17+ Daftar Nama Kerajaan Islam di Indonesia & Masa Kejayaan

Kerajaan Islam di Indonesia – Telah kita pahami bersama, bahwa dulu banyak berdiri kerajaan di Indonesia, baik itu kerajaan dgn corak Hindu-Buddha atau corak Islam. Nah, pada artikel ini kita akan membicarakan wacana kerajaan-kerajaan yg bercorak Islam di Indonesia.

Apa saja kerajaan bercorak Islam di Indonesia, dimana letaknya, & bagaimana sejarah singkat kerajaan tersebut? Yuk simak uraiannya di bawah ini.


Nama Kerajaan Islam di Indonesia

Siapa raja Kerajaan Islam di Indonesia? Di mana letak Kerajaan Islam di Indonesia? Berikut beberapa daftar nama kerajaan Islam di Indonesia.

Nama kerajaan Pendiri Letak Tahun berkuasa Raja terkenal
Kerajaan Perlak Sultan Alaiddin Sayid Maulana Abdul Azis Syah Aceh Timur 840-1292 M Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin II
Kerajaan Tidore Syahjati atau Muhammad Naqil Tidore 1081-1967 M Sultan Nuku
Kerajaan Ternate Baab Mashur Malamo Ternate 1257-1914 M Sultan Baabullah
Kerajaan Samudera Pasai Marah Silu atau Sultan Malik Al-Saleh Lhokseumawe, Aceh 1267-1517 M Sultan Mahmud Malik Az Zahir
Kerajaan Gowa-Tallo Tumanurung Bainea Sulawesi Selatan 1300-1960 M Sultan Hasanuddin
Kerajaan Kutai Kartanegara Aji Batara Agung Dewa Sakti Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur 1300-1960 M Sultan Muhammad Idris
Kerajaan Bone Manurunge ri Matajang Sulawesi Selatan 1330-1905 M Arung Palaka
Kerajaan Malaka Parameswara Selat Malaka 1405-1511 M Sultan Mansur Syah
Kerajaan Cirebon Pangeran Cakrabuana Cirebon 1430-1677 M Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati
Kerajaan Demak Raden Patah Demak, Jawa Tengah 1478-1561 M Sultan Trenggono
Kerajaan Aceh Sultan Ali Mughayat Syah Banda Aceh 1496-1903 M Sultan Iskandar Muda
Kerajaan Selaparang Sayyid Zulqarnain Lombok 1500-an Prabu Rangkesari
Kerajaan Banjar Raden Samudera atau Sultan Suriansyah Martapura, Kalimantan Selatan 1520-1905 M Sultan Mustain Billah
Kerajaan Banten Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati Banten 1526-1813 M Sultan Ageng Tirtayasa
Kerajaan Pajang Sultan Hadiwijaya atau Jaka Tingkir Surakarta 1568-1587 M Sultan Hadiwijaya
Kerajaan Mataram Islam Danang Sutawijaya atau Panembahan Senopati Kotagede, Yogyakarta 1586-1755 M Sultan Agung
Kerajaan Bima La Kai Bima 1620-1958 M Sultan Muhammad Salahuddin
Kerajaan Deli Tuanku Panglima Gocah Pahlawan Tanah Deli 1632-1946 M Sultan Ma’moen Al Rasyid
Kerajaan Siak Sultan Abdul Jalil Riau 1723-1945 M Raja Ismail

Kerajaan Perlak (840-1292 M)

1 Kerajaan Perlak
Kerajaan Perlak
@https://www.sejarahone.id/

Kerajaan Perlak merupakan kerajaan Islam tertua di Indonesia. Perlak berdiri pada masa ke-9 hingga kurun ke-13 (840-1292 M). Kerajaan ini terletak di Pulau Sumatera & beribukota di Aceh Timur. 

Nama perlak iambil dr hasil bumi yg banyak didapatkan di wilayah Aceh Timur, kayu Perlak pula diandalkan sebagai kayu yg elok & bermutu terbaik untuk bahan pengerjaan kapal.

Masa pemerintahan Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin II pada tahun 1230-1267 merupakan masa kejayaan kerajaan Perlak. Di bawah kekuasaannya, PErlak mengalami kemajuan pesat di bidang pendidikan Islam & dakwah Islam.

