan & berhembus teramat panjang

Ia pun menyapu lautan

Mengekal bongkahan tanah

Serta menyapu hutan

Kemarau itu datang kepadaku

Dari Tuhan yg senantiasa diam tanpa kata

Dari tangan-Nya yg tak pernah menyapa

Dan dr ia yg senyap tak menoleh

 


Keindahan Alamku, Alam Indonesia

Tatkala gue membuka mata

Tak sepenuhnya gue percaya

Ku kira gue masih bermimpi

Namun nyatanya, gue masih sadar bahwa keindahan yg kulihat memang nyata adanya

Sungguh indah kepulauanku yg satu ini

Dimana pulau-pulau yg lainnya saling berjajar

Dan membentuk formasi pulau yg indah

Dari ujung timur sampai ujung barat, ku lihat gunung-gunung berjejer

Luasnya samudra pun ikut membentang

Airnya yg biru diisi dgn warna-warni makhluk yg Tuhan ciptaka

Bangganya gue menjadi anak Indonesia

Anak ibu pertiwi yg gue cinta

 


Inilah Tanah Airku

Di tepi pantai angin berdesir

Kicauan merdu suara burung terdengar saling bersahutan

Rumput-rumput dibasahi oleh embun pagi

Inilah tanah airku

Hijaunya hamparan sawah

Tingginya gunung yg menjulang

Serta rakyatnya yg kondusif & sejahtera

Inilah tanah airku

Jagalah & rawatlah ia senantiasa

Karena di sana lah gue dilahirkan serta dibesarkan

Dan di sana pula lah gue akan menutup mata

Oh tanah airku, itulah Indonesia

 


Desaku Yang Permai

Hamparan sawah mulai menguning

Mentari disambut oleh sang pagi

Sahutan ayam saling berkokok

Para petani pun sudah bersiap untuk pergi ke sawah

Padi-padi yg berwarna hijau

Sudah siap untuk dipanen

Para petani pun hatinya bersuka ria

Mereka beramai-ramai memangkas padi

Gemercik air di sungai

Terlihat sangat bening

Bak sebuah zamrud khatulistiwa

Itulah alamku, desa yg permai.

 


Rembulan Dan Matahari

Saat siang hari

Aku senantiasa teringat pada matahari

Namun pada ketika malam tiba

Aku senantiasa teringat pada sang rembulan

Diantara keduanya saling melengkapi antara ke dua waktu tersebut

Matahari tak pernah lelah menyinari

Ia senantiasa membiaskan cahayanya ketika siang tiba

Sedangkan sang rembulan senantiasa menerangi malam-malam panjangku

Oh rembulan

Oh matahari

 


Alam, Itulah Namaku

Alam, itulah namaku

Aku merupakan tempat tinggal bagi binatang & tumbuhan

Bagi semua binatang, gue ialah rumah & tempat mereka berkembang menjadi besar

Berkembang biak, serta tempat untuk mencari makan bagi mereka

Bukan cuma binatang saja, flora pun mencicipi yg sama

Bagiku sendiri, tumbuhan merupakan pelengkap

Sedangkan binatang merupakan peliharaan

Kesejukan senantiasa ku beri pada mereka serta bagi penduduk bumi yg yang lain

Aku pun memberikan oksigen pada semua manusia

Tak lupa ku berikan pula sumber daya pada mereka

Memberikan energi, kekuatan, pemanis, serta apa yg mereka butuhkan adalah tugasku

Namun itu dulu, dikala dimana bumi masih stabil keadaannya

Saat bumi tak dipenuhi oleh orang-orang yg serakah akan sesuatu

Serta ketika penggunaan sumber daya yg ku miliki dipakai sesuai dgn kebutuhan saja

Namun kini, ceritanya telah berlawanan

Para insan cuma mementingkan kehidupannya sendiri

Mereka tak pernah mempertimbangkan tentangku

Keserakahan menciptakan mereka ingin memiliki yg lebih

Ketamakan, kerakusan, serta pemborosan manusia-manusia yg tak bertanggung jawab

Telah membawaku pada kerusakan

Lihatlah, apa yg sudah mereka lakukan terhadapku

Setelah apa yg gue berikan pada mereka, mereka malah membalas dgn merusakku tanpa henti

