Sudahkah saya melakukan teknik menulis yg membius pembaca? Bagaimana saya tahu mereka suka buku saya?
Pertanyaan itu akan timbul dlm benak seorang penulis pasca melakukan teknik menulis & menerbitkannya. Si penulis akan bertanya pada dirinya mengenai mutu isi goresan pena dlm bukunya. Ia pula akan mengajukan pertanyaan, seberapa banyak orang yg akan kepincut dgn tema buku yg dihasilkannya. Pun ia akan mencari tahu seberapa banyak orang yg membeli bukunya. Pertanyaan ini akan menjadikan kegundahan tersendiri bagi penulis akan hasil pekerjaannya.
Untuk tak terlalu takut dgn pertanyaan-pertanyaan di atas, ada hal yg mampu dikerjakan penulis mudah-mudahan ia dapat menciptakan buku yg membius pembaca. Bagaimana menulis yang dapat membius pembaca? Untuk tahu lebih banyak, seorang penulis hendaknya memerhatikan beberapa hal berikut ini.
- Memikirkan pembaca
Saat melaksanakan teknik menulis, seorang penulis tak boleh egois alias mementingkan dirinya sendiri. Ia mesti menimbang-nimbang pembacanya juga. Ia tak boleh hanya berpikir tentang bukunya yg sudah akhir akan diterbitkan & dijual sehingga menguntungkannya. Si penulis wajib mempertimbangkan pendapat, fikiran, atau perasaan pembaca tatkala membaca buku yg ditulisnya.
Penulis sebaiknya mengenali dgn niscaya sasaran pembaca bukunya. Ia pula harus menimbang-nimbang bahwa tak siapa saja bisa membaca buku yg sama, sebab masing-masing mempunyai kebutuhannya sendiri dlm membaca buku. Dengan berempati pada mereka, penulis dapat menghasilkan karya yg diminati oleh banyak pembaca.
- Memikirkan manfaat isi buku yg ditulis
Pembaca berbelanja buku karena mereka membutuhkannya. Kata “membutuhkan” bukan hanya diartikan selaku hal yg mendesak & harus dipenuhi. “Membutuhkan” di sini mampu diartikan sebagai butuh keterangan, butuh hiburan, butuh pengetahuan & pengetahuan, atau butuh sesuatu untuk mengisi waktu luang. Bisa jadi, pembaca pula butuh karena ingin mengambil manfaat dr buku yg dibacanya. Dengan menyaksikan keperluan pembaca tersebut, tentukan penulis sudah memikirkan dengan-cara matang bahwa pembaca akan mendapatkan faedah dr bukunya.
- Menarik emosional
Penulis akan bertugas menawan pembaca. Hal penting yg harus dilakukannya yakni memakai kata-kata untuk mengakibatkan emosi calon pembaca sehingga mereka ingin membeli buku karyanya. Dengan kata-kata yg menarik, penulis dapat mengajak pembaca untuk hanyut & ingin tau dgn isi buku dengan-cara keseluruhan.
- Menyusun kata-kata dlm bentuk daftar
Daftar atau poin-poin adalah pemaparan yg lebih gampang dipahami dengan-cara lazim ketimbang paragraf tanpa poin. Anda yg melakukan teknik menulis nonfiksi mampu menggunakan cara ini dlm memaparkan isi buku. Selain mempermudah pembaca untuk mengerti isi buku, daftar atau poin-poin menciptakan pembaca lebih mudah mendapatkan sesuatu yg ingin dicarinya dlm buku tersebut. Mereka pula akan lebih mudah mengenang poin-poin atau daftar ketimbang paragraf tanpa poin.
- Menggunakan kalimat & paragraf yg pendek
Kalimat yg lebih pendek akan lebih gampang dikenali. Selain itu, kalimat pendek namun efektif lebih direkomendasikan dlm menulis nonfiksi. Pembahasan yg dituliskan lewat kalimat-kalimat yg tak terlalu panjang akan meminimalisasi munculnya rasa bosan dr pembaca. Paragraf yg pendek pula akan lebih menawan pembaca. Nantinya pembaca tak akan cepat jenuh dgn membaca paragraf-paragraf pendek. Paragraf panjang cenderung membuat pembaca bosan, tak lezat dibaca, & membuat mata cepat letih.
- Menguji menarik atau tidaknya isi buku
Seorang penulis mampu menguji bukunya dgn memberikannya pada beberapa sahabat. Ia dapat meminta teman-temannya untuk membaca & menilai buku yg ditulisnya. Jika banyak orang menyukai karyanya, berarti ia telah sukses menulis buku.
Untuk melaksanakan teknik menulis yg disukai banyak orang, pastinya seorang penulis perlu menyelesaikan karyanya dgn ikhlas & tak memaksakan diri. Dengan tulus, ia dapat melaksanakan teknik menulis tanpa merasa terbebani & mengalir mengikuti arus. Hasil pekerjaan yg dikerjakan dgn ikhlas lazimnya pula lebih baik dibandingkan dgn pekerjaan yg dikerjakan dgn terpaksa.
Kemudian untuk tahu bahwa buku yg ditulis diminati atau tidak, seorang penulis mampu mencoba suatu cara, yakni menerbitkan bukunya. Dengan mempublikasikan bukunya, ia dapat menyaksikan seberapa laris buku yg ditulisnya di pasaran. Banyak atau sedikit buku yg terjual sebaiknya tak menjadikan penulis tinggi hati atau justru berkecil hati.
Buku yg terjual banyak akan menjadi suatu pujian tersendiri bagi seorang penulis, tetapi sebaiknya tak menjadikan ia arogan. Sebaliknya, buku yg lakunya hanya sedikit sebaiknya tak menciptakan si penulis berkecil hati. Hal tersebut ialah pelajaran berharga yg bisa diambil. Si penulis mampu menjadikannya selaku cambuk semangat biar terus melaksanakan teknik menulis dgn lebih baik lagi.
Buku yg terjual banyak atau sedikit sebaiknya dijadikan sebagai motivasi untuk terus berkarya. Penulis semestinya membuat hal tersebut selaku fasilitas memajukan mutu karya. Makara tatkala ia menerbitkan buku & menjualnya kembali akan ada kenaikan jumlah peminat & pembeli bukunya.
Referensi:
- http://caramenulisbuku.com/caramenulisbuku/buku-membius-pembaca.htm#more-408
- http://caramenulisbuku.com/caramenulisbuku/satu-satunya-cara-mengenali-pembaca.htm#more-1624
[Wiwik Fitri Wulandari]
Anda punya RENCANA MENULIS BUKU
atau NASKAH SIAP CETAK?
Silakan daftarkan diri Anda selaku penulis di penerbit buku kami.
Anda pula mampu KONSULTASI dgn Customer Care yg siap membantu Anda hingga buku Anda diterbitkan.
Anda TAK PERLU RAGU untuk segera MENDAFTAR.
Silakan ISI FORM di laman ini. 🙂