Anatomi hewan adalah ilmu yg mempelajari tentang bagian-cuilan organ tubuh hewan beserta fungsinya dlm observasi anatomi binatang, diharapkan adanya pembedahan untuk mengetahui lebih terang sisten organ pada binatang, khususnya organ metode pencernaan & organ sistem pernafasan dengan-cara langsung. Hewan yg dijadikan objek observasi atau observasi yakni katak sawah (Fejervarya cancrivora) yg termasuk dlm kelas amfibi lantaran dapat hidup di darat & di air. Katak sawah (Fejervarya cancrivora) mempunyai metode pencernaan yg terdiri dr akses pencernaan & kelenjar pencernaan. Pada metode pernafasan tersusun atas celah glottis, laring, bronchus, bronkeolus, alveolus & alveoli (Kusrini, 2007).
Amfibi adalah vertebrata yg dengan-cara tipikal dapat hidup baik dlm air tawar & di darat. Sebagian besar mengalami metamofosis dr berudu (aquatis & bernapas dgn insang) ke akil balig cukup akal (amphibius & bernapas dgn paru-paru), tetapi beberapa jenis amphibius tetap memilki insang selama hidupnya. Jenis-jenis sekarang tak mempunyai sisik luar, kulit biasanya tipis & lembap (Brotowidjoyo, 1989).
Amfibi umumnya didefinisikan selaku hewan bertulang belakang (vertebrata) yg hidup didua alam yakni di air & di daratan. Amphibia bertelur di air atau menyimpan telurnya ditempat yg lembab & lembap. Tatkala menetas larvanya yg dinamakan berudu yg hidup di air atau tempat berair tersebut & bernafas dgn insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian berganti bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan remaja, yg umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yg lebih kering & bernapas dgn paru-paru (Kimball, 1992).
Amfibi pula berperan dlm observasi mengenai anatomi vertebrata, neurologi, fisiologi, embriologi, genetika, biologi evolusi, sikap hewan & ekologi komunitas. Telur & larva amfibi sudah digunakan dengan-cara ekstensif dlm studi toksikologi untuk menyaksikan pengaruh kontaminan kimiawi yg dapat mensugesti kesehatan manusia. Sekresi kulit dr berbagai jenis kini pula dikembangkan sebagai antibiotika & obat penghilang rasa sakit. Amfibi pula penting untuk mengontrol hama serangga seperti nyamuk. Selain itu, lantaran kehidupannya yg kompleks dimana mereka sungguh tergantung pada habitat tertentu untuk kawin, mencari makan & istirahat, serta kondisi morfologinya yg khas (kulit & membran telur mempunyai permeabilitas tinggi) maka berbagai macam merupakan bioindikator kesehatan lingkungan yg berguna (Duellman & Trueb 1986).
Daftar Isi
Kelas Katak (Amfibi)
Amfibi berasal dr kata amphi yang berarti ganda & bio yang berarti hidup. Secara harfiah amfibi diartikan sebagai hewan yg hidup di dua alam, yakni dunia darat & air. Amfibi diketahui selaku binatang bertulang belakang yg suhu tubuhnya tergantung pada lingkungan, mempunyai kulit licin & berkelenjar serta tak bersisik. Sebagian besar mempunyai anggota gerak dgn jari (Andrean, 2011).
Nama kelas ini berasal dr kata Yunani (Amphi = rangkap + bios = hidup). Sebagian besar dr kelas ini memperlihatkan bahwa mempunyai fase kehidupan di air & kemudian mempunyai fase kehidupan di darat. Pada kedua fase itu struktur & fungsinya menunjukkan sifat antara ikan & reptilian & menunjukkan bahwa amphibia merupakan sebuah kalangan Chordata yg pertama kali keluar dr kehidupan dlm air.
Beberapa pola memperlihatkan pola baru yg diadaptasi dgn kehidupan darat, misalnya: kaki, paru-paru, nares (nostril) yg mempunyai hubungan dgn cavum oris, & alat penghidupan yg berfungsi baik dlm air maupun di darat (udara). Amphibia merupakan masakan bagi aneka macam macam vertebrata lainnya. Termasuk dlm kelas Amphibia ialah salamander, katak, kintel, ichthyosis sebagai amphibia kawasan tropis yg tak berkaki, & beberapa hewan lain yg hanya tinggal fosilnya (Jasin, 1984).
Sebagian besar amibia didapatkan ditempat yg lembab seperti rawa-rawa & hutan hujan, bahkan amfibia yg sudah teradaptasi kepada habitat yg lebih kering masih menghabiskan banyak waktunya di dlm liang atau di bawah dedaunan lembab yg tingkat kelembabannya tinggi. Amfibia umumnya sungguh bergantung pada kulitnya yg lembab untuk pertukaran gas dlm lingkungan. Beberapa spesies terrestrial tak mempunyai paru-paru & cuma bernafas lewat kulit & rongga mulutnya (Campbell, 2008).
Amfibia (amphibian), kini diwakili oleh sekitar 6.150 spesies salamander (Ordo Urodela, ‘yang berekor’), katak (Ordo Anura, ‘yang tak berekor’) & sesilia (Ordo Apoda,’yang tak berkaki’). Hanya terdapat 550 spesies urodela. Beberapa spesies sepenuhnya akuatik, tetapi yg lain hidup di daratan sepanjang hidupnya atau tatkala akil balig cukup akal. Sebagian besar salamander yg hidup di daratan berjalan dgn tubuh yg meliuk-liuk ke kiri & kanan, ciri yg diwarisi dr tetrapoda darat permulaan (Campbell, 2008).
Habitat Katak (Amfibi)
Amfibi diketahui dgn makhluk dua alam. Amfibi tersebar di semua benua kecuali benua Antartika, umumnya dijumpai pada malam hari atau pada isu terkini penghujan seperti di bak, fatwa sungai, pohon-pohon maupun di gua. Amfibi selalu hidup berasosiasi dgn air sesuai namanya yakni hidup pada dua alam (di air & di darat).
Selanjutnya dijelaskan bahwa sebagian besar amfibi didapatkan hidup di daerah hutan karena di samping memerlukan air pula memerlukan kelembaban yg cukup tinggi (75-85%) untuk melindungi tubuh dr kekeringan. Sewaktu bereproduksi amfibi membutuhkan air atau tempat untuk menaruh telur hingga terbentuknya larva dan juvenile (Andrean, 2011).
Menurut Andrean (2011), Berdasarkan kebiasaan hidupnya amfibi mampu dikelompokkan ke dlm empat kelompok, yakni :
- Teresterial, spesies-spesies yg sepanjang hidupnya berada di lantai hutan, jarang sekali berada pada tepian sungai, mempergunakan genangan air atau di bak di lantai hutan serta di antara serasah daun yg tak berair tetapi mempunyai kelembaban tinggi & stabil untuk menaruh telur. Contohnya Megophrys aceras, M. nasuta dan Leptobracium sp.
- Arboreal, spesies-spesies amfibi yg hidup di pohon & berkembang biak di genangan air pada lubang-lubang pohon di cekungan lubang pohon, bak, danau, sungai yg sering dikunjungi pada ketika berbiak. Beberapa spesies arboreal mengembangkan telur dgn membungkusnya dgn busa untuk mempertahankan kelembaban, menempel pada daun atau ranting yg di bawahnya terdapat air. Contohnya seperti Rhacophorus sp, Philautus sp & Pedostibes hosii.
