Mengenal Tipologi Dalam Pers – Apakah kalian punya pendapat perihal citra pers sampaumur ini ? Ada yg menganggap bahwa gambaran pers kita telah larut dlm iklim & irama kapitalisme global.
Dalam kapitalisme global, pers tak berbeda dgn sebuah perusahaan yg selalu mengejar laba maksimal dgn investasi minimal.
Dengan nalar industri & perusahaan, apapun akan dihidangkan oleh pers selama hal itu mampu dijadikan sebagai komoditas utama. Ada pula yg berpendapat pers kita sudah berada di luar jalur, atau istilahnya dlm bahasa Jawa disebut pers yg kebablasan.
Demi pers, apapun bisa ditulis, dilaporkan, diberitakan, & disebarluaskan. Kemerdekaan pers kesannya berubah drastis dr semula memanggil simpati, tetapi akhirnya malah menjadi pemicu gelombang antipati.
Untuk mengetahui lebih jauh persoalan ini. Kita mampu menganalisis pers berdasarkan kualitasnya bagaimana.
Daftar Isi
Klasifikasi Pers Berdasarkan Kualitasnya
Dalam buku berjudul Hukum Komunikasi Jurnalistik karya Djen Amar, pers diklasifikasikan ke dlm dua kelompok besar. Dalam buku tersebut mengklasifikasikan tipologi dlm pers selaku berikut.
Pers Berkualitas
Penerbitan pers bermutu memilih cara penyajian yg etis, moralis, & intelektual. Pers yg bermutu benar-benar dikelola dengan-cara terkonsep, & profesional walaupun niat membuka usaha tetap ada.
Materi, laporan, ulasan & tulisan pers bermutu tergolong berat. Dalam setiap bahan-bahan yg disampaikan, para jurnalisnya menghindari penulisan informasi yg provokatif, & mengaduk-aduk emosi pembacanya.
Pers jenis ini sangat menghargai dua kelompok, atau banyak kelompok dlm satu wadah besar. Kaprikornus dlm setiap muatan-mutan jurnalistiknya. Pers jenis ini bersikap netral.
Pers jenis ini pula mendasari segala produk jurnalisme mesti selaras dgn hukum, norma, adat, & nilai kebijaksanaan di dlm masyarakat itu sendiri.
Pers Populer
Penerbit pers populer menentukan penyuguhan yg sesuai dgn selera zaman, cepat berganti-ubah, sederhana, tegas-lugas, yummy dikandang, & sifatnya yg kompromistis kepada tuntutan pasar.
Pers jenis ini menggemari idiom, atau judul yg diambil dari, & sedang populer digunakan oleh penduduk banyak. Pers terkenal sungguh menekankan nilai serta kepentingan komersial.
Penerbit pers populer menentukan cara penyuguhan & pendekatan yg kurang etis, emosional (bombastis), & kadang kala sadistis. Dalam pandangan pers terkenal, segala sesuatu mampu dilakukan atau mampu diubah demi pemenuhan keperluan & ulasan pers terkenal biasanya bertema ringan.
Pers populer lebih banyak dimaksudkan untuk memberikan informasi & rekreasi (hiburan). Sasaran pembaca pers populer yakni kalangan menengah-ke bawah. Baik dilihat dr sisi status sosial, maupun dr sisi kacamata strata intelektual.
Pers Kuning
Disebut sebagai pers kuning, alasannya adalah penyajian pers ini banyak mengeksploitasi warna. Segala macam warna ditampilkan untuk mengundang perhatian pembacanya.
Penataan judul sering tak beraturan, & tumpang tindih. Pilihan kata-kata tak diharapkan, alasannya adalah pers kuning tak menganut contoh penulisan judul, & pemakaian kata yg benar & baik.
Apapun bisa dicoba, & dipakai asalkan kata tersebut sedang booming digunakan oleh masyarakat. Kaprikornus kaidah jurnalistik tak dibutuhkan.
Pers kuning menggunakan pendekatan jurnalistik SCC, yg merupakan singkatan dr sex, conflict, crime (seks, konflik, & kejahatan).
Berita bernuansa seks, konflik, & kejahatan sering mendominasi pada pers kuning. Dalam persepsi seorang budayawan, pers kuning tak bisa diandalkan alasannya adalah opini & fakta seiring disatukan, dibaurkan, dikaburkan, bahkan diputar balikan.
Oleh karenanya, pers kuning sering ditunjukkan pada masyarakat untuk pembaca kelas bawah. Jadi pasarnya tak seluas tipologi dlm pers lainya. (Baca juga: Macam-Macam Pers Beserta Wilayah Sirkulasinya )
Dengan demikian, bila seseorang wartawan menyusun sebuah isu, menampung gambar, foto, maupun memberi komentar. Maka gampang sekali dibedakan, apakah wartawan tersebut termasuk kelompok pers kuning, pers terkenal, atau pers berkualitas.