10 Puisi Pilihan Penyair Sufi Jalaludin Rumi

Siapakah Jalaludin Rumi itu? – Bagi sobat semua yg menggemari puisi ataupun syair islami pasti sudah tak abnormal lagi dgn tokoh yg satu ini. Dialah Maulana Jalaluddin Rumi yg populer selaku seorang tokoh sufi yg populer di zamannya. Pada kesempatan ini Admin akan menunjukkan biografi singkat tentang Maulana Jalaluddin Rumi.

Maulana Jalaluddin Rumi memiliki nama lengkap Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri (Jalaluddin Rumi) atau sering pula disebut dgn nama Rumi yaitu seorang penyair sufi yg lahir di Balkh (sekarang Afganistan) pada tanggal 6 Rabiul Awwal tahun 604 Hijriah, atau tanggal 30 September 1207 Masehi. Ayahnya masih keturunan Abu Bakar, bernama Bahauddin Walad. Sedang ibunya berasal dr keluarga kerajaan Khwarazm. 

Ayah Rumi seorang pandai yg saleh, ia mampu berpandangan ke depan, seorang guru yg terkenal di Balkh. Saat Rumi berusia 3 tahun karena terancam oleh serbuan Mogol, keluarganya meninggalkan Balkh melalui Khurasan & Suriah, hingga ke Propinsi Rum di Anatolia tengah, yg merupakan potongan Turki sekarang. Mereka menetap di Qonya, ibu kota propinsi Rum. 

Tahun 1244 M, Rumi bertemu dgn syekh spiritual lain, Syamsuddin dr Tabriz, yg menggantinya menjadi sempurna dlm ilmu tasawuf. Setelah Syamsuddi wafat, Rumi kemudian bertemu dgn pada Husamuddin Ghalabi, & mengilhaminya untuk menulisakan pengalaman spiritualnya dlm karyanya monumentalnya Matsnawi-ye Ma’nawi. Ia mendiktekan karyanya tersebut pada Husamuddin sampai ahir hayatnya pada tahun 1273 M.

Kesufian & kepenyairan Jalaluddin Rumi dimulai tatkala ia sudah berumur cukup renta, 48 tahun. Sebelumnya, Jalaluddin Rumi adalah seorang ulama yg memimpin suatu madrasah yg punya murid banyak, 4.000 orang. Sebagaimana seorang ulama, ia pula memberi fatwa & acuan ummatnya untuk bertanya & mengadu. Kehidupannya itu berganti seratus delapan puluh derajat tatkala ia berjumpa dgn seorang sufi pengelana, Syamsuddin alias Syamsi Tabriz.

Jalaluddin Rumi telah menjadi sufi, berkat pergaulannya dgn Tabriz. Kesedihannya berpisah & kerinduannya untuk berjumpa lagi dgn gurunya itu sudah ikut berperan mengembangkan emosinya, sehingga ia menjadi penyair yg sulit ditandingi. Guna mengenang & menyanjung gurunya itu, ia tulis syair- syair, yg himpunannya kemudian diketahui dgn nama Divan-i Syams-i Tabriz. Ia bukukan pula wejangan-wejangan gurunya, & buku itu dikenal dgn nama Maqalat-i Syams Tabriz

Jalaluddin Rumi kemudian mendapat sobat & sumber inspirasi gres, Syekh Hisamuddin Hasan bin Muhammad. Atas dorongan sahabatnya itu, ia berhasil selama 15 tahun terakhir masa hidupnya menghasilkan himpunan syair yg besar & fantastis yg diberi nama Masnavi-i. Buku ini terdiri dr enam jilid & berisi 20.700 bait syair. Dalam karyanya ini, terlihat pemikiran-fatwa tasawuf yg mendalam, yg disampaikan dlm bentuk apologi, fabel, legenda, anekdot, & lain-lain. Karya tulisnya yg lain yaitu Ruba’iyyat (sajak empat baris dlm jumlah 1600 bait), Fiihi Maa fiihi (dalam bentuk prosa; merupakan himpunan ceramahnya tentang tasawuf), & Maktubat (himpunan surat-suratnya pada sahabat atau pengikutnya).

