16+ Peninggalan Kerajaan Kutai Dan Gambarnya (Prasasti, Arca, Pusaka)

Peninggalan Kerajaan Kutai – Kerajaan Kutai ialah kerajaan bercorak Hindu yang diresmikan sekitar tahun 350 Masehi. Letak Kerajaan Kutai ada di Muara Kaman, Kutai Kartenagra di provinsi Kalimantan Timur. Kerajaan ini sering diklaim sebagai Kerajaan Hindu-Budha tertua di Indonesia alasannya telah ada semenjak kala ke-4 Masehi.

Lokasi kerajaan ini ada di hulu sungai Mahakam di Muara Kaman. Pendiri Kerajaan Kutai adalah Raja Kudungga. Ada juga 2 raja Kutai yang paling diketahui adalah Asmawarman dan Mulawarman. Pada masa pemerintahan Mulawarman, Kerajaan Kutai meraih era kejayaannya.

Kerajaan Kutai runtuh sekitar tahun 1605, ketika diambil alih oleh Kesultanan Kutai Kartanegara yang bercorak Islam. Hal tersebut juga menandai runtuhnya kerajaan Hindu-Budha di Indonesia, yang lalu digantikan oleh kerajaan bercorak Islam.

Bukti keberadaan Kerajaan Kutai banyak ditemukan pada peninggalan-peninggalannya. Prasasti Yupa, yang berupa tujuh buah tugu kerikil, menjadi salah satu peninggalan Kutai yang paling penting dan populer. Selain itu ada banyak benda-benda pusaka lain yang jadi peninggalan kerajaan ini.

(baca juga nama Kerajaan Budha di Indonesia)

Peninggalan Kerajaan Kutai

Nah di bawah ini akan diterangkan mengenai situs sejarah peninggalan Kerajaan Kutai, baik berbentukprasasti, arca, candi, pusaka, dan benda-benda kuno lainnya.

Prasasti Yupa

peninggalan kerajaan kutai prasasti yupa

Salah satu peninggalan Kerajaan Kutai yang paling penting yaitu Prasasti Yupa. Terdapat 7 buah Prasasti Yupa yang masih mampu dilihat hingga kini. Tulisan pada prasasti Yupa menggunakan bahasa Sansakerta atau karakter Pallawa.

  Pengertian Dan Sejarah Permulaan Kemajuan Manajemen Selaku Disiplin Ilmu

Isi prasasti ini banyak membicarakan wacana kerajaan dan kejayaan di masa Maharaja Mulawarman. Selain itu juga dibahas perihal kehidupan politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan di kurun Kerajaan Kutai.

Arca Bulus

Arca bulus juga termasuk salah satu peninggalan Kerajaan Kutai. Arca bulus ini yang dibuat dari watu dan jumlahnya ada beberapa.

Arca Budha Perunggu

Peninggalan Kerajaan Kutai lainnya yakni arca Budha yang yang dibuat dari bahan perunggu. Hal ini menunjukan bahwa Kerajaan Kutai juga terpengaruh oleh corak agama Budha.

Kalung Ciwa

peninggalan kerajaan kutai kalung ciwa

Kalung Ciwa juga menjadi peninggalan Kerajaan Kutai. Kalung ini didapatkan pada kala pemerintahan Sultan Aji Muhammad Sulaiman pada tahun 1890. Penemuan kalung ini ditemukan masyarakat di sekitar Danau Lipan, Muara Kaman.

Kalung Uncal

Kalung Uncal merupakan sebuah kalung emas yang dihiasi liontin berelief dongeng Ramayana. Kalung ini dipakai selaku atribut Kerajaan Kutai Martadipura dan dikenakan oleh Sultan Kutai Kartanegara sesudah Kutai Martadipura berhasil ditaklukkan. Kalung ini diperkirakan berasal dari India (Unchele).

Pedang Sultan Kutai

Pedang Sultan Kutai ialah peninggalan Kerajaan Kutai berupa pedang yang yang dibuat dari emas dan dimiliki oleh sultan dari Kerajaan Kutai. Di bagian gagangnya terukir gambar harimau, sedangkan bab sarungnya dihiasi gambar buaya.

