Teknik menulis apakah benar itu mudah? Faktanya, saya tak bisa pula menulis meski berkali-kali berlatih.
Banyak penulis pemula mengajukan pertanyaan, bagaimana caranya bisa teknik menulis buku? Apa saja yg mesti disediakan biar goresan pena manis & enak dibaca? Bagaimana supaya opsi kata yg kita rangkai dlm kalimat tak monoton? Dengan pertanyaan-pertanyaan itu, sepertinya menulis jadi terasa menyusahkan.
Saya sesungguhnya tak mau melemahkan semangat mereka yg ingin sekali bisa teknik menulis buku. Saya hanya sedang merasa berada pada level gagal paham pada orang yg kurang berupaya tetapi terlalu mudah untuk cepat menyerah. Benar, menulis butuh persiapan & ketersediaan materi goresan pena untuk ‘digoreng’ dgn bumbu paling yummy yg akan dihidangkan pada para penikmat informasi dgn selera tinggi. Namun demikian, bukan bermakna pada level paling mudah untuk berlatih menulis lalu kita abaikan. Tidak sama sekali.
Jika ingin menuliskan hal-hal kecil yg kita senangi & kuasai, catatlah. Boleh jadi, dr situlah kita bisa menyayangi abjad, kata, & merangkainya dlm kalimat. Biarlah puisi-puisi sederhana yg dibuat kita nikmati sendiri. Tetapi bila ingin mendapatkan tantangan, cobalah di-share di twitter atau facebook atau blog. Siapa tahu banyak orang yg menentang, melecehkan, menjelek-jelekkan, mengkritik dgn pedas, termasuk yg memberi usulan. Nikmati saja semua itu, alasannya semuanya akan memberikan perhiasan energi bagi kita untuk berubah & terus memperbaiki kualitas goresan pena kita.
Pertanyaan selanjutnya, perlukah kita belajar teknik menulis buku? Teknik menulis buku ialah hal yg bisa dijalankan sekalipun oleh orang yg tak punya latar belakang pendidikan formal di dunia bahasa atau kepenulisan. Meskipun teknik menulis buku mungkin memang bisa dilaksanakan oleh semua orang, tetapi menulis sesuatu yg bisa menangkap pembaca & membuainya dlm dunia si penulis, tak bisa dilaksanakan oleh siapa pun. Kaprikornus perlukah belajar? Perlu, kecuali Anda ialah seorang jenius yg terlahir dgn talenta linguistik yg luar biasa.
Lalu, kalau seseorang memutuskan untuk mencar ilmu menulis, dr manakah ia mesti mengawali? Ya, wangsit. Sebelum kerepotan dgn banyak sekali aturan tata bahasa, hal pertama yg mesti dikuasai adalah bagaimana memperoleh & mengembangkan pandangan baru. Ide adalah janin dr suatu tulisan. Ide akan menjelma mirip “janin”. Perkembangannya tergantung pada orang tuanya, yakni si penulis. Tidak perlu panic. Ide bisa diperoleh dgn mengamati hal-hal & orang-orang di sekitarAnda.
Oh iya, kalau Anda tergolong orang yg sering dibuat sakit kepala dgn banyaknya pilihan pandangan baru, dengan bejibunnya opsi tema, dgn melimpahnya fakta sehingga tak bisa diseleksi & dipilah mana yg mesti ditulis, maka saya sarankan biar Anda menepi apalagi dulu dr “hingar-bingar” pandangan baru, tema, & “kemudian-lintas” kata. Bila perlu, ‘bertapalah’ atau mengasingkan diri. Namun, Anda jangan terus seperti itu. Anda bisa mencari cara terbaik untuk menuliskan pesan. Jika tidak, Anda mesti siap berhadapan dgn kenyataan bahwa “Orang lain sudah jauh meninggalkan Anda yg memilih membeku dgn kebingungan memilah pandangan baru & topik tulisan”.
Setelah menentukan pandangan baru yg akan dijadikan materi tulisan, seorang penulis pemula mesti mencar ilmu membangun kerangka goresan pena dr pandangan baru tersebut. Seorang penulis profesional pun memerlukan kerangka goresan pena kalau ingin membangun karya yg baik. Kerangka bisa dibangun dr inspirasi utama dgn wangsit-inspirasi lain yg berkorelasi. Kerangka bisa pula merupakan pengembangan lebih detail dr pandangan baru utama. Tatkala menyusun kerangka, susun wangsit-inspirasi yg ingin Anda masukkan ke dlm tulisan, sesuai dgn alur & tujuan dr tulisan Anda. Jika untuk tulisan yg bersifat ilmiah, susun inspirasi menurut urutan yg logis & dasar keilmuannya.