Mereka menebang pohon-pohonku

Mereka memberikan polusi kepadaku

Memburu binatang-hewan yg sudah ku besarkan

Mereka menghancurkan ozonku dgn zat-zat asing yg tak pernah ku kenal sebelumnya

Hatiku sangat perih

Apakah hati mereka tak pernah sadar

Apakah hati mereka tak pernah iba

Sungguh hatiku sangat miris sekali, oh alam

 


Indonesiaku, Tanah Airku

Pesonanya nan indah, itulah Indonesiaku

Membuat dunia kepincut akan kehindahannya

Budayanya yg beragam

Musiknya yg bermacam-macam

Tarian serta bahasanya pun beragam

Itulah tanah airku

Hutannya yg berkembang asri

Gunung-gunung yg menjulang hijau

Lautannya yg biru terhampar

Serta semua kekayaan alamnya mengisi indahnya nusantara

Tetaplah kamu-sekalian terjaga serta lestari

Negeri yg terkenal dgn sejuta simponi

Sangat indah negeriku ini

Oh Indonesia

Kau lah negara yg sangat indah, tanah airku

Baca Juga: Puisi Guru


Indonesiaku Kapan Kau Kembali Menghijau

Aku senantiasa menunggu secercah cita-cita

Melihat Indonesiaku berkembang hijau

Meski ia makin bau tanah

Oh Indonesiaku

Aku melihatmu semakin memutih

Yang tergerai dgn dentuman-dentuman inndustri

Engkau pun tampakkian meredup

Oh Indonesiaku

Kapankah kau akan kembali menghijau

Dengan anginnya yg sepoi-sepoi

Aku ingin menghabiskan sisa-sisa umurku

Tuk melihat kau tersenyum kembali

 


Derai Cemara Udang

Disela-sela gerimis, angin pantai berhembus

Sejenak, gue pun berteduh di bawah pohon cemara udang

Aku pun mulai lenyap ke arah gubuk bambu yg reot

Gubuk yg tanpa atap berada di tepi jalan itu

Pada senja ini

Tiada lagi yg romantis atau tiada lagi yg bisa membiuskan angan ke dlm khayal-kayalku yg membeku

  Hamid Jabbar dan Contoh Puisinya

Karena pantai ini sudah sepi

Hanya ada derai cemara udang saja

Dengan rintik gerimisnya yg tak kunjung reda

 


Bencana Telah Melandaku

Dari suara gemuruh serta iringan debu bangunan yg runtuh itu

Tempat dimana gue tinggal terlindas habis

Ratusan rumah & harta benda serta nyawa-nyawa yg tak berdosa lenyap

Kau sudah melalap habis, & gue kehilangan semuanya

Semua mata dunia terperangah menata heran

Karena kejadiannya yg sangat dahsyat

Berbagai pertolongan & perlindungan terus mengalir

Dari mereka manusia yg berhati nurani

Oh Tuhan, kenapa semua terjadi

Mungkin kami telah banyak mengingkari

Mungkin kami terlalu berbangga dgn salah

Oh Tuhan kami, ampunilah segala dosa

 


Kemana Perginya Engkau Duhai Alam Lestari?

Dahulu gue sering menyaksikan hamparan sawah yg hijau & beratapkan langit yg biru

Dan di tengah-tengahnya mengalir sungai yg jernih

Matahari pun terbit malu-malu diantara gunung-gunung

Namun sekarang, kemana seluruhnya?

Setiap habis hujan, lapisan tanah menjadi becek berwarna coklat

Tanahku tak berwarna bubuk seperti dahulu

Sangat lama sekali kucari tanah becekku

Namun sekarang, kemana seluruhnya?

Kehidupan cemara-cemara yg tinggi menjulang

Tempat tinggal binatang-binatang buatan Tuhan

Sekarang ia tak hijau & teduh lagi

Tetap tinggi, tetapi banyak jendela serta lampu-lampu

Kenapa, kenapa semuanya bisa begitu?

