15+ Pantun Perpisahan Sekolah, Rekan Kerja Sungguh Murung

Pantun Perpisahan – Berpisah menjadi hal yg sangat jelek bagi sebagian orang. Terpisah oleh jarak yg jauh menyebabkan hati terbebani oleh rasa rindu yg teramat tinggi.

Menciptakan atau sekedar membaca mengenai pantun rindu dapat sedikit menawarkan. Karena dgn begitu kita mengenali bahwa perasaan menderita tersebut tak cuma menimpa diri kita saja.

Namun di sini kita tak akan membahas mengenai pantun rindu, akan tetapi pantun perpisahan. Berikut beberapa contoh pantun perpisahan :


Pantun Perpisahan Bagi Pasangan

Pantun Perpisahan Bagi Pasangan

Kedekatan pasangan terjalin dgn komunikasi yg intens serta waktu pertemuan yg sering. Namun perbedaan besar akan sungguh terasa bila salah satu dr mereka harus pergi.

Waktu yg tak bisa dinikmati bareng lagi. Serta wajah yg tak bisa saling memandang, menghadirkan seribu kesakitan dlm satu waktu. Berikut pantun perpisahan bagi pasangan yg akan menyayat hati.

Baca Juga: Pantun Nasehat


Yakinkan Hatimu Kasih

Indah dipandang bagus paras seorang putri

Elok wajah, bibir merekah semerah stowbery

Berjabat tangan kita berdua mematri kesepakatan

Ingat kataku, Aku pergi pasti kembali

 

Mulia hati gemar memberi watak seorang ratu

Anggun perkasa, bagaikan tegak gunung merbabu

Meski jauh jarak antara kau & aku

Satu kata yg memastikan kita sama yakni rindu

 

Menari indah semua rakyat berpesta pora di hari sabtu

Mereka tertawa lepas indah dipandang pakaian gres

Jangan lagi kau panik, Semesta raya memihak kepadaku

Waktu menertibkan dgn rinci semoga kita bisa bertemu


Tak Perlu lebih Banyak Waktu

Duduk terdiam meratap termenung sendiri

Gelap malam tak akan membuat takut lagi

Cukup sudah cerita yg telah terjadi

Mengenang cuma menyisakan sesal tiada arti

 

Bintang cerah menyinari konsentrasi padang duri

  40+ Contoh Pantun Kiasan dan Maknanya Penuh Inspirasi

Mendekat jangan kau akan langsung terluka

Anggap saja gue & kamu  hanyalah mimpi

Cinta kekal tak memihak pada hati kita

 

Tajam duri memberi perih menyayat rasa

Tergugah sadar kembali dlm alam konkret

Berbeda tabiat bukan argumentasi utama

Cinta kita tak mampu bertahan lebih lama


Ketuk Palu Di Meja Hakim

Menarik mata menonjol merah buah ceri

Tumbuh di kebun sendiri tak lagi sukar dicari

Seakan waktu kita tak lagi memiliki arti

Tawa yg pernah terbagi telah menjadi benci

 

Rukun bareng banyak kembang-kembang berwarna

Menyejukkan yg melihat meski dr ratusan meter disana

Cinta berkembang dlm kisaran waktu yg lama

Cinta habis terbakar cuma sebab hijau rumput tetangga

 

Pepohonan tegak bangkit ekspresi dominan berbuah

Segar alam mampu hadirkan keindahan pengusir rasa kantuk

Sudah rampung akhirkan saja sudah

Tak perlu sesal & air mata rayakan keputusan terbentuk


Hari Terakhir Perjumpaan

Pergi berlibur ke pantai memancing cumi

Pantai membeku tertutup oleh salju

Bertahun kita bagaikan sepasang sejoli

Taklukkan waktu menjinakkan rindu

 

Bergegas kita menuju bukit dengan-cara beramai-ramai

Derap langkah kaki diselingi oleh kerasnya tawa

Di bawah terik matahari kau mampu hadirkan topan

Panas terganti dgn banjir air mata saat itu juga

 

Langkah terhenti tampakpintu masuk ke hutan

Waspada selalu mengingat ancaman serangan harimau

Tak ku sadar kelulusan yaitu hari perpisahan

Cintaku kau tolak Kau bilang kita cuma sebatas rekan


Benci Menjadi Hal Abadi Di Kisah Cintaku

Pelangi yg tercipta sebentar tetapi indah

Gelap menyirnakan banyak hal termasuk bayang-bayang

Jangan kau pikir semua ini yaitu mudah

Terjebak dlm permainan yg kau ciptakan sayang

 

Langit cerah ijinkan burung bebas menari-nari

Nyanyian langit pun mengijinkan hujan ikut bernyanyi

Ketika kau tak lagi bisa tentukan kanan & kiri

Tegas kuputuskan lebih baik cinta kita secepatnya diakhiri

 

Terik matahari kerap kali tiba bertamu

Berbagi waktu perebutkan tahta langit biru

Pemborosan waktu gue tetap berada di sisimu

Cintaku berganti benci karena kebingunganmu

 

Kerajaan langit mempunyai serdadu pengawal berpengaruh

Berjaga mereka dr serangan ganas musuh hitamku

  100 Pola Pantun Cinta Kasih Sayang Orang Tua Dan Muda Mudi

Langkah salah mengikuti kau yg kesasar

Biarkan gue sendiri menentukan ruteku tanpa dirimu


Pantun Perpisahan Karena Kematian

Pantun Perpisahan Karena Kematian

Meskipun kita memang tau bahwa ajal merupakan suatu kepastian yg telah ditakdirkan. Kepergian yg tak akan memberi ruang untuk sekedar saling bersapa menjadi beban.

