√ Tidak Ada yang Mustahil untuk Bisa Menulis dan Menerbitkan Buku

Bercita-cita menjadi penulis buku sekarang bukan hal yg sukar diraih. Banyak orang yg bisa menulis buku sekaligus menerbitkannya hanya dgn bersungguh-sungguh.

 

Menulis buku kiranya menjadi pekerjaan yg cukup awam. Banyak orang yg tak percaya diri & merasa tak mampu sehingga mereka berpikir bahwa pekerjaan ini sukar dilakukan. Padahal, di periode yg serba gampang ini, siapapun bisa menjadi penulis buku. Tidak cuma menulis, mereka yg berkeinginan mempublikasikan buku pun bisa melakukannya dgn gampang.

Untuk bisa menulis buku kemudian menerbitkannya, seseorang harus percaya dulu bahwa di dunia ini tak ada yg mustahil. Semuanya bisa terwujud, asalkan ada kesungguhan hati yg dikombinasikan dgn perjuangan. Di samping itu, mereka yg ingin menulis buku bisa mengamati beberapa hal penting yg perlu dipersiapkan & dijalankan oleh seorang penulis buku. Apa saja hal-hal penting tersebut? Di bawah ini mampu kita simak jawabannya.

Pada dasarnya, seorang penulis buku ialah orang wajib mempunyai pengetahuan & pengetahuan luas. Ia mesti memiliki banyak ide atau pemikiran dlm pikirannya untuk dituangkan dlm bentuk goresan pena. Ide atau gagasan ini nantinya bisa timbul dgn dorongan niat baik dr penulis untuk membagikan sesuatu yg positif bagi banyak pembacanya. Tidak cukup dgn doktrin baik untuk mengembangkan pengetahuan, seorang penulis memerlukan ide-ide yg prospektif, gagasan yg cemerlang, yg kemudian terwujud dlm suatu naskah yg mahir.

Untuk dapat menulis buku dgn mutu yg hebat, seorang penulis perlu banyak berlatih. Setiap dikala ia perlu meningkatkan kesanggupan & teknik menulisnya. Ia harus terus berguru ihwal cara menulis yg baik & benar. Di samping itu, penting bagi penulis untuk menulis sesuai bidangnya, terlebih bila ingin menulis buku nonfiksi. Mereka bisa menuliskan berbagai hal mengenai dunia kelimuan yg mereka geluti. Dari situlah ia akan tampil selaku orang yg tak hanya akil menulis buku, tetapi pula menguasai bidang tertentu.

Berikutnya, seorang penulis mesti membuang jauh-jauh rasa malas yg bersarang dlm dirinya. Ia perlu berdiri & meningkatkan produktivitasnya di dunia menulis. Hal ini bisa ia lakukan dgn banyak membaca buku & mencari gosip seputar dunia penerbitan buku. Telah kita ketahui sebelumnya, penulis yg baik yaitu yg memiliki pengetahuan luas. Kemudian pengetahuan luas bisa diperoleh dr membaca. Tidak cuma membaca buku, seorang penulis bisa membaca apapun. Juga tak cuma membaca, seorang penulis pula perlu lebih peka & mengamati aneka macam hal yg ada di sekitarnya. Di samping itu, penulis pun perlu tahu tentang perkembangan dunia penerbitan buku. Ia perlu mencari penerbit buku terpercaya yg bisa diajak berhubungan untuk menerbitkan bukunya. Tanpa penerbit buku, naskah penulis hanyalah naskah yg tak diterbitkan, pun tak dibaca oleh banyak orang.

  √ Menulis Buku Non-Fiksi Bagi Seorang Sastrawan? Apa Bisa?

Membaca buku & mencari berita perihal penerbitan ini menjadi dua langkah berkesinambungan yg bisa dilaksanakan penulis. Dua hal tersebut mampu dilakukan dgn sering-sering mendatangi toko buku atau perpustakaan. Di sana, penulis dapat mendapatkan buku-buku yg bisa dijadikan selaku sumber pandangan baru, sekaligus mengamati hasil kerja penerbit buku yg akan dijadikan mitranya. Ia bisa mengamati buku hasil terbitan suatu penerbit, di samping mengumpulkan ide & ilham dgn membaca isi buku.

Seperti halnya insan kebanyakan, seorang penulis pula perlu memiliki karakternya sendiri. Ia mesti tampil berlawanan dr penulis-penulis lain. Dengan lebih berkarakter, ia akan lebih membuka peluang bagi dirinya untuk diterima penerbit buku. Meskipun memiliki banyak pesaing, ia bisa menonjolkan abjad dlm tulisannya untuk menarik perhatian editor penerbitan. Untuk melaksanakan hal ini, penulis seharusnya mempunyai ketekunan tambahan, alasannya adalah penerbit buku membutuhkan waktu untuk menyeleksi & menganggap kelayakan naskah.

Selama menunggu proses seleksi naskah, penulis tak perlu meneror penerbit dgn menghubunginya terus-menerus. Ia hanya perlu menanti sekitar tiga bulan, bahkan bisa lebih singkat, hingga ada kabar tentang naskah yg dikirimkannya. Tatkala ingin menghubungi penerbit buku untuk menanyakan naskah, penulis bisa mengontak setidaknya sebulan sekali.