Banjir dimana-mana, longsor setiap ketika

Asap yg membuat murka tetangga bermunculan di arah barat

Padahal dulu pertiwi tak begitu

Ia hanya tersedu tetapi tak malu-malu

Namun sekarang, sekarang ibu pertiwi sedih, menangis

Ia menanggung pilu & sambil terlatih

 


Alam Negeri Ini Begitu Sangat Indah

Terdengar sangat merdu kicauan burung di pagi hari

Menandakan hari baru telah berganti

Indahnya alam yg ku lihat ini membuat terpaku

Bagaikan dunia yg ku miliki seorang diri

Aku pun memejamkan mata sejenak

Lalu ku rentangkan tanganku sejenak

Sejuk, tenang, serta rasa senang yg ku rasakan

Membuatku seolah-olah terbang kegirangan

Duhai yg membuat alam

Aku sulit memendam kekagumanku

Dari mulai siang hingga malam

Pesona yg kau buat tak pernah padam

Desiran angin yg berirama dr pegunungan

Serta tumbuhan-tumbuhannya yg menari-nari

Sangat indah ku lihat

Indahnya bagaikan taman-taman di surga

Keindahan alam pun kian tepat dibuatnya

Membuat siapa pun yg melihatnya akan kesengsem & terpana

 


Lautan Yang Sangat Indah Dan Begitu Tenang

Lautan yg sangat indah & begitu tenang

Memperlihatkan ikan yg sedang bergurau satu sama lain

Dibalik kokohnya kerikil karang

Ditemani dgn tanaman maritim yg bergerak ke kiri & kanan sangat indah

Pemandangan itu, menciptakan tertarik bagi mereka yg melihatnya

Ikan-ikan pun makin berenang dgn ceria

Air laut pun sangat tenang serta tak bergelombang

Suasana lautannya pun sangat tenteram & tenang

Oh lautanku yg sungguh tenang & begitu indah

 


Tangan-Tangan Yang Tak Bertanggung Jawab

Segalanya hancur luluh lantah

Perbuatan sederhana memang

Namun risikonya sungguh fatal, sungguh besar

Kelihatannya sangat biasa namun sungguh menghancurkan

Udara yg dahulu segar, kini menjadi penat

Burung yg dulu berkicau kini tak terdengar lagi kicaunya

Api yg terus membara dr waktu ke waktu

Seperti rayap pemusnah

Membuat ribuan orang menanggung kesedihan yg teramat dalam

Tangis-tangis yg menyahat hati tanpa henti

Kesengsaraan yg semakin bertubi-tubi

Bagaikan beban yg berada di atas gunung-gunung menimbun padat

Bagaikan hamparan padang rumput yg subur & hijau

Sekarang telah bermetamorfosis hitam & tak terlihat

Jernihnya air pun sudah tak terlihat

Berbagai habitat sudah pergi mencari proteksi ke sana ke mari

Jangan pernah salahkan mereka

Jika mereka mengancam warga & memangsa hewan-hewan ternaknya

Berbuat kerusakan dimana-mana untuk sekedar mencari tempat, mencari makan

Karena kehidupannya sudah direnggut oleh tangan-tangan yg tak bertanggung jawab

 


Alamku  Menjadi Gersang

Dulu gue dilahirkan di alam yg permai

Serta dibuai dgn lindungan alamnya yg indah

Yang senantiasa mengingatkanku pada buaiannya ibu pertiwi

Dengan senandung rindu dlm dekapan alam

Namun semua, kini hanya persepsi

Entah pergi ke mana serta menjadi apa kini

Ia hanya menjadi ingatan silamku

Kini ia bagai ditelan oleh rakusnya manusia

Yang jauh dr rasa belas kasihan di dlm hidupnya

Kemana aka ku cari lagi?

keindahan alam yg telah melahirkan & membesarkanku

Kemana lagi gue mesti mengadukan semua ini?

Agar bisa kembali ke alam permaiku

Semuanya sudah gersang & tak tau lagi kapan menjadi indah seperti sedia kala


Puisi Tentang Keindahan Alam

Puisi Tentang Keindahan Alam

Apakah anda sudah memahami pemahaman puisi yg sudah disampaikan di atas? Untuk lebih mengerti, berikut yakni beberapa pola puisi wacana alam :

Baca Juga: Puisi Chairil Anwar


Puisi Pesona Alam Hijau

Terperosok pada hamparan hijau

Menggantung pada nuansa manja ilalang

Tunggu! Akan ku hirup perlahan aroma rumput ini

Sebab, ku tau inilah ciptaan Tuhan yg harus kita nikmati

Jauh di ufuk kehijauan

Dengan dasar coklat yg menyatu pada komponen penting

Berbasis kesuburan, yg terikat pada keindahan tumbuhan liar

Sebut saja Bunga.