Bersama Syekh Hisamuddin pula, Jalaluddin Rumi berbagi tarekat Maulawiyah atau Jalaliyah. Tarekat ini di Barat diketahui dgn nama The Whirling Dervishes (Para Darwisy yg Berputar-putar). Nama itu timbul lantaran para penganut tarekat ini melaksanakan tarian berputar-putar, yg diiringi oleh gendang & suling, dlm dzikir mereka untuk mencapai ekstase.

Dibawah ini ada 10 puisi opsi dr Jalaludin Rumi yg bisa sobat simak & dalami maknanya ya.. Selamat menyimak. 



Hanya Engkau

Dari seluruh semesta,

hanya Engkau saja yg kupilih,

Apakah Engkau akan membiarkanku

duduk bersedih?

Hatiku bagaikan pena,

dalam genggaman tanganmu.


Engkaulah sebab gembiraku,

atau sedihku.
Kecuali yg Engkau harapkan,
apakah yg kumiliki?
Kecuali yg Engkau perlihatkan,
apakah yg kulihat?
Engkaulah yg menumbuhkanku:
ketika gue sebatang duri,


di saat gue sekuntum mawar;

di saat gue seharum mawar,
ketika duri-duriku dicabut.
Jika Engkau memutuskan gue demikian,
maka demikianlah saya.
Jika Engkau inginkan gue mirip ini,
maka seperti inilah saya.
Di dlm wahana,
tempat kau-sekalian mewarnai jiwaku,
siapakah aku?
apakah yg kusukai?
apakah yg kubenci?

Engkaulah yg Awal, & kiranya, Engkau

akan menjadi yg Akhir;

jadikanlah akhirku lebih baik,

ketimbang awalku.
Ketika Engkau tersembunyi,
saya seorang yg kufur;
Ketika Engkau tampak,
saya seorang yg beriman.
Tak ada sesuatupun yg kumiliki,
kecuali yg Engkau anugerahkan;
Apakah yg Engkau cari,
dari hati & wadahku?

Rumi, Divan Syamsi Tabriz no 30. Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson.

Pukulan dr Langit

Ketika suatu pukulan dr Langit

menghantam dirimu,

bersiap-siaplah,

lantaran sehabis itu

akan kau terima kado penghormatan.

Karena tak mungkin Sang Raja menamparmu,

tanpa memberimu sebuah mahkota

dan sebuah tahta untuk diduduki.

Seluruh alam-dunia hanya senilai

sebelah sayap kutu,

tapi satu tamparan mampu memberimu

ganjaran tak terperi.

Cepatlah lepaskan lehermu

dari rantai emas,

yakni dunia ini,

dan terimalah tamparan dr Rabb.

Para nabi sudah mendapatkan

pukulan seperti itu di leher mereka,

karenanya, kepala mereka tegak.

Karenanya, wahai pencari,

siapkan dirimu,

selalu penuh perhatian:

hadirkan dirimu,

agar ia temukan kamu-sekalian di tempatmu.

Jika tidak,

Dia akan ambil kembali

kado penghormatan itu,

seraya berkata,

“tak Ku-peroleh seorangpun disini.”

Rumi, Matsnavi VI: 1638 – 1643 Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson. Juga diterjemahkan Camille & Kabir Helminski, dlm Rumi: Jewels of Remembrance, Threshold Books, 1996, sumber berbahasa Persia diterjemahkan oleh Yahya Monastra.

Ikutilah

Ikutilah orang yg tak minta jawaban. Yang tidak mau bertambah kaya, atau takut rugi. Yang sedikit pun tak berhasrat, bahkan untuk menjaga citranya: ia orang merdeka.

(Rumi: Rubaiyat, F#116) Penerjemah: Zara Houshmand, ngrumi

Engkau ialah Jalan Cinta

Engkau yaitu Jalan Cinta, & di ujung sana tampak rumahku.

Engkau salah satu sosok di tengah khalayak tetapi hanya Engkau yg menggunakan mahkota.

Kulihat Engkau pada bintang-bintang, pada matahari, pada rembulan.

Juga disini di padang rumput hijau, & di seberang sana, di atas tahta.

(Rumi, Rubaiyat F#1369) Penerjemah: Zara Houshmand, ngrumi

Wahai yg Teramat Lembut

Wahai yg teramat Lembut, yg menebarkan benih kesetiaan.

