Alamat: Jalan Boulevard II, Kota Manado, Sulawesi Utara
Peta/Map Online: Klik DiSini
Harga Tiket Masuk (HTM): –
Jam Buka-Tutup Operasional: 24 jam
Rekan-rekan traveler, setiap tempat di Indonesia memiliki keunikannya sendiri-sendiri. Beberapa backpacker pula banyak yg sengaja berkeliling di Indonesia cuma untuk menikmati setiap keunikan kota-kota di Nusantara.
Ibukota Jakarta, pasti telah sangat populer dgn Taman Mini Indonesia Indah serta pula Monumen Nasional. Tentu orang-orang pula sungguh mengenal Bandar Udara Soekarno Hatta di Tangerang, yg menjadi salah satu profil rekreasi DKI Jakarta.
Sementara itu, ikon dr kota Semarang salah satunya ialah Simpang Lima. Nah, kali ini kita akan menikmati salah satu ikon ibukota Provinsi di Indonesia. Masih ada lagi ikon menarik di kawasan lain seperti Malang, Surabaya, yg pula telah ada di berita Youtube.
Lokasi
Destinasi wisata yg pula ialah ikon kota Manado adalah Jembatan Ir. Soekarno. Letaknya berada di sisi Barat Daya dr kota Manado, tepatnya berada di kawasan Teluk Manado. Bangunan ini ialah suatu jembatan gantung,
Sejarah
Jembatan Ir. Soekarno, atau pula sering disebut dengan-cara singkat sebagai Soekarno bridge, merupakan suatu ikon bagi kota Manado yg didirikan pada bulan Mei tahun 2015. Peresmiannya sendiri dilakukan oleh Presiden Indonesia, Ir. Joko Widodo,
Bila rekan-rekan mengikuti sejarah pembangunannya, ada cerita panjang dibalik kegagahannya. Rupanya, pembangunan jembatan ini pernah terbengkalai selama 12 tahun.
Hal ini dikarenakan dlm pembangunan jembatan gantung Soekarno ini dibutuhkan beberapa penanganan khusus terkait dgn kondisi tanah yg cukup unik.
Pihak kontraktor jembatan, yaitu PT. Hutama Karya (Persero) melakukan penanganan khusus terhadap proyek ini. Mereka melaksanakan penguatan serta penambahan pondasi serta menambah kabel penyangga karena kondisi tanah yg unik tersebut.
Biaya yg dikeluarkan oleh Pemerintah untuk membangun pula tak murah kawan, yakni sekitar 300 miliar Rupiah. Dana ini mulai ialirkan pada awal proyek yaitu tahun 2003, tatkala Indonesia berada di bawah pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri.
Proyek yg dilakukan dgn persetujuan tahunan serta persetujuan tahun jamak ini dibiayai dgn memakai Anggaran Pendapatan Belanja Negara. Hasilnya yaitu suatu jembatan gantung yg gagah dgn total panjang sekitar 1.127 meter.
Titik permulaan ilham pembangunan yakni hasil prakarsa dr Gubernur E.E. Mangindaan beserta dgn Walikota Manado, Ir. Lucky H. Korah. Awalnya, bangunan ini hendak dinamakan dgn Nyiur Melambai.
Ide ini dipakai pula sebagai salah satu pecahan pemerlengkap dr grand design pariwisata daerah Manado, Sulawesi Utara. Lalu, kira-kira kenapa namanya adalah Jembatan Soekarno/Sukarno ya? Mengapa bukan Soeharto atau nama awalnya, Nyiur Melambai?
Rupanya penggunaan nama Soekarno tersebut adalah salah satu cara untuk menarik perhatian pemerintah sentra Indonesia, yg ketika itu dipimpin oleh Presiden Megawati Soekarnoputri. Pemerintah Manado, dibawah kepemimpinan Wempie Frederik lah yg menggagas inspirasi itu.
Pemberian nama tersebut ianggap cocok tatkala disandingkan bersama dgn Jembatan Megawati yg berada di pusat kota. Hal ini pasti akan bisa mempercepat pembangunan infrastruktur yg sungguh diharapkan di kota Manado ini.
Bersyukur sekali kondisi jembatan tak roboh atau ambruk, melengkung, sehingga menyebabkan banyak korban berjatuhan.
Daya Tarik Wisata
Tidak tidak berguna pemerintah sentra Indonesia menggelontorkan &a bermiliar-miliar untuk membangun jembatan gantung ini. Bila rekan-rekan tiba & berdiri di tengah jembatan, kalian akan bisa melihat panorama indah dr Pulau Manado Tua.
Pulau yg terletak cukup akrab dgn kota Manado ini akan nampak bareng dgn gunung di tengah-tengah teluk Manado. Seluruh jalan sudah iaspal sehingga penduduk serta pelancong bisa menikmati infrastruktur ini dgn tenteram.
Pihak pengembang serta kontraktor menyatakan bahwa jembatan ini cukup berpengaruh sehingga bisa bertahan selama kurang lebih 100 tahun beroperasi. Dengan keberadaan jembatan ini, penduduk bisa dgn bebas untuk menikmati infrastruktur transportasi.
Bukan cuma digunakan selaku salah satu sarana angkutansaja kawan, banyak sekali yg mengakibatkan bangunan ini selaku salah satu spot fotografi. Baik yg berasal dr penduduk sekitar ataupun turis dr banyak sekali wilayah.
Jembatan yg dibangun di tanah reklamasi ini mengalami pasang surut dlm perjuangannya. Banyak kesulitan yg dihadapi oleh pihak pengembang & perencana dlm mewujudkan bangunan ini.
Namun, usaha pemerintah tak dilakukan sendiria. Masyarakat, utamanya warga Manado saling membantu & bersepakat bahwa mereka membutuhkan infrastruktur ini. Hal ini pula terlihat dr bagaimana penduduk menghagai pembangunan serta hasil dr usaha keras itu.
Saat ini, di sekeliling jembatan pula ditambahi oleh beberapa pedagang minuman masbodoh mirip es pisang hijau, es krim, ataupun bakso tusuk. Mereka menjajakan dagangan mereka dgn rapi & higienis, tak malah mengotori jembatan tersebut.
Inilah indahnya kebersamaan di Indonesia. Masyarakat tahu benar fungsi utama dr pembangunan jembatan Soekarno, yaitu untuk memudahkan jalur transportasi antara Tuminting dgn kota Manado pusat.
Hal itulah yg membuat panorama di sekeliling bridge tetap tersadar dgn indah & bersih. Rekan-rekan bisa menikmati jajaran pulau kecil di sekitar Sulawesi Utara mirip Bunaken, Nain, serta Manado Tua.
Bila keadaan tak berkabut, rekan-rekan pula bisa menyaksikan kekokohan Gunung Klabat yg ada di Minut (Minahasa Utara), Kampung Pelangi di Sindulang, Pelabuhan kapal menuju ke Sanger Talaud Sitaro, Patung Lilin, serta gedung-gedung tinggi di sekitarnya.
Tentu rekan-rekan pula bisa mengabadikan momen alam yg indah seperi sunset ataupun pula sunrise tatkala berlibur di tempat ini. Tentu ada banyak foto modern ataupun gambar yg bisa dihasilkan dr keindahan ini.