Zakat Fitrah (Definisi, Syarat, dan Tata cara Pembayarannya) – Zakat Fitrah merupakan salah satu dari rukun islam yang secara hukum wajib untuk dijalankan oleh setiap muslim. Zakat fitrah dijalankan di permulaan bulan puasa (bulan mulia) hingga pada penghujung ramadhan. Zakat fitrah dibayarkan dalam bentuk kuliner pokok yang biasa disantap sehari-hari semisal beras, kurma, gandum, sagu, jagung, dan lain-lain. Jumlah masakan pokok yang harus dibayarkan tiap jiwa sebanyak 3,2 liter atau 2,5 kg. Zakat fitrah bertujuan untuk menyucikan jiwa.
Perhatikan firman Allah berikut dalam surat Al Baqarah ayat 43 yang artinya :
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang ruku.” (Q.S. Al Baqarah : 43).
Rasulullah Muhammad SAW bersabda dari hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra. Yang artinya :
“Rasulullah SAW mengharuskan zakat firtah selaku penyuci bagi orang yang berpuasa dari perbuatan yang sia-sia dan kata-kata kotor serta selaku pertolongan masakan untuk orang-orang miskin.”
a. Syarat Zakat Fitrah
Berikut beberapa syarat wajib pembayar zakat (muzakki) diantaranya yaitu :
– Beragama Islam
– Waktu pelaksanaan zakat dilakukan selama bulan ramadhan sampai simpulan bulan puasa.
– Mampu secara keterbutuhan pangan
Rukun-Rukun Zakat Fitrah (Tata Cara Pelaksanan):
– Niat dengan ikhlas alasannya adalah Allah hendak berzakat fitrah
– adanya muzakki (orang yang bersedekah)
– adanya mustahik (orang yang berhak mendapatkan zakat)
– adanya masakan pokok yang hendak dizakatkan
– tata cara sesuai dengan yang telah disyariatkan
style=”display:inline-block;width:336px;height:280px”
data-ad-client=”ca-pub-9290406911233137″
data-ad-slot=”2698768695″>
b. Waktu Pelaksanaan Pembayaran Zakat Fitrah
Mengenai waktu pelaksanaan pembayaran zakat fitrah terdapat beberapa segmentasi sebagai berikut :
– Secara aturan syariat dibilang wajib kalau waktu pembayaran zakat dilakukan selama bulan puasa mulai dari permulaan hingga mendekati selesai bulan.
– Secara aturan syariat yang disunnahkan kalau dibayarkan setelah shala subuh di hari raya idul Fitri.
– Pembayaran zakat akan menjadi makruh kalau dijalankan sesudah shalat Ied tetapi beum sampai pada terbenamnya matahari pada tanggal 1 syawal tersebut.
– Diharamkan mengeluarkan uang zakat sehabis matahari terbenam di hari raya lebaran.
c. Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Pelaksanaan Zakat Fitrah
– Seeorang yang memiliki keharusan membayar zakat sanggup juga membayarkan zakat orang-orang yang masih menjadi tanggungannya. Misalnya saja dalam keluarga, sang ayah membayarkan zakat dari istri dan juga anak-anaknya.
– Bayi yang lahir meskipun ia lahir di akhir ramadhan namun belum memasuki bulan syawal, maka bayi tersebut sudah wajib dibayarkan zakatnya sanggup oleh orang tuanya atau keluarganya.
– waktu dibayarkannya zakat fitrah yaitu malam hari dibulan Ramadhan hingga subuh hari menjelang pelaksanaan shalat idul fitri di tanggal 1 syawal.
– Zakat fitrah dibayarkan berupa masakan pokok yang biasa dimakan oleh masyarakat lokal.
d. Besaran Pembayaran Zakat Fitrah
Barang yang dizakatkan ialah masakan pokok yang biasa disantap saban hari semisal beras, jagung, singkong, dan lain-lain. Besaran masakan pokok yang dizakatkan sebesar 3,2 liter atau 2,5 kg beras. Sebagaimana sudah diterangkan sebelumnya bahwa zakat merupakan salah satu dari rukun islam yang mesti ditaati. Jika zakaat tak dibayarkan maka akan dipertanyakan keislaman seseroang tersebut. Sama halnya dengan rukun islam yang lain ibarat shalat, puasa, dan yang lain, zakat yakni hal yang esensial dalam berislam. Jika tidak membayar zakat, pasti orang tersebut akan berdosa. Dahulu pada masa Rasulullah SAW hingga pada kepemimpinan Khulafaur Rasyidin serta kepemimpinan dinasti sesudahnya, siapapun orangnya yang enggan mengeluarkan uang zakat maka akan diperangi.
Sumber :
Sumber https://www.kakakpintar.id