Kerajaan Perlak berakhir sehabis wafatnya Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan pada 1292 M. Berakhirnya Perlak meninggalkan jejak sejarah berupa mata duit dirham, kupang, kuningan, stempel kerajaan, & makam Raja Benoa.

Kerajaan Tidore (1081-1805 M)

2 Masjid Sultan Tidore
Masjid Sultan Tidore
@cagarbudaya.kemdikbud.go.id

Kerajaan Tidore merupakan salah satu kerajaan Islam terbesar di Maluku. Kerajaan ini berasal yg sama dgn Kerajaan Ternate. 

Awalnya kerajaan ini belum menganut Islam, agama Islam gres masuk & meningkat pada final abad ke-15. Tepat tahun 1495, dikenali bahwa kerajaan ini berpusat di Gam Tina dgn dipimpin seorang raja berjulukan Sultan Djamaluddin.

Sultan Nuku berhasil membawa Kerajaan Tidore menuju puncak kejayaan pada tahun (1797-1805 M). Kekuasaan Tidore meliputi Pulau Halmahera, Pulau Buru, Pulau Seram, & kawasan Papua kepingan Barat. 

Setelah maut Sultan Nuku pada 1805, Belanda mengincar Tidore & ini memicu keruntuhan Kerajaan Tidore. Meskipun begitu, Tidore menyisakan peninggalannya berupa Istana Kerajaan Tidore (Kadato Kie), Masjid Sultan Tidore, & benteng Torre & Tahula.

Kerajaan Ternate (1432-Sekarang)

3 Istana Sultan Ternate
Istana Kesultanan Ternate
@kompas.com

Kerajaan Islam yg masih berdiri hingga saat ini merupakan kerajaan Ternate. Mulanya kerajaan ini berjulukan Kerajaan Gapi & masih belum bercorak Islam.

Karena agama Islam gres hingga di Ternate pada abad ke-14, keluarga kerajaan gres memeluk aliran agama Islam pada masa pemerintahan Raja Marhum (1432-1436 M).

Kerajaan Ternate mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Baabullah (1570-1583 M).

Kesultanan Ternate pernah jatuh ke tangan VOC Belanda, akan tetapi kerajaan ini sukses bangkit & berdiri kembali hingga detik ini. Sultan terakhir yg masih menjabat yaitu Sultan Syarifuddin Bin Iskandar Muhammad Djabir Sjah. Ia menjabat selaku sultan ke 49 semenjak 2016 silam.

Situs bersejarah yg ada sejak berdirinya Kerajaan Ternate ialah istana Kesultanan Ternate, Masjid Jami Kesultanan Ternate, kompleks pemakaman sultan Ternate, & senjata perang yg masih tersimpan di Museum Kesultanan Ternate.

Baca Juga: Kerajaan Banten

Kerajaan Samudera Pasai (1267-1521 M)

Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudera Pasai
@kebudayaan.kemendikbud.go.id

Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan Nusantara yg ada semenjak era ke-13 hingga kala ke-16. Kerajaan ini didirikan oleh Marah Silu atau Sultan Malik as-Saleh sekitar tahun 1267 M. Keberadaan kerajaan ini diceritakan dlm kitab Rihlah ila l-Masyriq karya Abu Abdullah Ibnu Batuthah (1304-1368).

Kerajaan Samudera Pasai dibentuk dr campuran antara Kerajaan Pase & Peurlak yg sudah ada sejak kurun ke-6.

Kerajaan Samudera Pasai sendiri terletak di pesisir utara pulau Sumatera, tepatnya di Kota Lhokseumawe, Aceh Utara, Provinsi Aceh, Indonesia. Kawasan kerajaan ini sungguh strategis, alasannya adalah tak jauh dr Selat Malaka yg merupakan jalur jual beli Cina, Arab, Persia, & India.

Masa kejayaan Kerajaan Samudera sukses diraih pada ketika masa pemerintahan Sultan Al Malik Zahir II, yg berkuasa semenjak tahun 1326-1345 M. 

Keruntuhan Samudera Pasai terjadi pada tahun 1521 M alasannya adalah hadirnya Portugis ke Malaka yg kemudian sukses mengambil alih Selat Malaka dr Samudera Pasai pada 1511 M. 

