√ Prosa Lama: Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis, dan Contohnya

Anda tentu pernah menulis atau setidaknya membaca prosa bukan? Seperti yg kita ketahui, prosa merupakan karya sastra yg berupa kisah yg disampaikan menggunakan narasi. Penulisan prosa memadukan bentuk monolog & dialog di mana penulis atau pengarangnya memasukkan pemikiran-pemikirannya ke dlm anggapan tokoh selama melaksanakan dialog.

Berbeda dgn karya sastra yg lain, prosa memakai kata-kata yg tak memerhatikan pola irama, rima, atau sajak, sehingga prosa bisa disebut karya sastra yg bebas & tak terikat aturan. Prosa pula mempunyai sifat yg hanya memberikan sedikit nilai dr karya sastra alasannya adalah lebih memprioritaskan unsur-unsur keindahan.

Secara umum, prosa dibagi menjadi dua jenis berdasarkan waktunya. Pertama adalah prosa lama & kedua adalah prosa baru. Meski sama-sama prosa, keduanya memiliki ciri-ciri yg berbeda-beda. Berikut ini akan dibahas mengenai prosa usang, mulai dr pengertian prosa lama, ciri-ciri prosa lama, jenis-jenis prosa usang, hingga contoh prosa lama.

Pengertian Prosa Lama

Setelah mengetahui mengenai prosa & pula jenis prosa berdasarkan waktunya, saatnya mengerti berbagai hal mengenai prosa lama, mulai dr pemahaman prosa usang, ciri-ciri prosa usang, jenis-jenis prosa lama, & pola prosa lama.

Prosa lama merupakan jenis dr karya sastra prosa & merupakan suatu karya sastra yg sudah ada sejak zaman dulu. Prosa usang belum mendapat imbas dr sifat kebudayaan ajaib. Artinya, prosa usang ini merupakan karya sastra yg belum dipengaruhi kebudayaan asing, utamanya budaya barat.

Awal mula dr tersebarnya prosa usang ini dahulu dilaksanakan dengan-cara lisan. Prosa usang dulu disebarkan dengan-cara lisan, mengenang zaman dahulu belum mengenal tulisan yg mampu mendukung penyebaran prosa & karya sastra lainnya. Meski disebarkan dengan-cara lisan, alasannya adalah pada umumnya disampaikan dengan-cara bebuyutan.

Prosa usang ini sejak dahulu tersebar dr lisan ke mulut hingga tersebar ke seluruh golongan masyarakat. Penulis atau pengarang dr prosa usang ini biasanya anonim. Mereka memberikan prosa usang dgn memasukkan unsur memberi pengajaran sehingga sarat akan nilai moral.

Penggunaan goresan pena pada prosa usang kemudian mulai diketahui & dikerjakan selama masa penyebaran agama & kebudayaan agama Islam ke Indonesia. Saat itulah, penduduk mulai memberikan prosa usang dlm bentuk tulisan. Bisa dikatakan, prosa lama ini mengawali sastra Indonesia & mengembangkan sastra yg lain.

Hingga dikala ini, prosa usang sungguh gampang ditemukan di sekeliling Anda. Prosa usang ditulis atau diceritakan berupa karangan bebas yg biasanya dipakai untuk menceritakan kisah-kisah fiktif atau kisah rekaan atau rekayasa hasil dr karya khayalan oleh pengarang yg terdahulu. Ceritanya biasanya berpusat pada istana atau istana sentris.

Sehingga pada umumnya, prosa lama ini memiliki cerita yg biasa dibaca atau didengar masyarakat sejak kecil hingga mereka beranjak dewasa. Prosa usang biasanya mempunyai nilai berupa nasihat, nilai moral, pedoman agama, pendidikan, budbahasa, & cara bersikap serta berlisan yg terikat oleh aturan.

Prosa usang pula mampu diartikan selaku karya sastra atau karangan bebas yg berasal dr ungkapan ekspresi yg imajinatif dr pengarang atau penulisnya yg masih pekat terhadap budaya tradisional. Tak heran jika gaya bahasa pada prosa usang biasanya memiliki ciri khas, yaitu gaya bahasa yg masih berlatarkan zaman kerajaan.

