Daftar Isi
Sama halnya dgn penggunaan tanda baca yg lain, tanda baca titik dua pula harus digunakan sesuai dgn kaidah penulisan bahasa Indonesia. Hal ini lantaran tanda baca mempunyai tugas penting untuk membuat kalimat lebih tertata, lebih nyaman dibaca, & pula lebih mudah dipahami.
Dalam penggunaannya, tanda titik dua (:) di dlm kalimat digunakan pada cuilan simpulan di sebuah pernyataan lengkap yg disertai oleh pemerincian atau klarifikasi. Sementara itu, menurut Wikipedia, tanda titik dua yaitu tanda baca yg dilambangkan dgn dua titik yg berukuran sama & ditaruh satu di atas yg lain.
Tanda baca titik dua tersebut pula diletakkan di tengah garis vertikal yg sama. Seperti tanda baca yg lainnya, penggunaan tanda titik dua ini beragam antara berbagai bahasa & bahkan pada bahasa yg sama dlm periode yg berbeda.
Sehingga dengan-cara biasa , tanda baca titik dua ini menginformasikan pada pembaca bahwa uraian sesudah tanda ini memberi bukti atau penjelasan dr berbagai unsur yg sudah dijelaskan sebelum tanda baca titik dua tersebut.
Penggunaan Tanda Titik Dua
Agar Anda sempurna dlm memakai tanda baca titik dua (:), maka ketahui beberapa syarat penggunaan tanda baca titik dua di bawah ini.
1. Tanda Titik Dua Dipakai pada Akhir Suatu Pernyataan Lengkap yg Diikuti Pemerinci atau Penjelasan
Dalam penjelasannya di dlm Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, tanda titik dua digunakan pada belahan simpulan suatu pernyataan yg lengkap yg mana setelah tanda titik dua tersebut akan diikuti klarifikasi dengan-cara terperinci atau penjelasan mendetail perihal hal yg sudah disampaikan sebelumnya.
Oleh alasannya adalah itu, tanda titik dua ini dipakai untuk pemisah antara kalimat pernyataan & pula klarifikasi lengkapnya. Berikut yakni beberapa teladan dr penggunaan tanda baca titik dua yg dipakai pada tamat suatu pernyataan lengkap yg diikuti pemerinci:
a. Pengantin gres itu menerima hadiah berupa perabot rumah tangga: kasur, lemari, meja, kursi, & pula karpet.
b. Ibu sudah mempersiapkan sarapan pagi yg lezat: nasi goreng, sayur sawi, ayam goreng, telur mata sapi, susu, & buah-buahan.
c. Para siswa diminta menentukan satu di antara beberapa opsi tujuan rekreasi: Bandung, Yogyakarta, Solo, Surabaya, atau Bali.
d. Toko kelontong di depan rumahku menyediakan aneka macam kebutuhan: bahan masakan, alat & materi mandi, perlengkapan dapur, perlengkapan rumah, & lain sebagainya.
e. Guru itu memberi pilihan kelas: pagi atau sore.
f. Barang-barang yg mesti dibawa yaitu: baju, alat mandi, sepatu olahraga, alat makan, & obat-obatan.
g. Tahun ini, NOAH akan mengadakan tur ke beberapa kota: Jogja, Solo, Bandung, Surabaya, & Bali.
h. Tanaman bunga anggrek milik ibu memiliki warna: putih, merah, ungu, & kuning.
i. Anda bisa mendapatkan vaksinasi di: puskesmas, rumah sakit, tempat pelayanan publik, & fasilitas kesehatan lainnya.
j. Beberapa tempat yg memerlukan pertolongan: Malang, Batu, Pasuruan, & sekitarnya.
Baca Juga:
Pengertian Akronim, Jenis-Jenis & Contoh Lengkap
Pengertian Kata Ganti, Jenis-Jenis, Contohnya
Pengertian Konjungsi, Fungsi, Macam-Macamnya
2. Tanda Titik Dua Tidak Dipakai Jika Perincian atau Penjelasan Itu Merupakan Pelengkap yg Mengakhiri Pernyataan
Selanjutnya, tanda baca titik dua pula memiliki syarat penggunaan lain yaitu tanda baca titik dua tersebut tak dipakai kalau pemerincian atau penjelasan itu sudah merupakan kalimat yg lengkap dgn pelengkapnya sehingga sudah menyelesaikan suatu pernyataan.
Dengan demikian, lantaran penjelasannya sudah diterangkan dengan-cara lengkap pada kalimat tersebut, maka tak dibutuhkan tanda baca titik dua lagi. Berikut adalah beberapa acuan dr tanda baca titik dua tak dipakai bila perincian atau penjelasan itu merupakan embel-embel yg menuntaskan pernyataan:
a. Kita harus membeli meja, kasur, kursi, lemari, & karpet.
b. Dalam tahap observasi yg sudah dikerjakan, beberapa langkah yaitu meliputi persiapan, pengumpulan data, pembuatan data, & pelaporan sudah dijalankan dgn baik & sempurna.
c. Pilihan untuk pergi berlibur untukku hanya hari ini atau besok.
d. Di toko ornamen tersebut gue mengambil mutiara, pengait, & bunga artifisial untuk dibentuk gelang.
e. Adik memintaku membelikan buku, pensil, & pula penghapus untuk sekolah.