Kerajaan Aceh Darussalam (1496-1903 M)

Kerajaan Samudera Pasai
Masjid Baiturrahman
@Kompas.com

Kerajaan Aceh atau pula dikenal dgn istilah Kerajaan Aceh Darussalam merupakan kerajaan Islam yg pernah berdiri di provinsi Aceh, Indonesia. Ibu kota Kerajaan Aceh terletak di Kutaraja atau sekarang dikenal dgn Banda Aceh.

Kerajaan Aceh berada di utara pulau Sumatera dgn ibu kota Banda Aceh Darussalam, yg didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1496. Kerajaan ini berdiri tatkala kekuatan Barat mulai berdatangan di Selat Malaka. Sejak awal berdiri hingga tahun 1873, ibukota Kerajaan Aceh berada di Bandar Aceh Darussalam.  

Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Kerajaan Aceh mengalami puncak kejayaan sehingga wilayah kerajaan semakin meluas hingga ke wilayah Aru, Pahang, Kedah, Perlak, & Indragiri.

Pada masa pemerintahan raja terakhir Kerajaan Aceh, Sultan Muhammad Daud Syah (1903 M), Belanda terus saja melancarkan perang terhadap Aceh. Hingga pertempuran berlangsung selama 40 tahun, Kesultanan Aceh hasilnya sukses jatuh ke tangan Kolonial Belanda.

Situs peninggalan Kesultanan Aceh yg paling populer hingga sekarang adalah Masjid Raya Darussalam. Selain itu, Kesultanan Aceh pula meninggalkan situs makam & karya agama sebagai warisan dakwah fatwa Islam di Indonesia.

Kerajaan Demak (1475-1568 M)

Kerajaan Demak
Masjid Agung Demak
@https://www.kompas.com/

Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama yg berada di pulau Jawa. Kerajaan ini diresmikan oleh Raden Patah di tahun 1478. Raden Patah merupakan putra Prabu Brawijaya, raja terakhir Kerajaan Majapahit.

Dengan sumbangan dr wali songo, Raden Patah membangun Kerajaan Demak menjadi sentra jual beli & penyebaran Islam. Di masa pemerintahan Raden Patah, kerajaan Demak mendirikan masjid yg pula dibantu oleh para wali ataupun sunan, yg kini menjadi masjid Agung Demak . 

Kesultanan Demak berhasil mencapai puncak kejayaan pada periode pemerintahan Sultan Trenggono (1521-1546 M). Pada periode ini, Demak menjadi kerajaan terkuat di Jawa dgn wilayah kekuasaan yg meliputi Jawa dr potongan barat hingga ke timur. Demak pula menjadi pusat penyebaran agama Islam.

Keruntuhan kesultanan Demak ditandai dgn meninggalnya sang Sultan Trenggono, semenjak itu terjadi pertengkaran kudeta. Akhirnya Kerajaan Demak jatuh ke tangan Sultan Hadiwijaya alias Jaka Tingkir, yg lalu mendirikan kerajaan baru bernama Kerajaan Pajang.

Jejak sejarah Kerajaan Demak meninggalkan Masjid Agung Demak, Soko Majapahit, Pawestren, Surya Majapahit, Maksurah, Mihrab, Dampar Kencana, Soko Guru, Menara & beberapa peninggalan yang lain yg masih tersimpan di Museum Masjid Agung.

Kerajaan Mataram Islam (1588-1755 M)

7 Taman Sriwedari
Taman Sriwedari
@jejakpikniki.com

Kerajaan Mataram Islam atau diketahui Kesultanan Mataram ialah kerajaan Islam di Pulau Jawa yg berkuasa semenjak periode ke-16 hingga era ke-18. Kerajaan Mataram Islam diresmikan oleh Danang Sutawijaya atau Panembahan Senopati

Masa puncak kejayaan kesultanan ini tatkala dipimpin oleh Sultan Agung (1613-1645 M). Di bawah kekuasaannya, Mataram mampu menyatukan tanah Jawa & sekitarnya, tergolong Madura. 

Kerajaan yg terletak di Kotagede, Yogyakarta, ini pernah memerangi VOC di Batavia. Penyerangan ini dilakukan untuk menangkal didirikannya loji-loji dagang di pantai utara. 