Bunga menjadikan sepasang aksa siap meraih

Sentuhan halus jemari mungil

Siap mengabadikan momen kemekarannya

  Acuan Puisi Hari Kemerdekaan Untuk Anak Sd

Bidikan-bidikan kecil siap menjadikan momen indah untuk dikenang

Sebagai hal ciptaan Tuhan yg terindah


Puisi Melodi Senja

Menampakkan diri bukanlah hal yg sukar

Senja, tak akan lupa dimana ia harus tampakindah

Jingga yg terlukis, terpatri dlm jiwa cintanya

Sedetik, dua detik ia akan dibenci

Namun, kebenciannya senantiasa dirindukan

Penikmat senja selalu menunggu kehadirannya

Nuansanya mendominasi Nabastala seantero jagat raya


Puisi Pantai

Ombak menari dlm luasnya samudra

Menepis rindu pada bumi pertiwi

Pohon menari bareng angin yg tertiup

Belungsang alam kian terdengar buas

Kubiarkan ombak mengusap

Kaki-kakiku tersapu lembut bersama pasir putih

Kerian itu mulai menusuk kalbu ku

Jauh diufuk kebiruan hamparan laut & langit

Yang kini menjadi daya favorit tiada kira


Puisi Lautan Bumi Pertiwi

Terbentang luas alam Negeriku

Puisi ini.. ku berikan cinta untukmu

Semilir angin dipesisir bahari

Menyadarkan arti sebuah keanekaragaman

Rimpuh.. kisahmu kini

Nestapa yg kian membuncah

Sadar bahwa usiamu kini sudah menua

Tapi keinginan.. kau selalu di genggam

Pohon, danau, bahari mulai mengobarkan industri alam yg baru

Mengisi cinta pada perolehan yg kelak tak menjadi kekal

Nabastala berkata.

Bahwa bumi ini akan menjadi bumi yg kekal & infinit

Dengan pancaran indah daya tarik sang Ilahi


Puisi Kaulah Senjaku

Tersisip warna pada nabastala

Sepasang aksa tertuju pada titik itu

Aku ! Aku yg hanya penikmat senjamu

Apa daya ku yg senantiasa iri akan keayuan disaat

bidikanmu tampakindah

Senja..

Jika kau cuma timbul beberapa dikala saja

Meski kau pula selalu mendapat cacian

Tapi kau, tak pernah merasa sedih untuk selalu hadir

Warnamu memang menjadi incaran

Elokmu pula menjadi kegembiraan

Tenangmu menjadikan kalbuku kian tenang

Senja..

Tetaplah menjadi keindahan yg tiada pudar

Menarilah, bersama burung-burung yg tiba

Hiasi langin seantero jagat raya.


Puisi Tentang Alam yg Mengisi Damai Negeri

Indonesia ku…

Damai lantunan nada terdengar

Ragam budaya

Ragam bahasa

Ragam musik & tari

Indonesia nan elok menarik kalbu sang maha kuasa

Hijaunya padang rumput

Birunya lautan

Menakdirkan kisah tanpa batas

Ragam budaya..

Menampilkan keanekaragaman suku yg ada

Ragam musik..

Memberikan ciri khas pada setiap tempat

Indonesia ku….