- Aquatik, spesies-spesies yg sepanjang hidupnya senantiasa berada pada tubuh air, sejak telur hingga cukup umur, seluruh hidupnya berada pada perairan mulai dr makan sampai berbiak. Contohnya antara lain Occidozyga sumatrana dan Rana siberut.
- Fossorial, spesies yg hidup pada lubang-lubang tanah, spesies ini jarang ditemui. Amfibi yg tergolong dlm kelompok ini yaitu suku Microhylidae yaitu Kaloula sp & semua jenis sesilia.
Ciri-Ciri Katak (Amfibi)
Menurut Jasin (1984), amphibia memiliki ciri-ciri khusus yakni selaku berikut:
- Kulit senantiasa berair & berkelenjar (yang masih bahagia di air atau dekat dgn air, tak bersisik luar.
- Memiliki dua pasang kaki untuk berjalan atau berenang, berjari 4-5 atau lebih sedikit, tak bersirip.
- Memiliki dua buah nares (lubang hidup sebelah luar) yg menghubungkan dgn cavum oris. Padanya terdapat klep untuk menolak air (waktu dlm air). Mata berkelopak yg mampu digerakkan. Memiliki lembar gendang pendengar terletak di sebelah luar. Mulut bergigi & berlidah yg dpat dijulurkan ke wajah.
- Skleton sebagian besar berupa tulang keras, jika memiliki costae (tulang rusuk) tak menempel pada sternum (tulang dada).
- Suhu tubuh tergantung pada lingkungannya (poikilothermis).
- Kebanyakan dr kelas Amphibia ini ovipar.
Amphibia merupakan Tetrapoda atau vertebrata darat yg terendah. Amphibia tak disangsikan lagi barasal dr satu nenek moyang dgn ikan. Transisi dr air ke darat terlihat pada:
- Modifikasi tubuh untuk berjalan di darat, disamping masih mempunyai kesanggupan berenang dlm air.
- Tumbuhnya kaki sebagai pengganti beberapa pasang sirip.
- Merubah kulit hingga memungkinkan menghadapi suasana udara.
- Penggantian insang oleh paru-paru.
- Merubah metode sirkulasi untuk keperluan respirasi dgn paru-paru & kulit.
- Alat sensorisnya mempunyai kemampuan berfungsi baik diudra maupun di air.
Salamander mempunyai caput, cervix & truncus yg silindris atau agak lebih pipih dorso ventral & mempunyai cauda yg panjang. Kintel & katak mempunyai caput & truncus tanpa cervix & cauda. Extrimitas tampang kecil, sedang yg belakang panjang. Selaput gendang pendengar terlihat dr luar. Caecikan tak berkaki & berbentuk mirip cacing, badannya seakan-akan tersusun atas gelang-gelang & kulitnya mengandung sisik dlm (Jasin, 1984).
Semua spesies amfibi dewasa tergolong dlm karnivora. Namun pada fase berudu amfibi biasanya herbivora walaupun ada yg tergolong karnivora bergantung jenisnya. Berudu yg diketahui karnivora yakni genus Occidozyga. Makanan amfibi umumnya adalah Arthropoda, cacing, & larva serangga. Spesies amfibi yg berskala besar dapat menyantap binatang yg vertebrata kecil mirip ikan kecil, bahkan kadal kecil & ular kecil (Andrean, 2011).
Morfologi Katak (Amfibi)
Amfibi mempunyai bermacam-macam bentuk dasarnya tergantung ordonya. Ordo Anura (jenis katak-katakan) dengan-cara morfologi mudah dikenal karena tubuhnya mirip berjongkok di mana ada empat kaki untuk melompat, bentuk tubuh pendek, leher yg tak jelas, tanpa ekor, mata melotot & memiliki verbal yg lebar. Tungkai belakang selalu lebih panjang dibanding tungkai depan. Tungkai depan mempunyai 4 jari sedangkan tungkai belakang memiliki 5 jari.
Kulitnya bervariasi dr yg halus hingga berangasan bahkan tonjolan-tonjolan tajam kadang ditemukan seperti pada famili Bufonidae. Ukuran katak di Indonesia bervariasi mulai dr yg terkecil yakni 10 mm hingga yg terbesar meraih 280 mm. Katak di Sumatera dikenali berskala antara 20 mm – 300 mm (Andrean, 2011).
Umumnya ordo Anura memiliki selaput (webbing) walaupun sebagian didapatkan tak berselaput mirip genus Leptobrachium dan Megophrys. Ada tidaknya selaput sangat cocok dgn habitat yg ditempatinya. Ordo Anura mempunyai warna bervariasi menurut familinya mirip famili Rhacophoridae cenderung berwarna terang sedangkan famili Megophrydae cenderung berwarna gelap sesuai habitatnya di serasah (Andrean, 2011).
Ordo Gymnophiona (sesilia) merupakan satu-satunya ordo dr amfibi yg tak mempunyai tungkai. Sesilia sungguh mirip dgn cacing namun mempunyai verbal & mata yg terang. Kemudian ordo ketiga yaitu ordo Caudata (salamander) mempunyai empat tungkai, mempunyai mata yg terperinci & ekspresi yg terperinci (Andrean, 2011).
Menurut Campbell (2008), apoda, atau sesilia tak berkaki & hampir buta. Sekilas mereka mirip cacing tanah, ketiadaan kaki merupakan penyesuaian kedua, dikala mereka berevolusi dr nenek moyang yg berkaki. Sesilia menghuni wilayah tropis , tempat sebagian besar spesies meliang di dlm tanah hutan yg lembab. Beberapa spesies Amerika Selatan hidup di bak air tawar & sungai kecil. Amfibia (berasal dr kata amphibious, berarti ‘kedua cara hidup’) mengacu dr tahap-tahap kehidupan dr spesies katak yg mulanya hidup di air & kemudian di daratan. Tahap larva katak disebut ‘’kecebong’’, biasanya merupakan herbivor akuatik dgn insang, sistem gurat sisi yg menyerupai vertebrata akuatik, & ekor yg panjang & bersirip.
Pada katak jantan dr banyak spesies memiliki succus vocalis (saku bunyi) yg terbuka di sebelah wajah dr ostium pharyngeum auditivae eustachil. Saku suara itu mampu dikembang kempiskan sehingga memunculkan bunyi (Jasin, 1984).
Katak cukup umur memakai kaki belakangnya yg besar lengan berkuasa untuk melompat-lompat di lapangan. Katak menangkap serangga & mangsanya yg lain dgn menjulurkan lidahnya yg panjang & lengket, yg melekat kebagian depan mulut. Katak menunjukkan berbagai macam penyesuaian yg membantunya untuk menghindari pemangsaan oleh predator yg lebih besar. Kelenjar-kelenjar kulitnya mensekresikan mucus yg tak yummy atau bahkan berbisa. Banyak spesies yg beracun mempunyai warna cerah, yg sepertinya di asosiasikan dgn ancaman oleh predator. Katak-katak yg lain memiliki pola-pola warna yg dapat menyamarkan mereka (Campbell, 2008).
