√ Sejarah Periode Penjajahan Jepang Di Indonesia Lengkap

Sejarah Masa Penjajahan Jepang di Indonesia Lengkap – Jepang menjajah Indonesia selama 3.5 tahun lamanya. Meskipun begitu singkat, pendudukan Jepang di Indonesia menyebabkan imbas yang sungguh hebat bagi Indonesia. Nah, berikut ini yaitu sejarah masa penjajahan Jepang di Indonesia.

A. Masuknya Jepang di Indonesia

Atas dorongan harapan Jepang yang ingin mendirikan Negara Asia Timur Raya, Jepang melaksanakan sejumlah serangan ke daerah-kawasan Asia Timur. Dengan singkat Jepang sukses menguasai Negara-negara Asia, mirip Filipina, Hongkong, Bangkok, Birma, dan Malaysia.

Untuk menghadapi serangan tersebut, Pihak Sekutu lalu membentuk komando ABDACOM (American, British Dutch Australian Command) ialah sebuah gabungan pasukan dari beberapa Negara, adalah: Amerika, Inggris, Belanda, dan Australia. Komando ini bermarkas di Lembang (dekat Bandung). Pasukan ini dipimpin oleh panglima besar Sir Archibald Wavell (Inggris) dan mulai beroperasi pada tanggal 15 Januari 1942.

Namun, ternyata Jepang ternyata lebih kuat dalam melaksanakan penyerbuan-penyerbuan ke wilayah Asia. Hingga Pada kesannya, tanggal 24 Januari 1942 Jepang sukses masuk ke Indonesia dengan merebut Tarakan, Balikpapan, dan Kendari. Kemudian, pada tanggal 3 Februari 1942 Samarinda sukses dikuasai oleh pasukan Jepang.

Dengan keberhasilannya menduduki lapangan melayang Samarinda, maka Jepang mampu dengan gampang menduduki Banjarmasin pada tanggal 10 Februari 1942. Kemudian disusul kota-kota lainnya, menyerupai Ambon pada tanggal 4 Februari 1942, dan Palembang pada tanggal 14 Februari 1942. Jatuhnya Palembang membuat Jepang dengan gampang masuk ke Pulau Jawa.

Setelah Palembang berhasil dikuasai, dengan cepat Jepang melaksanakan penyerbuan ke Pulau Jawa dan menduduki beberapa kota penting, menyerupai Teluk Banten, Eretan Wetan (Jawa Barat) dan di Kragan (Jawa Tengah) pada tanggal 1 Maret 1942. Kemudian, Batavia pada tanggal 5 Maret kota Batavia (Jakarta), dan menguasai Buitenzorg (Bogor).

Serbuan Jepang semakin besar dengan mengerahkan seluruh pasukannya dari arah barat maupun dari timur. Serangan ini membuat Belanda terkepung di Cilacap dan Bandung, hingga risikonya Belanda mengalah tanpa syarat di Kalijati, Subang (Jawa Barat) pada tanggal 8 Maret 1942.

Penyerahan kekuasaan ini kemudian ditandatangani oleh Letnan Jenderal Ter Poorten, Panglima Tentara Hindia Belanda dan Jenderal Hitosyi Imamura. Dengan ini rampung sudah kekuasaan Hindia Belanda di Indonesia dan dilanjutkan dengan pendudukan Jepang.

B. Pengaruh Kebijakan Pemerintah Jepang di Indonesia

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, bahwa walaupun Jepang menduduki Indonesia selama 3.5 tahu, namun aneka macam imbas yang ditimbulkan bagi Bangsa Indonesia. Adapun efek kependudukan Jepang ialah selaku berikut:

1. Sistem Pemerintahan

Pada awalnya, kehadiran Jepang disambut baik oleh bangsa Indonesia sebab adalah Propaganda yang mereka mengeluarkan untuk mempesona simpati bangsa Indonesia, yaitu dengan cara:

1. Mengaku selaku saudara renta bangsa Indonesia.

2. Mempropagandakan 3A (Jepang cahaya Asia, Pelindung Asia, dan pemimpin Asia).

3. Meresmikan bahasa Indonesia, membolehkan bendera merah putih berkibar, dan lagu Indonesia Raya berkumandang.

4. Mengijinkan berdirinya organisasi-organisasi islam.

Namun, tindakan-langkah-langkah Jepang tersebut ternyata sama saja dengan Belanda, adalah ingin menjajah Indonesia. Jepang sudah menggantikan kedudukan Belanda di Indonesia dan melakukan tindakan-tindakan mirip pembubaran Partai politik dibubarkan, dan penghentian surat-surat kabar.

