10 Sunnah Puasa Ramadhan Beserta Dalilnya

Mengamalkan sunnah puasa akan menyempurnakan ibadah puasa Ramadhan sekaligus pula menambah pahalanya. Ini 10 sunnah puasa Ramadhan beserta dalilnya.

Puasa merupakan ibadah istimewa yg pahalanya tak terbatas. Semakin bermutu, semakin Allah cinta & semakin besar pula pahalanya.

Jika ibadah lain pahalanya 10 hingga 700 kali, puasa lebih dr itu. Allah sendiri yg akan menganggap puasa & memperlihatkan pahalanya hingga tak terbatas.

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ

Setiap amal anak Adam dilipatgandakan; satu kebaikan dibalas dgn sepuluh kebaikan yg serupa hingga tujuh ratus kali. Allah Azza wa Jalla berfirman, “Kecuali puasa, bahwasanya puasa itu untuk-Ku & Aku sendiri yg membalasnya…” (HR. Muslim, An-Nasai, Ad-Darimi, & Al-Baihaqi)

Maka, di antara hal yg perlu dijalankan ialah mengamalkan sunnah Ramadhan yg sudah Rasulullah ajarkan.  Di antaranya 10 sunnah puasa Ramadhan berikut ini:

1. Sahur & mengakhirkannya

Di antara sunnah puasa Ramadhan yg Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ajarkan yakni makan sahur. Dalam salah satu hadits dia bersabda:

تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً

Makan sahurlah kamu-sekalian karena makan sahur itu berkah. (HR. Bukhari & Muslim)

Sayyid Sabiq dlm Fiqih Sunnah menerangkan hal yg menyebabkan berkahnya sahur adalah alasannya adalah ia menguatkan orang yg berpuasa, menggiatkan, & memudahkannya.

Para shahabat yg merupakan generasi pecinta sunnah merupakan para pioner dlm mengamalkan sunnah ini. Amar bin Maimun berkata:

كَانَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ -صلى الله عليه وسلم- أَعْجَلَ النَّاسِ إِفْطَارًا وَأَبْطَأَهُمْ سُحُورًا

Para shahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang-orang yg paling segera berbukanya & paling terlambat bersahurnya. (HR. Baihaqi dgn sanad yg shahih)

Kapankah waktu yg disebut mengakhirkan sahur yg dikerjakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam & para shahabatnya? Zaid bin Tsabit menjawab itu dikala ditanya oleh Anas bin Malik.

عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ – رضى الله عنه – قَالَ تَسَحَّرْنَا مَعَ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ . قُلْتُ كَمْ كَانَ بَيْنَ الأَذَانِ وَالسَّحُورِ قَالَ قَدْرُ خَمْسِينَ آيَةً

Dari Zaid bin Tsabit berkata: “Kami makan sahur bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian melaksanakan shalat (Shubuh)”, maka saya (Anas) bertanya: “Berapa kira-kira jarak keduanya?” Zaid menjawab “Lima puluh ayat.” (HR. Bukhari)

Bagaimana doanya, bacaan apa yg paling utama di waktu sahur? Silakan baca Doa Sahur

2. Menyegerakan berbuka puasa

Sunnah puasa Ramadhan yg kedua yakni menyegerakan berbuka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ

Manusia tetap dlm kebaikan selagi menyegerakan berbuka. (Muttafaq ‘alaih)

Ketika matahari sudah terbenam dgn terang, maka disunnahkan untuk secepatnya berbuka. Sebaiknya berbuka adalah dgn buah kurma & bila tak ada, maka berbuka dgn minum air.

3. Memperbanyak doa

Salah satu sunnah puasa adalah memperbanyak doa. Mengapa? Karena doa orang yg berpuasa tak akan ditolak oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, baik saat tengah berpuasa maupun ketika berbuka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَا تُرَدُّ

Sesungguhnya doa orang yg puasa pada ketika berbuka tak tertolak. (HR. Ibnu Majah, Hakim, Thabrani, & Baihaqi)

ثَلَاثٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

Tiga orang yg tak tertolak doanya: Imam yg adil, orang yg puasa hingga berbuka, & orang yg dianiaya. (HR. Baihaqi; shahih)

Setiap kita niscaya mempunyai hajat pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tiap orang niscaya mempunyai dilema dlm hidup ini. Setiap insan pastinya mengalami problematikanya sendiri-sendiri. Maka, berdoalah pada Allah, kita mohon penyelesaian & jalan keluarnya. Dan yg lebih penting adalah kita berdoa pada Allah untuk akhirat kita. Takutlah jikalau kita cuma berdoa untuk kebaikan dunia, kita tak menemukan pecahan di alam baka.

فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الْآَخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ . وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Maka di antara manusia ada orang yg bendoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”, & tiadalah baginya bahagian (yang menggembirakan) di akhirat. Dan di antara mereka ada orang yg bendoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia & kebaikan di darul baka & peliharalah kami dr siksa neraka” (QS. Al-Baqarah: 200-201)

Untuk klarifikasi lebih lengkap perihal sistem & bacaan doa ini, silakan baca di postingan Doa Buka Puasa.

4. Menghindari pembatal pahala puasa

Puasa pada hakikatnya hanya menahan lapar & dahaga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang hakikat puasa:

لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرْبِ إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ

Puasa bukan cuma sekedar menahan makan & minum, bantu-membantu puasa itu menahan diri dr hal-hal yg sia-sia & keji. (HR. Hakim & ia menshahihkan sesuai syarat Muslim)

Karenanya di antara sunnah puasa adalah meninggalkan segala bentuk kemaksiatan. Misalnya perkataan kotor & mengumpat.

الصِّيَامُ جُنَّةٌ ، فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ ، وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّى صَائِمٌ

Puasa ialah perisai, maka barang siapa sedang berpuasa janganlah berkata keji & mengumpat, bila seseorang mencela atau mengajaknya berkelahi hendaklah ia menyampaikan: gue sedang berpuasa. (Muttafaq ’alaih)

Demikian pula berbohong, berdusta, sumpah artifisial, mencuri, korupsi, & segala hal yg Allah haramkan. Semuanya mesti dijauhi.

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Barangsiapa tak meninggalkan perkataan artifisial & pengamalannya, maka Allah tak mempunyai keperluan untuk meninggalkan makanan & minumannya (puasanya). (HR. Bukhari)

5. Shalat tarawih

Di antara sunnah dlm bulan Ramadhan adalah shalat tarawih; sebuah ibadah sunnah muakkadah yg tak bisa kita temui di bulan yg lain. Kesempatan yg langka ini hendaknya kita manfaatkan sebaik mungkin. Jangan biarkan diri kita kehilangan satu malam pun untuk shalat tarawih.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُرَغِّبُ فِى قِيَامِ رَمَضَانَ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَأْمُرَهُمْ فِيهِ بِعَزِيمَةٍ فَيَقُولُ « مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Dari Abu Hurairah, ia berkata, bergotong-royong Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam merekomendasikan shalat malam pada bulan Ramadhan tanpa mewajibkannya. Maka dia bersabda: “Barangsiapa yg shalat malam pada bulan Ramadhan alasannya dogma & mengharap perhitungan (pahala) akan diampuni dosa-dosanya yg telah lalu”. (HR. Muslim)

6. Shalat witir

Tak cuma shalat tarawih, sunnah pula di bulan Ramadhan menutup qiyam Ramadhan dgn shalat witir. Bahkan ini merupakan sunnah di seluruh bulan, tak hanya Ramadhan.

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ زَادَكُمْ صَلاَةً صَلُّوهَا فِيمَا بَيْنَ صَلاَةِ الْعِشَاءِ إِلَى صَلاَةِ الصُّبْحِ الْوَتْرُ الْوَتْرُ

Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menyertakan satu sholat pada kalian, maka lakukanlah sholat tersebut di antara sholat Isya & sholat Subuh, yakni sholat witir, sholat witir. (HR. Ahmad; shahih)

7. Tadarus Al-Qur’an

Sunnah lainnya pada bulan Ramadhan ialah tadarus Al-Qur’an. Kita perbanyak membaca Al-Qur’an, berupaya menghafalkannya, serta mentadabburinya. Lebih baik lagi jikalau mempelajari Al-Qur’an & tafsirnya.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَجْوَدَ النَّاسِ ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِى رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ ، وَكَانَ يَلْقَاهُ فِى كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ ، فَلَرَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

Dari Ibnu Abbas, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu orang yg paling senang memberi. Dan kedermawanannya memuncak pada bulan Ramadhan tatkala Jibril menemuinya & Jibril menemuinya setiap malam untuk tadarus Al-Qur’an. Sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lebih murah hati melaksanakan kebaikan dibandingkan dengan angin yg bertiup. (HR. Bukhari)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa melakukan tadarus bareng Jibril pada setiap Ramadhan. Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan dlm Fathul Bari, fayudaarisuhu (فيدارسه) dlm hadits ini artinya adalah menghafal Al-Qur’an.

Pada prakteknya, Rasulullah membaca Al-Qur’an (pastinya dgn menghafalnya) di hadapan Jibril & Jibril mendengarkanhafalan tersebut. Ini untuk menentukan bahwa tak ada satu aksara pun yg salah. Seluruh Al-Qur’an harus sama sebagaimana adanya di lauhul mahfudz. Tidak boleh ada perbedaan sedikitpun.