Penutup tubuh berupa kulit tubuh yg lemas (fleksibel) sebagai penutup tubuh terhadap gangguan yg bersifat fisis & pathologis. Disamping itu sebagai alat untuk menghisap air lantaran katak tak minum (Jasin, 1984).
Kulit tersusun atas: epidermis, dermis yg terbagi atas jaringan lain. Pada epidermis sebelah bawah merupakan lapisan sel yg senantiasa menciptakan lapisan jangat yg setiap waktu bisa terkelupas. Tiap bulan selama animo hujan di bawah lapisan jangat dibuat materi lapisan yg gres, sehingga setiap waktu lapisan jangat yg lama terlepas sudah siap penggantinya (Jasin, 1984).
Menurut Jasin (1984), pada dermis terdapat jaringan ikat, di sebelah luar jaringan tersebut terdapat jaringan mirip busa yg mengandung banyak kelenjar & pigmen. Bagian sebelah dlm dr dermis terdapat jaringan-jaringan padat berupa jaringan ikat yg berserat-serat. Selanjutnya di sebelah bawah jaringan dermis terdapat syaraf & pembuluh darah yg mempunyai peranan penting dlm proses pernafasan lewat kulit. Kelenjar kulit menghasilkan sekresi yg berupa cairan untuk membasahi kulit luar. Kelenjar kulit
terbagi atas dua macam yakni:
- Glandulae mucosa (kelenjar lendir) yg menghasilkan lendir bening untuk mempermudah katak melepaskan diri jikalau ditangkap.
- Glandulae toxicon (kelenjar racun) yg menghasilkan zat racun yg pada tingkat tertentu dapat dengan-cara efektif mematikan binatang lain.
Klasifikasi Amfibi (Katak)
Adapun kedudukan amphibia dlm metode penjabaran yakni:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Upafilum : Vertebrata
Superkelas : Tetrapoda
Kelas : Amphibia
Menurut Verma anggota amphibia mampu dibedakan menjadi 3 ordo yaitu:
1. Ordo Apoda (Gymnophiona)
Ordo Caecilia Gymnophiona mempunyai anggota yg ciri biasanya adalah tak mempunyai kaki sehingga disebut Apoda. Tubuh menyerupai cacing (gilig), bersegmen, tak bertungkai, & ekor mereduksi. Hewan ini mempunyai kulit yg kompak, mata tereduksi, tertutup oleh kulit atau tulang, retina pada beberapa spesies berfungsi sebagai fotoreseptor. Di kepingan anterior terdapat tentakel yg fungsinya sebagai organ sensory. Kelompok ini menunjukkan 2 bentuk dlm daur hidupnya. Pada fase larva hidup dlm air & bernafas dgn insang.
Pada fase dewasa insang mengalami reduksi, & biasanya didapatkan di dlm tanah atau di lingkungan akuatik. Fertilisasi pada Caecilia terjadi dengan-cara internal. Ordo Gymnophiona mempunyai 5 famili. yakni Rhinatrematidae, Ichtyopiidae, Uraeotyphilidae, Scolecomorphiidae, & Caecilidae. Famili Caecilidae mempunyai 3 subfamili yakni Dermophinae, Caecilinae & Typhlonectinae. ( Webb et.al, 1981).
Famili yg ada di Indonesia ialah Ichtyopiidae. Anggota famili ini mempunyai ciri-ciri tubuh yg bersisik, ekornya pendek, mata relatif berkembang. Reproduksi dgn oviparous. Larva berenang bebas di air dgn tiga pasang insang yg bercabang yg segera hilang walaupun membutuhkan waktu yg usang di air sebelum metamorphosis. Anggota famili ini yg didapatkan di Indonesia yaitu Ichtyophis sp., yakni di propinsi DIY.
2. Ordo Urodela
Urodela disebut pula caudata. Ordo ini mempunyai ciri bentuk tubuh memanjang, mempunyai anggota gerak & ekor serta tak mempunyai tympanum. Tubuh dapat dibedakan antara kepala, leher & badan. Beberapa spesies mempunyai insang & yg yang lain bernafas dgn paru-paru. Pada bagaian kepala terdapat mata yg kecil & pada berbagai macam, mata mengalami reduksi. Fase larva hampir mirip dgn fase cukup umur. Anggota ordo Urodela hidup di darat akan tetapi tak mampu lepas dr air. Pola persebarannya meliputi wilayah Amerika Utara, Asia Tengah, Jepang & Eropa.
3. Ordo Anura
Nama anura berarti tak memiliki ekor. Seperti namanya, anggota ordo ini mempunyai ciri biasa tak mempunyai ekor, kepala bersatu dgn tubuh, tak mempunyai leher & tungkai meningkat baik. Tungkai belakang lebih besar daripada tungkai depan. Hal ini mendukung pergerakannya yaitu dgn melompat. Pada beberapa famili terdapat selaput diantara jari-jarinya. Membrana tympanum terletak di permukaan kulit dgn ukuran yg cukup besar & terletak di belakang mata. Kelopak mata dapat digerakkan. Mata berskala besar & berkembang dgn baik. Fertilisasi dengan-cara eksternal & prosesnya dikerjakan di perairan yg damai & dangkal. Ordo Anura dibagi menjadi 27 famili, yaitu:
- Ascaphidae Leiopelmatidae
- Bombinatoridae Discoglossidae
- Pipidae Rhinophrynidae
- Megophryidae Pelodytidae
- Pelobatidae Allophrynidae
- Bufonidae Branchycephalidae
- Centrolenidae Heleophrynidae
- Hylidae,Leptodactylidae Myobatrachidae
- Pseudidae Rhinodermatidae
- Sooglossidae Arthroleptidae
- Dendrobatidae Hemisotidae
- Hyperoliidae Microhylidae,
- Ranidae Rachoporidae
Ada 5 Famili yg terdapat di indonesia yaitu:
- Bufonidae
Famili ini sering disebut kodok sejati. Ciri-siri biasanya yaitu kulit bernafsu & berbintil, terdapat kelenjar paratoid di belakang tympanum & terdapat pematang di kepala. Mempunyai tipe gelang pundak arciferal. Sacral diapophisis melebar. Bufo mempunyai lisan yg lebar akan tetapi tak mempunyai gigi. Tungkai belakang lebih panjang dr pada tungkai depan & jari-jari tak mempunyai selaput. Fertilisasi berlangsung dengan-cara eksternal. Famili ini terdiri dr 18 genus & kurang lebih 300 spesies. Beberapa pola famili Bufo yg ada di Indonesia antara lain: Bufo asper, Bufo biporcatus, Bufo melanosticus & Leptophryne borbonica.
- Megophryidae
Ciri khas yg paling menonjol yakni terdapatnya bangunan seperti tanduk di atas matanya, yg merupakan modifikasi dr kelopak matanya. Pada lazimnya famili ini berskala tubuh kecil. Tungkai relatif pendek sehingga pergerakannya lambat & kurang lincah. Gelang bahu bertipe firmisternal. Hidup di hutan dataran tinggi. Pada fase berudu terdapat alat mulut seperti mangkuk untuk mencari makan di permukaan air. Adapun acuan spesies anggota famili ini ialah Megophrys montana dan Leptobranchium hasselti.