Jarak yg tak lagi dapat ditempuh dgn kendaraan apapun kecuali doa. Ditinggal pergi alasannya maut adalah hal menyakitkan. Pantun perpisahan alasannya adalah akhir hayat ini akan gambarkan bayangan menyeramkan sarat murung tersebut.


Batu Nisan Benteng Tak Tertembus

Mengikuti kontes maraton jangan lupa bersepatu

Peluh banjir menyisihkan noda di bersih sepatu

Tak lagi kau ijinkan ku cuci lemah kakimu

Berbalas akal betapa baiknya dahulu kau merawat saya

 

Pita putus tandakan akseptor favoritku

Tepuk tangan semarak sudah bisa pecahkan sunyi

Tubuh lemah itu sekarang terbujur kaku

Senyuman indah milikmu sudah kekal tersembunyi

 

Aroma berbaur kemenangan pula citra kekalahan

Air mata & tawa mengambil segi lapangan bergantian

Kepergian selalu sisakan rindu tiada tersalurkan

Membeku bareng waktu yg tak bisa dikembalikan


Terlahir Kembali Sebagai Bunga Duka

Rintik hujan jika percaya akan jadi samudra

Air tergenang mampu tenggelamkan dunia

Jika hidup berikan gue kesempatan kedua

Aku akan menentukan terlahir sebagai bunga murung

 

Sembunyikan ganas tenang rata di permukaan

Menyimpan kekayaan besar jutaan jenis ikan

Abadi temani saat terakhir kau di pembaringan

Harum besar lengan berkuasa menjajal hilangkan sisa tangisan

 

Pulau rindu memaksa tekat menyeberangi

Berenang bareng pindahan jutaan kura-kura

Bunga sedih dampingi kau di setiap prosesi

Terkenang erat bareng mengirim kau ke syurg


Kabur Kenangan Bersama Rintik Hujan

Menuju parade ratusan penari ciptakan tepuk tangan

Penonton berbondong berlari mendekat mereka

Gerimis memaksa gue melepaskan tanganmu hilang

Entah kenapa gue kau tinggal sendiri begitu saja

 

Alunan musik seolah mengendalikan gerakan luwes selendang

Terpesona oleh rasa kagum menuai banyak pujian

Laju pesat kendaraan itu sirnakan pula jiwamu melayang

Menembus langit naik terus menuju keabadian

 


Pantun Perpisahan Cinta Tak Direstui

Pantun Teka Teki Menarik

Menjalin kisah cinta tanpa restu orang bau tanah menjadi hal yg tidaklah gampang. Terjebak dlm kejadian ini menuntut kita harus mengambil opsi yg berat. Meninggalkan cinta demi alasan cinta pula.

Orang bau tanah menjadi lebih penting diatas semuanya meski patah hati tetap mesti  menghampiri. Berikut pantun perpisahan alasannya cinta yg tak direstui,


Menyembuhkan Patah Hati

Kecil bocah cepat ia pergi berlari

Menanjak jalan arah ia  menuju suatu gua

Baiknya memang cukup kita akhiri

Ikatan cinta demi cinta yg lebih mulia

 

Dalam tenang gunung tumbuhlah kayu sendiri

Iya kuat berdiri berpengaruh ia sebatang mahoni

Kepada hati kumohon kau mengampuni

Janji itu kutarik dgn rasa berat hati

 

Lama ku tunggu tak pernah kulihat buahnya

Nyaman gue berteduh berlindung kepadanya

Kepada orang renta gue sangat cinta

Kepadamu gampang-mudahan kau tak akan terluka

Baca Juga: Pantun Jenaka


Nyanyian Kebencian Mulai Melagu

Desa hijau dgn luasnya sawah-sawah

Subur benih berkembang ialah balasan doa

Tentang benci gue mohon maafkanlah

Rasa rindu yg akan datang pudarkan saja

 

Sejuk udara baik dr selatan atau utara

Beternak makmur hewan sehat semua

aku lihat kau pesona begitu sempurna

Bapakku merasa gue harus dipeluknya

 

Pantai terlihat lengkap dgn nyiur nyanyian pulau kelapa

Merdu hilangkan derita setiap jiwa jutaan luka & duka lara

Kurelakan kau menjadi ayah meski gue bukan jadi ibunya

Kisah yg harus gue akhiri dgn ikhlas meski luka itu ada

Baca Juga: Pantun Lucu


Kokoh Bagai Tembok Di China

Nyenyak bocah tertidur dibawah payudara mak-nya

Menatap wajah damai itu, Bebas sang ibu memanjatkan doa

Mengakhiri ini semua kurasa tepat untuk kita

Berhenti berpura-pura bahwa bahagia itu tanpa cela

 

Permohonan berkembang menjadi menjadi mantera

Berbisik mengkode pada alam semesta raya

Pemisah yg semakin lebar terbuka

Cinta kita berjalan tanpa restu orang tua

 

Keajaiban akan tercipta saat yakin

Langit mempertahankan kalimat mulia menembus dinding tabu

Akhir ini jadikanlah indah untuk kita

Memaafkan setiap ingatan membuka lembaran baru

 


Menyimak pantun-pantun perpisahan oleh berbagai aspek tersebut mendatangkan satu pesan kehidupan. Merenungkan makna tersebut menjadi bijak selaku bekal kita menjalani hidup.

Bahwa hidup acap kali berjalan sekehendak-Nya saja tanpa melibatkan kita dlm menyusun planning. Namun percayalah langit yg tetap biru akan selalu menenteng kebahagiaan meski mesti berderai air mata lebih dahulu.

Pantun Perpisahan