Puisi Tentang Lingkungan – Banyak macam jenis puisi salah satunya puisi lingkungan hidup yg merupakan puisi yg berisi syair mengenai keadaan lingkungan yg ada di sekeliling kita.
Dalam puisi lingkungan mengajarkan untuk lebih mencintai lingkungan, pula berisi sindiran-sindiran pada pihak-pihak yg sering mengabaikannya. Di bawah ini akan disuguhkan beberapa contoh puisi yg berisi wacana lingkungan
Daftar Isi
Puisi Lingkungan Hidup
Kondisi lingkungan hidup di sekeliling kita memang tak jarang mampu menjadi ilham suatu karya. Tak terkecuali puisi. Berikut yakni beberapa pola-teladan puisi ihwal lingkungan hidup yg bisa dijadikan referensi.
Sajak Pohon
Engkau selalu memberi
Tak perduli siapapun yg berteduh dibawah daun-daun rimbunmu
Tak peduli siapapun yg memetik buah-buahanmu yg elok
Tak peduli siapapun yg bersandar di batang-batangmu yg kokoh
Entah itu si miskin, si kaya, si jahat atau si baik hati
Tegak kamu berdiri senantiasa menaungi
Kau bagai pasak-pasak yg menjulang tinggi, kau tiada menyebar benci
Walau banyak yg mencabut paksa akar-akarmu, walau banyak yg memangkas dahan-dahanmu, walau banyak yg merampas daerah tinggalmu
Kau tetap berbaik hati
Menyimpankan air-air kami sehingga kami masih bisa minum
Menjernihkan udara kami sehingga kami masih bisa bernafas
Menjadi rumah-rumah yg teduh selaku tempat kami berlindung
Kau bagai permadani hijau di puncak bukit, kau senantiasa menari menyambut angin
Kau yakni kado dr Ilahi yg tak bisa diganti
Air
Belajarlah dr air, yg tanpanya tak kan ada yg bertahan
Belajarlah dr air, yg kedatangannya selalu dinantikan di ekspresi dominan kemarau
Belajarlah dr air, yg menyimpan hal berguna dlm ketenangan
Belajarlah dr air, yg menghantarkan peradaban
Belajarlah dr air, yg menyegarkan dlm kehausan
Belajarlah dr air, yg bisa mengalahkan kerasnya batu dlm ketekunan
Belajarlah dr air, yg memunculkan kemarahan dikala sudah sungguh-sungguh keterlaluan
Belajarlah dr air, yg menyusuri hutan, mengaliri lembah, melintasi gurun & terjatuh dr tebing tetapi tetap berani menjejak setiap jengkal kehidupan.
Sawah
Kau bangun di awal hari, sebelum timbul mentari pagi, sebelum kokok ayam jantan pertama berbunyi
Kau menyiapkan semuanya, untuk pekerjaanmu pagi ini
Cangkul di asisten, rantang nasi di kiri
Kau pergi menemui dewi sri
Ia menari-nari menyambut belaian angin
Kau terpukau oleh hamparan permadani, hijau berseri-seri
Lalu kamu berbisik sendiri, ‘elok nian kau dewi’
Tanpa sadar petak-petakmu menyusut, hamparan sawahmu mulai menghilang
Berganti gedung gilang-gemilang
Kau berang, orang-orang berang, semua menjadi berang
Impianmu ikut melayang
Mentari
Mentari, kau yakni bola panas yg berpijar
Mentari, kau menghangatkan bumi yg dingin, kau menghangatkan kehidupan
Kau datang saban hari tak perduli mereka siap atau tidak, Kemunculanmu ialah suatu ketetapan
Kadang, sengatanmu tak tertahankan, membuat bumi kering kerontang
Mentari, kamu dicari & dihindari
Kau menyoroti siang, kemudian tenggelam dlm malam
Fajar & senja ialah nama indahmu yg lain, kesukaan banyak orang
Mentari, tanpamu bumi gelap, tanpamu tak kan ada kehidupan
Angin
Siapa yg tak mengenal angin?