Untuk goresan pena dgn jenis fiksi, kerangka tulisan akan berbentukurutan insiden & korelasi tokoh-tokoh yg terlibat di dalamnya. Untuk tulisan reportase, kerangka goresan pena mesti meliputi enam hal yg lebih sering disebut selaku 5W-1H (what, where, when, who, why, dan how). 5W1H ini yaitu poin yg wajib dicantumkan tatkala Anda menulis tulisan yg bersifat kasatmata, seperti reportase. Kerangka selesai, saatnya menulis, revisi, & lanjut menulis lagi!
Belajar teknik menulis buku itu mirip dgn proses mengasah pisau. Semakin sering Anda mengasahnya, semakin tajam & manis akhirnya, karena teknik menulis buku yaitu suatu keahlian yg lahir dr repetisi tiada tamat. Para penulis besar yg namanya kita kenal hingga hari ini pun, adalah orang-orang yg menjadikan menulis buku sebagai kepingan alami dr kehidupannya, seperti bernapas. Mereka terus menulis, merevisi, & kemudian menulis lagi sebagai siklus pembelajaran tanpa henti.
Dalam proses belajar, tentunya akan banyak kritik & kesalahan yg didapatkan orang lain dr goresan pena Anda. Jangan berkecil hati, & teruslah menjajal . Mendengarkan pertimbangan orang lain akan menolong Anda dlm meningkatkan mutu tulisan & memperoleh gaya bahasa yg sempurna & digemari oleh sasaran pembaca.
Revisi & pengeditan adalah hal yg tak terelakkan dr proses menelurkan suatu karya tulis. Pelajari kesalahan yg Anda lakukan, mudah-mudahan Anda tak mengulanginya di lain waktu. Hal lain yg penting dijalankan oleh seseorang yg ingin belajar teknik menulis buku ialah rajin membaca. Dengan banyak membaca, kosakata Anda akan bertambah & Anda bisa mencar ilmu dr para penulis lain mengenai bagaimana mereka bermain kata & berbagi dongeng. Rajin membaca karya orang lain akan membantu Anda menyaksikan bagaimana suatu ilham yg sama mampu menawarkan kesan yg jauh berlawanan tatkala penulisnya menuliskan dgn gaya berlainan. Makara, bila Anda berencana untuk berguru teknik menulis buku, mantapkan niat tersebut & bebaskan jari Anda untuk menari di atas keyboard. Selama Anda tak mengalah, ada banyak potensi menunggu Anda!
Bagaimana, apakah masih baiklah jikalau dibilang, “Siapa bilang menulis itu gampang?” Atau justru akan lantang menuliskan: “Menulis itu memang mudah, tetapi jikalau ingin menulis dgn benar & baik, tidaklah gampang”. Saya sendiri oke dgn pilihan yg kedua. Jika sekadar menulis saja, tentu saja gampang. Coba saja asal tulis, misal mengekspos kegundahan di wall Facebook & Twitter, sepertinya enteng-enteng saja. Tetapi, cobalah menulis dgn benar & baik. Pastilah jadi beban kalau belum sudah biasa menulis & tak mau dilatih untuk menulis. Kaprikornus, tetaplah menulis. Dengan terus berlatih menulis, maka kita akan bisa & terbiasa menulis. Semakin lama akan makin lihai menyusun informasi & memberi opini melalui goresan pena. Tak yakin? Silakan Anda coba langsung. Terus & tetaplah menulis, lantaran jika sekadar menulis sebenarnya mudah. Namun kalau ingin bisa & sudah biasa menulis dgn benar & baik, tidaklah mudah. Itu sebabnya, perlu menimba ilmu, membaca, & berlatih terus. Semangat!
[Aditya Kusuma]
Anda punya RENCANA MENULIS BUKU
atau NASKAH SIAP CETAK?
Silakan daftarkan diri Anda selaku penulis di penerbit buku kami.
Anda pula bisa KONSULTASI dgn Customer Care yg siap membantu Anda hingga buku Anda diterbitkan.
Anda TAK PERLU RAGU untuk segera MENDAFTAR.
Silakan ISI FORM di laman ini. 🙂