- Ranidae
Famili ini sering disebut pula katak sejati. Bentuk tubuhnya relatif ramping. Tungkai relatif panjang & diantara jari-jarinya terdapat selaput untuk membantu berenang. Kulitnya halus, licin & ada beberapa yg berbintil. Gelang pundak bertipe firmisternal. Pada kepala tak ada pematang seperti pada Bufo. Mulutnya lebar & terdapat gigi mirip parut di pecahan maxillanya. Sacral diapophysis gilig. Fertilisasi dengan-cara eksternal & bersifat ovipar. Famili ini terdiri dr 36 genus. Adapun pola spesiesnya adalah: Rana chalconota, Rana hosii, Rana erythraea, Rana nicobariensis, Fejervarya cancrivora, Fejervarya limnocharis, Limnonectes kuhli, Occidozyga sumatrana.
- Microhylidae
Famili ini anggotanya berukuran kecil, sekitar 8-100 mm. Kaki relatif panjang dibandingkan dgn tubuhnya. Terdapat gigi pada maxilla & mandibulanya, tetapi beberapa genus tak mempunyai gigi. Karena anggota famili ini diurnal, maka pupilnya memanjang dengan-cara horizontal. Gelang bahunya firmisternal. Contoh spesiesnya adalah: Microhyla achatina.
- Rachoporidae
Famili ini sering ditemukan di areal sawah. Beberapa jenis mempunyai kulit yg berangasan, namun pada umumnya halus pula berbintil. Tipe gelang bahu firmisternal. Pada maksila terdapat gigi seperti parut. Terdapat pula gigi palatum. Sacral diapophysis gilig. Berkembang biak dgn ovipar & fertilisasi dengan-cara ekstern.
Anatomi Kelas Amfibi
Berikut ini terdapat beberapa anatomi kelas amfibi, terdiri atas:
1. Sistem Rangka
Rangka katak tersusun atas endoskeleton yg didukung oleh serpihan-penggalan yg lunak. Fungsi rangka adalah untuk melindungi belahan-bagian tubuh yg vital, melekatnya otot daging berkhasiat untuk gerak & berjalan. Pada fase cebong (berudu) tulang-tulang masih lunak. Kemudian pada fase remaja menjadi keras. Tapi pada sambungan-sambungan tulang masih tetap lunak dgn permukaan yg licin.Tempurung kepala,vertebrae & sternum merupakan skeleton axiale sedang kaki merupakan skeleton appendiculare.
Tempurung kepala yg besar serta pipih terdiri atas:
- Cranium yg sempit
- Beberapa pasang kapsula sensoris dr hidung kapsula pendengar & kapsula yg besar untuk
- Tulang-tulang rahang, os hyoid & tulang beresiko dr larynx (skleton viseral).
Bangsa amphibi merupakan Vertebrata yg pertama mempunyai sternum (tulang dada) tetapi perkembangannya kurang sempurna. Tulang iga cuma pendek & kurang meningkat sehingga tak berhubungan dgn sternum seperti yg terjadi pada reptil, burung atau mamal.
Sebagian besar amfibi mempunyai dua pasang tungkai dgn empat jari kaki pada kaki depan & lima jari kaki belakang. Jumlah jari mungkin ada yg berkurang mirip pada salamander, & pasangan tungkai tak ada pada Caecillia. Tungkai biasanya tak mempunyai kuku, namun ada semacam tanduk pada jari-jarinya.
Tulang punggung yg bersambung dgn kepala & extrimitas berfungsi menyokong tubuh & melindungi sumsum, terdiri atas 9 columna vertebralis & urostyl, yg merupkan silindris, masing-masing vertebrae merupakan satu segmen pendek yg fleksibel mirip vertebrae yang lain. Tiap-tiap vertebrae terdiri atas centrum atau corpus yg mempunyai lengkung atas (archus neuralis) sebagai tempat sumsum.Sebelah atasnya terdapat cuatan neuralis terdapat sepasang processus articularis yg menyebabkan vertebrae mampu sedikit bergerak; tak memunyai tulang rusuk (costale).
Tempat tumpuan extemitas anterior berupa cingulum cranialis (pectoral gridle) yg berupa sebagai rangka yg melingkari alat-alat dlm thorax. cingulum cranialis melekat pada vertebrae dgn otot daging. Masing-masing setengahnya terdiri atas tulang rawan lebar. Supra scapula sebelah dorsal, scapula kecil sebelah lateral & clavicula yg silindris & coracoid yg lebar sebelah ventral.Coracoid bergabung dgn sternum yg berupa tulang riskan besar, tersusun atas episternum, omosternum,mesosternum,xiphisternum.Pada sternum bertemulah os scapula & carocoid, & terbentuk mangkok cavitalis glenoidalis yg merupakan sendi tempat kepala os humerus.
Tumuan extemitas posterior berupa cingulum posterior (pelvic gridle) merupakan persatuan tulang yg mempunyai bentuk yanng terdiri atas os illium sebelah anterior, os oschium sebelah posterior & os pubis sebelah ventral. Pada ketiga tulang tersebut bertemu teerdapat mangkokan yg disebut acetabulum tempat kepala os femur menempel.Tiap-tiap pecahan dr sepasang os illium yg merupakan tulang yg memanjang sejajar dgn urostyl & sejajar dgn sacrum.
Bentuk tulang mempunyai kekerabatan erat dgn tugasnya.Tulang tempurung kepala bersenyawa, sedang cingulum anterior dgn cingulum posterior merupakan tulang-tulang yg terangkai menjadi satu. Tulang yg bersenyawa tak mampu digerak-gerakkan terhadap satu sama lain. Pada humerus & femur terdapat satu korelasi bentuk bola & mangkokan yg menyebabkan gerak putar. Hubungan engsel terdapat pada siku & lutut. Gerakan-gerakan itu dimungkinkan oleh adanya otot ligamen dr jaringan ikat.
Kecuali itu pula disebabkan oleh otot- otot daging yg mampu memanjang & memendek, sebagai penggeraknya. Pada tulang yg panjang dibedakan atas bagian central yg disebut diaphyse sedang kedua ujungnya disebut epiphyse. Pada tulang-tulang yg bersenyawa terdapat relasi satu sama lain, & masing-masing epiphyse dan diaphyse juga terdapat hubungan tak teratur & terkunci oleh sutura. Pada katak sutura masih berupa tulang riskan, sehingga tulang itu mampu tumbuh terus.Pada burung & sebagian besar mamalia, masing-masing sutura menjadi tulang keras pada dikala tertentu. Dengan demikian pertumbuhan menjadi lebih besar lagi tak mungkin terjadi.
2. Sistem Otot
Sistem otot pada amfibi, seperti sistem-tata cara organ yg lain, selaku transisi antara ikan & reptil. Sistem otot paada ikan berpusat pada gerakana tubuh ke lateral, membuka & menutup lisan serta gill apertura (celah insang) & gerakan sirip yg relatif sederhana.Kebutuhan hidup di darat mengubah susunan ini.