Ratusan puisi dibentuk untuknya, ribuan salam dititipkan padanya
Dia menempati semua ruang bumi, ia menyapa semuanya
Dia membuat daun-daun melambai, ia menciptakan ilalang menari
Dia suka memainkan anak rambut kami
Dia selalu ada, ia selalu mengawaltak perduli apapun yg terjadi
Angin tak terlihat, tapi bisa dicicipi, angin senantiasa bergerak tak ada jenuh-jenuh
Angin timur menenteng kabar, angin barat si pembawa hujan akan segera datang
Angin meniup lembah, angin berbisik pada gurun, angin menjelajah segala penjuru
Angin menerbangkan mimpi-mimpi, angina menenteng doa-doa, angina membawa cita-cita
Angin membelai, angin tak mau terikat, ia bebas & lepas
Bumi Pertiwi
Disini gue berdiri, di atas bumi pertiwi
Tongkat kayu bersemi, padi menghampar disana-sini
Air mengalir beriak-riak, udara lembut membelai-belai
Semua makmur & tenang, pergi semua sepi, pergi semua benci
Tak ada lagi sedih hati, tak ada lagi yg menjerit ngeri, tak ada lagi gundah menghantui
Seketika menjelang pagi, serbuan kenyataan datang menghampiri, lalu ku tertawakan diri ini, ah gue terbuai mimpi-mimpi
Bumi pertiwi, Ia permadani hijau berseri-seri, namun koyak disana-sini, batinku terluka lagi
Baca Juga: Puisi Pendek
Puisi Keindahan Lingkungan
Pada saat kita menyaksikan keindahan lingkungan, tentunya mampu menjadi pandangan baru untuk menulis puisi. Berikut yaitu acuan dr puisi wacana lingkungan & keindahan yg menyertainya :
Padang Ilalang
Sangat jauh kakiku melangkah tak pasti arah
Meninggalkan jejak-jejak di tanah yg tersapu angin alasannya merekah
Ku langkahkan kakiku lebih singkat, nun disana kulemparkan persepsi, yah kawasan yg indah
Padang rumput tinggi nan luas bergoyang-goyang lemah
Kuhampiri tempat itu walau kulitku tergesek daun-daunnya hingga memerah
Aku berjengit pasrah, tak akan menyerah
Terus kusibakkan hingga hingga pada pohon kecil ditengah-tengah
Aku menengadah menghadap yang kuasa dgn serah
Hutan
Tersebutlah kerajaan hutan, pohon-pohon gagah berbarisan
Taman bunga indah menawan, hunian para peri yg rupawan
Sang raja sangat dermawan, rakyatnya hidup berkecukupan
Suatu hari datang penjelajah hutan, ia tersesat dr rombongan, parasnya nampak kelelahan
Rotan renta tak tega sang penjelajah kehausan, merelakan dahannya ditebas belati tajam demi menerima air minuman
Rotan menghantarnya sampai di muka kerajaan
Kepada sang penjelajah hutan sang raja berpesan supaya jangan mengambil intan berlian
Namun sang penjelajah berkhianat, ia menceritakan pada mitra-mitra perihal kerajaan hutan
Mereka mengejar-ngejar hewan-binatang, membabat rotan & mitra-mitra
Bahu membahu mengeruk lahan, tetapi intan tak jua didapatkan
Para peri pergi meninggalkan hutan
Kepada sang penjelajah raja mengungkapkan kekecewaan, tak ada intan terlebih berlian
Intan & berlian yakni hutan, yg sudah dimusnahkan
Laut
Biru hamparannya, segala tempat terlihat sama sejauh pandangan mata
Di dalamnya tersimpan berjuta-juta cerita, ikan-ikan & permata
Perjumpaan & perpisahan tiada jeda setiap waktunya
Perahu & sampan melaju di atasnya
Laut menghubungkan penjuru dunia
Tempat perebutan harta & nyawa
Tempat mengalirnya doa-doa