Meriam Kutai

Meriam Kutai ialah peninggalan dari Kerajaan Kutai sebagai senjata yang kuat untuk pertahanan. Terdapat 4 meriam dari Kutai yang masih ada hingga kini, yaitu Meriam Sapu Jagat, Meriam Gentar Bumi, Meriam Aji Entong, dan Meriam Sri Gunung.

Keris Bukit

peninggalan kerajaan kutai keris bukit

Keris Bukit ialah keris peninggalan Kerajaan Kutai yang digunakan oleh Permaisuri Aji Putri Karang Melenu, yang merupakan permaisuri raja Kerajaan Kutai yang pertama.

Tombak Majapahit

Tombak-tombak tua yang berasal dari Kerajaan Majapahit juga termasuk dalam peninggalan Kerajaan Kutai. Tombak-tombak ini telah ada di Muara Kaman semenjak zaman dulu. Hal ini juga jadi bukti bahwa Kerajaan Kutai memiliki kekerabatan baik dengan Kerajaan Majapahit.

Ketopong Sultan

Ketopong Sultan merupakan mahkota yang diperkenankan untuk sultan Kerajaan Kutai yang yang dibuat dari emas. Benda ini didapatkan pada tahun 1890 di daerah Muara Kaman. Kini ketopong sultan dapat ditemukan di Museum Nasional, Jakarta.

Singgasana Sultan

Singgasana atau tahta sultan ialah peninggalan Kutai yang masih terjaga sampai kini. Singgasana ini dipakai oleh Sultan Aji Muhammad Sulaiman. Selain singgasana, juga ada payung, umbul-umbul, dan peraduan pengantin Kutai Keraton.

Kura-Kura Emas

peninggalan kerajaan kutai kura-kura emas

Kura-kura emas merupakan peninggalan Kerajaan Kutai yang sangat unik, adalah benda berupa kura-kura yang berwarna emas. Benda ini didapatkan di kawasan Long Lalang, dekat Sungai Mahakam. Kura-kura emas ini dipakai selaku persembahan oleh pangeran dari kerajaan China terhadap Putri dari Kutai.

Tali Juwita

Tali Juwita yang dibuat dari benang sebanyak 21 helai, biasanya digunakan dalam upacara tradisi Bepelas, yang masih sehubungan dengan Festival Erau. Tali ini menyimbolkan 7 muara dan 3 anak sungai pada sungai Mahakam, adalah sungai Kelinjau, Belayan, dan Kedang Pahu.

Kelambu Kuning

Terdapat beberapa benda pusaka peninggalan Kutai yang diandalkan mempunyai kekuatan magis. Benda-benda ini antara lain yakni gong, arca, topeng, patung, keris, dan sebagainya, yang disimpan dalam kelambu kuning. Karena itulah, kelambu kuning ini termasuk salah satu peninggalan Kutai.

Gamelan Gajah Prawoto

Peninggalan Kutai juga meliputi seperangkat gamelan yang diperkirakan berasal dari pulau Jawa, tergolong Gamelan Gajah Prawoto. Hal ini menjadi bukti bahwa Kerajaan Kutai memang memiliki hubungan dekat dengan kerajaan-kerajaan dari pulau Jawa.

  Meganthropus Paleojavanicus Mempunyai Arti Insan Besar/Raksasa Yang Diperkirakan Insan Pertama Yang Hidup Di

Keramik Kuno Tiongkok

Ada sekitar ratusan keramik kuno dari Tiongkok (China) yang berasal dari berbagai Dinati Kekaisaran China tempo dulu. Keramik-keramik ini ditemukan tertimbun di Danau Lipan. Hal ini membuktikan relasi jual beli antara Kerajaan Kutai dan Kekaisaran China.

Nah itulah macam-macam peninggalan kerajaan Kutai, baik yang berupa prasasti, arca, senjata, pusaka, dan benda-benda yang lain. Semoga bisa menambah pengetahuan dan rujukan sejarah.