Kenali ciri-ciri & prinsip pembelajaran berdiferensiasi pendidikan anak usia dini dlm menyanggupi keperluan setiap akseptor didik sebab pembelajaran berdiferensiasi ialah proses berguru mengajar dimana akseptor didik mampu mempelajari materi pelajaran sesuai dgn kesanggupan, apa yg digemari, & kebutuhannya masing-masing sehingga mereka tak frustasi & merasa gagal dlm pengalaman belajarnya.
Daftar Isi
Pembelajaran Berdiferensiasi PAUD
Maksudnya ialah bagaimana guru mesti memahami & menyadari bahwa tak ada hanya satu cara, sistem, strategi yg dijalankan dlm mempelajari suatu bahan pelajaran. Dalam pembelajaran berdiferensiasi ada 3 faktor yg bisa dibedakan oleh guru supaya peserta didik-peserta didiknya mampu mengerti bahan pelajaran yg mereka pelajari, yakni aspek konten yg mau diajarkan, aspek proses atau kegiatan-aktivitas bermakna yg akan dijalankan oleh penerima didik di kelas, & aspek ketiga yakni asesmen berupa pembuatan produk yg dikerjakan di belahan final yg mampu mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.
7 Ciri-Ciri Pembelajaran Berdiferensiasi
Association for Supervision and Curriculum Development menyebut ada seditaknya tujuh karakteristik dasar yg menjadi ciri khas dr pembelajaran berdiferensiasi ini yakni :
Bersifat proaktif
Guru dengan-cara proaktif dr permulaan sudah mengantisipasi kelas yg akan diajarnya dgn menyiapkan pembelajaran untuk peserta didik yg berbeda-beda. Makara bukan menyesuaikan pembelajarannya dgn peserta didik selaku reaksi dr evaluasi tentang ketidakberhasilan pelajaran sebelumnya.
Menekankan kualitas dibandingkan dengan kuantitas
Dalam pembelajaran berdiferensiasi, kualitas dr peran lebih diubahsuaikan dgn keperluan akseptor didik. Makara bukan bermakna anak yg cendekia sesudah selesai melaksanakan tugasnya akan diberi lagi tugas komplemen yg sama, tetapi ia diberikan peran lain yg mampu menambah keterampilannya.
Berakar pada asesmen
Guru senantiasa mengases (melakukan asesmen) para peserta didik dgn berbagai cara untuk mengetahui kondisi mereka dlm setiap pembelajaran sehingga menurut hasil asesmen tersebut, guru dapat menyesuaikan pembelajarannya dgn kebutuhan mereka.
Menyediakan aneka macam pendekatan dlm konten, proses pembelajaran, produk yg dihasilkan, & pula lingkungan berguru.
Dalam pembelajaran berdiferensiasi ada 4 unsur yg mampu diadaptasi dgn tingkat kesiapan penerima didik dlm mempelajari materi, minat, & gaya belajar mereka. Ke empat unsur yg disesuaikan yakni konten (apa yg dipelajari), proses (bagaimana mempelajarinya), produk (apa yg dihasilkan sehabis mempelajarinya), & lingkungan berguru (iklim belajarnya)
Berorientasi pada akseptor didik
Tugas diberikan menurut tingkat pengetahuan permulaan penerima didik kepada materi yg akan diajarkan sehingga guru mendesain pembelajaran sesuai dgn level keperluan peserta didik. Guru lebih banyak menertibkan waktu, ruang, & acara yg akan dilakukan akseptor didik dibandingkan dengan menghidangkan keterangan pada peserta didik.
Merupakan adonan dr pembelajaran individu & klasikal
Guru memperlihatkan potensi pada penerima didik untuk kadang kala berguru bareng – sama dengan-cara klasikal & dapat pula belajar dengan-cara individu.
Bersifat hidup
Guru berkolaborasi dgn penerima didik terus menerus tergolong untuk menyusun tujuan kelas maupun individu dr para penerima didik. Guru memonitor bagaimana pelajaran mampu cocok dgn para penerima didik & bagaimana penyesuaiannya.
5 Prinsip Pembelajaran Berdiferensiasi
Dalam pembelajaran berdiferensiasi ada lima prinsip dasar yg harus dikenang oleh guru dlm penerapannya yaitu :
a. Lingkungan Belajar
Lingkungan berguru yg dimaksud mencakup lingkungan fisik sekolah & kelas dimana akseptor didik menghabiskan waktunya dlm belajar di sekolah. guru harus memperlihatkan respons pada peserta didik sesuai dgn kesiapan, minat, & profil mencar ilmu mereka supaya kebutuhan mereka dlm mencar ilmu terpenuhi.
b. Kurikulum yg bermutu
Di dlm kurikulum yg berkualitas pastinya harus mempunyai tujuan yg jelas sehingga guru dapat tahu apa yg akan dituju di akhir pembelajaran. Bagi para peserta didik yg memiliki kesanggupan lebih, guru mesti menantang mereka menjalankan tugas lain untuk menyebarkan keterampilan mereka. Sementara bagi para penerima didik yg memiliki kemampuan yg kurang. Guru mesti membantu mereka menjalankan peran-tugas mereka sehingga mereka mampu meraih tujuan pembelajaran yg diputuskan.
c. Asesmen berkesinambungan
Asesmen pertama yg dilaksanakan oleh guru adalah asesmen di awal pelajaran sebelum membicarakan suatu topik pelajaran. Fungsi dr asesmen awal yakni mengetahui hingga sejauh mana akseptor didik mengetahui bahan atau materi pelajaran yg akan dipelajari (pre-knowledge) & pula mengukur sejauhmana kesiapan/kedekatan penerima didik kepada tujuan pembelajaran.
d. Pengajaran yg responsif
Melalui asesmen formatif guru mampu mengenali apa kekurangan-kekurangannya dlm membimbing penerima didiknya untuk mengerti isi pelajaran. Setelah mengetahui hal-hal tersebut guru harus merespons & mengganti pengajarannya sesuai dgn kebutuhan para peserta didik yg ada di kelasnya. Oleh alasannya itu, guru mampu memodifikasi planning pembelajaran yg sudah dibuat dgn kondisi & situasi lapangan ketika itu sesuai dgn hasil dr asesmen yg dijalankan sebelumnya.
e. Kepemimpinan & Rutinitas di kelas
Guru yg baik adalah guru yg mampu mengelola kelasnya dgn baik. Kepemimpinan di sini diartikan bagaimana guru dapat memimpin peserta didiknya supaya mampu mengikuti pembelajaran dlm iklim pembelajaran & suasana yg kondusif, lewat janji kelas yg ditetapkan bersama.