√ Tumbuhan Lumut – Ciri, Metagenesis, Struktur dan Klasifikasi

Tumbuhan Lumut – Ciri, Metagenesis, Struktur & Klasifikasi WargaMasyarakat.Org – Untuk pembahasan kali ini kami akan memperlihatkan ulasan mengenai Tumbuhan Lumut yang dimana dlm hal ini mencakup pengertian, ciri, struktur & penjabaran, nah semoga lebih dapat mengetahui & mengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.

Tumbuhan Lumut - Ciri, Metagenesis, Struktur & Klasifikasi

Pengertian Tumbuhan Lumut

Pada umumnya, tumbuhan lumut mampu tumbuh dgn gampang di tempat yg basah & lembab. Tumbuhan lumut bersifat autotrof lantaran mempunyai sel-sel dgn plastida yg menghasilkan klorofil.


Tubuh lumut diselubungi oleh kutikula lilin yg mampu menghemat penguapan berlebihan dr tubuhnya, sehingga memungkinkannya untuk dapat beradaptasi di lingkungan yg tak terlalu lembap.


Tumbuhan lumut tergolong selaku kormofita berspora, lantaran tanaman ini menciptakan spora selaku alat perkembangbiakannya. Tumbuhan lain yg pula termasuk kormofita berspora ialah tumbuhan paku.

Baca Juga Artikel Terkait Tentang Materi: Penjelasan Perkembangbiakan Jamur Secara Spora Aseksual Dan Seksual


Ciri-Ciri Tumbuhan Lumut

Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Dalam proses metagenesis ini, lumut mengalami dua fase kehidupan, yaitu fase gametofit (haploid) & fase sporofit (diploid).


Lumut mempunyai dua alat perkembangbiakan (gametangium), yaitu arkegonium selaku sel gamet betina, & anteridium selaku sel gamet jantan.


Daun pada flora lumut mempunyai sel-sel yg kecil, sempit, panjang, & mengandung kloroplas yg tersusun seperti jala. Terdapat pula sel-sel mati yg berfungsi selaku tempat persediaan air & penyimpanan cadangan kuliner.


Tumbuhan lumut mempunyai akar dlm bentuk rizoid yg menempel pada tempat tumbuhnya lumut. Rizoid ini pula berfungsi untuk menyerap air serta garam-garam mineral ke dlm tubuh lumut.


Metagenesis Tumbuhan Lumut

Metagenesis Tumbuhan Lumut

Pada flora lumut, mirip lumut daun, spora berkembang menjadi protonema. Protonema tumbuh menjadi tanaman lumut. Tumbuhan lumut akan menghasilkan anteridium atau alat perkembangbiakan jantan & arkegonium atau alat perkembangbiakan betina.


Organ ini mampu berada dlm satu tumbuhan (berumah satu) atau bisa pula berada pada tumbuhan yg berlawanan (berumah dua). Anteridium akan menciptakan sperma, & arkegonium akan menghasilkan ovum (sel telur).

Baca Juga Artikel Terkait Tentang Materi: “Ovum ( Sel Telur )” Pengertian & ( Fungsi – Struktur – Proses Pembentukan )


Itulah sebabnya, tanaman lumut disebut sebagai gametofit atau flora penghasil gamet. Tumbuhan lumut bersifat haploid (n).


Pertemuan sperma & ovum akan menciptakan zigot yg hasilnya berkembang menjadi sporofit atau tanaman penghasil spora. Sporofit bersifat diploid (2n).


Pada lumut daun, sporofit tetap menempel pada ujung flora (gametofit). Pembentukan spora pada sporofit terjadi melalui pembelahan sel induk spora dlm spongarium.


Struktur Tumbuhan Lumut

Berikut ini terdapat beberapa struktur tanaman lumut, antara lain sebagai berikut:

  • Vaginula merupakan akar yg diselubungi oleh sisa dinding arkegonium.
  • Seta (tangkai)
  • Apofisis merupakan ujung seta yg melebar & merupakan peralihan seta dgn kotak spora.
  • Kaliptra (tudung) berasal dr dinding arkegonium sebelah atas menjadi tudung kotak spora.
  • Kolumera, merupakan jaringan yg tak berpartisipasi dlm pembentukan spora.