Sistem otot pada amfibi masih metamerik seperti pada ikan, tetapai terlihat tanda-tanda perbedaan. Sekat horizontal membagi otot dorsal & ventral. Bagian dr otot epeksial atau dorsal menghipnotis gerakan kepala. Otot ventral yakni menjadi bukti dlm pembagian otot- otot setiap segmen tubuh amfibi.
Selanjutnya otot hipaksial terlepas atau terbagi-bagi dlm lapisan-lapisan, kemudian membentuk otot-otot oblique eksternal,oblique internal & otot tranversus, sedangkan otot dermal sangat kurang.Berbagai macam gerakan pada amfibi yakni, berenang,berjalan, meloncat atau memanjat, melibatkan perkembangan berbagai tipe otot.Beberapa diantaranya terletak dlm tungkai itu & berupa otot intrinsik.
Tubuh katak & vertebrata yang lain mengandung tiga macam otot daging, yakni otot daging berserat halus, otot daging jantung, & otot daging bersera
t melintang. Perbedaan itu berdasar susunan dengan-cara mikroskopis & fisologis. Otot daging sebelah luar tediri atas otot daging skletal atau otot daging yg menempel pada tulang-tulang. Otot daging tersebut terkendalikan oleh kemauan pada gerakannya. Masing-masing otot daging itu terdiri atas serat-serat yg satu sama lain digabung oleh jaringan ikat. Kedua ujung biasanya melekat pada tulang yg berlainan. Bagian central yg sedikit gerak disebut “origin” sedang pecahan distal yg merupakan cuilan yg banyak gerak disebut “insertion”. Banyak otot daging yg mempunyai perluasan dgn jaringan ikat sehingga dapat membungkus sebelah ujung tulang yg disebut “tendon”.
Otot daging menyelenggarakan aktivitas dgn jalan kontraksi yakni memanjang- memendekkan jari;dengan demikian kedua tulang yg terikat olehnya akan bergerak.Otot daging dengan-cara lazim dibagi atas dua golongan yg berlawanan. Dibawah ini akan disebutkan tipe lazim dr otot-otot daging dgn model aktivitasnya dgn masing-masing contoh:
Flexor : Mengikat satu kepingan dgn serpihan lain; acuan biceps selaku pengikat lengan bawah dgn lengan atas.
Extensor : Meluruskan atau memperluas suatu pecahan; teladan triceps meluruskan lengan bawah pada lengan atas.
Abductor : Menarik suatu belahan menjauh dr sumbu tubuh (atau anggota); teladan deltoid menarik lengan ke samping.
Adductor : Menarik satu penggalan menuju ke arah sumbu tubuh (atau anggota); acuan atianus dorsi menarik lengan keatas & kembali.
Depressor : Menurunkan suatu kepingan; teladan depresor manbulae menggerakkan kebawah rahang bawah untuk menggerakkan lisan.
Levator : Mengangkat atau meninggikan suatu serpihan;teladan masseter mengangkat rahang untuk menutup ekspresi.
Rotator : Memutar sebuah kepingan;contoh pyriformis, meninggikan & memutar femur.
Otot daging yg tunduk pada kemauan dibagian atas tiga bentuk struktur lazim: (1) otot daging lebar & pipih misalnya obliqus externus & transversus yg membentuk didnding abdomen; (2) otot daging gilik (silindris) dgn ujung yg menyisip, misalnya biceps atau deltoid & (3) otot daging sphincter dgn serat melingkar, contohnya sphincter ini yg berfungsi untuk menutup anus.
Dalam banyak gerakan banyak sekali tubuh beberapa otot daging bereaksi tolong-menolong dgn beberapa kontraksi. Koordinasi dlm hal tersebut dilaksanakan oleh sistem saraf. Tiap- tiap serat atau berkas otot mempunyai final ujung saraf motoris yg menenteng perintah untuk merangsang kontraksi.
3. Sistem Sirkulasi
Fungsi yg terpenting dr sistem sirkulasi yakni:
- Mengangkut oksigen & karbon dioksida antara alat pernafasan dgn jaringan-jaringan di seluruh
- Mengangkut zat kuliner & air dr tractus digestivus ke organ
- Mengangkut persediaan zat kuliner dr satu tempat ke tempat
- Mengangkut sisa-sisa zat organik & garam mineral yg sudah tak berkhasiat lagi ke alat ekskresi (ren).
- Mengedarkan hormon dr kelenjar endokrin ke tempat-tempat yang
Jantung amfibi terdiri dr tiga ruang yakni 2 atrium & 1 ventrikel. Sebagian besar amfibi mempunyai masalah untuk mengisi jantung yg menerima darah oksi dr paru-paru & darah deoksi yg tak mengandung oksigen dr tubuh. Untuk menangkal banyaknya pencampuran dua jenis darah tersebut, amfibi sudah berbagi ke arah sistem sirkulasi transisional. Jantung mempunyai sekat interatrial, kantong ventrikulur, & pembagian konus arteriosus dlm pembuluh sistemik & pembuluh pulmonari.
Darah dr tubuh masuk ke atrium kanan dr sinus venosus kemudian masuk ke sisi kanan ventrikel, & dr sini dipompa ke paru-paru. Darah yg mengandung oksigen dr paru-paru masuk ke atrium kiri lewat vena pulmonalis kemudian menuju sisi kiri ventrikel untuk selanjutnya dipompa menuju ke seluruh tubuh. Beberapa pengecualian terjadi pada salamander yg didak mempunyai paru-paru, di mana celah interatrial tak lengkap & vena pulmonalis tak ada.
4. Sistem Lymphatica
Terdiri dr banyak pembuluh-pembuluh yg bermacam-macam ukuran mencakup aneka macam organ & sukar dilihat. Pada katak antara kulit & tubuh terdapat saccus lymphatic yaitu:
- Saccus submaxillaris
- Saccus pectolaris
- Saccus abdominalis
- Saccus lateralis
- Saccus brachialis
- Saccus femuralis
- Saccus inter-femuralis
- Saccus cruralis
Sistem lymphaticus ini pada beberapa tempat bekerjasama dgn vena tubuh & antara lain vena vertebralis anterior & vena illiaca transversa. Kecuali itu terdapat jantung lympha yakni sebelah caudal, sepasang, di sebelah cranial di sekitar vertebrae cervicalis. Cairan lympha mengandung leukosit & sedikit eritrosit & beberapa protein yg terbang dlm darah.
5. Sistem Pencernaan
Alat pencernaan makanan diawali oleh cavum oris & di akhiri oleh anus. Pada beberapa penggalan dr trackus digestoria mempunyai struktur & ukuran yg berlainan. Mangsa yg berupa hewan kecil yg ditangkap untuk dimakan akan dibasahi oleh air liur. Katak tak begitu banyak mempunyai kelenjar ludah. Dari cavum oris masakan akan lewat pharynx, oesophagus yg menghasilkan sekresi alkalis & mendorong kuliner masuk ke dlm vetriculus yg berfungsi sebagai gudang pencernaan.
Kontraksi dinding otot ventriculus meremas makanan menjadi hancur & diaduk dgn sekresi ventriculus yg mengandung enzim, yg merupakan katalisator. Enzim yg dihasilkan oleh ventriculus & intestinum terdiri atas pepsin, tripsin, erepsin untuk protein, lipase untuk lemak. Di samping itu ventrikulus menciptakan asam klorida untuk mengasamkan materi masakan. Gerakan yg menyebabkan materi kuliner berjalan dlm saluran disebut gerak peristaltik.
