Ide yakni hal paling mendasar yg harus kita tetapkan apalagi dahulu tatkala melaksanakan teknik menulis. Tanpa adanya inspirasi, pasti buku yg akan kita tulis akan condong berjalan tanpa arah. Bahkan tak adanya ilham yg kita miliki tentu akan mempunyai pengaruh pada ketidakmampuan kita untuk menciptakan suatu buku. Ide intinya yakni hasil perenungan atau refleksi diri kita sendiri terhadap sebuah fenomena atau insiden tertentu. Oleh karena itu, ide akan timbul dengan-cara otomatis tatkala kita sedang memikirkan atau mencerminkan suatu hal yg dianggap penting. Berangkat dr asumsi tersebut, tentu kita dituntut untuk peka pada aneka macam hal yg terjadi di sekitar kita. Bahkan pandangan baru tersebut pula bisa timbul berkat refleksi atas berbagai hal yg kita rasakan sendiri. Selanjutnya, memunculkan pandangan baru bukanlah sesuatu yg sulit dilakukan. Hanya saja kita perlu untuk memfokuskan diri terhadap wangsit yg kita angkat. Hal tersebut tak dapat dilepaskan dr sifat inspirasi itu sendiri yg cenderung universal atau lazim.
Apabila ilham yg akan kita gunakan dlm melaksanakan teknik menulis sudah kita dapatkan, maka langkah selanjutnya yg tak kalah penting yakni memperkuat ilham yg kita miliki. Penguatan atau uji wangsit tersebut penting untuk dikerjakan dlm rangka melihat keperluan masyarakat pada ilham yg kita tawarkan. Hal ini pula kita lakukan selaku strategi untuk membuat buku kita laku di pasaran. Artinya dengan-cara tak pribadi kita akan mencar ilmu melihat kecenderungan pasar. Pada faktor yg lebih jauh, pandangan baru yg kita tawarkan perlu diuji agar bisa dianggap luar biasa oleh publik. Dengan kata lain, sebelum buku kita diterbitkan oleh pihak penerbit, kita memerlukan usulan beberapa orang untuk menilai inspirasi kita yg akan dituangkan dlm bentuk buku. Apabila mereka menilai bahwa ilham kita unik, maka hal tersebut akan menjadi menandakan baik bagi buku yg akan kita tulis. Sedangkan apabila ilham kita dinilai biasa, maka kita bisa mencari alternatif inspirasi lain untuk melakukan teknik menulis. Berangkat dr hal tersebut, maka ada 4 cara mudah yg bisa kita lakukan untuk memperkuat wangsit.
- Diskusi Bersama Kolega
Berdiskusi bersama sobat atau kolega kita menjadi salah satu cara pertama yg bisa kita tempuh untuk menguji & memperkuat inspirasi yg kita miliki. Kolega yg dimaksud yakni orang yg betul-betul kita asumsikan sebagai orang murni pembaca buku. Artinya ia akan menyaksikan ide yg kita ejekan sebagai sebuah buku saja. Apabila kita akan menulis wacana kecenderungan partai politik yg terlalu korup, maka kita bisa menanyakan inspirasi kita tersebut pada orang biasa yg tak terlalu paham pada partai politik. Di segi lain, wangsit yg kita tanyakan tersebut kemudian bukan bermakna tak berguna sebab orang yg kita tanyakan tak terlalu paham dgn tema yg kita angkat. Setidaknya orang yg kita mintai usulan tersebut yakni orang yg setidaknya mempunyai pengetahuan ihwal dunia politik, baik dr yg berasal dr media massa atau perbincangan ringan yg dahulu pernah diikutinya.
Apabila inspirasi yg kita angkat dinilai manis & unik oleh teman kita, maka keadaan tersebut menjadi permulaan menunjukan yg baik. Artinya pangsa pasar kita tak hanya orang-orang yg memahami tentang politik, tetapi pula mereka yg awam ihwal dunia politik. Dengan kata lain, tatkala orang awam kesengsem dgn ide atau tema kita, maka pangsa pasar orang-orang yang concern di dunia politik akan otomatis kita pegang. Selanjutnya, apabila ilham yg kita ejekan tak terlalu mempesona, maka kita harus menjajal mencari celah yg bisa menciptakan wangsit kita lebih seksi di mata orang awam tatkala ingin melaksanakan teknik menulis. Satu hal penting yg perlu kita amati yakni sobat yg kita mintai pendapat tersebut jumlahnya mesti lebih dr satu orang. Hal tersebut menjadi penting untuk menyaksikan kesamaan atau perbedaan usulan yg timbul.