Masa kekuasaan Kerajaan Mataram Islam rampung pada 1755 M, sesudah ditandatangani Perjanjian Giyanti yg disepakati bersama VOC. Kesepakatan tersebut menyatakan bahwa Kesultanan Mataram dibagi menjadi dua kekuasaan, yakni Nagari Kasultanan Ngayogyakarta & Nagari Kasunanan Surakarta.

Kerajaan ini meninggalkan situs sejarah yg berada di Surakarta & Yogyakarta. Beberapa situs peninggalan Kesultanan Mataram berupa Benteng Vastenburg, pasar Gedhe Hardjonagoro, Rumah Sakit Kadipolo, Taman Sriwedari. Serta beberapa masjid di Yogyakarta, pasar Kotagede, & kompleks makam Kerajaan Imogiri.

Kerajaan Gowa-Tallo (1565 M)

Kerajaan Gowa
Istana Tamalate
@https://www.kompas.com/

Kerajaan Makassar atau diketahui pula dgn sebutan Kerajaan Gowa-Tallo, merupakan kerajaan yg berada di Sulawesi Selatan tepatnya di Kabupaten Gowa.

Kerajaan Gowa-Tallo merupakan gabungan dr dua kerajaan, yakni Kerajaan Gowa & Tallo pada 1565 M.

Masa kejayaan dicapai pada era ke-17, tatkala kerajaan ini menjadi pusat jual beli & berkembang di sektor pemerintahan, ekonomi, militer, & sosial budaya. Pada saat ini Kesultanan Gowa Tallo dlm kepemimpinan Sultan Hasanuddin, atau dijuluki sebagai Ayam Jantan dr Timur.

Sultan Hasanuddin merupakan sosok raja yg menentang keberadaan aneh di Nusantara, hingga beliau terjun melaksanakan perlawanan kepada VOC Belanda. Sebab dedikasinya itulah, beliau pula iangkat selaku pahlawan nasional.

Dalam perlawanannya melawan Belanda, Sultan Hasanuddin mesti mengakui kekalahan & terpaksa menandatangani Perjanjian Bongaya pada 1667 M, yg banyak kerugian mesti diterima Makassar.

Setelah Perjanjian Bongaya disepakati, akibatnya Sultan Hasanuddin mesti turun dr singgasana & menyerahkan kekuasaan pada Sultan Amir Hamzah, yg kemudian menjadi permulaan keruntuhan Kesultanan Gowa Tallo.

Meskipun sudah runtuh, Kerajaan Gowa Tallo menyisakan peninggalan selaku situs sejarah, di antaranya yaitu Istana Balla Lompoa, Istana Tamalate, Masjid Katangka, Benteng Somba Opu, & Benteng Fort Rotterdam.

Kerajaan Kutai Kartanegara (1575-1960 M)

9 Kedaton Kutai Kartanegara
Kedaton Kerajaan Kutai Kertanegara pada masa Sultan Alimuddin
@https://id.wikipedia.org

Awalnya Kerajaan Kutai Kartanegara diresmikan oleh Aji Batara Agung Dewa Sakti yg menjadi raja pertamanya sejak tahun 1300 hingga 1325 Masehi. Semula, kerajaan ini menganut pedoman Hindu.

Kemudian Kutai Kartanegara mulai menjadi kerajaan Islam sejak tahun 1575. Raja yg menjadi sultan pertamanya yakni Aji Raja Mahkota Mulia Alam.

Kutai Kertanegara makin berpengaruh sebagai kerajaan Islam dikala dipimpin oleh Sultan Aji Muhammad Idris (1735-1778). Ia dikenal selaku sosok pemimpin yg sungguh menentang penjajahan Belanda. Akan tetapi ia lalu wafat pada dikala bertempur melawan VOC Belanda bareng rakyat Bugis.

Pada masa pemerintahan Kesultanan Banjar merupakan tonggak awal kemunduran kerajaan ini. Secara de facto kerajaan ini di bawah naungan kekuasaan Belanda pada 1787.

Tepat 21 Januari 1960, kekuasaan Kutai Kartanegara berakhir. Akan tetapi pada 1999 Kutai Kartanegara berdiri kembali bareng Bupati Kutai Kartanegara, Syaukani Hasan Rais.