Laut segala muara
Baca Juga: Puisi Perpisahan Sekolah
Bunga
Taman bunga berwarna warni, segar nan elok dipandang mata
Kupu-kupu & kumbang menari-nari mengelilingi kelopaknya
Mawar merah penuh cinta menyala-nyala
Pink tersipu-sipu romansa masa muda
Si putih suci tak bernoda
Bunga kuning untuk sahabat tersayang
Orange yg penuh semangat & ceria
Biru dgn ketenangannya
Hijau yg menyejukkan jiwa
Ungu tak kalah menawan
Malam
Apabila malam telah menjelang, lepaskan penat yg mendera
Apabila gelap sudah merayap, sang bintang akan memunculkan sinarnya
Apabila keriuhan berubah sepi, purnama menjadi obatnya
Apabila matahari telah tenggelam, jangan lupa memanjatkan doa
Apabila malam terasa panjang, jangan terlena olehnya
Pagi
Sejuk udara di pagi hari, burung-burung berkeciap nyaring
Riuh kokok ayam jantan bersahut-sahutan, menandakan pagi telah menjelang
Sang mentari mulai mengintip malu-aib dibalik punggung bukit
Bumi terasa hidup, dgn semangat meletup
Ibu-ibu memasak, para ayah mencari nafkah, belum dewasa menimba ilmu, perjaka mencari kerja
Setiap pagi senantiasa gres, setiap pagi senantiasa seru
Baca Juga: Puisi Alam
Puisi Kerusakan Lingkungan
Akhir-final ini sering kita peroleh kondisi lingkungan yg rusak. Untuk mengekspresikan betapa menyedihkannya lingkungan yg rusak mampu dgn menulis puisi. Berikut adalah beberapa teladan puisi wacana lingkungan yg rusak yg bisa dijadikan referensi.
Kekeringan
Kemarau menjelang, bumi kering kerontang
Aliran air menguap hilang
Matahari jelas-benderang, tak ada awan bergelantungan
Tanaman mati, pohon kering berdiri nyalang
Akibat banyak hutan ditebang
Banjir
Dulu ia teman dekat, dulu ia sumber kehidupan
Dulu ia tenang & sejuk, dahulu ia tenang menawan
Dulu ia jernih, dulu ia menyegarkan
Kini ia marah besar, mempesona semuanya untuk dihanyutkan
Kini ia kecewa, melepaskan segala kekesalan tak terperikan
Kini ia tidak suka, sebab ulah tangan-tangan
Tanah Longsor
Suara gemuruh menderu-deru
Ku pikir itu kendaraan yg berlalu
Namun orang-orang mulai berteriak pilu
Kulihat tanah melaju, menuruni bukit-bukit biru
Ia menerjang apapun, menguruk seluruhnya seakan tidak mau tahu
Ia menimbun seluruhnya, menjadi cuilan debu
Bencana Alam
Bencana sering datang menghampiri, di bumi ibu pertiwi
Gempa tsunami tak henti henti, tetapi kamu tetap mesti berani
Harta bendamu hilang, sobat-temanmu pergi, keluargamu lenyap
Kau mencoba tetap tegar di segala gempuran, kau tetap berdiri meski terluka
Kau mempercayai takdir yg Kuasa atas segala-galanya
Kau berupaya sekuat tenaga, biar hidupmu tetap berjalan sebaiknya
Memang semua hilang, memang semua pergi, memang semua lenyap, tetapi semangatmu tak akan sirna
Tsunami
Lautku yg tenang saat itu juga bergolak
Lautku yg erat sedang mengamuk
Lautku yg memberikan ikan mengambil milikku berarak-arak
Lautku yg biru menjadi buruk
Lautku tenanglah jangan merajuk
Demikianlah beberapa kumpulan puisi tentang lingkungan, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua. Dengan cara menulis puisi perihal lingkungan kita mampu menumbuhkan kesadaran orang-orang untuk menjaga & menyayangi lingkungan di sekitarnya.