Lokasi: Jalan Banjarsari, Desa Kebondalem Kidul, kecamatan Prambanan, kabupaten Klaten, Jawa Tengah 57454
MAP: KlikDisini
HTM: Rp 5.000
Buka/Tutup: 07.00-17.00 WIB
Telepon: N/A
Candi Sojiwan memiliki ciri khas berupa perpaduan antara candi Budha & Hindu. Para wisatawan akan dibuat takjub dgn keunikan relief pada candi. Banyak dongeng dibalik cantiknya goresan relief tersebut.
Mengulas artikel tentang Candi Sojiwan menciptakan kita bertambah pengetahuannya, terlebih dlm hal sejarah. Tidak ada salahnya bila kita menambah berita dr wikipedia atau makalah yg berhubungan untuk lebih memahaminya.
Sejarah Penemuan Candi Sojiwan
Berdasarkan beberapa prasasti yg tersimpan di Museum Nasional RI, Jakarta, Candi Sijowan dibangun kurang lebih antara 842 & 850 Masehi, nyaris sama dgn Candi Plaosan di dekatnya.
Prasasti Rukam tahun 827 Saka atau 907 M yg kini disimpan di Museum Nasional menyebutkan perihal Nini Haji Rakryan Sanjiwana yg meresmikan perbaikan Desa Rukam dlm suatu upacara. Sebelumnya, desa ini telah hancur sebab letusan gunung berapi.
Sebagai balasannya, penduduk Desa Rukam mesti menjaga & memelihara bangunan suci yg ada di Limwung. Bangunan suci inilah yg kemudian dikaitkan dgn candi Sojiwan. Lihatlah bagaimana denah dr candi agar kita mampu mengetahui setiap potongan dr sejarahnya.
Tokoh pelindung yg disebutkan dlm prasasti ini, yakni Nini Haji Rakryan Sanjiwana disamakan dgn Ratu Pramodhawardhani.
Penamaan candi sesuai dgn Ratu tersebut & diandalkan dipersembahkan sebagai candi pedharmaan. Pengertian nama dr tempat rekreasi ini lebih pada Ratu yg menjadi pendiri atau penggiat pertama bangunan ini.
Candi Sojiwan dilaporkan oleh Kolonel Colin Mackenzie pada tahun 1813. Kolonel tersebut merupakan delegasi dr Raffles yg saat itu sedang mendata isu kepurbakalaan di Jawa.
Ia sedang meneliti aneka macam peninggalan antik di sekeliling Prambanan & balasannya memperoleh sisa-sisa tembok di sekeliling candi ini.
Arsitektur Candi
Candi ini memiliki gaya arsitektur Jawa Tengah abad ke-9 yg terdiri dr tiga bagian, atap candi, tubuh candi & dasar atau kaki candi. Luas kompleks candi ini yaitu 8.140 meter2, dgn bangunan utama berukuran 401,3 meter2 & 27 meter untuk tingginya.
Terdapat arca dwarapala yg sudah rusak & kini tersimpan di pos pengawalan kompleks candi. Ukiran fabel kisah satwa Jataka mampu tampakdi sekeliling kaki candi.
Tangga candi sebelah timur iapit arca makara di mana satu arca masih utuh & lainnya sudah hilang. Ujung atas tangga mampu terlihat gawang pintu gerbang berukir kala.
Setelah menyaksikan bagaimana keindahan arsitekturnya, jangan lupa untuk mengabadikan foto yg berfungsi untuk mengabadikan momen bareng orang terkasih dgn pemadangan fantastis.
Relief Candi Sojiwan
Salah satu keunikan candi ini yaitu adanya banyak gesekan pada dinding candi yg memiliki banyak kisah. Diketahui terdapat 12 adegan yg bisa dilihat dr ukiran tersebut. Cerita relief dibaca menuju ke selatan atau mapradaksina. Sayangnya, banyak keadaan relief yg sudah memprihatinkan.
Relief 1: Dua laki-laki yg berkelahi
Relief ini menceritakan dua orang pria yg berkelahi. Pria sebelah kiri dlm posisi tegak menyerang dgn pedang di tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya dikepalkan & menuding pada figur yg ada di sebelah kanan. Kaki kiri berdiri & terkesan seperti hendak menendang.
Relief 2: Angsa & kura-kura
Ukiran ini menceritakan seekor kura-kura dibawa terbang sepasang bebek. Lukisan fabel ini dikenal dr Pancatantra atau jataka.
Relief 3: Perlombaan antara
Relief ini menceritakan perlombaan antara garuda & kura-kura yg menyeberangi samudra. Garuda pun kalah alasannya adalah disiasati oleh kura-kura. Kita akan menyaksikan lukisan seekor burung Garuda & kura-kura di belakang burung & di antara kakinya.
Relief 4: Kera & buaya
Relief ini menceritakan seekor monyet yg menyiasati seekor buaya untuk menyeberangi sungai. Cerita ini merupakan dongeng jataka bahasa Pali nomor 208 yg disebut selaku Sumsumara jataka.
Relief 5: Tikus & ular
Relief ini menceritakan persahabatan antara seekor tikus dgn ular, tetapi persahabatan mereka tak lestari.
Relief 6: Serigala & perempuan serong
Pada relief ini, kita mampu melihat adegan seekor serigala, sebuah kolam & seorang wanita. Di kolam tersebut tampakikan & bunga teratai. Serigala tersebut menyaksikan ke arah kanan, kemudian ekor serigala ditandai dgn garis-garis yg berarti ekornya berbulu.
Selain itu, di sebelah kanan ada sang wanita yg sedang duduk berjongkok & melihat ke dlm air.
Kemungkinan besar, relief tersebut menceritakan suatu kisah jataka nomor 374 atau yg disebut sebagai Culla-Dhanuggahajataka. Isi dr kisah ini yakni “kehilangan keberuntungan”.
Relief 7: Raja & putri patih
Ukiran ini menggambarkan seorang wanita yg sedang duduk bersila sambil memangku kepala seorang pria yg sedang tiduran. Relief ini diidentifikasikan sebagai relief dr dongeng bingkai Tantri Kamandaka oleh para ahli.
Relief 8: Gajah & kambing
Relief 9: Manusia singa
Relief 10: Serigala & banteng
Relief ini berisi cerita tentang seekor serigala yg mengikuti seekor banteng alasannya adalah mengira jikalau buah zakar di banteng merupakan buah sebetulnya & menunggu hingga matang lalu jatuh sehingga bisa disantap.
Relief 11: Kinnara
Lukisan kinara adalah sejenis makhluk sorgawi yg umumnya dikaitkan dgn kebahagiaan berumah-tangga. Relief dgn lukisan ini pula banyak dijumpai di aneka macam candi di Jawa Tengah.
Relief 12: Singa & banteng
Ukiran ini menceritakan pertempuran antara seekor singa yg melawan seekor banteng.
Beberapa lukisan pada relief mungkin sudah tak begitu terlihat alasannya beberapa sudah rusak & aus. Namun, keindahan & keunikan relief ini masih bisa terlihat dgn terang.
Rute Menuju Candi Sojiwan
Jika Anda datang dr arah Yogyakarta, belok kanan di lampu merah Gerbang Candi Prambanan, lalu ikuti jalan hingga menyebrang rel kereta api & kawasan persawahan. Setelah hingga pertigaan pertama, belok kiri atau Timur & Candi Sojiwan terletak tak jauh dr itu.
Jika Anda masih galau dgn isyarat ini, maka gunakan peta dr google maps yg akan menawarkan petunjuk lebih lengkap & detail sehingga akan memudahkan, baik dr arah Jogja atau arah yang lain.