Reproduksi Tumbuhan Lumut

Reproduksi Tumbuhan Lumut

Lumut mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Dalam proses metagenesis ini, lumut mengalami dua fase kehidupan, yakni fase gametofit (haploid) & fase sporofit (diploid).


Lumut mempunyai dua alat perkembangbiakan (gametangium), yakni arkegonium selaku sel gamet betina, & anteridium selaku sel gamet jantan. Berikut yakni bagan tahapan metagenesis yg terjadi pada tumbuhan lumut.


Manfaat Tumbuhan Lumut

Ada sebuah market substansiil yg menghimpun lumut dr yg liar. Penggunaan lumut tetap utuh utamanya di florist trade & untuk hiasan rumah.


Lumut jenis Sphagnum pula komponen utama materi bakar, yg mana ditambang untuk penggunaan selaku materi bakar, sebagai aditip lahan perkebunan, & jelai bertunas dikeringkan pada pemroduksian Scotch Whisky.


Sphagnum, biasanya jenis cristatum & subnitens, dipanen selagi masih bertumbuh & dikeringkan digunakan di kamar anak anak & hortikultura selaku medium pertumbuhan.


Praktek tanah Pada Perang dunia II, Sphagnum dipakai sebagai PPPK yg dipakaian pada luka serdadu, lumut ini adalah sungguh menyerap & mempunyai kekayaan antibacterial. Beberapa permulaan orang-orang menggunakannya sebagai diaper dlm kaitan dgn absorbency.


Di United Kingdom, Fontinalis antipyretica biasa dipakai untuk memadamkan api mirip ditemukan di sejumlah substansiil di sungai yg slow-moving & lumut menahan volume air yg besar menolong memadamkan nyala api tersebut.


Di Finlandia, Peat mosses sebagai materi bakar lumut sudah digunakan untuk membuat roti selama kelaparan. Di Mexico, lumut dipakai pada Dekorasi Natal.


Peranan Tumbuhan Lumut

Beberapa spesies tanaman lumut mempunyai peranan penting dlm kehidupan insan, diantaranya:

  1. Spesies lumut Marchantia polymorpha , biasa dimanfaatkan selaku obat hepatitis.
  2. Jenis-jenis lumut gambut yg tergolong dlm genus Sphagnum biasa dipakai sebagai pengganti kapas.  Sphagnum juga berfungsi untuk menolong peresapan air & menjaga kelembaban tanah.
  3. Cephalozoella massalongoi, spesies lumut ini biasa tumbuh di tanah atau batuan yg mengandung tembaga sehingga mampu dipakai selaku indikator eksistensi tembaga.
  4. Asplenium nidus, biasa dipakai sebagai tumbuhan hias.


Klasifikasi Tumbuhan Lumut

Berikut ini terdapat tiga penjabaran pada tanaman lumut, antara lain sebagai berikut:


1. Lumut Daun (Bryophyta)

Lumut daun yaitu jenis flora lumut yg sering dijumpai di daerah yg lembab. Pada lazimnya , satu individu lumut daun menciptakan jenis gamet yg berbeda sehingga mampu dibedakan mana individu jantan, mana individu betina.


Akan tetapi ada pula tanaman lumut yg menghasilkan gamet jantan anteridium) & gamet betina (arkegonium) dlm satu individu.


Pada fase sporofit, flora lumut akan menciptakan spora selaku alat perkembangbiakannya. Jika spora lumut sampai di lingkungan yg sesuai, spora lumut akan berkembang menjadi protonema.


Protonema inilah yg balasannya berkembang menjadi flora lumut gres. Contoh spesies flora lumut daun yaitu Polytrichum juniperinum, Pogonatum cirratum, & Aerobryopsis longissima.