Kutai Kartanegara pula menyisihkan peninggalan selaku situs bersejarah, di antaranya ialah kompleks makam Sultan Kutai Kartanegara, Mahkota emas Sultan Kutai, Pedang Sultan Kutai, & Kalung Ciwa.

Baca Juga: Kerajaan Kalingga

Kerajaan Bone (1330-1823 M)

10 Patung Arung Palakka Bone
Patung Arung Palakka Bone
@mapio.net

Kerajaan Islam di Indonesia kepingan tengah tak lepas diwarnai oleh Kerajaan Bone. Kerajaan yg diresmikan oleh Manurunge ri Matajang pada 1330 M ini terletak di Sulawesi Selatan.

Masa kejayaan Kerajaan Bone diraih pada pertengahan era ke-17, yakni pada masa pemerintahan Sultan Arung Palakka. Arung Palakka sukses memperlihatkan kemakmuran & kemakmuran rakyatnya.

Kesultanan Bone mengalami kemunduran setelah Sultan Ismail Muhtaddin wafat pada 1823 M. Kemudian pemerintahan dipimpin oleh Arung Datu (1823-1835 M). 

Arung Datu merubah Perjanjian Bongaya & memicu kemarahan Belanda, kemudian Belanda menyerang Kerajaan Bone, sementara Arung Datu iasingkan. Kerajaan Bone pun mesti berakhir.

Meski pernah menjadi penguasa utama di Sulawesi Selatan, tetapi risikonya Bone berada di bawah kendali Belanda pada 1905.

Kerajaan Bone menyisihkan jejak peninggalan berbentukMuseum Lapawawoi, Makam raja-raja Bone, Bola Soba, Patung Arung Palakka Bone.

Kerajaan Malaka (1414-1511 M)

11 Kesultanan Malaka
Istana Kesultanan Malaka
@kompas.com

Kerajaan Malaka merupakan kelanjutan dr kerajaan Melayu di Singapura. Malaka mengalami pemindahan ibukota ke Melaka karena desakan & serangan Majapahit & Siam (Thailand.

Malaka diresmikan oleh Parameswara pada era ke-15, yg terletak di dekat Selat Malaka. Parameswara merupakan pangeran Hindu keturunan Palembang.

Malaka mengalami masa keemasan pada saat pemerintahan Sultan Mansur Syah (1459-1477 M). Pada ketika ini kekuasaan Malaka meluas hingga meraih Pahang, Kedah, Trengganu, & beberapa daerah di Sumatera.

Tepat di tahun 1511 M, Kesultanan Malaka jatuh ke tangan Portugis, yg kala itu Malaka dipimpin oleh Sultan Mahmud Syah. Dengan demikian, kemudian jalur & tugas jual beli Malaka iambil alih Kerajaan Aceh.

Bukti peninggalan Kerajaan Malaka berupa masjid Agung Deli, masjid Johor Baru, masjid aformosa, & mata duit.

Kerajaan Selaparang (Abad ke-16)

12 Makam Selaparang
Makam Selaparang Lombok
@wisatadilombok.com

Kerajaan Selaparang merupakan salah satu kerajaan Islam yg berlokasi di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Sayyid Zulqarnain atau Syaikh Abdurrahman merupakan pendiri kerajaan ini.

Selaparang merupakan kerajaan yg populer handal di darat & maritim. Hal ini kian didukung dgn pemindahan wilayah di Lombok Timur.

Pada masa pemerintahan Prabu Rangkesari, Selaparang mengalami masa keemasan dgn menjadi sentra kerajaan Islam di Lombok & memegang hegemoni seluruh wilayah Lombok.

Pada tahun 1672, Kerajaan Karang Asem menaklukkan Selaparang dgn derma Arya Banjar Getas, & kesannya Karang Asem berhasil menguasai Lombok.

Bukti peninggalan Kerajaan Lombok iantaranya yaitu masjid Pusaka Selaparang & Makam Raja Selaparang.

Kerajaan Banjar (1520-1860 M)

13 Masjid
Masjid Sultan Suriansyah
@kompasiana.com

Kerajaan Banjar atau pula diketahui dgn istilah Kesultanan Banjar merupakan kerajaan Islam di Kalimantan. Kerajaan ini didirikan oleh Raden Samudera alias Sultan Suriansyah pada tahun 1520.