Baca Juga:

21 Jenis-Jenis Novel Berdasarkan Genrenya

Cara Membuat Buku Novel

Cara Menjadi Penulis Novel

Cara Memulai Menulis Novel

Cara Menulis Novel untuk Pemula

Penokohan dlm Menulis Buku Novel

Tips Merancang Setting Novel

Ciri-ciri Prosa Lama

Untuk membedakan prosa usang dgn prosa gres atau dgn karya sastra lainnya, tentu prosa usang mempunyai ciri khas atau karakteristik tersendiri. Karakteristik yg paling mudah dikenali dr prosa usang yaitu bersifat statis alasannya adalah belum dipengaruhi oleh budaya barat. Akibatnya, prosa lama mengalami penyebaran yg lambat dibandingkan karya sastra yg lain.

Prosa usang pula biasanya lebih imajinatif jikalau dibandingkan dgn prosa baru, sehingga karya sastra yg ada di dlm prosa lama condong bersifat fantasi. Awalnya, bentuk prosa ini menerima dampak dr kebudayaan Hindu-Buddha & Islam. Hal ini sebab kebudayaan menulis & mengenal huruf mulai berkembang dikala penyebaran agama tersebut berjalan.

Sama halnya seperti karya sastra lainnya, prosa lama pula memiliki unsur pembangun, yakni unsur intrinsik & unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik dlm prosa ini merupakan unsur yg sifatnya membangun & terdapat di dlm tulisan atau karya sastra, seperti tema, tokoh, alur, pertentangan, titik puncak, latar, amanat, sudut pandang, hingga penokohan.

Unsur yg paling gampang ditemukan & membedakan prosa ini dgn prosa lainnya atau karya sastra lainnya yaitu memakai latar & tokoh yg berhubungan dgn kerajaan yg penuh imajinasi. Meski tak semua prosa ini menggunakan latar kerajaan, tetapi jika memperoleh salah satu karya sastra berlatar belakang kerajaan, sebagian besar mereka tergolong prosa lama.

Selain memiliki unsur intrinsik, prosa lama pula mempunyai unsur ekstrinsik. Unsur ekstrinsik yg terkandung di dlm prosa ini meliputi keyakinan, persepsi hidup, perilaku subjektif, hingga psikologi. Ada satu unsur ekstrinsik yg paling menonjol yakni unsur kepercayaan. Di mana unsur keyakinan sangat kental di dlm prosa usang.

Biasanya, unsur kepercayaan yg terdapat di dlm prosa ini dipengaruhi oleh ajaran-pemikiran agama Hindu-Buddha & Islam yg mengandung nilai-nilai atau pesan moral yg masih berhubungan dgn kedua nilai agama & kebudayaan yg berada di sekitarnya. Dari penjelasan di atas, maka disimpulkan bahwa prosa lama memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Prosa usang bersifat statis

Artinya jenis prosa ini mempunyai kalimat-kalimat atau ungkapan & tema cerita yg sesuai dgn pertumbuhan wawasan penduduk yg condong lambat sejak tatkala itu.

2. Mengalami diferensiasi yg sedikit

Prosa ini condong mempunyai ikatan unsur-unsur yg sama & dipengaruhi oleh unsur serupa.

3. Jenis prosa ini bersifat tradisional

Jenis prosa yg satu ini masih bersifat tradisional, di mana memperlihatkan kalimat-kalimat yg sama dlm berlainan-beda dongeng atau berlainan kisah.

4. Bersifat anonim

Prosa ini hidup di tengah-tengah masyarakat yg tak diketahui dengan-cara niscaya siapa yg menciptakan, siapa pengarangnya, bahkan siapa yg membuatkan sehingga prosa ini dianggap milik bersama sebab proses penyebaran prosa yg satu ini dilaksanakan dengan-cara turun-menurun lewat lisan & tak ada bukti asli yg menyebutkan asal-muasal prosa ini.

