Lokasi: Jl. Ir. H. Djuanda No. 9, Paledang, Bogor Tengah, Jawa Barat 16911, Indonesia
Maps: Klik Disini
HTM: Rp.15.000 (Lokal), Rp.25.000 (Asing)
Buka/Tutup: 08.00 – 17.00
Telepon: (0251) 322226
Museum Zoologi di Bogor merupakan salah satu museum di Indonesia yg menunjukkan berita & edukasi tentang dunia tumbuhan fauna dunia.
Museum Zoology ini dibangun pada masa pemerintahan Hindia Belanda di tahun 1894. Tidak heran kalau bentuk bangunannya sangat klasik & kental akan arsitektur kolonial.
Dan nama museum ini dahulu diketahui dgn nama Landbouw Zoologisch Laboratorium. Kesan klasik & antik memang menjadi salah satu performa yg dimiliki oleh Museum Zoology ini.
Dengan tampilannya yg cukup klasik, tidak heran kalau kesan bangunannya terlihat sedikit menyeramkan.
Daftar Isi
Mengenal Museum Zoologi—
Museum Zoologi Bogor ini merupakan tempat untuk melakukan pengamatan fauna yg dimiliki oleh Indonesia.
Pada masa kemudian museum ini difungsikan sebagai laboratorium. Ada banyak binatang-hewan yg iawetkan & dipamerkan di sini.
Hal ini untuk menawarkan gosip pada penduduk mengenai kehidupan para hewan di masa lampau.
Menurut laporan dr LIPI, Museum Zoologi Bogor ini telah berdiri selama 122 tahun mulai dr 1894 hingga 2023.
Dan kabarnya museum ini telah mempunyai jutaan spesimen yg terdiri dr 20 ribu jenis fauna mulai dr mamalia, burung, reptil, amfibi hingga ikan bisa ditemukan di sini.
Selain itu para hadirin mampu melihat pula moluska, krustasea, serangga serta hewan artropoda lainnya yg disuguhkan dengan-cara lengkap.
Museum tersebut pula masih menghidangkan kesan klasik & display retro di ruang pekan raya.
Di museum ini wisatawan pula bisa melihat koleksi dr Pusat Penelitian Biologi LIPI yg berada di gedung Widyasatwaloka, Cibinong Science Center, Bogor.
Akan tetapi gedung tersebut tak dibuka untuk umum. Hanya setahun sekali saja. Dan bangunan ini pula mempunyai hubungan erat dgn museum Zoologi
Museum Zoologi Bogor ini menempati salah satu sudut di Kebun Raya Bogor ini dgn luas bangunan sekitar 1.000 meter persegi.
Dan di sini terdapat sekitar 7 ruang pamer atau galeri diorama yg memperkenalkan koleksi jutaan fauna-fauna.
Secara lazim, kondisi gedung sangat pantas & cukup mumpuni untuk memamerkan koleksi-koleksi mereka.
Sayangnya warna-warna yg cenderung agak suram & penerangan redup sedikit mengusik penglihatan.
Namun seperti dikatakan pengelola museum penerangan dibentuk redup guna menjaga warna koleksi semoga tak pudar.
Bangunan di sekeliling Museum Zoologi ini pula mempunyai bentuk mirip bangunan kolonial jaman dulu & kental akan situasi klasik. Tidak heran, banyak pengunjung kerap berfoto di sekitar kawasan tersebut.
Melihat koleksi Paus Biru—
Salah satu koleksi & ikon utama yg menjadi incaran para wisatawan di museum ini ialah paus biru atau biasa disebut Balaenoptera Musculus.
Paus biru tersebutmerupakan mamalia terbesar di dunia. Tentu saja koleksi ini menjadi rebutan para hadirin untuk dinikmati.
Para hadirin mampu melihat bentuk tulang & pula kerangka dr paus biru yg dipamerkan di sini.
Tulang-tulang & kerangka paus biru ini bahkan membutuhkan ruangan tersendiri biar bisa memuat semua tulang & kerangka yg membentuk tubuhnya dengan-cara detail.
Paus biru yg dipamerkan di Museum Zoologi Bogor ini didapatkan di daerah Pameungpeuk, Garut di tahun 1916.
Dan kabarnya butuh waktu nyaris 2 bulan atau sekitar 44 hari guna membawa tubuhnya tersebut menuju Bogor.
Panjang dr paus biru ini sekitar 27 m & mempunyai berat badan hingga 116 ton. Bisa dibayangkan bagaimana beratnya ikan tersebut.
Bahkan tulangnya saja pula sangat berat. Untuk kerangka & tulangnya saja sekitar 64 ton. Dengan panjang 27 meter, tentu memerlukan ruang tersendiri.
Menilik koleksi Badak asal Tasikmalaya—
Selain paus biru, di sini para hadirin pula bisa menyaksikan dongeng pilu dr si rino yg mempunyai nama latin Rhinoceros Sondaicus.