Dan menurunkan hujan kebaikan murni ke atas bumi hitam ini:
Tentulah kau paham belaka keadaanku, dimana pun gue berada.
Jangan lagi kau pernah pisahkan gue dgn Cintaku.

(Rumi: Rubaiyat, F#566) Penerjemah: Zara Housmand, ngrumi

Nalar Coba Menguliahi

Majulah akal, mencoba menguliahi para pencinta.

Bagai penyamun, menyergap di tengah jalan.


Tapi segera disadarinya, tak ada kawasan bagi logika di kebijaksanaan para pencinta.

Jadi ia membungkuk menghormat, & segera berlalu dr hadapan mereka.


(Rumi: Rubaiyat, F#367) Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Zara Houshmand Terjemahan ke Bahasa Indonesia oleh ngrumi.

Bukan Seorang Penyair

Aku bukan seorang penyair, tak kuperoleh nafkah,


Dari situ, atau kupamerkan ketrampilanku, bahkan ku tak memikirkan tentang


Seniku, bakatku ini hanyalah sebuah cangkir,
Yang takkan kuteguk, kecuali jikalau Kekasihku yg menyuguhkan.


(Rumi: Rubaiyat, F#1256) Penerjemah ke Bahasa Inggris oleh Zara Houshmand Penerjemah ke Bahasa Indonesia oleh ngrumi.

Rintihan Tawanan Dunia

Mesti berapa usang lagi, kudapati diriku terantai dlm penjara ini, terantai ke dunia ini.

Telah tiba saatnya kuraih kesejatian hidup; & gue bergerak, berderap, menuju ke kemurnian.
Jika gue bisa tersucikan, & terbersihkan dr kotoran, seterusnya tiada yg kucari kecuali ia semata.
Ketika gue diciptakan, telah ditawarkan untukku semesta & istana; [1] sungguh gue ingkar jika kuterima jabatan hanya sebagai seorang penjaga pintu. [2]
Jika ku sukses mengubah perilaku seperti penjaga pintu ini, kalau ku sukses mengembalikan akalku pada kesejatiaannya, bahagia kan tiba menggantikan kesedihanku.
Wahai qalb: mengingat ini ihwal kita berdua semata, wacana berita yg datang padamu di tengah malam: akan kuikuti pesan itu, sebagaimana yg kau pahami.
Jika nanti sayapku sudah kembali berkembang mengambil alih kakiku yg lamban, semua hambatan kan kulewati: kembali ku akan mengangkasa, kutembus ruang & waktu.

Catatan: [1] Apa-apa yg ditawarkan bagi insan bertakwa. [2] Penjaga pintu, tujuannya, mahir dunia, terpenjara ke dunia ini; tak paham dr mana asalnya hal-hal yg ditemuinya di dunia ini, & kemudian kemana mereka pergi sesudah meninggalkannya.

Rumi: Divan-i Syamsi Tabriz, ghazal 1391 Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nader Khalili, dlm Rumi: Fountain of Fire, Cal-Earth Press, 1994.

Menanam Jewawut, Berharap Gandum

Kau laksanakan hal-hal buruk tapi berharap ganjaran yg baik.

Amal jelek layak diganjar dgn jawaban yg jelek.
Rabb itu merahmati & sangat bagus hati, tapi sungguhpun begitu
Jika kau tanam jewawut, takkan berkembang gandum.

(Rumi: Rubaiyat, F#1798) Penerjemah ke Bahasa Inggris oleh Zara Houshmand Penerjemah ke Bahasa Indonesia oleh ngrumi.

Jika tanpa Engkau

Hidup tanpa Engkau yakni sebuah pelanggaran.

Tanpa Engkau, kehidupan macam apa kujalani?

Wahai Cahaya hidupku, setiap kehidupan yg berlalu,


Tanpa Engkau, berarti maut; Itulah makna hidup bagiku.

(Rumi: Rubaiyat, F#1397) Penerjemah ke Bahasa Inggris oleh Zara Houshmand Penerjemah ke Bahasa Indonesia oleh ngrumi.

  Dalam Puisi Terdapat 2 Rima,Adalah