Proses mengumpulkan niat, menulis buku, hingga memasukkan naskah ke penerbit memang tak singkat. Oleh lantaran itu, penulis tak boleh merasa cepat letih. Mereka pula tak boleh cepat mengalah tatkala kabar dr penerbit buku tak sesuai dgn ekspektasi. Penulis tak boleh lelah, maksudnya tak boleh terburu-buru berhenti karena telah kehabisan energi untuk bekerja. Ia masih perlu melaksanakan serangkaian evaluasi untuk menegaskan bahwa tulisannya sudah baik & layak untuk diterbitkan. Penulis pula tak boleh menyerah. Tatkala naskahnya ditolak, ia perlu meninjau lebih jauh kelayakan naskahnya. Selain itu, ia pula perlu mencari tahu, tipe naskahnya dibutuhkan penerbit atau tidak.

  √ Mudahkah Menjadi Penulis Artikel, Buku, atau Cerita?

Hal lain yg bisa dijalankan penulis agar produktif yaitu segera melalaikan naskah. Tatkala ia selesai menulis buku & mengirimkannya ke penerbit, semestinya ia secepatnya melupakan naskah tersebut. Melupakan di sini berarti tak terpaku & memikirkan terus-menerus naskah yg sudah masuk ke penerbit. Waktu yg dimiliki si penulis akan terbuang sia-sia bila ia terpaku pada satu naskah. Waktu yg dibuangnya itu tentu akan lebih berfaedah jikalau digunakan untuk menulis naskah selanjutnya. Dengan kata lain, menanti naskah yg diproses penerbit hanya boleh dilaksanakan sembari mengerjakan naskah baru. Dengan demikian, penulis akan lebih produktif dlm berkarya, walaupun tetap mesti menunggu naskah yg masuk ke penerbit.

Kemudian hal penting lain yg perlu diperhatikan penulis yaitu kata pengantar & elemen tulisan yg lain. Penting bagi penulis untuk memperlihatkan diri seraya “berkenalan” dgn editor di penerbit buku lewat kata pengirim . Kesan pertama akan lebih singkat muncul tatkala penerbit membaca kata pengirim dr penulis. Cukup dgn satu atau dua lembar kata pengirim , penulis bisa menceritakan gambaran naskah & sasaran pembacanya dengan-cara spesifik.

Selain kata pengirim , penulis pula wajib melampirkan identitas diri. Ia perlu menuliskan nama lengkap, nama pena, usia, nomor telepon, serta alamat rumah & emailnya. Penulisan identitas ini penting untuk memudahkan penerbit menghubungi penulis jikalau naskahnya lolos. Sekalipun naskahnya pantas terbit & sukses melalui seleksi ketat, naskah tersebut tak akan diterbitkan jika pemiliknya tak bisa dihubungi.

Tidak hanya itu, penulis pula sungguh-sungguh perlu mencantumkan sinopsis atau ringkasan isi buku tatkala mengirimkan naskahnya ke penerbit buku. Mengirim sinopsis berlainan dgn blurb. Yang dimaksud dgn blurb adalah goresan pena padat & singkat yg seringkali ditemukan di cuilan belakang cover buku. Sinopsis berbeda dgn blurb pada bagian tamat pemaparan. Blurb kerap kali ditulis dgn akhir yg menggantung biar pembaca ingin tau dgn keseluruhan isi buku. Sementara itu, sinopsis akan berisi keseluruhan isi buku beserta kesimpulan atau endingnya. Sinopsis akan penting bagi editor, sebab dr situlah editor akan mengetahui ide dasar & gaya bahasa yg digunakan penulis.

  √ Cara Membuat Buku Digital, Kelebihan dan Kekurangannya

Terakhir, jalan lain yg bisa dilakukan oleh penulis supaya naskahnya bisa terbit ialah menentukan penerbit lain. Jika naskahnya acap kali mengalami penolakan di suatu penerbit buku, ia bisa menentukan penerbit lain. Penyebar Ilmu buku yg menolak naskahnya bisa saja belum memerlukan naskah untuk diterbitkan. Bisa jadi, naskah yg diserahkan pula kurang menyanggupi ketentuan dr penerbit. Untuk mengatasi kegagalan terbit ini, penulis bisa memilih penerbit terpercaya yg lebih terbuka dlm hal penerimaan naskah. Ia bisa memilih penerbit anggota IKAPI yg terpercaya, tetapi mempermudah naskahnya untuk diterima & diterbitkan. Penulis semestinya pula mengerti dgn benar metode kerjasama yg disediakan penerbit tersebut, mudah-mudahan nantinya ia tak dirugikan selama proses penerbitan.

Tentunya untuk dapat menulis & menerbitkan buku dibutuhkan jerih payah dr penulis. Kesungguhan hati ini bisa dilengkapi dgn produktivitas tinggi mudah-mudahan penulis mampu menciptakan buku yg baik & bermutu. Selain itu, kecakapannya dlm menentukan penerbit & melihat kesempatan penerbitan pula perlu diamati agar impiannya menjadi penulis betul-betul aktual.

 

Referensi:

  1. http://www.hipwee.com/opini/buat-penulis-yang-ingin-naskahnya-sungguhan-diterbitkan-menjadi-buku-percayalah-tidak-ada-yang-mustahil/ diakses pada tanggal 27 Juli pukul 14:55 WIB.

[Wiwik Fitri Wulandari]