- Diskusi Bersama Sesama Penulis
Langkah selanjutnya yg bisa kita tempuh ialah dgn berdiskusi bersama sesama penulis. Dari mereka diharapkan kita akan menerima sudut pandang yg gres, berlawanan, atau memperkuat inspirasi kita tatkala ingin melakukan teknik menulis. Penulis yg kita mintai usulan tersebut bisa berasal dr bidang yg sama atau berlawanan dgn wangsit yg akan kita tuliskan. Hal ini menjadi penting dijalankan sebab seorang penulis lazimnya akan memiliki sense yang berbeda dibandingkan dgn pembaca umum. Kondisi tersebut tak mampu dilepaskan dr kegiatan penulis sendiri yg sama dgn apa yg kita kerjakan yaitu menciptakan buku. Orang yg kita mintai usulan tersebut akan menjadi lebih lengkap apabila dirinya memiliki ketertarikan bidang yg sama dgn kita. Tatkala kita ingin menulis ihwal politik, maka penulis yg kita cari yaitu mereka yg pula banyak membuat karya perihal politik.
Selain itu, penulis yg kita mintai pendapat perihal ilham yg akan kita angkat sejatinya tak cuma berfokus pada substansi yg kita buat, namun pula pada aspek teknis. Artinya kita pula bisa meminta pertimbangan mereka terkait dgn susunan atau kerangka tulis yg akan kita buat. Hal tersebut menjadi penting sebab seorang penulis memiliki kepekaan & kemampuan tersendiri dlm menyusun kerangka pikir suatu buku. Kemampuan tersebut pula berguna untuk menciptakan pembaca merasa nyaman tatkala sedang membaca tulisan kita. Kaprikornus kita tak hanya berguru tentang substansi yg akan kita buat, namun pula bagaimana menciptakan teknis tulisan yg cocok untuk dirasakan oleh pembaca. Oleh alasannya adalah itu, kita selaku seorang penulis pula perlu untuk menjalin kekerabatan baik dgn para penulis lainnya, baik penulis buku ataupun penulis majalah.
- Meminta Masukan dr Para Pakar
Langkah lain yg tak kalah penting untuk kita kerjakan ialah dgn meminta masukan dr para ahli di bidang yg kita tulis. Apabila buku yg akan kita tulis terkait ihwal sosiologi, maka kita perlu mencari orang yg mahir di bidang sosiologi. Meskipun kita tak mengenalnya, menjadi suatu keharusan bagi kita untuk bersilahturahmi & menjalin relasi baik dgn para spesialis. Tidak cuma untuk kepentingan melakukan teknik menulis, tetapi ke depan bisa kita manfaatkan ke hal-hal yg lebih dr sekedar menulis. Tatkala kita sudah mengenal orang, maka orang yg kita kenal tersebut mempunyai kesempatan untuk dimintai santunan, termasuk dr segi orang yg kita ajak berkenalan tersebut. Kondisi tersebut pasti menjadi nilai lebih bagi kita sebagai seorang penulis yg pula dituntut untuk memiliki jaringan luas dgn orang lain. Jaringan tersebut pula nantinya akan bermanfaat bagi dunia kita sebagai seorang penulis.
- Berdiskusi Bersama Editor atau Pihak Penyebar Ilmu
Terakhir, kita pula perlu berdiskusi bareng dgn pihak penerbit atau editor terkait dgn tema yg akan kita angkat. Diskusi tersebut tak harus dilaksanakan dengan-cara formal, namun pula bisa dilaksanakan dengan-cara informal. Dengan artian bahwa kita menciptakan sebuah diskusi dgn pihak penerbit yg sebelumnya telah mengenal diri kita. Kita bisa menanyakan kecenderungan pasar terhadap tema atau wangsit yg sedang meningkat . Kecenderungan pasar tersebut nantinya pula bisa besar lengan berkuasa pada posisi wangsit yg akan kita angkat. Apakah kemudian inspirasi yg kita munculkan tersebut akan makin kuat atau justru kita harus menggantinya menjadi sesuatu yg lebih mempesona. Berangkat dr hal tersebut, berdiskusi dgn pihak penerbit menjadi hal yg lazim untuk dilakukan untuk melihat kecenderungan pasar. [Bastian Widyatama]
Referensi
- Mawardi, Dodi, 2009, Cara Praktis Menulis Buku dgn Metode 12 Pas, Jakarta: Raih Asa Sukses.
Anda punya RENCANA MENULIS BUKU
atau NASKAH SIAP CETAK?
Silakan daftarkan diri Anda selaku penulis di penerbit buku kami.
Anda pula bisa KONSULTASI dgn Customer Care yg siap membantu Anda hingga buku Anda diterbitkan.
Anda TAK PERLU RAGU untuk secepatnya MENDAFTAR.
Silakan ISI FORM di laman ini. 🙂