Menurut Ibnu Hajar Al-Asqalani, hadits ini pula menjadi bukti bahwa Al-Qur’an diturunkan pertama kali pada bulan Ramadhan. Lalu setiap Ramadhan dicek, bahkan pada Ramadhan terakhir sebelum Rasulullah wafat, pengecekan (tadarus) ini berjalan dua kali.

Dari hadits ini sebagian ulama mengatakan bahwa sunnah membaca Al-Qur’an minimal sekali khatam pada bulan Ramadhan. Kalau mampu dua kali khatam. Jika mampu lebih banyak lagi, tentu lebih baik.

8. Memperbanyak infaq

Sebagaimana hadits di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yakni orang yg paling gemar memberi. Dan kedermawanannya memuncak pada bulan Ramadhan. Beliau lebih hemat biaya hati melakukan kebaikan daripada angin yg berhembus.

Kata juud (جُوْد) artinya yaitu memberi sesuatu pada yg berhak mendapatkannya. Ia lebih lazim ketimbang sedekah. Sifat ini yaitu sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala yg ia sukai kalau insan pula memilikinya.

إِنَّ اللَّهَ جَوَادٌ يُحِبُّ الْجُودَ

Sesungguhnya Allah Maha Pemurah, ia mencintai orang yg bermurah hati. (HR. Tirmidzi; shahih)

Sebaik-baik insan yg dicintai oleh Allah yaitu Rasulullah. Dan dia manusia terbaik pemilik sifat ini. Maka banyak kita peroleh riwayat yg menjelaskan sifat murah hati beliau. Misalnya dlm riwayat Anas bin Malik:

أنا أجود ولد آدم وأجودهم بعدي رجل علم علما فنشر علمه ورجل جاد بنفسه في سبيل الله

Saya yaitu keturunan anak Adam yg paling bermurah hati & orang yg paling bermurah hati setelahku yaitu orang yg mempunyai ilmu & menyebarkan ilmunya serta orang yg menyerahkan dirinya untuk berjuang di jalan Allah.

Maka kita upayakan untuk infak saban hari di bulan Ramadhan. Jika kita sudah melakukan antisipasi maliyah & mempunyai kelapangan rezeki, sungguh sungguh tepat kita kita memperbanyak sedekah & menolong orang-orang yg membutuhkan.

Di antara sedekah khusus di bulan Ramadhan yg pahalanya luar biasa yaitu menawarkan ifthar (buka puasa), utamanya pada kaum dhuafa.

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

Barangsiapa memberi makan orang yg berpuasa, maka baginya pahala mirip orang yg berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yg berpuasa itu sedikit pun juga. (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah & Ahmad; shahih)

9. Memperbanyak amal shalih

Banyak ulama memaknai hadits di atas dlm maknanya yg luas. Bahwa sunnah puasa Ramadhan bukan cuma memperbanyak sedekan & tadarus Al-Qur’an tetapi pula seluruh amal shalih yg lain.

Apa pun bentuk amal shalih, baik yg ritual mirip dzikir maupun yg sosial seperti membantu orang lain, seluruhnya akan Allah lipatgandakan pahalanya. Dan sungguh amal sosial menolong orang lain di bulan Ramadhan sangat besar pahalanya hingga Abu Hurairah pernah meninggalkan i’tikaf di Masjid Nabawi demi menolong orang yg kesusahan.

10. I’tikaf

Sunnah puasa Ramadhan yg kadang terlewatkan sebagian kaum muslimin pada masa ini adalah i’tikaf pada 10 hari terakhir. 10 hari terakhir merupakan puncak dr Ramadhan. Namun lebih banyak orang yg memakai waktu itu untuk persiapan lebaran dgn belanja, antisipasi pulang kampung, & sebagainya. Sangat bertolak belakang dgn apa yg dilaksanakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam & para shahabatnya.

عَنْ عَائِشَةَ – رضى الله عنها – قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ أَحْيَا اللَّيْلَ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ وَجَدَّ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tatkala telah masuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, ia menghidupkan malam, membangunkan keluarganya & mengencangkan ikat pinggang”. (Muttafaq ‘alaih)

Demikian 10 sunnah puasa Ramadhan beserta dalilnya. Semoga memotivasi kita untuk kian menyempurnakan puasa hingga kelak kita berbahagia di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Wargamasyarakat]

*Tema-tema lain kultum Ramadhan, silakan baca di Ceramah Ramadhan

  Cara Melindungi Diri dan Keluarga dari Godaan Setan