21+ Jenis Kerikil-Batuan Beserta Ciri-Ciri, Kegunaan Dan Gambarnya

Jenis-jenis kerikil-batuan – Batu ialah benda padat yang terbentuk dari mineral bumi. Terdapat banyak manfaat batu seperti dijadikan kerajinan atau materi bangunan. Selain itu ada banyak variasi contoh jenis dan macam-macam batuan berdasarkan proses terbentuknya.

Arti kerikil menurut KBBI ialah benda keras dan padat yang berasal dari bumi atau planet lain. Sementara pemahaman watu atau batuan secara lazim ialah benda padat atau solid yang tebuat secara alami dari mineral dan atau mineraloid di lapisan Bumi.

Ada banyak macam-macam batuan yang ada di Indonesia. Pengelompokkan jenis kerikil-batuan dibagi menjadi tiga yaitu jenis batuan beku, jenis batuan sedimen atau endapan serta jenis batuan metamorf atau malihan. Tiap kerikil dibedakan dari proses terbentuknya serta ciri-ciri tiap macam batu-batuan.

Batuan beku adalah batu yang terbentuk dari magma cair, batuan sedimen terbentuk dari endapan sedimen dan tekanan bahan tertentu sedangkan batuan metamorf terbentuk lewat salah satu dari dua cara yang disebut terdahulu yang lalu berubah akibat suhu dan tekanan.

(baca juga jenis-jenis tanah)

Jenis-Jenis Batu-Batuan

Berikut akan diterangkan jenis kerikil-batuan yang ada di Indonesia mencakup jenis batuan beku, jenis batuan sedimen dan jenis batuan metamorf beserta proses terbentuknya, ciri-ciri, warna, manfaat dan gambar batu-batuan selengkapnya.

Jenis-Jenis Batuan Beku

Pengertian batuan beku yaitu batuan yang terbentuk sebab pembentukan magma dan lava yang membeku. Ada berbagai macam batuan beku di antaranya yakni selaku berikut.

1. Batu Apung

Batu apung terbentuk dari pendinginan magma yang bergelembung-gelembung gas. Ciri-ciri batu apung yaitu warna keabu-abuan, berpori-pori, bergelembung, beratnya ringan serta terapung dalam air.

Kegunaan watu apung antara lain mampu digunakan untuk mengamplas atau menghaluskan kayu, lalu juga dipakai selaku bahan pengisi (filler) dan isolator temperatur tinggi di bidang industri.

2. Batu Obsidian

Batu obsidian terbentuk dari lava permukaan yang mendingin dengan cepat. Ciri-ciri kerikil obsidian yakni berwarna hitam, terlihat mirip beling dan tidak ada kristal-kristal.

Pada kurun purbakala, kerikil obsidian dapat digunakan untuk alat pemotong atau ujung tombak. Kini kegunaan kerikil obsidian mampu dijadikan selaku materi kerajinan.

3. Batu Granit

Batu granit terbentuk dari pendinginan magma yang terjadi dengan lambat di bawah permukaan bumi. Ciri-ciri batu granit terdiri atas kristal-kristal berangasan, berwarna putih sampai debu-debu, adakala jingga.

Batuan ini banyak ditemukan di daerah pinggiran pantai dan di pinggiran sungai besar ataupun di dasar sungai. Kegunaan batu granit dapat digunakan sebagai bahan bangunan.

4. Batu Basalt

  Saat terjadi gempa di sekitar pantai kemudian diikuti surutnya air laut yang ekstrim menandakan

Batu basalt terbentuk dari pendinginan lava yanng mengandung gas namun gasnya sudah menguap. Ciri-ciri kerikil basalt terdiri atas kristal-kristal yang sangat kecil, berwarna hijau keabu-abuan dan berlubang-lubang

Kegunaan watu basalt mampu digunakan selaku materi baku dalam industri poles, materi bangunan atau selaku pondasi bangunan mirip gedung, jalan, jembatan dan sebagainya.

5. Batu Diorit

Batu diorit terbentuk dari hasil peleburan lantai samudra yang bersifat mafic pada suatu subduction zone, biasanya dibuat pada busur bulat volkanis dan membentuk suatu gunung di dalam cordilleran.

Ciri-ciri watu diorit yakni berwarna kelabu bercampur putih atau hitam bercampur putih. Kegunaan kerikil diorit sebagai kerikil ornamen dinding maupun lantai bangunan gedung dan sebagai hiasan materi bangunan.

6. Batu Andesit

Batu andesit terbentuk berasal dari lelehan lava gunung merapi yang meletus, terbentuk (membeku) saat temperatur lava yang meleleh turun antara 900 hingga dengan 1,100 derajat Celsius.