Baca Juga Artikel Terkait Tentang Materi: “Tumbuhan Merambat” Pengertian & ( Bentuk – Jenis – Contoh )


1.1 Ciri-Ciri Struktur Lumut Daun

Anggota yg tak abnormal lagi dr divisio ini yakni Bryophyta atau lumut daun. Bryophyta memiliki jumlah kurang lebih 10.000 spesies jenis lumut daun yg dibagi menjadi tiga ordo yaitu Bryales, Sphagnales, & Andreales.


Lumut daun lebih gampang dimengerti lantaran sering ditemui di tempat yg agak terbuka. Pada divisio Bryophyta, kita belum mampu membedakan membedakan antara daun, batang, & akarnya. Akan tetapi, Bryophyta telah mempunyai klorofil untuk proses fotosintesisnya sehingga digolongkan ke dlm Regnum Plantae.


Lumut daun (moss) merupakan flora lumut yg paling terkenal. Hamparan lumut daun terdiri atas golongan lumut yg padat, yg saling menyokong satu sama lain. Setiap tumbuhan yg tergabung dlm hamparan tersebut menempel pada substrat dgn sel memanjang atau filamen seluler yg disebut rizoid.


Rhizoid menenteng air & nutrisi ke seluruh jaringan. Akan tetapi, rhizoid tak mempunyai pembuluh untuk mendistribusikan air & nutrisi tersebut. Oleh lantaran itu, lumut dimasukkan ke dlm jenis flora tak berpembuluh.


Difusi air & nutrisi pada lumut terjadi dengan-cara lambat melalui jaringan di tubuh lumut yg saling berafiliasi. Oleh lantaran itu, ukuran tubuh mereka terbatas, hanya kurang dr 2 cm tingginya. Gametofitnya tumbuh tegak di permukaan tanah, memiliki kepingan-pecahan yg menyerupai “akar”, “batang”, & “daun” yg sebenarnya tak sama dgn struktur yg sama pada tumbuhan vaskuler.


Gametofit merupakan generasi dominan, tempat terjadinya fotosintesis. Sporofit berkembang membentuk suatu batang panjang yg muncul dr arkegonium. Pada ujung batang terdapat sporangium, yaitu kapsul tempat terjadinya pembelahan meiosis & spora haploid meningkat . Gambar 7.3b sporofit yg mempunyai sporangium berupa kapsul dgn tutupnya disebut kaliptra. Jika kadar air rendah, kaliptra terlepas, gigi peristom terbuka, & spora keluar.

Lumut daun

Gambar 7.3 Lumut daun

Salah satu teladan lumut daun yakni lumut gambut atau sphagnum, terhampar menutupi permukaan daratan bumi seperti karpet. Hamparan lumut gambut sangat tebal, terdiri atas flora hidup & mati di tanah berair, mengikat aneka macam karbon organik.


Sebagai tempat penyimpanan karbon, rawa gambut tersebut berperan penting dlm menstabilkan konsentrasi karbon dioksida (C°2) di atmosfer. Sphagnum tumbuh di daerah tundra, merupakan makanan rusa kutub. Lumut daun dapat dimanfaatkan selaku media tumbuhan (pengganti ijuk).


1.2 Habitat Lumut Daun

Lumut daun dapat berkembang di tanah-tanah botak yg dengan-cara periodik mengalami kekeringan, di atas pasir bergerak, di antara rumput-rumput, di atas batu cadas, batang pohon, di rawa-rawa, & sedikit yg terdapat di dlm air.


Kebanyakan lumut ini tumbuh di rawa-rawa yg membentuk rumpun atau ganjal yg dr tiap-tiap tahun tampak bertambah luas sedangkan penggalan bawah yg ada dlm air mati bermetamorfosis gambut yg membentuk tanah gambut.

Baca Juga Artikel Terkait Tentang Materi: Kingdom Plantae – Pengertian, Ciri, Reproduksi & Klasifikasi


Jenis tanah ini bermanfaat untuk menggemburkan medium pada tanaman pot & mampu dimanfaatkan selaku materi bakar. Karena habitatnya sungguh luas, maka tubuhnya pun mempunyai struktur yg beragam.


