√ Sekum (Pengertian, fungsi, Anatomi, Histologi, Gangguan)

Sekum (Pengertian, fungsi, Anatomi, Histologi, Gangguan) – Bagi anda yg tak paham akan ilmu biologi dengan-cara keseluruhan, mungkin akan sedikit abnormal dgn ungkapan sekum.

Padahal sekum sendiri pula merupakan penggalan organ dr badan manusia yg menjadi salah satu serpihan penting dlm organ badan insan.

Untuk mengenali lebih lanjut terkait sekum, anda dapat menyimak artikel berikut.

Pengertian
Sekum

Sekum ialah salah satu dr kepingan organ badan dlm yg letaknya berada di bawah penggalan perut, tepatnya pada kepingan dlm rongga bawah perut.

Dengan mengenali organ sekum ini, tentu anda akan kian mengerti bagaimana cara menjaga organ tubuh dgn mempertahankan kebiasaan hidup sehari-hari.

Baca juga: Gangguan pencernaan insan

Sekum ini pastinya sudah dikontrol dgn fungsi yg melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya. Sebab dilihat dr posisinya yg berada di bagian rongga perut maka sudah niscaya bahwa sekum ini memiliki korelasi yg berhubungan erat dgn pencernaan makanan.

Sekum (Pengertian, fungsi, Anatomi, Histologi, Gangguan)

Fungsi
Sekum

1. Fungsi Sekum Secara Umum

a.
Menyerap cairan & garam yg sudah dimasak sebelumnya pada kepingan pencernaan
usus.

b. Sebagai
serpihan yg mencampur baurkan zat pelumas badan atau lendir dgn bagian yang
diserap mirip cairan serta garam.

c.
Sebagai penghubung usus asenden dgn belahan yg paling final dr kepingan
usus yg paling kecil.

2. Sekum Bertindak Sebagai Wadah Cairan

Sekum merupakan cuilan yg paling pertama dr usus besar yg akan menolong dlm mendapatkan limbah cair serta membantu dlm menyerap cairan dr limbah.

3. Penyerap Garam

  √ Cara Menjaga Kesehatan Mulut Beserta Anatominya

Selaput
lendir pada dinding sekum membantu dlm menyerap garam serta elektrolit dan
menolong dlm pengisisan kembali badan anda dr garam serta mineral yang
hilang.

4. Pelumas

Pelumasan
limbah padat pada dinding lendir sekum menolong dlm proses pergerakan limbah
padat melalui sisa usus besar.

5. Pemecahan Selulosa

Sekum mempunyai enzim pencernaan selulosa yg berperan penting dlm menolong memecahkan serat selulosa. Enzim dlm sekum tersebut dapat membantu fermentasi serta memecah serat selulosa sehingga mampu dgn mudah dicerna oleh usus besar.

Baca juga: Faktor yg menghipnotis keluarnya keringat

Anatomi
serta Histologi Sekum

1. Lapisan Mukosa

Lapisan
mukosa yg terdapat di belahan paling dlm dr sekum terdiri atas selaput lendir
yang mengandung aneka macam sel piala yg berfungsi untuk melepas lendir yang
membantu melumasi dinding sekum.

2. Lapisan Submukosa

Pada
lapisan mukosa dikelilingi oleh lapisan submukosa yg terdiri atas pembuluh
darah serta sel-sel saraf yg membantu jaringan usus.

3. Muskularis

Muskularis
dari serat otot polos menolong dlm proses kontraksi dinding sekum yang
membantu pengumpanan makanan pencampuran serta semi cerna dgn enzim esensial
serta lendir.

4. Serosa

Serosa atau lapisan terluar sekum menolong melumasi sekum serta mencegah dr kemungkinan terjadinya cedera tabrakan dgn jaringan yg ada di sekitarnya.

Baca juga: Bagian usus halus & fungsinya

Gangguan
Pada Sekum

1. Kolitis Ulselaris

Merupakan
gangguan seperti sakit perut, diare, tinja basah, muntah, nafsu makan yang
rendah, kecapekan, serta anemia. Juga merupakan penyakit radang usus serta
radang selaput usus besar.

2. Divertikulitis

Penyakit
ini ditandai dgn pembentukan kantong maupun struktur kecil seperti kantong
yang terdapat pada lapisan usus. Divertikulitis ini diakibatkan oleh makanan
yang terperangkap dlm kantong tersebut & membusuk sehingga mampu
menjadikan peradangan di lapisan usus.

  √ Bagian Lambung Dan Fungsinya

Pada
kondisi yg parah, hal tersebut mampu menimbulkan perdarahan pada usus,
robeknya jaringan usus, penyumbatan usus, & lain sebagainya.

3. Kanker Kolorektal

Untuk penyebab pasti dr kanker kolorektal ini belum diketahui, akan tetapi gangguan yg terkait dgn usus besar seperti polip, riwayat bisul, crohn, bisa menyebabkan kemungkinan dr kanker ini.

Baca juga: Pengertian & cara kerja enzim

Daftar Pustaka:

Campbell, Neil A. (2010). Biologi. Jakarta: Erlangga.