Ciri-ciri watu andesit yakni memiliki tekstur halus, berwarna bubuk-bubuk hijau tetapi sering merah atau jingga. Kegunaan kerikil andesit yakni digunakan sebagai watu nisan kuburan, cobek, arca untuk dekorasi serta selaku watu pembuat candi.

7. Batu Gabro

Batu gabro terbentuk dari magma yang membeku di dalam gunung. Ciri-ciri batu gabro yakni berwarna hitam, hijau, dan bubuk-bubuk gelap. Struktur batuan ini yakni massive, tidak terdapat rongga atau lubang udara maupun retakan-retakan.

Batuan ini mempunyai tekstur fanerik alasannya adalah mineral-mineralnya dapat dilihat langsung secara kasat mata dan bentuk mineralnya besar-besar. Kegunaan batu gabro ini antara lain yaitu untuk penghasil pelapis dinding dan selaku marmer dinding.

8. Batu Liparit

Batu liparit juga menjadi salah satu dari jenis watu-batuan beku. Batu liparit terbentuk dari banyak sekali macam mineral antara lain mineral feldspar, kuarsa, biotit dan mineral-mineral lainnya yang berwarna gelap.

Ciri-ciri kerikil liparit ini antara lain memiliki tekstur porfiris dan umumnya berwarna putih. Kegunaan watu liparit dapat dipakai sebagai adonan materi bangunan.

Jenis-Jenis Batuan Sedimen/Endapan

Pengertian batuan sedimen atau endapan adalah batuan yang terbentuk alasannya pengendapan atau hasil pelapukan dan abrasi batuan yang dihanyutkan oleh air atau terbawa oleh tiupan angin.

Kemudian endapan ini menjadi keras alasannya adalah tekanan atau ada zat-zat yang merekat pada bab-bab endapan tersebut sehingga menjadi batu. Ada beberapa macam batuan sedimen/endapan di antaranya yaitu selaku berikut.

1. Batu Konglomerat

Batu konglomerat terbentuk dari bahan-bahan yang lepas alasannya adalah gaya beratnya menjadi terpadatkan dan terikat. Ciri-ciri kerikil konglomerat yaitu memiliki material batu-watu bulat, watu-kerikil dan pasir yang merekat satu sama lainnya.

Ada banyak manfaat dan kegunaan dari watu konglomerat, yang paling utama ialah dijadikan sebagai material materi bangunan.

  Kondisi Geografis Indonesia Beserta Kondisi Penduduk & Pengaruhnya

2. Batu Pasir

Batu pasir terbentuk dari bahan-bahan yang lepas alasannya adalah gaya beratnya menjadi terpadatkan dan terikat. Ciri-ciri kerikil pasir misalnya tersusun dari butiran-butiran pasir serta berwarna bubuk-debu, kuning dan merah.

Manfaat dan kegunaan batu pasir ini yakni digunakan selaku material di dalam pengerjaan gelas dan beling atau juga mampu dimanfaatkan selaku bahan kontruksi bangunan.

3. Batu Serpih

Batu serpih terbentuk dari bahan-bahan yang lepas dan halus sebab gaya beratnya menjadi terpadatkan dan terikat. Ciri-ciri watu serpih adalah lunak, baunya mirip tanah liat dan butir-butir batuan halus.

Batu ini lazimnya berwarna hijau, hitam, kuning, merah atau abu-bubuk. Kegunaan utama dari kerikil serpih dapat dimanfaatkan selaku  materi bangunan.

4. Batu Gamping/Kapur

Batu gamping atau kapur terbentuk dari cangkang binatang lunak seperti siput, kerang dan hewan maritim yang telah mati. Rangkanya yang yang dibuat dari kapu tidak akan musnah, namun memadat dan membentuk watu kapur.

Ciri-ciri batu gamping ini adalah agak lunak, berwarna putih keabu-abuan serta membentuk gas karbon dioksida bila ditetesi asam. Kegunaan watu gamping atau kapur ini adalah dijadikan selaku materi baku semen.

5. Batu Breksi

Batu breksi terbentuk karena materi-materi ini terlempar tinggi ke udara dan mengendap di suatu tempat. Ciri-ciri batu breksi adalah adonan cuilan-cuilan yang berasal dari letusan gunung berapi.

Kegunaan utama dari watu breksi mampu dimanfaatkan dan dijadikan selaku kerajinan serta mampu dijadikan selaku bahan bangunan pula.

6. Batu Stalaktit dan Stalagmit

jenis batu-batuan batu stalaktit stalagmit

Batu stalaktit dan stalagmit terbentuk dari proses air yang larut di kawasan karst yang masuk ke lobang-lobang kemudian turun ke gua dan menetes-netes dari atap gua ke dasar gua. Tetesan-tetesan air yang mengandung kapur lama kelamaan membeku dan menumpuk sedikit demi sedikit lalu berganti jadi batuan kapur yang bentuknya runcing-runcing.