Makanan masuk ke dlm intestinum dr ventriculus melalui klep pyloris. Kelenjar pencernaan yg besar ialah hepar & pancreaticum yg menunjukkan sekresinya pada intestinum. Hepar yg besar terdiri dr beberapa lobus & bilus (zat empedu) yg dihasilkan akan ditampung sementara dlm vesica felea, yg kemudian akan dituangkan dlm intestinum melalui ductus Cystecus dulu kemudian melalui ductus cholydocus yg merupakan terusan gabungan dgn dengan terusan yg dr pankreas. Fungsi bilus untuk mengemulsikan zat lemak. Bahan yg merupakan sisa di dlm intestinum mayor menjadi feses & berikutnya di keluarkan lewat anus.
Amfibi darat pula memiliki kelenjar intermaksilari pada dinding mulutnya. Ada beberapa amfibi yg lidahnya tak dapat bergerak, tetapi sebagian besar bangsa Amfibi mempunyai lidah yg mampu dijulurkan ke luar serta katak & kodok pengecap digulung ke lambung. Usus memperlihatkan banyak sekali variasi. Pada Caecillia memperlihatkan ada gulungan kecil & tak dibedakan antara usus kecil & usus besar, pada katak & kodok terdapat usus yg relatif panjang, menggulung yg membuka kloaka.
6. Sistem Respirasi
Respirasi adalah sebuah proses penyediaan oksigen bagi tubuh. Sistem ini terdiri atas paru- paru (pulmo) & cutan (kulit), serta lapisan rongga kulit. Alat-alat ini mempunyai permukaan yg lembap (lapisan epithelium yg banyak mengandung pembuluh darah). Oksigen yg berasal dr udara larut dlm cairan permukaan respirasi dgn jalan difusi masuk ke pembuluh darah. Dalam proses ini hemoglobin
memegang peranan dlm oksidasi yg berikutnya akan dibawa ke jaringan-jaringan tubuh yg memerlukan. Sebagian besar karbondioksida dimuat oleh plasma darah dr jaringan ke alat respirasi.
Struktur paru-paru amphibi masih sederhana. Paru-paru katak terdiri atas dua sakus yg lentur yg berisi lipatan yg membentuk kamar-kamar kecil yg disebut alviola, yg masing-masing diliputi oleh pembuluh-pembuluh kapiler. Masing-masing sakus paru-paru dihubungkan dgn saluran bronchi yg pendek, kemudian kedua bronchi bersatu menuju larynx (kotak bunyi) dgn lubangnya yg disebut glottis.
Dengan gerakan teratur, udara mampu masuk ke dlm cavum oris melalui nares & insiden ini disebut ilham. Kemudian dlm cavum oris ditekan masuk ke dlm pulmo, lantaran adanya kontraksi otot daging dasar verbal. Selanjutnya udara dr pulmo dikelurkan ke cavum oris dgn santunan desakan dr dinding badan & pula lantaran elastisitas pulmo. Inilah yg disebut dgn ekspirasi dan pada waktu itu klep nares interna terbuka sehingga udara keluar. Pada waktu ilham, klep nares interna menutup.
Otot daging yg bekerja pada waktu pernafasan yakni sepasang musculus sub mandibularis, sepasang musculus sternohyoideus, musculus genio hyoideus, kecuali pada waktu ekspirasi dibantu pula oleh musculus obliqus externa.
Pernafasan lewat kulit utamanya dilaksanakan pada waktu hibernasi (tidur, misalnya katak Eropa waktu “winter sleep”). Selama tahap larva & berudu, sebagian besar amphibi melakukan pernafasan dgn insang tipe eksternal yg merupakan ekspansi epithel larynx yg banyak mengandung pembuluh darah. Larynx diperkuat oleh tulang rawan & di dalamnya terentang tali suara yg menggetar bila udara terhembus dr paru-paru. Nada bunyi diatur dgn mengencangkan & merenggangkan pita tersebut. Struktur insang luar adalah filamenous, tertutup epithelium bersilia, lazimnya mereduksi selama metamorfosis. Pada beberapa amfibi berekor, insang luar ini ada selama hidupnya.
7. Sistem Urogenital
- Organon Uropetricum
Ginjal amfibi, mirip pada ikan sejenis opistonefros. Amfibi berekor ginjalnya berstruktur elongasi seperti pada Elasmobranchii tetapi pada jenis Anura ada tendensi menjadi pendek. Banyak amphibi yg sebagian atau seluruh hidupnya berada dlm air, korpuskel renalis nya meningkat untuk menolong menghalangi pengenceran yg berlebihan dr cairan tubuh. Pembuluh arkinefrik amfibi jantan berupa genital ekskretori. Pembuluh arkinefrik tersebut hanya melaksanakan transport sperma.
Sistem ini masih disebut selaku sebuah tata cara gabungan lantaran masing-masing metode masih tergabung pada kloaka selaku muara bareng baik untuk metode ekskresi maupun untuk metode reproduksi, & kecuali untuk feses.
Sistem ekskresi sebagai tata cara pembuangan zat-zat yg tak berkhasiat pada amphibi dilakukan oleh kulit, paru-paru, & beberapa zat yg tak memiliki kegunaan itu dilepaskan oleh hati berupa empedu & yg terpenting dijalankan oleh ren. Ren yg berupa lingkaran panjang, berwarna coklat terpisah dr coelom di bawah vertebrae. Pemisahan ini disebut “retroperitonial”. Ren merupakan alat filter pilih-pilih untuk mencampakkan sisa-sisa zat organis & garam-garam mineral dr pembuluh darah. Proses filtrasi terjadi pada capsula renalis. Sebuah capsula renalis terdiri atas:
- Pembuluh darah kecil yg berlekuk-lekuk yg disebut “glomerulus”
- Dinding ganda yg berbentuk mangkokan yg disebut “capsula bowman”
- Tubulus uriniferus yg merupakan pembuluh lanjutan dr capsula bowman dililiti oleh pembuluh darah arteri. Tubulus itu akan menyalurkan isinya pada pembuluh kolektoryg disebut ductus Wolfian atau ureter, yang merupakan pembuluh sepanjang dorsal menuju ke vesica urinaria selaku penyimpan sementara. Akhirnya urin sebagai bahan sampah dibuang ke kloaka & selanjutnya dikeluarkan dari
- Organon Genitale
Organon ini terdiri atas:
- Organon genitalis masculinus yang berupa sepasang testis berbentu oval berwarna keputih-putihan, terletak di sebelah anterior dr ren; diikat oleh alat penggantungnya yg kita sebut mesorchium yang terjadi dr lipatan peritoneum. Di sebelah cranial testis melekatlah corpus adiposum, suatu zat lemak yg berwarna kekuning-kuningan, sedang di sebelah median dataran testis terdapat susukan-susukan halus yg disebut vasa efferentia yang bermuara pada susukan kencing, kemudian menuju ke kloaka. Akhir dariureter mengalami pembesaran & disebut vesicular seminalis, selaku tempat penampungan spermatozoa sementara.
