Bab paramasastra bahasa Jawa ini mencakup pembahasan wacana jenis ukara. Ada yg tahu apa itu paramasastra?
Paramasastra yakni ilmu yg mempelajari perihal huruf jawa (karakter), suku kata (wanda), kata (tembung), & kalimat (ukara).
Seperti yg saat ini akan di pelajari yaitu pembahasan mengenai ukara sambawa lan sananta, artinya ananda sedang belajar paramasastra.
Berikut pembahasan lengkapnya. Simak baik-baik ya.
Daftar Isi
Pengertian Ukara Sambawa
Kita mungkin pernah memiliki suatu harapan, sering kali harapan tersebut di sertai dgn permohonan.
Nah ukara sambawa ini berisi ihwal prospek, harapan & pula pengandaian.
Pengertian ukara sambawa yaitu ukara yg berisi perihal sesuatu yg di andai-andai, di harapkan & di harapkan.
Contohnya tatkala kita bangun kesiangan, maka akan timbul pengandaian seperti “seandainya gue bangkit pagi, maka tak akan telat ke sekolah”.
Jika di terjemahkan dlm bahasa jawa, kalimat tersebut berupa ukara sambawa.
Disebut sambawa alasannya kita menghendaki suatu insiden & mengandai-andai tentang insiden tersebut.
Ada beberapa kata yg menjadi ciri khas dr ukara sambawa. Berikut cirinya:
Ciri Ciri Ukara Sambawa
Berikut cirinya:
- Mengandung arti muga-muga (mudah-mudahan), saumpama (seandainya), senadyan (meskipun).
- Menggunakan tembung dgn imbuhan: a, dak-a, kok-a, dak-ana, kok-ana, lan di-ana.
- Biasanya di tandai dgn memakai tandha pakon (tandha seru (!))
- di ucapkan dgn datar.
Contoh Ukara Sambawa
Berikut makna dr ukara sambawa:
Pertentangan
Ukara sambawa yg memiliki arti kontradiksi yaitu senajan. Senajan artinya meskipun atau walaupun.
Contoh ukara:
Tembung ramea kang ketambahan panambang -a tegese yaiku senajan rame.
(Kata ramea yg ketambahan akhiran -a memiliki arti kalau saja ngaji)
Contoh lain :
- Bagusa wajahe, yen ora becik ya gawe opo. (Meskipun cantik/ganteng wajahnya kalau sifatnya kurang baik ya untuk apa)
- Diwenehana sandal apik ya ora tau dianggo. (Meskipun di beri sandal yg bagus, tetap saja tak pernah di pakai)
- Bagusa yen ora gellem kerja ya ra seneng saya. (Meskipun bagus kalau tidak ingin kerja ya gue tak suka)
- Budhala isuk gue tetep kepancal bis. (Meskipun berangkat pagi, gue tetap saja ketinggalan bus)
- Adusa piro wae yen ora nggo sabun ya awake ora resik awake. (Meskipun mandi hingga berapa saja jika tak memakai sabun ya badannya tak higienis)
- Tinangisana nganthi semaput, dheweke ora bakal urip. (Meskipun menangis sampai pinsang, ia tak akan hidup)
- Udana gue tetep ae sida lunga ing Bandung . (Meskipun hujan gue tetap saja pergi ke Bandung)
- Turua kawit isuk gue tetep ngantuk. (Meskipun tidur dr pagi gue tetap ngantuk)
- Diombènana obat panas ya ora mudun panase. (Meskipun minum obat penurun panas tetap saja ya tak turun panasnya)
Baca Juga : √ 173+ Contoh Ukara Tanduk lan Ukara Tanggap Lengkap
Harapan
Ukara yg berarti kesempatan umumnya memakai kata-kata muga-muga artinya semoga.
Contoh ukara:
Panambang -a ing tembung menanga tegese muga-muga menang podo karo ukara “muga-muga menang sing nganggo klambi kuning”.