Selama Banjar berdiri, kesultanan ini mengalami pemindahan ibu kota beberapa kali, hingga terakhir di Kayu Tangi (sekarang Martapura), Kalimantan Selatan.

Sultan Mustain Billah merupakan sultan yg sukses membawa Banjar menjadi bandar perdagangan besar dgn komoditas khususnya berbentuklada hitam, madu, roten, emas, intan, damar, & kulit binatang.

Selain itu, Banjar pula mengalami perluasan wilayah hingga ke Sambas, Lawai, Sukadana, Kotawaringin, Pembuang, Sampit, Mendawai, Kahayan Hilir, Kayan Hulu, Kuta, Pasir, Pulau Laut, Asam Asam, Kintap, & Swarangan.

Pada tahun 1860, Kesultanan Banjar dihapuskan & digantikan pemerintahan regent yg berkedudukan masing-masing di Martapura (Pangeran Jaya Pemenang) & di Amuntai (Raden Adipati Danu Raja). Adat istiadat sembah menyembah tetap berlaku hingga meninggalnya Pangeran Suria Winata.

Baca Juga: Kerajaan Banjar 

Kerajaan Banten (1552-1813 M)

Kerajaan Islam Banten
Masjid Agung Banten
@kompas.com

Kerajaan Banten ialah kerajaan Islam yg berada di Pulau Jawa, tepatnya di Tanah Sunda, Provinsi Banten. Dengan lokasinya yg strategis, sehingga Demak diuntungkan & menjadi penguasa jalur pelayaran & jual beli.

Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati merupakan pendiri Kerajaan Banten. Meskipun sebagai pendiri, ia tak pernah menjabat selaku raja. Justru raja pertama Banten adalah Sultan Maulana Hasanuddin yg merupakan anak dr Sunan Gunung Jati. Sultan Hasanuddin memimpin kekuasaan semenjak 1552-1570 M.

Masa kejayaan Banten berjalan selama pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1683 M). Ia sukses menguatkan politik & angkatan perang guna melawan pendudukan VOC di Indonesia.

Selain itu, kehidupan sosial penduduk Banten sangat menjunjung tinggi nilai-nilai Islam & toleransi. Sebab, pada saat itu banyak orang China, India, Arab, Melayu & Jawa hidup berdampingan di Banten.

Kerajaan Banten mengalami kemunduran sebab adanya mencerai-beraikan VOC. Dimana Sultan Haji, yg merupakan anak dr Sultan Ageng Tirtayasa berusaha merebut kekuasaan dr tangan ayahnya sendiri. Hingga pada 1809 Gubernur Jenderal Daendels meniadakan Kesultanan Banten.

Kesultanan Banten menyisakan bukti sejarah berbentukmasjid Agung Banten, masjid Kasunyatan, Benteng Keraton Surosowan, Masjid Pacinan, & Benteng Speelwijk.

Kerajaan Pajang (1526-1813 M)

15 Kerajaan Pajang
Kerajaan Pajang
@https://www.goodnewsfromindonesia.id/

Kerajaan Pajang merupakan Kerajaan yg diresmikan oleh Sultan Hadiwijaya atau lazimnya diketahui dgn Jaka Tingkir pada tahun 1568 M.

Sebelumnya kekuasaan Demak direbut dr kekuasaan Arya Penangsang, sehingga benda & pula pusaka Demak dipindahkan ke Pajang. Setelah insiden tersebut, Jaka Tingkir mendapatkan gelar Sultan Hadiwijaya yg pula merupakan raja pertama dr Kerajaan Pajang. 

Pada tahun 1554 Jaka Tingkir melaksanakan ekspansi ke Timur hingga Madiun, tepat di sebelah aliran sungai Bengawan Solo. Pada tahun 1577 Jaka Tingkir berhasil menduduki Blora & pula Kediri. Pada pemerintahan Sultan pertama, Pajang sudah mengalami puncak kejayaannya.

Sultan Hadiwijaya meninggal setelah melakukan pertempuran perang dgn Mataram pada 1582. Setelah sepeninggal Sultan Hadiwijaya, kemunduran Pajang terjadi.