- Organon genitalis femimus yg terdiri atas sepasang ovarium dilekatkan dgn belahan dorsal coelom oleh alat penggantung yg disebut mesovarium, yang terjadi dr lipatan peritoneum. Pada hewan yg telah cukup umur kadang kala terdapat ova yg berwarna hitam & putih berbentuk bintik-bintik. Pada ovarium pula terdapat corpus adiposum yang berwarna kekuning-kuningan. Pada “breeding season” ova yg telah masak menembus dinding ovarium untuk masuk ke dlm oviduct, yakni sebuah kanal yg berkelok-kelok dgn ujung terbuka sehingga tak bekerjasama dgn ovarium. Pada sebelah posterior kanal ini melebar dgn dinding yg tipis, kadang-kadang ada yg menyebut sebagai uterus. Selanjutnya ovum menuju ke kloaka pada suatu papilae. Fertilisasi terjadi di luar tubuh, tetapi walaupun demikian pada “breeding season” katak jantan menempel di punggung katak betina untuk mempermudah terjadinya.
8. Sistem Saraf
Terdiri atas metode nervorum central & metode nervorum periforium. Dalam Sistem nervorum central terdiri dr encephalon (otak) & medulla spinalis (nervecord). Encephalon terdapat dlm kotak otak (Cranium). Dari pandangan sebelah dorsal akan terlihat dua lobus olfactorius menuju saccus nasalis, dua hemispherium cerebri atau cerebrum kanan kiri yg berbentuk ovoid yg dihubungkan oleh comissura anterior sedang kepingan anteriornya bergabung dgn diencephalon medialis.
Di pecahan belakang terdapat dua bulatan lobus opticus yg ditumpu otak tengah (mesencephalon) sebelah bawah & berikutnya dibarengi oleh cerebellum (otak kecil) yg merupakan penggalan kecil. Di belakangnya terdapat serpihan yg terbuka sebelah atas yakni medulla oblongata yg berikutnya bekerjasama dgn medulla spinalis, berakhir di sebelah caudal dgn felium terminale. Diencephalon
mempunyai tubuh sebelah dorsal yg disebut epiphyse atau glandulae pinealis. Di bawah diencephalon terdapat chiasma opticua, yg selanjutnya dibarengi oleh infudibulum yg berkembang keluar sebagai segitiga tumpul dgn hypophyse atau glandulae pituitaria pada posteriornya.
Di dlm otak terdapat rongga-rongga yg disebut ventriculus. Cairan cerebrospinalis mengisi ventriculus-ventriculus tersebut & sekitar otak. Pertukaran zat atau metabolism pada otak dilakukan oleh pembuluh- pembuluh darah arteri & venulae yg mencakup jaringan permukaan otak. Otak & medulla spinalis dikemas oleh dua membran yg tebal yaitu duramater yg berbatasan dgn tulang, & membran halus yaitu piamater yg berbatasan dgn jaringan saraf. System nervorum perivorum terdiri atas nervi Cranialis & nervi spinalis. Nervi spinalis berpusat pada otak di banyak sekali lobus.
9. Organ Indra
Perubahan yg terjadi pada lingkungan binatang merupakan rangsangan bagi organon sensoris atau receptor tubuh. Organon sensoris mempunyai relasi dgn nervi sensori yg menjinjing rangsangan ke pusat (lobos pada otak). Tiap-tiap rangsangan akan merangsang organon sensoris tertentu. Organon visus akan menerima rangsangan yg berupa gelombang sinar, sedangkan reseptor kulit mendapatkan rangsangan yg berupa sentuhan. Pada lingua terdapat papil-papil yg berupa tonjolan yg berisi reseptor perasa yg peka kepada zat-zat kimia yg larut dlm air. Saccus nasalis yg mengandung receptor yg peka kepada rangsangan yg berupa gas. Telinga yg berisi organon auditorius & alat kesetimbangan tubuh.
Lensa mata tetap & tak berubah kecembungannya untuk jarak persepsi yg relative jauh. Kelopak mata kurang elok bagi yg di air tetapi meningkat manis pada spesies yg di darat. Kelopak kepingan bawah biasanya lebih mudah bergerak daripada kepingan atas lantaran kornea amphibi darat menjadi kering akibat evaporasi, sehingga perlu dibasahi dgn cairan yg dihasilkan oleh kelenjar Harderian.
Parietal & pinael body berfungsi selaku fotoreseptor, sensitive kepada gelombang panjang & intensitas cahaya, berperan dlm termoregulasi & orientasi arah. Untuk alat pendengaran, salamander & golongannya tak mempunyai pendengaran tengah, sedangkan katak & kodok mempunyai pendengaran tengah & gendang telinga.
10. Sistem Kelenjar Endokrin
Sistem endokrin mirip dgn vertebrata tingkat tinggi. Pada dasar otak terdapat glandula pituitari atau glandula hypophysa. Bagian anteriokelenjar ini pada larva menciptakan hormon pertumbuhan. Hormon ini mengontrol pertumbuhan tubuh terutama panjang tulang. Bila seekor berudu diambil penggalan anterior glandula hypophysanya, berudu tersebut tak akan berkembang menjadi katak. Tapi jikalau potongan ini ditranspantasikan kembali, maka pertumbuhan akan terjadi sebagaimana mestinya. Pemberian hormon yg dihasilkan oleh potongan anterior glandula hypophysa ini baik dengan-cara oral maupun suntik menimbulkan pertumbuhan raksasa. Kelenjar paratiroid ada (tidak ada pada ikan), sebagai regulator kalsium dlm metode endokrin.
Pada katak remaja serpihan anterior glandula pituitaria ini menghasilkan hormon yg merangsang gonad untuk menghasilkan sel kelamin. Jika dilaksanakan inplantasi kelenjar ini dgn sukses pada seekor katak sampaumur yg tak dlm kondisi berkembangbiak , maka mulai dikala itu secepatnya terjadi perubahan. Inplantasi pada katak betina mengakibatkan hewan ini menciptakan ovum yg sudah masak. Inplantasi pada katak jantan mengakibatkan binatang ini menghasilkan sperma.
Bagian tengah glandula pituitaria akan menghasilkan hormon intermidine yg mempunyai peranan dlm pengatran chromorophora dlm kulit.
Bagian posterior glandula pituitaria menghasilkan sebuah hormon yg mengontrol pengambilan air.
Glandula thyroidea yg terdapat di belakang tulang riskan hyoid menghasilkan hormon thyroid yang mengatur metabolisme dengan-cara biasa . Kelenjar ini menjadi besar pada berudu sebelum metamorphose menjadi katak. Jika kelenjar ini di ambil maka berudu tak akan menjadi katak. Bila ekstrak ini disuntikan pada berudu yg dengan-cara normal memerlukan waktu dua tahun (untuk katak yg membisu di kawasan cuek ) untuk berubah menjadi sampaumur maka waktu metamorphose ini akan dipercepat. Kelenjar tiroid tak hanyamengatur aktivitas metabolisme tubuh tetapi dipercaya sangat penting dlm mempengaruhi periode pengelupasan lapisan luar kulit.
Kelenjar pancreas di samping menciptakan enzim pula menghasilkan hormon insuline yang mengatur metabolisme zat gula. Hormon ini pula dihasilkan oleh sekelompok sel dlm pulau Langerhans.
