Potensi diri untuk berprestasi – Sejatinya insan itu tak ada yg kurang pandai melainkan yg ada hanyalah insan yg belum memperoleh atau menyadari talenta & minatnya sendiri.
Seperti yg telah kita diskusikan pada halaman “pentingnya prestasi diri bagi kelebihan bangsa” bahwa bakat seseorang inilah yg merupakan potensi diri yg dibekalkan oleh Allah sejak manusia dilahirkan. Dengan begitu kalimat “potensi diri untuk berprestasi” ini bisa dimaknai selaku pencapaian prestasi sesuai talenta masing-masing individu.
Daftar Isi
Apakah berprestasi mesti sesuai dgn potensi diri?
Sebenarnya insan yg berprestasi tidaklah mesti sesuai dgn potensi dirinya tetapi perlu kita sadari bahwa seseorang yg mengasah atau melatih potensi dirinya sendiri memiliki peluang sukses atau berprestasi yg lebih besar.
Coba kita bayangkan, andaikata pemain sepak bola populer mirip Leonel Messi atau Cristiano Ronaldo dipaksa untuk berprestasi dlm hal bernyanyi, bisakah mereka melakukannya?, mungkin mereka bisa bernyanyi tetapi tak mungkin bisa sehebat penyanyi yg benar-benar berbakat. Jika demikian, prestasi mereka di dunia tarik suara tak akan secemerlang prestasi mereka di dunia sepak bola.
Setiap individu akan terlahir di dunia ini dgn kesanggupan & potensi yg berlainan-beda sehingga dapat mengisi kehabisan & kelemahan satu sama lainnya. Inilah yg menyebabkan insan itu kemudian berkembang menjadi makhluk sosial. Diperkirakan bakat seseorang itu 60% nya berasal dr turunan orang tuanya, selebihnya yakni aspek lingkungan yg mempengaruhinya.
Meskipun membuatkan potensi diri untuk berprestasi itu relatif lebih mudah namun semua itu masih perlu perjuangan yg sungguh keras, jatuh bangun bahkan hidup prihatin. Relatif lebih gampang disini disebabkan karena seseorang yg sedang dlm proses membuatkan potensi dirinya sendiri, di dlm hatinya akan selalu merasa bahagia, serasa bermain bahkan wangsit-pandangan baru gres mampu diperoleh dgn mudah. Misalnya kalau seseorang potensial dlm bidang olah raga, bila disuruh mempelajari matematika atau fisika niscaya ia akan merasa tertekan, cepat jenuh, begitu pula sebaliknya.
Seseorang yg berprestasi sungguh dipengaruhi oleh kondisi psikologis & acara orang tersebut. Keimanan & ketaqwaan pada Allah akan menjadi modal dasar bagi seseorang yg ingin menjangkau prestasi. Seseorang yg beriman pada Tuhan, dlm segala aktivitasnya atau hasil kerja kerasnya sepenuhnya akan diserahkan pada Tuhan sehingga tatkala ia menemui kegagalan ditengah jalan, maka ia tak akan gampang mengalah ataupun frustasi. Dan bila ia sukses & berprestasi, maka ia tak akan pernah arogan & berbangga diri.
Selain keimanan & ketaqwaan, seseorang yg ingin berprestasi pula mesti mempertahankan kesehatan jasmani & rohani. Jasmani bermakna ia harus menerapkan acuan hidup sehat sedangkan kesehatan rohani, misalnya menumbuhkan mental konkret yg besar lengan berkuasa, tak merasa gengsi dlm kebaikan & menumbuhkan rasa percaya diri.
Bakat & Kecerdasan
Sering kali kita menjumpai beberapa orang yg memiliki talenta tertentu & ada pula orang yg mempunyai kecerdasan di atas rata-rata. Apa perbedaan antara kedua hal ini? apakah saling berhubungan?.
Untuk menjawab ini semua, Dewi (2009) dlm bukunya menuturkan bahwa menurut Dr. Herminarto Sofyan, talenta & kecerdasan seseorang merupakan dua hal yg berlainan namun saling berkaitan.
Bakat merupakan kemampuan kepada sesuatu dimana hal ini melekat dlm diri seseorang sejak ia lahir & terkait dgn dengan struktur otak. Sedangkan kecerdasan merupakan modal awal dr bakat tertentu tersebut.
Lebih lanjut, M.S Faridy (2009) dlm bukunya menunjukan bahwa Dr. Howard Gardner yaknii seorang peneliti dr Harvard yg mencetuskan teori Multiple Intelligence mengajukan 8 jenis kecerdasan yg mencakup:
a. cerdas bahasa (cerdas dlm mengolah kata)
b. cerdas gambar (memiliki khayalan tinggi)
c. cerdas musik (sangat peka terhadap bunyi & irama)
d. cerdas badan (sangat terampil dlm mengolah tubuh & gerak)
e. cerdas matematika & akal (cerdas dlm sains & berhitung)
f. cerdas sosial (kesanggupan tinggi dlm membaca asumsi & perasaan orang lain)
g. cerdas diri (menyadari kekuatan & kekurangan diri)
h. cerdas alam (sungguh peka kepada alam sekitar)
Nah, dr detail di atas kita jadi mengetahui bahwa mengembangkan potensi diri untuk berprestasi merupakan hal yg sungguh penting sekaligus menjadi cara yg paling mudah. Namun suatu potensi, baru dapat sungguh-sungguh optimal jika sudah melewati pengasahan atau training dengan-cara terus-menerus.
Pelatihan ini merupakan pendidikan yg dapat diberikan di lingkungan keluarga (khususnya peran orang tua/pengasuh), lingkungan masyarakat sekitar & forum pendidikan (sekolah/universitas/bimbingan mencar ilmu).
Daftar Pustaka:
Anisty, Dewi.2009. PKn 3 : Kelas IX Sekolah Menengah Pertama & MTs. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Faridy, MS.2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Pekanbaru: PT. Sutra Benta Perkasa.