5. Tidak memperhatikan sejarah atau perhitungan waktu

Meski bersifat usang, tetapi prosa ini tak memerhatikan sejarah & perkiraan waktu, sehingga alur di dlm cerita ini biasanya sulit dipahami oleh pembaca, sehingga pembaca mesti menebak-nebak.

6. Bahasanya bersifat klise

Karena masih bersifat tradisional, prosa lama ini mempunyai bahasa yg bersifat klise, yg mana dipengaruhi oleh kesusastraan agama Hindu & Buddha yg memang susah dipahami bahasa-bahasanya oleh penganut agama lain.

7. Bersifat istana sentris

Prosa lama ini biasanya memiliki latar & gambaran tokoh dgn latar belakang kerajaan atau mengisahkan sebuah kerajaan beserta pemerintahannya, istana & para raja & ratu di dalamnya.

8. Disampaikan dr mulut ke verbal

Meski tergolong karya sastra jenis usang, namun prosa usang ini sangat berpengaruh diketahui dgn cara disampaikan dengan-cara lisan dr verbal ke mulut sehingga dikenal semenjak masih kanak-kanak sampai sampaumur.

9. Bersifat imajinasi atau fantasi

Tokoh yg terdapat di dlm prosa ini bisa berupa manusia, binatang, atau tumbuhan.

10. Memiliki amanat

Prosa lama ini biasanya mengandung nilai moral yg tinggi sebagai amanat, isi, & memiliki pesan baik untuk disampaikan pada penduduk luas.

Jenis-jenis Prosa Lama

Prosa lama mempunyai beragam jenis bila dilihat dr unsur pembangun dongeng & yg lain. Tentu saja setiap jenis prosa ini memiliki ciri khas & perbedaan yg menonjol. Berikut ini merupakan jenis-jenis prosa usang.

1. Hikayat

Hikayat merupakan salah satu jenis prosa usang yg berisi mengenai cerita fiktif yg menggambarkan ihwal kepahlawanan, keampuhan, & keperkasaan tokoh yg diceritakan. Prosa jenis hikayat ini menunjukkan usaha tokoh serta berbagai kedigdayaan-kehebatannya yg biasanya tak masuk akal.

Karangan atau karya sastra hikayat ini memiliki amanat yg khas yg biasanya ditujukan untuk membakar semangat juang atau memotivasi pembacanya. Hikayat pula mempunyai fungsi yg berguna. Selain selaku hiburan atau pelipur lara, hikayat pula bisa menghidupkan semangat & biasanya dibacakan sebagai usaha meramaikan suatu pesta atau acara penting.

Hikayat pula mengandung unsur mutlak di dalamnya. Unsur tersebut yakni; (1) tema kisah, (2) latar kisah, (3) alur cerita, (4) amanat, (5) tokoh, (6) sudut pandang, & (7) gaya bahasa. Beberapa contoh hikayat yg hingga dikala ini diketahui oleh penduduk dengan-cara umum ialah Hikayat Hang Tuah.

Hikayat Hang Tuah menceritakan mengenai kesetiaan & kehebatan seorang laksamana yg berjulukan Hang Tuah. Karena hikayat mempunyai ciri khas tak masuk logika atau bersifat fantasi, tak heran jika kesaktian seorang Hang Tuah terkesan tak mungkin & tak masuk akal.

Contoh hikayat yg lain yaitu:

Hikayat Seribu Satu Malam,

Hikayat Indra Bangsawan,

Hikayat Malim Demam,

Hikayat Putri Kemuning, & lain sebagainya.

2. Sejarah atau Tambo

Prosa lama yakni sejarah atau tambo ini merupakan karya sastra atau prosa yg erat hubungannya dgn kebudayaan Minangkabau. Karya sastra sejarah atau tambo ini lahir dr kebudayaan masyarakat Minangkabau yg berasal dr kata orisinil tambe atau tambay dr bahasa Sansekerta yg artinya ‘bermula’.