(Akhiran -a pada kata “menanga“ artinya “muga-muga menang/ mudah-mudahan menang” sama dgn kalimat “Semoga menang yg memakai baju kuning“)
Contoh lain :
- Turaha sanguku mengko (Semoga uang sakuku nanti lebih)
- Panasa, seragamku ben ndang garing. (Semoga panas, seragamku supaya cepat kering)
- Muliha dateng simbah mengko entuk sangu (Semoga pulang dr rumah nenek menerima duit saku)
- Udana, tanduranku ben urip. (Semoga hujan, tanamanku supaya hidup)
- Sikilku ndang maria, supaya gue mampu dulin maneh. (Semoga kakiku cepat sembuh, semoga nanti gue bisa bermain lagi)
- Di gawakna semangka legi, kena kanggo tamba ngelak. (Semoga saja nanti di bawakan semangka manis, biar mengobati dahaga)
- Udana sing dêrês! (Semoga hujan deras)
- Budhala kerja isuk-isuk muga-muga oleh rejeki sing akeh! (Semoga dgn berangkat kerja pagi-pagi, mendapat rejeki yg banyak)
- Diparingana slamet anggone lunga supaya enggal ketemu dulur. (Semoga di berikan keamanan dlm perjalanan semoga nanti bertemu kerabat)
- Turua sing anteng supaya awake ora loro. (Semoga bisa tidur dgn tenang supaya badanku tak sakit lagi)
Baca Juga : √ 73+ Contoh Ukara Jejer Wasesa Lesan Keterangan lan Artine
Pengumpamaan
Ukara sambawa yg memiliki arti pengumpamaan umumnya menggunakan kata-kata umpama artinya seumpama.
Contoh ukara:
Tembung duwea kang ketambahan panambang -a tegese yaiku umpama duwe.
(Kata duwea yang ketambahan akhiran –a memiliki arti kalau saja punya.)
Tembung ngajia kang ketambahan panambang -a tegese yaiku umpama ngaji.
(Kata ngajia yang ketambahan akhiran –a memiliki arti kalau saja ngaji)
Contoh ukara sambawa tegese umpama yg lain:
- Duwea sangu gue wingi tekan Yogyakarta. (Seumpama gue punya uang saku, kemarin sudah niscaya sampai Yogyakarta)
- Budhala esuk gue mau ora kepancal sepur. (Seumpama gue berangkatnya pagi, mungkin tak akan ketinggalan kereta)
- Dikancanana gue mau sida budhal saiki. (Seumpama di temani, gue jadi berangkat kini).
- Budhala dhisik, gue ora sida ketinggalan angkot. (Seumpama berangkat lebih dulu, gue tak hingga ketinggalan angkot)
- Udana deres, gue malah ora sida lunga. (Seumpama deras, gue malah tak mampu pergi)
- Turua kawit isuk, gue ora kudanan nganti lara. (Kalau saja gue tidur dr pagi, telah pasti tak akan kehujanan hingga sakit)
- Sarapana wektu esuk, gue ya ora ngelu pas olahraga. (Kalau saja tadi pagi sarapan, gue tak akan sakit kepala waktu olahraga )
- Akonana luputmu, kowe mau ora nganti didukani. (Kalau saja mau mengakui salah, ananda ya tak akan di marahi).
Pengertian Ukara Sananta
Pernahkah ananda mengucapkan harapan yg belum terjadi? Suatu keinginan yg belum terjadi & sudah di utarakan ini teladan ukara sananta.
Mungkin ananda pernah menggunakan kalimat ini, atau bahkan sering menggunakan dengan-cara tak sadar.
Ukara sananta adalah kalimat yg menerangkan keinginan yg baru saja di niatkan, artinya belum di kerjakan & belum terjadi. Hanya dlm bentuk keinginan atau harapan.
Baca Juga : Contoh Ukara Lamba & Ukara Camboran
Contoh Ukara Sananta
Jika mendapat soal “Gawea tuladha ukara sananta 5 wae“, maka ananda mampu menggunakan teladan ukara sanantha berikut ini.
Berikut tuladhanya:
- Sesuk sore gue arep menyang bioskop dellok film. (Besok sore gue akan ke bioskop untuk menonton film.)