Pada permukaan sebelah luar dr ginjal terdapat glandulae supra renalis atau glandulae adrenalis yang menciptakan hormon adrenalin atau aphinephrine yang melakukan pekerjaan bertentangan dgn insuline (hormon adrenalin mengubah glycogen menjadi glucosa, kecuali itu menyebabkan pigmen mengumpul sehingga kulit berwarna lebih gelap. Kelenjar adrenal, korteks & medula bergabung tak terpisah mirip pada ikan.
Struktur Tubuh Katak (Amfibi)
Berikut ini terdapat beberapa karakteristik kelas amfibi, terdiri atas:
1. Kulit & kelenjar kulit
Kulit amphibi sungguh penting dlm respirasi & proteksi. Pada kulit amphibi terdapat kelenjar kulit yg terbagi atas dua macam yakni:
- Glandulae mucosa (kelenjar lendir ) yg menghasilkan lendir bening untuk membuat lebih mudah katak melepaskan diri jikalau
- Glandulae toxicon (kelenjar racun) yg menciptakan zat racun pada tingkat tertentu dapat dengan-cara efektif mematikan hewan
Racun yg terdapat pad amphibi sangat bervariasi. Kodok yg hidup di bahari (Bufo marinus) racunnya sungguh manjur untuk membunuh anjing. Studi wacana kodok neotropik dr keluarga Dendrobatidae yg baracun, memperlihatkan bahwa racun itu merupakan steroid alkaloid yang mempunyai pengaruh pada saraf & kegiatan otot sel korban. Tipe racun lain pada amphibi ialah neurotoksin, halusinogen, vasokonstriktor, hemolitik, dan local irritant.
Kelenjar mukus & kelenjar racun dikelompokkan selaku kelenjar alveolar. Klenjar alveolar adalah kelenjar yg tak mempunyai kanal pengeluran tetapi produknya dikeluarkan lewat dinding selnya sendiri dengan-cara alami. Akat tetapi ada juga beberapa amphibi yg mempunyai kelenjar alveolar tubular, kelenjar demikian sering ditemukan di ibu jari pada katak & kodok & terkadang pula didapatkan di kepingan dadanya.
Kelenjar ini menjadi fungsional selama trend reproduksi selama musin reproduksi & mengeluarkan cairan yg menolong pejantan dlm mele
katkan diri ke betina selama isu terkini kawin, bahkan pada salamander terdapat kelenjar tubular pada dagu pejantannya yang mengeluarkan cairan khusus untuk menawan betina selama musim reproduksi.
2. Warna tubuh
Amphibi sangat beraneka ragam warnanya, hijau terang, kuning, orange, & emas, sedangkan warna merah & biru sungguh jarang ditemukan. Warna tubuh amphibi disebabkan oleh pigmen atau dengan-cara struktural atau dihasilkan oleh keduanya (paduan pigmen & struktural). Macam chromatophora (sel pigmen) yakni: Melanophora yg berisi pigmen hitam atau coklat, Lipophora yg berisi pigmen merah atau kuning, Guanophora yang berisi kristal-kristal putih. Umumnya lipophora terletak di bersahabat permukaan kulit, lebih ke arah dlm terdapat guanophora & yg paling dlm terdapat melanophora.
Chromatophora bentuknya agak ameboid dgn prosesus protoplasmik meluas ke luar dr tubuh selnya ke sel lain. Pigmen pada sitoplasma dlm chromatophora mampu berpindah sehingga pigmen dapat terkonsentrasi & mengumpul untuk menebalkan warna atau terpencar sehingga menipiskan warna. Sel pigmen, khususnya lippphora mampu melaksanakan gerakan ameboid & dapat berpindah mendekat atau menjauh dr permukaan kulit. Seringkali perubahan dr hijau ke kuning merupakan hasil kontraksi dr melanophora & perpindahan lipophora ke posisi di antara atau di bawah guanophora.
Warna pada amphibi tatkala ditempatkan di lingkungan gelap tampak bercahaya, yaitu merupakan hasil dr simulasi kelenjar pineal menciptakan melatonin (sejenis hormon) yg bisa menghemat kuantitas cahaya atau sinar gelombang panjang. Kemudian kontak dgn horman kromatotrofik hipofise yg menyebabkan perluasan melanophora sehingga melanophora berkontraksi & menghasilkan imbas tubuh menjadi lebih bercahaya di tempat gelap. Pada katak warna hijau yg dihasilkan merupakan hasil pemantulan dengan-cara kimiawi & struktur mikroskopis pada kulit sebelah luar (tidak ada pigmen hijau).
3. Pergantian kulit
Seluruh kulit amphibi terlepas dengan-cara periodik. Proses ini berlangsung di bawah kendali hormon. Lapisan kulit luar tak hanya satu bagian, tak sebagaimana pada reptil, tetapi dlm fragmen, walaupun tungkai biasanya utuh & mengelupas dengan-cara bersama-sama. Frekuensi bergantinya kulit bermacam-macam pada spsies yg berbeda. Pengelupasan kulit pada katak pohon hijau mungkin terjadi setiap bulan atau lebih.
4. Alat gerak (appendages)
Amphibia mempunyai dua pasang tungkai yg terjadi variasi oleh lantaran adaptasi untuk hidup di darat, air, arboreal (hidup di atas pohon)dan di bawah tanah. Sebagian besar amphibi modern mempunyai empat tungkai relatif lemah yg tak cocok untuk berjalan cepat di tanah. Umumnya kaki depan mempunyai 4 jari & kaki belakang 5 jari, tetapi pada bebrapa spesies terjadi pengurangan.
Secara umum katak & kodok, jumah jari tungkai depan biasanya 4 buah, tungkai belakang memanjang & biasanya untuk melompat. Kebanyakan katak & kodok mempunyai 5 jari pada tungkai belakang & dan jari komplemen yg diketahui sebagai prehaluk pada sisi ventral kaki. Prehaluk ini pada Spadefoot (katak penggali tanah) berupa tulang-tulang tajam yg digunakan untuk menggali, untuk bersembunyi di dlm tanah.
Ada banyak sekali kombinasi struktur kaki belakang Anura, ada yg berselaput meluas sampai ke jari & yg yang lain ada tetapi tak sampai meluas ke jari atau bahkan tak ada sama sekali. Anura tak mampu melakukan regenerasi tungkai ataupun jari yg hilang tetapi pada salamander mampu melakukannya.
Daftar Pustaka:
- Campbell, Neil A, dkk. 2008. Biologi, Edisi ke-8, Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
- Jasin, Maskoari. 1984. Sistematik Hewan Invertebrata & Vertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya.
Demikianlah pembahasan mengenai Struktur Tubuh Katak – Kelas, Habitat, Ciri, Morfologi, Klasifikasi & Anatomi semoga dgn adanya ulasan tersebut mampu memperbesar wawasan & pengetahuan kalian semua,,, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂
Baca Juga Artikel Lainnya:
- Amfibi ialah
- Metamorfosis Sempurna
- Fauna Asiatis
- Platyhelminthes ialah
- Adaptasi Hewan
- Persebaran Fauna Indonesia
- Makalah Kingdom Animalia
- Flora Dan Fauna