Pada kurun kependudukannya, Jepang merubah sistem pemerintahan Hindia Belanda, yakni dengan memberlakukan pemerintahan militer sementara waktu, sedangkan jabatan Gubernur Jenderal dihapuskan dan diganti oleh prajurit Jepang untuk menghalangi kekacauan.
2. Perekonomian Indonesia

Pada era pemerintahan Jepang, kehidupan ekonomi bangsa Indonesia sangat menderita. Hal ini dikarenakan metode bumi hangus yang dilaksanakan oleh Hindia Belanda dikala kalah. Semenjak saat itulah perekonomian rakyat menjadi lumpuh.

Untuk memulihkan kondisi tersebut, Jepang melakukan beberapa langkah-langkah yaitu dengan menetapkan sistem ekonomi perang yang menciptakan rakyat semakin menderita. Seluruh kekayaan alam Negara ini dimanfaatkan oleh Jepang untuk membiayai perang. Bahan masakan dikumpulkan dari rakyat selaku persediaan makan serdadu Jepang. Adapun tindakan kesewenang-wenangan Jepang ialah sebagai berikut:

1. Petani wajib menyetorkan hasil bumi seperti, padi dan jagung untuk kebutuhan tentara Jepang.

2. Hutan ditebang secara besarbesaran untuk keperluan industry perang.

3. Perkebunan-perkebunan digantikan dengan flora jarak selaku minyak pelumas mesin pesawat Jepang.

4. Hewan-binatang ternak mirip sapi, kerbau dan lain-lain diserahkan kepada Jepang dan dipotong secara besar-besaran sebagai kepentingan konsumsi prajurit Jepang.

3. Militer

Perang yang semakin meluas di Asia Tenggara dan Asia Timur serta Pasifik menciptakan Jepang membutuhkan pertolongan dari Indonesia. Mereka membentuk organisasi-organisasi militer maupun semi militer ibarat berikut ini:

1. Seinendan (Barisan Pemuda)

Terdiri dari perjaka yang berusia 14-22 tahun. Para anggotanya dilatih militer untuk membantu Jepang dalam berperang.

2. Keibodan (Barisan Pembantu Polisi)

Terdiri dari pemuda berusia 23 – 25 tahun. Tugas Keibodan ialah untuk pembantu polisi dalam bertugas, ibarat mempertahankan lalu lintas, pengamanan desa, selaku jasus, dan lain-lain.

3. Fujinkai (Barisan Wanita)

Terdiri dari wanita yang berumur 15 tahun ke atas. Tugas Fujinkai yaitu sebagai pengumpul dana wajib untuk kepentingan perang.

4. Heiho (Pembantu Prajurit Jepang)

Terdiri dari para cowok yang berusia 18 – 25 tahun. Heiho bertugas selaku pembantu dalam kesatuan angkatan perang Jepang.

5. Syuisyintai (Barisan Pelopor)

Terdiri dari cowok-pemuda desa yang bertugas untuk menyiapkan cowok-perjaka dewasa untuk gerakan perlawanan rakyat.

6. Jawa Hokokai (Perhimpunan Kebaktian Rakyat Jawa)

Terdiri dari perjaka yang berusia sekurang-kurangnya14 tahun. Tugas Jawa Hokokai yakni sebagai aktivis rakyat dalam menghimpun pajak, upeti, dan hasil pertanian.

7. PETA (Pembela Tanah Air)

Terdiri dari orang Indonesia yang menerima pembinaan pendidikan militer Jepang. PETA bertugas untuk mempertahankan tanah air Indonesia dari musuh Jepang.

Sumber https://www.kakakpintar.id