Sejarah atau tambo merupakan sastra sejarah yg menggambarkan silsilah atau keturunan dr raja-raja, adab istiadat, asal usul suatu daerah atau bangsa, acara sehari-hari, hingga nilai & norma yg terdapat pada sistem pemerintahan yg melekat di dlm kebudayaan penduduk Minangkabau.

Tambo dibagi menjadi dua jenis, yaitu; tambo etika & tambo alam. Tambo budbahasa menceritakan mengenai aturan, moral, hingga sistem pemerintahan yg menempel di Minangkabau. Sementara itu, tambo alam merupakan karya sastra yg menceritakan mengenai asal undangan kerajaan, negara, hingga silsilah & keturunan raja-raja Minangkabau. 

Meskipun tergolong di dlm prosa, namun tambo ini bisa dibuktikan dgn fakta & bukan kisah fantasi atau imajinasi. Contoh tambo yg terkenal adalah tambo karya Datuk Bendahara Paduka Raja alias Tun Sri Lanang.

3. Kisah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), prosa lama yakni kisah menceritakan perihal kejadian atau riwayat & sebagainya dlm kehidupan seseorang. Kisah pula mampu diartikan sebagai dongeng yg menggambarkan tentang pengalaman seseorang atau suatu kumpulan tokoh yg menempuh perjalanan.

Contoh prosa kisah yg memiliki moral atau amanat yg baik misalnya Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Kelantan dan lain sebagainya.

Baca Juga:

Cara Menulis Cerpen Online

Cara Membuat Pembukaan Cerpen

Cara Menulis Cerpen yg Baik

Langkah Menulis Cerpen Bagi Pemula

4. Dongeng

Dongeng merupakan prosa usang yg paling akrab & gampang didapatkan di sekitar masyarakat luas atau di kehidupan sehari-hari. Dongeng mempunyai jenis & ragam yg biasanya sangat disenangi oleh bawah umur sebab memiliki daya tarik yg imajinatif & mempunyai fantasi yg tinggi dlm penggambarannya.

Dongeng merupakan kisah fiktif dgn khayalan tinggi oleh seorang pengarang & ceritanya belum pernah terjadi di kehidupan positif. Berdasarkan isinya, dongeng dibagi menjadi enam jenis, yaitu; (1) fabel, (2) legenda, (3) sage, (4) parabel, (5) mite, & (6) dongeng jenaka.

Contoh dongeng misalnya:

Asal Usul Tangkuban Perahu,

Malin Kundang,

– Kancil & Buaya,

Wiro Sableng,

Jaka Tingkir, & lain sebagainya.

5. Cerita Rakyat

Jenis prosa lama yg lain ialah cerita rakyat. Cerita rakyat merupakan karya sastra atau kisah yg berkembang di masyarakat dengan-cara lisan & turun-temurun semenjak masa lampau. Sama halnya seperti prosa lama lainnya, cerita rakyat pula biasanya disebarkan dengan-cara lisan sehingga pengarangnya tak diketahui namanya.

Meski dongeng rakyat ini berkembang dengan-cara luas, tetapi terdapat berbagai model berlawanan dongeng rakyat di kawasan satu & tempat yg lain karena adanya perbedaan budaya setempat. Sama halnya mirip dongeng, dongeng rakyat bersifat tradisional & menghibur.

Contoh kisah rakyat yg kita kenal misalnya:

Kisah Dewi Sri

– Sang Dewi Padi, & lainnya.

6. Prosa Lirik

Prosa lirik merupakan jenis karangan usang yg karakteristiknya paling unik di antara prosa lainnya. Karangan ini menggunakan unsur-unsur yg biasa digunakan pada puisi yg gaya bahasa & pencitraannya berirama sehingga prosa ini menyerupai seperti puisi. Namun dengan-cara sintaksis, karangan ini mempunyai ikatan antarkalimat yg lebih berupa pada prosa, bukan puisi.

