Contoh Portofolio – Pada beberapa profesi, portofolio diperlukan selaku syarat lamaran pekerjaan. Portofolio dijadikan bahan usulanapakah kandidat tersebut patut diterima atau prosesnya tak dilanjutkan.
Dalam artikel ini, ada beberapa contoh portofolio yg dapat menjadi pola. Semuanya dibentuk untuk bermacam-macam jenis lapangan pekerjaan.
Saat melamar pekerjaan, tak perlu terlampau banyak menawarkan contoh portofolio pada perusahaan. Cukup tiga atau empat karya yg pantas dijadikan referensi.
Dengan melampirkan portofolio, pihak perekrut setidaknya bisa menganggap mutu seorang kandidat. Ini menjadi cara baru dlm memilih orang-orang yg bermutu.
Daftar Isi
Perbedaan Portofolio dgn CV
Sebelum membicarakan lebih lanjut wacana contoh portofolio, mesti tau dulu perbedaan portofolio dgn CV. Ini penting untuk dipahami sebab masih banyak orang yg salah paham.
Dengan begitu, mereka tak lolos ke tahap berikutnya hanya sebab salah memperlihatkan lampiran. Kalau ini penyebab seseorang gagal mendapatkan pekerjaan, sungguh sungguh disayangkan.
CV (curriculum vitae) merupakan suatu dokumen yg berisi keterangan diri lengkap. Mulai dr nama, alamat rumah, nomor telefon, latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, hingga kegemaran atau minat. CV membuat perusahaan tau dengan-cara sekilas mengenai “siapa kandidat kandidatnya”.
Hal tersebut terperinci berlawanan dgn isi portofolio. Siapa pun yg membaca atau menyaksikan contoh portofolio, maka bisa menilai mutu kerja. Portofolio tak ada keterkaitannya dgn identitas diri, tetapi lebih pada hasil kinerja & kemampuan diri si kandidat. Portofolio tak harus senantiasa berbentukkarya.
Jika punya kesanggupan leadership, bisa dilampirkan penjelasan pengalaman organisasi atau kepemimpinan pada profesi sebelumnya.
Umumnya contoh portofolio diminta untuk bidang-bidang pekerjaan kreatif, mirip fotografer, web designer, photo editor, content writer, & sebagainya. Namun seiring dgn perkembangan zaman, tak menutup hal ini menjadi persyaratan untuk beberapa lowongan pekerjaan yang lain.
Baca Juga: Contoh Artikel
Hal yg Perlu Diperhatikan dlm Membuat Portofolio
Contoh portofolio yg dilampirkan tak boleh main-main. Meski portofolio tak harus pekerjaan asli yg pernah dilaksanakan sebelumnya (gres dibuat saat diminta sebagai standar), bukan bermakna memberikan sesuatu yg sembarangan. Perhatikan beberapa hal dibawah pada dikala akan menciptakan portofolio:
1. Sesuaikan dgn Posisi
Seperti yg sudah disebutkan di atas, beberapa posisi tertentu menimbulkan contoh portofolio sebagai materi pertimbangan. Buat karya sesuai dgn lowongan yg dilamar.
Misalnya melamar posisi sebagai photo editor, maka portofolio yg dilampirkan ialah hasil edit-an foto. Bisa pula content creator, portofolionya berupa contoh-contoh goresan pena. Baik yg pernah dipublikasikan atau gres dibuat sesuai brand yg dilamar.
2. Sesuaikan dgn Brand Identity
Setiap perusahaan mempunyai identitasnya masing-masing. Misalnya produk fashion yg condong gaul atau high-class. Ada pula brand yg market-nya ialah para eksekutif muda, & masih banyak lagi.
Buat portofolio yg “jiwa”-nya sesuai dgn perusahaan dituju. Jangan buat karya yg bernuansa formal kalau perusahaan yg dilamar berkomunikasi dgn pelanggannya menggunakan bahasa gaul & santai.
3. Jangan Over
Maksudnya ialah jangan melampirkan terlampau banyak contoh portofolio. Memang semakin banyak perusahaan dapat lebih mudah menganggap kreatifitas kandidat.
Namun bila karya yg diberikan terlampau banyak apalagi tak fokus, justru akan menciptakan si penyeleksi kebingungan. Tentukan beberapa karya andalan yg “memasarkan diri” di mata HRD.
4. Buat Secara Digital
Ini adalah cara gres yg banyak digunakan beberapa orang. Seiring dgn pertumbuhan zaman, portofolio didokumentasikan dengan-cara digital, baik dlm bentuk website atau blog langsung, posting di social media, & sebagainya.
