√ Pola Karangan Ihwal Banjir Dalam Bahasa Indonesia Terbaru

Contoh Karangan Tentang Banjir dalam Bahasa Indonesia Terbaru – Di bawah ini, terdapat suatu karangan bahasa Indonesia mengenai bagaimana suatu banjir terjadi serta penanggulangannya.

Banjir

Musim hujan yang melanda negeri menciptakan beberapa tempat yang telah berhari-hari diguyur hujan terkena peristiwa banjir. Luapan air sungai dan ketidakmampuan gorong-gorong maupun selokan alasannya adalah tersumbat sampah membuat banjir yang tak kunjung surut hingga hari ini. Selain banjir, kawasan perbukitan juga mengalami longsor sehingga banyak jalan yang terpaksa ditutup karena cemas membahayakan masyarakat yang melintasi jalan tersebut.

Bedasarkan penuturan seorang pelajar yang gres saja pulang ke kampung halamannya, hujan lebat yang tidak kunjung berhenti mengakibatkan beliau dan keluarganya harus mengemas barang-barang yang penting dan berguna selaku persediaan dan terpaksa pindah sebab rumahnya terendam banjir. Mereka terpaksa dipindahkan oleh pasukan penyelamat peristiwa dengan menggunakan sampan dan bot. Mereka bersyukur alasannya para masyarakatkampung dievakuasi dengan selamat. Penduduk sempat merasa duka alasannya melihat seluruh kampungnya sudah terendam air. Mereka hanya bisa berdoa semoga banjir yang menenggelamkan rumah mereka segera surut sehingga mereka mampu kembali ke rumah mereka masing-masing dan menjalani acara mirip biasa.

Selama berada di daerah pengungsian, mereka dibekali dengan beragam barang keperluan oleh pemerintah dan para donatur menyerupai makanan, air, obat-obatan, dan busana. Para ibu dan gadis tolong-menolong mengolah makanan kuliner. Namun, belum cukup umur tampak bosan sebab mereka tidak bisa leluasa bermain. Tempat pengungsian yang disediakan sangat sempit dan cuma bisa dipakai untuk tidur. Pasokan air dan layanan kakus juga kurang mencukupi sehingga banyak belum remaja yang sakit diare alasannya daerah pengungsian tidak higienis. Ketua kelompok pengungsian sudah mengajukan undangan layanan kesehatan dan kebersihan tetapi belum direspon pihak pemerintah.

Selama sepekan mengalami kejadian banjir dan tinggal di tenda pengungsian, balasannya kondisi kembali pulih. Setelah seminggu, air banjir surut. Para masyarakatmerasa senang alasannya adalah bisa kembali kerumah mereka meskipun keadaannya begitu kotor dengan sampah dan lumpur. Banyak harta benda menyerupai kereta, hewan ternakan dan tanam-flora yang musnah. Akhirnya mereka bergegas membersihkan rumah mereka dengan bantuan semprotan air dari dinas kebersihan lokal. Bencana banjir yang melanda kampung mereka meninggalkan kenangan pahit bagi semua penduduk kampung. Mereka berdoa agar kejadian itu tidak lagi terjadi dan pemerintah memperkuat tanggul dan fasilitas pencegahan kejadian banjir.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kerugian nasional final peristiwa tersebut rata-rata sekitar Rp 30 triliun. Hanya dalam kurun waktu lima hari, banjir, longsor, dan puting beliung melanda 20 kabupaten/kota di Indonesia. Data sementara dari BNPB, 10 orang meninggal, 4 orang hilang, 2 luka-luka, 100 rumah rusak, dan ratusan rumah terendam banjir.

Faktor manusia memang lebih banyak menjadikan banjir. Kurang pedulinya masyarakat terhadap lingkungan dengan mencampakkan sampah sembarangan dan penebangan pohon secara tidak bertanggung jawab yakni faktor klasik yang tidak juga kunjung hilang. Pencegahan telah dikerjakan pemerintah dengan membangun DAM pengendali di bab hulu sungai dan resapan agar air tak terlalu cepat turun dalam waktu bersama-sama ke daratan. Air di dalam dam pengendali harus dimasukkan ke tanah secara intensif. Namun, perbaikan dan pembangunan mesti juga sepadan dengan kepedulian masyarakat kepada alam itu sendiri. Lingkungan ialah bagian dari hidup kita. Maka, telah sepatutnya kita turut menjaga lingkungan kita semoga selalu bersih. Penanganan dan daur ulang sampah mesti digalakkan. Selain itu, penanaman pohon juga harus terus dikerjakan dan dirawat.

Sumber https://www.kakakpintar.id