Di kawasan kering, tubuh lumut ini dapat berbentuk seperti alas, sedangkan yg hidup di tanah hutan dapat berbentuk mirip lapisan permadani. Lumut di daerah lahan gambut dapat menutupi tanah sampai beribu kilometer.


Lumut ini hampir tak pernah mengisap air dr dlm tanah, tetapi justru banyak melindungi tanah dr penguapan air yg terlalu besar. Lumut daun merupakan tanaman yg bangkit tegak,
kecil, & letak daunnya tersusun teratur mengelilingi tangkainya seperti spiral.


2. Lumut Hati (Hepaticophyta)

Tubuh lumut hati tersusun atas struktur tubuh yg berbentuk hati pipih yg disebut talus yg tak terdiferensiasi menjadi akar, batang, maupun daun. Tumbuhan lumut mempunyai tubuh yg terbagi menjadi dua lobus sehingga terlihat mirip lobus pada hati.


Gametangium pada lumut hati biasanya terdapat pada struktur batang yg disebut arkegoniofor (tempat penghasil arkegonium) & anteridiofor (tempat penghasil anteridium). Lumut hati pula bisa melaksanakan perkembangbiakan aseksual dgn sel yg disebut gemma.


Gemma merupakan struktur mirip mangkok yg terdapat di permukaan gametofit. Contoh spesies lumut hati yakni Marchantia polymorpha & Porella.


2.1 Ciri-Ciri Struktur Lumut Hati

Hepatophyta disebut pula lumut hati. Menurut Campbell (1998: 550), Lumut hatimeliputi sekitar 8.000 jenis yg kebanyakan hidup di tempat lembab seperti pada batang pohon, tanah, atau kerikil cadas.


Lumut hati membentuk massa berupa lembaran dgn tepi yg terbelah-belah (disebut talus) yg berbentuk mirip hati. Pada berbagai macam, talus ini membentuk daun sehingga lumut hati mampu dibedakan menjadi lumut hati bertalus & lumut hati berdaun (sering disebut lumut sisik).


Contoh lumut hati bertalus yakni Marchantia polymorpha, M. berteroana, Ricciocarpus natans, R. frostii. Lumut hati berdaun contohnya Porella.


Hutan tropis merupakan tempat hidup lumut hati dgn keanekaragaman yg paling besar. Gametofitnya merupakan lembaran “daun” tipis yg menempel pada substratnya dgn rizoid yg halus. Lembaran “daun” dibagi menjadi beberapa lobus, bentuknya mirip hati hewan, epidermisnya mengandung klorofil.


Pada permukaan gametofit terdapat badan mirip mangkuk yg berisi kuncup (gemma) yg berfungsi selaku alat perkembangbiakan aseksual. Kuncup yg terlepas & jatuh di tempat yg sesuai, akan berkembang menjadi individu baru.


Seperti Bryophyta, pada lumut hati fase yg menonjol ialah fase gametofitnya. Pada fase ini, gametofitnya acap kali mempunyai kutikula. Spora dr lumut hati ini memiliki dinding tebal yg menyesuaikan diri kepada lingkungannya.


Siklus hidup lumut hati hampir mirip dgn lumut daun, yakni fase gametofitnya lebih dominan. Gambar 7.4b Lembaran “daun” (gametofit dgn mangkuk berisi gemma, anteridium, & arkegonium.

Lumut hati

Gambar 7.4 Kelompok Lumut hati

Perkembangbiakan seksual terjadi melalui pembentukan arkegonium dan anteridium, biasanya berkembang pada gametofit yg berlainan. Tangkai arkegonium disebut arkegoniofor, sedangkan tangkai anteridium disebut anteridiofor. Lekukan pada payung pembawa anteridium lebih dangkal dibanding dgn payung arkegonium. Pada tiap lekukan terdapat satu arkegonium, yg tumbuh ke arah bawah. Setelah terjadi pembuahan terbentuk zigot, sementara arkegoniofor terus memanjang. Zigot berkembang menjadi sporofit dan terbentuk “kapsul” tempat tumbuhnya spora yg haploid. Spora yg jatuh pada tempat yg sesuai akan tumbuh menjadi benang yg tak tentu bentuknya & berfungsi sebagai sel pemula pembentukan gametofit.