Saat diminta contoh portofolio oleh HRD, cukup memberikan link di mana portofolio dikumpulkan. Biarkan HRD bebas mengunjungi, menyaksikan, & menilai hasil karya yg ada di sana.
5. Berikan Sentuhan yg Menginspirasi
Sesuatu akan mempunyai nilai lebih kalau dapat menginspirasi. Tidak salah memang membuat karya sesuai minat. Namun sebuah karya jadi lebih mempesona kalau memperlihatkan wangsit.
Misalnya menyadarkan suatu dilema sosial, mendorong suatu gerakan peduli, & sebagainya. Ada banyak contoh portofolio seperti ini, mulai dr rancangan grafis, foto, atau goresan pena.
Beberapa Contoh Portofolio di Berbagai Profesi
Setelah mengetahui perbedaan CV & portofolio, serta apa saja yg perlu diperhatikan dlm membuat portofolio, kini saatnya melihat beberapa contoh portofolio di banyak sekali profesi. Simak banyak sekali bentuknya di bawah, siapa tau bisa menjadi ilham:
1. Sport Photographer
Menjadi fotografer bukan mempunyai arti cendekia mengambil angel saja. Setiap jenis fotografer mempunyai concern khusus, seperti sport photographer. Orang-orang yg memfoto acara olahraga tak semudah fotografer dlm ruangan.
Diperlukan keahlian khusus untuk menjadi sport photographer. Maka portofolionya condong menyuguhkan hasil foto-foto outdoor, kejelian dalam zooming, lighting yg sempurna, & sebagainya.
2. Web Designer
Dari namanya saja sudah jelas portofolio seperti apa yg dibutuhkan. Ya, contoh rancangan situs web yaitu sesuatu yg diinginkan oleh HRD.
Portofolio dihidangkan dlm bentuk situs web di mana HRD bisa menilai kemampuan serta kreatifitas kandidatnya. Desain lah website semenarik mungkin, mulai dr gambar & warnanya. Suguhkan beberapa sajian & fitur yg mudahkan hadirin dlm situs web tersebut.
3. Content Writer
Content writer termasuk profesi yg kini banyak disenangi. Portofolio yg diberikan sudah niscaya berupa contoh tulisan. Beberapa perusahaan memberikan detail bentuk tulisan yg diminta, mirip penggunaan listicle, jumlah keyword yang harus disebutkan, tone penulisan, & sebagainya.
Namun ada pula beberapa yg cuma meminta alamat blog atau situs web di mana karya si kandidat berada. Semakin sesuai karya si kandidat, maka kian memiliki peluang maju ke proses rekrutmen berikutnya.
4. Animator
Tanggung jawab seorang animator adalah menyuguhkan rancangan yg menawan lewat animasi. Maka portofolio yg diberikan harus lah berbentukvisualisasi animasi yg beragam.
Misalnya video kartun kisah pendek, video infografis tentang penjelasan suatu hal, & lainnya. Untuk mempermudah, kumpulkan video-video animasi pada satu website supaya tinggal memperlihatkan alamat web untuk HRD-nya.
Baca Juga: Contoh Skripsi
5. Fashion Designer
Contoh portofolio seorang fashion designer tak mesti selalu gambar. Zaman dahulu mungkin yg dilihat yakni gambar desain baju. Tapi sekarang seorang fashion designer bisa menunjukkan kemampuannya lewat mix and match baju kemudian difoto & di-upload ke social media.
Beberapa fashion designer professional sekarang menunjukkan kemampuannya lewat beberapa foto yg mereka padu padankan baju, celana, tas, sepatu, topi, & fashion item lainnya. Foto-foto ini mereka posting dgn rapi di media umum atau website pribadinya.
6. Make Up Artist Professional
Profesi ini dikenal pula dgn sebuatan MUA. Portofolio yg ditunjukkan berupa hasil make up yg mereka kerjakan. Ada banyak jenis make up, mirip fashion tata rias yg cenderung tebal, wedding tata rias yg trennya sekarang flawless, & nuansa lainnya.
Portofolio pada kandidat make up artist dihidangkan dlm bentuk before-after model yg di-tata rias. Ini menunjukkan seberapa besar pergantian & mutu make up si perias.
7. Graphic Designer
Mirip seperti animator, hanya saja profesi graphic designer tak menuangkannya dlm bentuk video. Umumnya portofolio yg diminta dlm bentuk tipografi, gambaran, atau desain gambar lainnya.