Pajang yg kala itu dipimpin Pangeran Benawa, namun tak berlangsung lama. Sebab ia lebih memilih berbagi Islam. Kekuasaan Pajang berakhir & menjadi negeri bawahan Mataram.

Peninggalan & situs sejarah dr Kerajaan Pajang berupa Masjid & Pasar Laweyan, Makam Sultan Hadiwijaya, serta ada kompleks makam pejabat Pajang.

Kerajaan Deli (1632-sekarang M)

16 Deli
Istana Maimun
@Kompas.com

Kerajaan Deli merupakan kerajaan Islam yg berdiri di Tanah Deli, Sumatera Utara. Kerajaan ini diresmikan oleh Tuanku Panglima Gocah Pahlawan pada 1632 M. 

Mulanya, Deli merupakan serpihan dr Kerajaan Aceh. Pada era ke-19, Kesultanan Deli menjadi kerajaan independen. Sejak masa itu, Deli semakin berkembang pesat & makmur. Kekayaan Deli berbentukperkebunan tembakau.

Wilayah kekuasaan Kerajaan Deli meliputi Kota Medan, Langkat, Suka Piring, Buluh Cina, & beberapa negeri kecil di sekitar pesisir timur Pulau Sumatera.

Dan diketahui bahwa kesultanan Deli masih berdiri hingga kini, walaupun tak memiliki kekuatan politik sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Beberapa situs kerajaan Deli adalah Istana Maimun, Masjid Raya Al-Mashun Medan, Masjid Raya Al-Osmani, & taman Sri Deli.

Kerajaan Siak (1723-1945 M)

17 Siak
Istana Kesultanan Siak Sri Indrapura
@kompas.com

Kerajaan Siak atau Kesultanan Siak Sri Indrapura merupakan kerajaan Islam yg diresmikan oleh Raja Kecil yg bergelar Sultan Abdul Jalil Rahmat Shah pada tahun 1723.

Kerajaan ini berada di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, & sentra pemerintahannya di Buantan.

Pada masa pemerintahan Sultan Assayaidis Syarief Hasyim Abdul Jalil Syarifuddin (1889-1908), Siak mengalami masa kejayaannya di bidang perekonomian. Ia pula membangun Istana Siak selaku tanda puncak kejayaan.

Akan tetapi masa kejayaan Siak tak berlangsung lama, kerajaan ini mengalami kemunduran pada kurun ke-20 sebab adanya pemerintahan Kolonial Belanda.

Setelah Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, kesudahannya Sultan Kasim II atas nama Kerajaan Siak menyatakan diri bergabung dgn Republik Indonesia.

Sebagai bukti sejarah bahwa Siak pernah ada, terdapat beberapa situs peninggalan berbentukIstana Asserayah Hasyimiah atau Istana Siak, patung Sultan Syarif Hasyim, Masjid Raya Syahabuddin, Mahkota Kerajaan, & Meriam Buntung.


Penutup

Telah kita pelajari bersama betapa banyaknya kerajaan Islam di Nusantara. Begitu fantastis bukan? Indonesia dulu begitu handal, meski banyak berguguran tetapi Kerajaan Islam di Indonesia tetap mampu bangun kembali & membentuk kerajaan gres, begitu terus hingga Kemerdekaan Indonesia.

Semangat juang & kegigihan para leluhur kita terdahulu ini sangat pantas kita tiru. Dan tentunya jangan gampang puas dlm berguru, alasannya adalah masih banyak hal yg harus kita pelajari. Kira-kira pembahasan mempesona apa ya yg belum kita diskusikan? Yuk tulis di kolom komentar…


Kerajaan Islam di Indonesia
Sumber Refrensi:

@https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Nusantara_pada_era_kerajaan_Islam
@https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/03/133034079/daftar-nama-kerajaan-islam-di-indonesia
@https://news.detik.com/gosip/d-4728897/15-kerajaan-islam-di-indonesia-dan-peninggalannya
@https://www.gramedia.com/literasi/kerajaan-islam-di-indonesia-nusantara/#Kerajaan_Islam_Pertama_di_Indonesia

  Seorang Raja Israel Merendahkan Diri Ketika Menyambut Tabut Allah DanIa Menari Seperti Yang Biasa Dilakukan Oleh Para Budak Ketika MenyambutTuannya Raja Tersebut Adalah