Karakter prosa lirik yaitu mengandung citraan & kata-kata kiasan yg pengarang memasukkan unsur emosional & meluap-luap tatkala menuangkan idenya. Contoh prosa lirik misalnya:

Ikan Bakar karya Soni Farid Maulana,

Tentang Hal Memberi Nilai karya Gilang Angkasa.

Perbedaan Prosa Lama & Prosa Baru

Setelah mengerti aneka macam hal mengenai prosa & jenis-jenisnya, Anda pula mesti mengetahui perbedaan prosa baru & lama untuk memahami perbedaannya.

1. Tema

Pada prosa usang, tema yg diangkat & dominan ialah mengenai tema kerajaan, agama, mitos, legenda, & fabel. Sementara pada prosa baru, tema yg diangkat berkaitan dgn romansa, sosio-politik, & fantasi.

2. Latar & tempat waktu

Prosa usang mempunyai latar & waktu di sekeliling kerajaan atau zaman kerajaan kuno. Sementara itu, prosa gres mempunyai latar & tempat yg lebih bermacam-macam, bisa di kerajaan, perkotaan, kantor, sekolah, & bahkan di luar negeri.

3. Alur

Alur kisah pada prosa lama pada umumnya mengalir maju, sementara prosa baru lebih bervariatif dlm penyeleksian temanya alasannya biasanya memperlihatkan format alur maju, mundur, atau adonan.

4. Nama penulis atau pengarang

Pada prosa lama, biasanya tak dicantumkan pengarang atau penciptanya karena biasanya dianggap sebagai anonim. Sedangkan prosa gres mencantumkan penulisnya dgn jelas.

5. Penyebaran karya sastra

Prosa gres disebarkan dgn tradisi lisan atau turun-temurun, sedangkan prosa baru biasanya disebarkan dengan-cara tekstual atau tertulis.

Contoh Prosa Lama

Setelah memahami aneka macam hal mengenai prosa usang bahkan hingga perbedaannya dgn prosa baru, berikut ini adalah beberapa contoh prosa lama.

– Hikayat: Hikayat Hang Tuah, Kabayan, Si Pitung, Hikayat Si Miskin, Hikayat Raja Budiman, dan lain-lain.

– Sejarah atau tambo: Sejarah Melayu.

– Kisah: Kisah Perjalanan Abdullah ke Negeri Kelantan, Kisah Abdullah ke Jeddah, dan lain-lain.

– Dongeng: Kancil & Buaya, Kancil & Harimau, Nyai Roro Kidul, Malin Kundang, Legenda Banyuwangi, Ciung Wanara, dan yg lain.

FAQ tentang Prosa Lama

Apa pola prosa lama?

Beberapa pola prosa usang, contohnya Abu Nawas, Kisah Para Nabi, Legenda Tangkuban Perahu, Kancil & Harimau, & masih banyak lagi.

Apa yg termasuk prosa lama & prosa baru?

Prosa usang yaitu prosa yg karyanya belum dipengaruhi budaya barat sehingga jarang sekali atau bahkan tak mencantumkan pengarangnya. Sedangkan prosa baru adalah jenis karya sastra yg sudah dipengaruhi budaya barat & mencantumkan penciptanya.

Mengapa disebut prosa usang?

Mengapa disebut prosa usang, sebab jenis karya sastra atau prosa ini sudah ada sejak zaman dulu & disebarkan dgn cara lisan atau turun-temurun di mana dikala itu belum ada alat tulis untuk menuliskan ceritanya.

Apa itu bentuk prosa?

Prosa merupakan jenis goresan pena yg memiliki ragam bentuk di dlm karya sastra yg berlainan dgn puisi. Prosa mempunyai bentuk yg lebih lugas & khas bila dibandingkan dgn puisi.

Artikel Terkait:

Contoh Teks Prosa

Contoh Teks Persuasif

Contoh Teks Biografi 

Contoh Teks Deskripsi

Contoh Teks Prosedur

Contoh Teks Anekdot

  √ Menulis Buku Non-Fiksi Bagi Seorang Sastrawan? Apa Bisa?