2.2 Morfologi & Anatomi Lumut Kelas Hepaticopsida

Gametofit dr kelas ini masih sangat sederhana & berdasar bentuk tubuhnya, lumut kelas ini mampu dibedakan menjadi dua tipe, yaitu :

  1. Tipe frondose / lumut hati bertalus (thalloid liverwort), merupakan golongan yg talusnya berupa lembaran.
  2. Tipe foliose / lumut hati berdaun (leafy liverworts), merupakan golongan yg talusnya ibarat batang dgn daun – daun.


2.2.1 Lumut Hati Bertalus (Frondose)

Golongan ini mencakup tubuh kepingan dorsal (punggung) & ventral (perut).


Pada sisi dorsal :

  • Pada jenis tertentu terdapat alur di tengah di mana pada penggalan ujungnya terdapat penonjolan yg berfungsi sebagai gametangiofor (penunjang gametangium).
  • Terdapat sel – sel asimilasi yg membatasi ruang – ruang udara.
  • Terdapat lapisan epidermis yg merupakan lapisan yg berbatasan dgn udara luar.
  • Terdapat porus yg menghubungkan ruang udara dgn udara luar.


Pada sisi ventral :

  • Ada yg namanya rusuk tengah yg merupakan penebalan dr talus.
  • Terdapat risoid dgn karakteristik unisel, tak ada cabang, tekstur halus, serta licin & berjendol.
  • Terdapat sisik dengan cuma 1 lapis sel walaupun ini bersifat multisel.
  • Terdapat jaringan parenkim tak berwarna sebagai sel penimbun cadangan kuliner.


Tipe penampang melintang talus :

  • Tipe Marchantia

Pada tipe ini tempat ventral melebar hingga ke tepi kanan kiri talus. Daerah rusuk tengah merupakan penggalan yg paling tebal & kian ke tepi semakin menyusut penebalannya. Daerah dorsal terdiri atas 1 lapis ruang udara yg di batasi oleh 1 lapis sel asimilasi di mana pada dasar ruang udara tersebut terdapat benang – benang asimilasi yg berfungsi untuk membantu dlm proses pengikatan CO2. Contoh pada Marchantia sp. & Targonia hipophyla.


  • Tipe Plagiochasma

Daerah ventral sedikit melebar tetapi tak hingga ke tepi talus. Daerah dorsal terdiri dr beberapa lapis ruang udara yg kosong. Lapisan atas & tengah pada lapisan udara berskala lebih kecil dibandingkan dgn lapisan di bawahnya. Contoh pada Plagiocasma appendiculatum, P. articulatum, & masih terdapat teladan yg lain.


  • Tipe Stepensoniella

Daerah ventral khususnya pada rusuk tengah, tebal. Daerah dorsal terdiri dr 1 lapis ruang udara yg besar & kosong. Contoh pada Stepensoniella brevipedunculata, Sauchia spongiosa, dan masih banyak lagi.


2.2.2 Lumut Hati Berdaun (Foliose)

Golongan ini mencakup morfologi “daun” & “batang” Pada “daun” :

  • Bersifat dorsiventral (mampu dibedakan antara sisi dorsal & sisi ventral) dgn karakteristik tubuh yg lunak.
  • Terdapat 2 – 3 baris daun
  • Di tepi talus terdapat yg namanya daun lateral yg dibagi menjadi : daun tunggal & daun bilobus. Daun bilobus dibagi lagi menjadi 2, yakni lobus postical (atas) & lobus antical (bawah).
  • Daun ke 3 pada garus tengah di sisi ventral dinamai dgn amfigastrium yg bercirikan ukuran lebih kecil dr daun lateral.
  • Daun biasanya ter
    diri atas 1 lapis sel.
  • Terdapat kloroplas.
  • Terdapat trigome (penebalan berupa segitiga pada sudut – sudut sel).