- Dino senin isuk Bu lek arep nggawe nogosari nggo arisan RT (Hari senin pagi Bu lek akan menciptakan kudapan manis nogosari untuk program arisan RT)
- Tak dolan menyang daleme simbah,menawa disangoni. (Aku akan mampir ke rumah nenek, mungkin saja di kasih uang saku).
- Mengko rambutan iki bakale abang, di unduh gawa nek pasar di regani larang. (Nanti rambutan ini akan berwarna merah, di panen bawa ke pasar pasti di hargai mahal).
- Aku kudu njogo pola mangan yen pingin sehat terus(Aku harus mempertahankan pola makan jika ingin sehat terus).
- Kudune gue pas hari satria gawe klambi Dokter timbang podo karo Rina gawe klambi Guru.(Seharusnya gue di hari pahlawan menggunakan baju Dokter daripada bajunya sama dgn Rina yg menggunakan baju Guru).
- Tinimbang ndomblong, tak gawe cemilan, ah! (Daripada membisu, gue mau menciptakan kudapan, ah!).
- Bulan ngarep Tono melu ning Suroboyo. (Bulan depan gue ikut ke Surabaya).
- Dhuwit iki arep tak celengi kanggo riyayan wae. (Uang ini akan gue tabung untuk peringatan hari raya saja).
- Aku mengko arep di ajak mbk Anis nonton film ning Bioskop (Aku nanti akan di ajak mbk Anis nonton film di Bioskop).
- Sesuk sore Diana jaluk wuruki PR basa Jawa (Besok siang Diana meminta ajari PR bahasa Jawa).
- Bu Anis arep umbah-umbah, Lina ngajak cerito wae. (Bu Anis akan mencuci baju, Lina mengajak kisah terus).
- Peh lemari kaya rusuh ngene, sesuk tak resiki wae. (Lemari sepertinya kotor, besok mau gue bersihkan).
- Mbesuk gue ora arep liwat dalan iku maneh mergo dalanane peteng. (Nanti gue tidak ingin lewat jalan itu lagi alasannya adalah jalannya gelap).
- Aku tak sregep sinau ning omah, seminggu maneh ono UAS (Aku akan bersungguh-sungguh belajar di rumah, sepekan lagi ada UAS).
- Mengko bengi gue malem mingguan karo Dina. (Nanti malam gue malam mingguan dgn Dina).
- Gegayuhanku iku dhukur, urip hening, akeh dhuwite lan seneng saben dino. (Ambisiku cukup tinggi, hidup hening, banyak duit & senang setiap hari).
- Karepku ya budhal nang kumpulan RT, tapi anakku kok nangis wae jaluk melu. (Aku akan berangkan kumpulan RT, tapi anakku kok menangis terus minta ikut kumpulan).
- Aku arep menyang Aceh mbesuk Juli. (Aku akan ke Aceh besok Juli).
- Kepinginanku mben mampu ngajar sekolah ing pedalaman. (Keinginanku nanti mampu mengajar sekolah di pedalaman).
- Doni bakal adus yen mengko kringeten wae. (Doni akan mandi kalau berkeringat).
- Engko bengi siapno wae bukune, tinimbang ora di gowo maneh. (nanti malam siapkan saja bukunya, ketimbang tak di bawa lagi).
- Tinimbang ngakon wong masak rendang, arep tak masak dewe ben rasane pas. (Daripada menyuruh orang masak rendang, akan gue masak sendiri supaya rasanya pas).
- Aja ngajak dulin wae nak, ibu arep masak nggo yasinan. (Jangan ngajak main terus nak, ibu mau masak untuk acara yasinan).
- Mengko kayane udan, pitike tak lebokne sangkar wae. (Nanti kayanya hujan, ayamnya tak masukkan sangkar saja).
Kesimpulan
Sananta & sambawa sama-sama berisi sesuatu yg belum tercukupi. Yang membedakan keduanya ialah sambawa di dahului dgn kata senadyan, muga-muga lan saumpama.
Dua ukara bahasa jawa tersebut sering di ucapkan dlm kehidupan sehari-hari. Maka akan lebih gampang untuk mencari pola ukara tersebut yg lain dr teladan-pola di atas.
Demikian artikel ini, gampang-mudahan berguna.