Biasanya para hadirin senang berdiri lama di ruang koleksi warak jantan asal Tasikmalaya yg memiliki berat hingga 2 ton tersebut.
Badak terakhir yg tinggal di sekeliling Priangan tersebut ditinggal sang betina di tahun 1914 yg harus mati balasan ditembak pemburu gelap.
Selang 20 tahun kemudian pengelola museum akhirnya menetapkan untuk menjinjing sang warak jantan untuk menjadi koleksi.
Hal ini untuk mempertahankan dr serangan pemburu gelap yg mengincar culanya. Sang Badak menjadi salah satu koleksi Museum Zoologi Bogor di tahun 1934.
Koleksi ikan-ikan di Museum Zoologi—
Di museum ini para pelancong pula mampu melihat koleksi ikan-ikan yg menjadi sumber daya bahari di Indonesia atau lebih tepatnya di Teluk Jakarta.
Di teluk ini pada masa silam merupakan daerah yg menyajikan sumber daya laut sangat melimpah ruah.
Hal ini mampu dilihat dgn banyaknya replika ikan-ikan yg ditangkap oleh para nelayan & pengurus museum di sekitar teluk tersebut.
Sebenarnya bukan replika, koleksi ikan-ikan di sini adalah ikan orisinil yg sudah iawetkan &
Salah satu koleksi ikan yg bisa ditemukan di sini adalah ikan jangilus atau biasa disebut Tetrapturus Brevirostris.
Ikan ini merupakan salah satu ikan marlin yg mempunyai moncong panjang menyerupai pedang.
Ukurannya sendiri sangat panjang. Dan ikan ini didapatkan di pasar Teluk Jakarta pada tahun 1933.
Dan para wisatawan bisa memperoleh ikan jangilus segar ini di wilayah pesisir selatan pulau Jawa mirip Palabuhan Ratu.
Dengan tekstur daging mirip daging ayam, ikan ini pula bisa dikonsumsi oleh insan.
Selain itu terdapat pula ikan gergaji atau bahasa latinnya Pristis Perotteti. Ikan ini memiliki panjang hingga 5 meter yg ditangkap pada tahun 1924.
Ikan yg tergolong ke dlm ordo ikan pari ini rata-rata tinggal di laut bagian dlm. Sangat jarang didapatkan di permukaan laut. Jadi para wisatawan bila ingin menemukan ikan ini harus menyelam lebih dlm.
Koleksi lain di Museum Zoologi—
Di museum ini para wisatawan pula bisa melihat kelelawar yg mempunyai bahasa latin yaitu Pteropus Vampyrus.
Kelelawar ini kerap didapatkan di Kebun Raya Bogor & museum Zoologi. Meski memiliki nama latin sangar & bentuk seram, akan namun kuliner hewan taklah menyeramkan.
Kelelawar ini cuma memakan buah-buahan segar. Konon katanya, pada jaman dulu di sini para hadirin bisa menyaksikan kelelawar tidur di atas atap museum dgn posisi bergelantung.
Selain kelelawar, di sini para hadirin pula bisa melihat kadal dgn ukuran besar seperti raksasa.
Pada masa itu Majoor Pieter Antonie Ouwens yg pula berfungsi sebagai kurator Museum Zoologi Bogor di tahun 1905 – 1921 menerima sampel kulit & foto dr kadal raksasa tersebut.
Sampel ini diantaroleh Letnan Jacques Karel Henri (J.K.H) van Steyn van Hensbroek yg kala itu bertugas di Nusa Tenggara.
Ternyata kadal ini merupakan salah satu jenis kadal dgn nama latin Varanus Komodoensis yg menjadi cikal bakal komodo di Indonesia.
Manfaat berlibur ke Museum Zoologi—
Museum Zoologi tentu saja menunjukkan peran sangat penting pada insan mengenai dunia fauna yg meningkat di Indonesia.
Dengan mengunjungi tempat rekreasi ini, pastinya para pengunjung bisa belajar & mendapatkan berita yg lebih komplit.
Apalagi jikalau berlibur bersama bawah umur. Informasi tersebut tentunya akan sungguh penting untuk dijadikan pembelajaran bagi mereka nantinya.
Menuju ke Museum Zoologi—
Jika ingin berkunjung ke Museum Zoologi ini bisa lewat beberapa pintu. Salah satunya ialah Pintu 1 Kebun Raya Bogor (KRB).
Pintu ini cuma diperuntukkan untuk para hadirin yg berada di area Kebun Raya Bogor & pengguna kendaraan.
Sementara bagi hadirin yg berjalan kaki, ada pintu masuk tersendiri. Di pintu ini mereka mampu membeli tiket masuk Kebun Raya Bogor & Museum sekaligus
Untuk hari Senin hingga Sabtu, kendaraan roda 4 boleh masuk ke area halaman dr museum. Sementara motor & sepeda tak diperkenankan masuk.
Sementara di hari Minggu, cuma sepeda saja yg diperbolehkan untuk masuk ke tempat tersebut.