Sama seperti content writer juga, graphic designer pun mesti bisa menyesuaikan dgn tone perusahaan atau brand. Karena dlm setiap gambar memiliki warna, logo, & beberapa elemen yang lain yg menjadi identitas kawasan di kandidat melamar.
8. Architect Designer
Profesi ini bersahabat dikenal dgn arsitek. Beberapa lowongan pekerjaan sebagai arsitek sekarang mensyaratkan portofolio selaku bukti rancangan dr si pelamar. Kalau dahulu mungkin cuma bagi senior arsitek atau pro-hire saja.
Tapi kini tidak, para anabawang arsitek pun kerap diminta contoh desain gambarnya saat melamar. Para architect designer menawarkan rancang gambar bangunan sebagai contoh portofolio. Ada yg menawarkan dlm bentuk blue print, ada pula yg menyuguhkannya dilengkapi dgn visualisasi actual-nya.
Di kurun yg sudah canggih, portofolio tak diberikan dlm bentuk gulungan kertas. Beberapa orang mengumpulkannya dlm satu situs web yg berisi koleksi desain mereka.
Bisa pula melalui file digital dlm format lain. Pastinya beberapa rancang bangunan, baik dlm bangunan rumah, pertokoan, apartemen, atau sebagainya, divisualisasikan sebagus mungkin sesuai dgn pekiraan selera perusahaan.
9. Interior Designer
Profesi ini ibarat mirip architect designer. Perbedaannya yakni ruang lingkup pekerjaan mereka. Jika seorang arsitek melaksanakan desain bangunan, mulai dr pembagian ruang, tampak depan, & yang lain, sedangkan interior designer berfokus pada estetika pecahan dlm rumah.
Ada yg menyebut profesi ini sebagai mahir tata ruang. Memang benar karena salah satu jobdesk-nya yaitu menata bagian dlm bangunan supaya sebagaimana mestinya.
Portofolio yg disajikan seorang interior designer berbentukcontoh hasil penataan suatu ruangan. Bisa itu kamar tidur, ruang kerja, & sebagainya. Sekarang sudah lazim hasil-hasil ini difoto kemudian diunggah ke media sosial, mirip Instagram.
Ada pula yg menjadikannya selaku satu album digital. Adanya portofolio ini menjadi gambaran kemampuan seseorang dlm menata ruangan. Tak cuma itu, dr portofolio yg disuguhkan, HRD pun setidaknya bisa menganggap selera kandidat karyawannya tersebut.
Baca Juga: Contoh Soal Psikotes
10. Translator
Tugas dr seorang translator sedikit bersentuhan dengan content writer. Hanya saja translator tak membuat tulisannya sendiri.
Ada beberapa naskah yg mesti diterjemahkannya, baik dr bahasa aneh ke Indonesia, dr Indonesia ke bahasa ajaib, atau antar bahasa ajaib. Semuanya disesuaikan dgn kebutuhan perusahaan. Biasanya yg mesti diterjemahkan ialah naskah dongeng atau dokumen legal.
Mungkin pekerjaan seorang translator terkesan gampang. Tapi jangan salah, mencari seorang translator profesional tak lah gampang.
Makannya beberapa perusahaan ada yg meminta contoh hasil terjemahan kandidatnya sebelum diterima. Portofolio seorang translator bisa berbentukhasil terjemahan kisah pendek, novel, jurnal ilmiah, dokumen persetujuanlegal, & sebagainya.
Portofolio translator tak mirip profesi di bidang inovatif yg dimasukkan ke dlm situs web atau blog langsung. Umumnya para pelamar melampirkannya dlm attachment e-mail atau hardcopy. Portofolio seorang translator tak terbatas pada pekerjaan yg pernah dilakukannya saja.
Terkadang perusahaan pun meminta seseorang untuk menerjemahkan sebuah dokumen selaku tahapan tes & dianggap contoh hasil kerjaan mereka.
Membuat contoh portofolio memang memerlukan sedikit trik semoga terlihat mempesona. Beruntung bagi mereka yg memang melampirkan hasil kerjaan yg pernah dilaksanakan sebelumnya.
Setidaknya sudah terbukti bahwa pekerjaannya bermutu sebab digunakan oleh pihak tertentu. Namun bagi yg belum bisa seperti ini tak usah berkecil hati. Membuat portofolio yaitu ajang pembuktian diri bahwa layak diterima dlm suatu pekerjaan. Lakukan yg terbaik & berkarya lah!