Terima kasih, kami ucapkan pada bumi pertiwi

Yang sudah mengisi penuh indahnya Nusantara


Puisi Namai Aku Si Hijau

Hai namaku Hijau

Seseorang selalu memanggilku Hijau

Sebab, gue senantiasa memberikan oksigen di pagi hari

Untuk kesegaran oksigen insan

Bahkan insan pun senantiasa melindungiku

Memberi makan, untuk asupan kehidupanku

Memberi pertolongan tatkala gue membutuhkannya

Maka, gue pun mesti berkawan dgn insan

Memberikan energi, kekuatan untuk mereka gunakan

Sebab mereka telah melindungiku hingga gue menjadi sumber kehidupan mereka


Puisi Lautan yg Indah Dan Tenang

Angin pantai terseka oleh gerimis

Menegaskan rasa pada hentakan kisah Alam

Lereng bertangga, menjinjing nada lukisan sarat makna

Warna hijau, menciptakan ladang yg siap panen

Manusia yg melihatku pasti kesengsem

Dengan keindahan yg siap menyemai kalbu

Serentak aksa mulai terhipnotis

Kesejukan air mulai menjinjing menuju arah kebahagiaan masa kecil

Keindahan Dunia

Aku siap mempertaruhkan nyawa demi kebahagiaanmu

Bertahan diri mirip gunung

Demi menyaksikan ciptaan Tuhan yg sungguh megah


Puisi Alam yg Damai

Bersiul menyerupai burung yg terbang bebas

Menikmati rona cerah pada nabastala

Raja Bumi mulai menampakkan cahaya indah

Menyinari bumi kala siang menerpa

Sendiri ku memandang indahnya dunia

Bersama ilalang yg siap membelai hari-hari ku

Kicauannya terdengar sungguh tajam

Berbaris panah, bersama kawanan para mega berwarna putih

Jaga dia, sahutku perlahan

Melihat keindahan Bumi yg nampak megah

Kesegaran alam yg masih murni

Berlapis sayang wacana alam


Puisi Tanah Airku

Duduk termenung memandang Negeri yg kaya akan makna

Warna coklat & hijau, memiliki arti kekuatan tersendiri

Seluruh elemen penunjang mendatangkan rasa Tanah air yg makin besar lengan berkuasa

Indonesiaku…

Menjadi topik pujian Negeri

Menjadi salah satu tokoh dlm kekokohan Negara

Menjadi Bapak akan hal keragaman Budaya

Menjadi contoh Negeri yg damai & sejahtera

Berprinsip membangun Negeri

Banggakah?

Banggakah kau-sekalian berdiri di tanah air ini ?

Banggakah kamu-sekalian mencium aroma frasa pada detak jantung negeri ?

Tuturku berkata “Bangga”.

Negeriku tentang alamku.

Yang menyadarkanku akan hal indahnya alam dr sang maha agung

Cintaku pada alam semakin lekat adanya aroma khas penyejuk kalbu.


Puisi Tentang Rasa & Frasa Alamku

Dari sudut perkotaan yg hingar bingar

Menurunkan radar pada puncak se antero jagat

Tragis! Sorakku berdengung

Menuai hasil buruk sesudah dijajah oleh penguasa tak bertuan

Menangis!

Alam mulai menangis

Menyadari bumi yg makin goyang

Namun, laut menjawabnya

Melalui ombak yg kian menari

Indah kalau ku gabungkan bersama lembayung senja

Tropisnya Negeri, meminang aksa untuk berkunjung

Detakmu kini. Membuatku makin percaya

Akan hal alam yg menyeka ku untuk bersujud.

Terima kasih Alam

Terima kasih Bumi

Engkau menjadi penguat dr kekuatan rasa, cinta insan pada setitik kisah dr manisnya lautan hijau


Puisi Inilah Desaku

Beradu pada kisah perkotaan

Nuansa biru menjadi dominasi penduduk yg damai

Hijaunya pepohonan mengalirkan rasa sejuk di setiap tetes keringat yg mengucur deras

Inilah aku…

Sebuah tempat kecil yg dihuni oleh sebagian kaum bawah

Namun, gue tak menangis

Bahwa gue bisa membawa mereka pada alamku

Alam desa yg hadir untuk perdamaian

Desa yg memberikan kekuatan pada bumi pertiwi

Airku senantiasa terasa segar

Tak ada polusi, tak ada pencemaran, & tak ada keramaian pemberontakan

Inilah aku…

Desa yg sarat kedamaian

Desa yg memiliki topik kerinduan

Desa yg mempunyai segala hal dr arti yg dlm tentang alam yg terasa dama

 


Itulah beberapa puisi alam yg dibuat oleh orang-orang yg senang menuangkan merupakan ketakjuban serta kengerian mereka pada alam lewat goresan pena. Dengan beberapa puisi alam di atas, mudah-mudahan kita tetap menjadi orang-orang yg cinta & peduli dgn alam kita.

Maka apapun rasa dapat terlukis dengan-cara perlahan dr ukiran pena yg mengalur menjadi diksi berarti. Puisi wacana alam tentunya mengingatkan kita untuk selalu peduli terhadap alam di sekitar kita.

Puisi Alam