Pada “batang” yg sudah maju terdapat 3 macam jaringan :

  • Epidermis, yaitu sel – selnya berdinding tebal dgn lapisan kutikula
  • Korteks, sel – selnya berdinding tebal namun berukuran kecil. Sifat jaringan korteks parenkimatis, berfungsi untuk fotosintesis, respirasi, & pula sebagai tempat penimbunan zat masakan cadangan.
  • Medula, dindingnya tipis akan tetapi lebar


Terkadang  pada beberapa suku tak ditemui adanya epidermis, tetapi korteks terdiri dr sel – sel hyalin berdinding tipis & berukuran relatif besar yg dinamakan dgn hyaloderm. Kaprikornus hyaloderm merupakan jaringan korteks yg terdiri dr sel – sel hyalin berdinding tipis & berskala relatif besar.


3. Lumut Tanduk (Anthocerotophyta)

Lumut tanduk mempunyai gametofit yg mirip dgn gametofit pada lumut hati, perbedaan antara keduanya cuma terdapat pada sporofitnya. Sporofit pada lumut tanduk mempunyai kapsul memanjang yg tumbuh mirip tanduk.


Ciri unik dr lumut tanduk ialah sporofit akan terus tumbuh selama masa hidup gametofit. Contoh dr lumut tanduk adalah Anthoceros natans.


3.` Ciri-Ciri Struktur Tanduk

Divisi Anthocerophyta memiliki struktur tubuh mirip tanduk sehingga dinamakan lumut tanduk. Anthocerophyta hanya memiliki satu kloroplas di dlm tiap selnya. Oleh karena itu, Anthocerophyta dianggap sebagai lumut primitif.


Lumut ini mempunyai struktur tubuh seperti lumut hati, perbedaannya terletak pada sporofitnya. Sporofit pada lumut tanduk bentuknya seperti kapsul memanjang yg berkembang ibarat tanduk.


Di antara semua lumut, lumut tanduk yakni yg paling akrab kekerabatan kekerabatannya dgn tumbuhan vaskuler. Bentuk tubuhnya mirip lumut hati, tetapi sporofitnya membentuk kapsul memanjang yg tumbuh seperti tanduk.


Sampai ketika ini ketiga divisi lumut itu masih bertahan selaku tumbuhan darat. Adanya hamparan lumut pada permukaan tanah dapat menghalangi erosi. Selain itu, rizoid lumut dapat menembus permukaan batuan. Proses ini dengan-cara bertahap membentuk tanah baru. Oleh karena itu, tumbuhan lumut disebut sebagai tanaman pionir.

Lumut tanduk

Gambar 7.5 Lumut tanduk


Contoh Tumbuhan Lumut

Berikut ini terdapat beberapa pola tanaman lumut, antara lain selaku berikut:


1. Contoh Lumut Daun

Contoh Lumut Daun

Contoh: Polytricum juniperinum, Polytrichum, Rhizogonium, Rhodobryum, Leucobryum, Hypopterygium, Hypnodendron, Pogonatum, Macromitrium & Spagnum.


2. Contoh Lumut Hati

Contoh Lumut Hati

Contoh: Marchantia polymorpha & porella.


3. Contoh Lumut Tanduk

Contoh Lumut Tanduk

Contoh: Anthoceros laevis.


Daftar Pustaka:

  • Fictor F & Moekti A. Mudah Belajar Biologi Sekolah Menengan Atas X.: Jakarta. BSE 2009

  • Herni Budiati. Biologi untuk Sekolah Menengan Atas/MA Kelas X: Jakarta. BSE 2009

  • Indun Kistinnah & Endang Lestari. Biologi Makhluk Hidup & Lingkungannya SMA/MA: Jakarta. BSE 2009

  • Rifki F, dkk. Mudah & Aktif Belajar Biologi SMA Kelas X: Jakarta. BSE 2009


Demikianlah pembahasan tentang Tumbuhan Lumut – Ciri, Metagenesis, Struktur & Klasifikasi semoga dgn adanya ulasan tersebut dapat menambah pengetahuan & pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂

  √ Fungsi Faring