Ciri-ciri batu stalaktit dan stalagmit adalah berwarna kuning, coklat, krem, keemasan dan putih. Kegunaan dari jenis batu-batuan ini ialah sebagai keindahan alam, lazimnya dijumpai di gua-gua.

7. Batu Lempung

Batu lempung terbentuk dari proses pelapukan atau alterasi batuan beku dan ditemukan disekitar batuan induknya. Kemudian material lempung ini mengalami proses diagenesa sehingga membentuk watu lempung.

Ciri-ciri watu lempung yakni berwarna cokelat, keemasan, coklat, merah dan abu-debu. Kegunaan watu lempung yaitu mampu dimanfaatkan dan dijadikan sebagai kerajinan.

Jenis-Jenis Batuan Metamorf/Malihan

Pengertian batuan metamorf atau malihan yaitu jenis batuan yang berasal dari batuan sedimen dan batuan beku yang mengalami pergantian alasannya panas dan tekanan. Ada berbagai jenis batuan metamorf atau malihan ini, di antaranya ialah selaku berikut.

  Melakukan upaya remidiasi terhadap lingkungan hidup adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan

1. Batuan Pualam/Marmer

Batu pualam atau marmer terbentuk jika batu kapur mengalami pergantian suhu dan tekanan tinggi. Ciri-ciri batu pualam atau marmer yaitu mempunyai pita-pita warna, kristal-kristalnya sedang hingga garang, jikalau ditetesi asam akan mengeluarkan suara mendesah, keras dan mengkilap bila dipoles.

Batu ini mempunyai gabungan warna berlawanan-beda. Kegunaan utama dari kerikil marmer yaitu dipakai untuk menciptakan patung serta lantai atau ubin.

2. Batuan Sabak

Batu sabak terbentuk jika kerikil serpih terkena suhu dan tekanan tinggi. Ciri-ciri watu sabak yakni berwarna bubuk-debu kehijau-hijauan dan hitam serta dapat dibelah-belah menjadi lempeng-lempeng tipis.

Kegunaan batuan sabak yakni dapat digunakan selaku kerajinan, selaku kerikil tulis, selaku materi bangunan serta untuk menciptakan atap rumah seperti genting dan sebagainya.

3. Batu Gneiss/Ganes

Batu gneiss atau ganes terbentuk pada saat batuan sedimen atau batuan beku yang terpendam pada kawasan yang dalam mengalami tekanan dan temperatur yang tinggi. Kegunaan kerikil ganes ini ialah dapat dipakai sebagai bahan kerajinan.

Ciri-ciri batuan ini yakni berwarna putih kebau-abuan, terdapat tabrakan-ukiran yang tersusun dari minera-mineral, mempunyai bentuk bentuk penjajaran yang tipis dan terlipat pada lapisan-lapisan dan terbentuk urat-urat yang tebal yang terdiri dari butiran-butiran mineral di dalam batuan tersebut.

4. Batu Sekis

Batu sekis yakni batuan metamorf regional yang terbentuk pada derajat metamorfosa tingkat menengah. Kegunaan batu sekis ialah dipakai sumber mika yang utama, yakni bagian penting dalam pembuatan kondensator dan kapasitor dalam industri elektronika.

Ciri-ciri watu sekis ini ialah berwarna hitam, hijau dan ungu, mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang mengkilapdan kadang kala ditemukan kristal garnet.

5. Batu Kuarsit

Batu kuarsit terbentuk dari metamorfose batuan pasir, kalau strukturnya tak mengalami perubahan dan masih pertanda struktur aslinya. Kuarsit terbentuk balasan panas yang tinggi sehingga menimbulkan rekristalisasi kwarsa dan felsdpar.

Ciri-ciri watu kuarsit yaitu berwarna bubuk-abu, kekuningan, cokelat, merah, sering berlapis-lapis dan dapat mengandung fosil, lebih keras dibanding gelas dan terdapat butiran sedang. Kegunaan kerikil kuarsit adalah dijadikan selaku kerajinan, konstruksi jalan dan perbaikan

6. Batu Milonit

Batu milonit terbentuk oleh rekristalisasi dinamis mineral-mineral pokok yang menimbulkan pengurangan ukuran butir-butir batuan. Ciri-ciri watu milonit yaitu butir-butir batuan ini lebih halus dan mampu dibelah.

Batuan milonit ini berwarna debu-abu, kehitaman, coklat, biru. Kegunaan kerikil milonit yaitu dijadikan selaku bahan kerajinan.

Nah itulah referensi jenis-jenis kerikil-batuan yang ada di Indonesia. Penjelasan macam-macam batuan tersebut ditampilkan beserta gambar, proses terbentuk, ciri-ciri serta faedah dan kegunaan tiap jenis batuannya. Semoga informasi jenis batu-batuan bisa menjadi rujukan.