Struktur Ruang Kota – Dikutib dr buku karangan Eni Anjayani tahun 2009, dlm geografi, peninjauan terkait struktur kota dapat meliputi dua aspek yakni struktur ekonomi kota yg akrab kaitannya dgn kegiatan yg dilakukan oleh penduduk kota & struktur intern kota yg erat kaitannya dgn struktur demografis & struktur bangunan kota.
A. Struktur ekonomi kota
Kota merupakan tempat yg banyak aktivitas ekonominya. Penduduknya banyak melakukan kegiatan ekonomi mirip perdagangan barang & jasa, industri maupun perkantoran-perkantoran yg pula dipakai sebagai sentra manajemen pemerintahan. Adapun kegiatan ekonomi di kota mampu kita bedakan menjadi dua macam, yakni kegiatan ekonomi dasar & kegiatan ekonomi bukan dasar.
1. Kegiatan ekonomi dasar atau basic activities
Kegiatan ekonomi dasar meliputi pengerjaan serta penyaluran barang & jasa hasil industri untuk kebutuhan luar kota atau dikirim ke tempat di sekitar kota. Misalnya perdagangan, rekreasi dll.
2. Kegiatan ekonomi bukan dasar atau non basic activities
Kegiatan ekonomi bukan dasar mencakup pembuatan serta penyaluran barang & jasa untuk keperluan sendiri. Nah, kegiatan ini dinamakan pula sebagai kegiatan residensial & kegiatan pelayanan.
Struktur kota sangat dipengaruhi oleh fungsi kota dimana fungsi kota itu sendiri dipengaruhi oleh mata pencaharian orangnya yg dominan adalah non agraris seperti industri, jual beli, perkantoran & sebagainya. Namun pada kenyataannya, tak seluruhnya kota mempunyai fungsi tunggal. Misalnya, kota yogyakarta yg mempunyai fungsi sebagai kota budaya namun pula memiliki fungsi sebagai kota pendidikan.
Di kota ada semacam pemisahan lokasi atau yg dinamakan selaku segregasi. Proses segregasi mampu terjadi dengan-cara disengaja atau tak disengaja. Pemisahan ini bisa timbul akhir adanya perbedaan harga tanah, tingkatan sosial, perbedaan jenis pekerjaan & sebagainya. Nah, pemisahan lokasi ini mengakibatkan muncul kalangan-kelompok seperti kelompok/kompleks pertokoan, apartemen, perumahan serdadu, perkantoran & sebagainya.
B. Struktur Intern Kota
Struktur intern kota sungguh dekat keterkaitannya dgn struktur demografis & struktur bangunannya dimana ini bersifat heterogen. Kita bisa melihat hal ini dr bentuk bangunan, usia bangunan, ketinggian bangunan & fungsi bangunannya yg berbeda-beda. Bahkan suku, budaya, mata pencaharian penduduknya & kepadatan orangnya pula mampu berbeda-beda. Selain itu, karakteristik kota pula dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain mirip ekonomi, budaya, sejarah & topografi. Karakter kota mampu bersifat dinamis seiring bertambahnya ruang & waktu.
Bagaimana cara mengukur struktur ruang kota?
Struktur ruang kota dapat kita ukur berdasarkan kerapatan bruto & kerapatan netto. Misalnya kerapatan bruto bagi industri mencakup ukuran tempat parkir, gudang, tempat bongkar muatan, ruangan terbuka, bangunan pabrik, tempat yg tak dipakai & sebagainya. Sedangkan kerapatan netto bagi industri meliputi bangunan pabrik, gudang, tempat parkir & tempat bongkar muat saja. Nah, perlu diingat bahwa patokan kerapatan di tiap negara mampu saja berbeda-beda, misalnya di Amerika Serikat, kerapatan netto untuk industri sekitar 47-75 orang per hektar sedangkan di Inggris sekitar 75 orang per hektar. Selain industri, tanah di perkotaan pula dipakai untuk kebutuhan yang lain seperti pendidikan, jual beli, transportasi & sebagainya yg pastinya masing-masing memiliki persyaratan luas seperti halnya pada industri.
Johara (1986) berpendapat bahwa segala sesuatu yg dibangun di dlm kota baik yg dibangun oleh alam (contohnya bukit, gunung dsb) atau buatan insan (mirip gedung, pabrik, rumah dsb) dimana hal tersebut tersembul ke permukaan bumi, maka mampu dianggap sebagai stuktur ruang kota.
Adanya berbagai fasilitas & beragamnya kegiatan dr penduduk kota akan berimbas pada terbentuknya struktur kota yg berlawanan-beda. Namun, meskipun struktur ruang kotanya berlawanan-beda, pada perkembangannya akan tetap diarahkan semoga menjadi suatu struktur ruang kota yg ideal. Apa itu kota yg ideal? kota yg ideal merupakan kota yg mempu mengakomodasi & menyelaraskan antara aktivitas masyarakatnya sengan bentuk penggunaan lahannya. Untuk pembahasan perihal teori struktur ruang kota, kita akan bahas pada halaman tersendiri.
[color-box]Anjayani, Eni.2009. Geografi untuk Kelas XII SMA/MA. Klaten: PT.Cempaka Putih.
Waluya, Bagja.2009.Memahami Geografi 3 SMA/MA : Untuk Kelas XII, Semester 1 & 2 Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung:PT. Armico.[/color-box]