3. Tanda Titik Dua Dipakai Sesudah Kata atau Ungkapan yg Memerlukan Pemerian
Syarat yg ketiga pada penggunaan tanda baca titik dua yakni tanda baca titik dua dipakai atau digunakan sehabis kata atau istilah yg memerlukan pemerian. Dalam hal ini, berlainan dgn poin pertama yg mana pada syarat pertama tadi tanda bacanya ditaruh pada tamat suatu pernyataan.
Namun pada syarat ini, biasanya tanda baca diletakkan pada cuilan tengah kalimat, yg mana potongan sebelum tanda baca titik dua merupakan suatu pernyataan & serpihan setelah tanda baca titik dua adalah istilah atau pemerian atau sebuah penjelasan.
Berikut ialah beberapa teladan dr tanda baca titik dua yg dipakai sehabis kata atau ungkapan yg membutuhkan pemerian:
a. Ketua : Mochtar Iskandar Hamid
Sekretaris : Siti Nur Islamiyah
Bendahara: Joko Wahono Santosa
b. Narasumber : Prof. Dr. Yusuf Ahmad Effendi
Pemandu : Muhammad Jusuf Putra, M.Hum
Pencatat: Siti Nur Zulaikhah, M.Pd.
c. Perias : Ibu Ani Widiawati
Juru Kamera : Foto Terbaik
Dekorasi : Cantik Dekorasi
Lokasi Acara : Hotel Mulia
Hiburan : Bumi & Langit Musik
d. Seniman : Maulana Gani Ismail
Penata Panggung : Tami Aulia Andari
Penata Cahaya: Wahid Jaya Kusuma
Penata Musik: Lukman Ardi Putra
Penata Artistik : Indah Mulia Bintang
e. Makanan pembuka : sus keju & roti lapis
Makanan utama : nasi putih & nasi goreng
Lauk : Udang goreng tepung, cah sawi, sambal matah, ayam suwir
Makanan epilog : es buah serut
Minuman : teh lemon
f. Kepala Sekolah: Muhammad Waluya, M.Pd
Sekretaris: Yani Sundari, S.Pd
Bendahara: Wahyu Djoko Putranto, S.Ag
g. Kepala Desa: Kartini Mulia Putri, S.H
Kepala Puskesmas: dr. Monika Anjani Dwi Lestari
Sekretaris Wilayah: Mawar Lidya, S.Kom
Narasumber: Prof. Dr. dr. Yani Tri Agustina
4. Tanda Titik Dua Dipakai dlm Naskah Drama Sesudah Kata yg Menunjukkan Pelaku dlm Percakapan
Syarat penggunaan tanda baca titik dua yg selanjutnya yaitu mampu dipakai di dlm naskah drama, yg diletakkan sesudah kata atau nama atau menunjukkan pelaku. Setelah penggunaan tanda baca titik dua, dilanjutkan dgn percakapan apa yg akan diucapkan oleh pelaku.
Penggunaan tanda baca titik dua ini pula sebagai pembeda antara kalimat pribadi & kalimat tak eksklusif. Kalimat pribadi umumnya disertai dgn tanda baca titik dua yg mana di dlm kalimat tersebut akan menerangkan perihal percakapan yg terjadi di dlm drama, seolah-olah betul-betul terjadi.
Untuk itu, di bawah ini yakni beberapa acuan penggunaan tanda baca titik dua yg digunakan di dlm naskah drama, sesudah kata yg menunjukkan pelaku & pula percakapan:
a. Bapak: “Tolong bukakan pintu gerbang itu, Nak!”
Andi: “Baik, Pak.”
Bapak: “Jangan lupa ditutup kembali, ya!”
b. Luna: “Sepertinya hari ini Lidia tak bisa tiba ke kursus bahasa Korea.”
Andin: “Mengapa Lidia tak tiba?”
Luna: “Pagi tadi, ia menelponku. Katanya ia sedang sakit perut.”
Andin: “Kasihan sekali Lidia, gampang-mudahan ia segera pulih, ya?”
Luna: “Iya, Ndin. Aamiin.”
c. Dokter: “Tolong hubungi keluarga pasien biar pasien segera mendapatkan tindakan.”
Perawat: “Akan namun, pasien tak membawa ponsel. Hanya ada data di kartu pengenalnya saja.”
Dokter: “Waduh. Kalau begitu, secepatnya hubungi pihak kepolisian untuk menolong mencarikan data pasien & keluarganya.”
Perawat: “Baik, Dok.”
d. Pembeli: “Bu, saya mau beli wortel & bunga kol, ya.”
Penjual: “Siap, Neng. Mau beli berapa biji?”
Pembeli: “Lima ribu saja bu. Sekalian tempenya, ya, Bu.”
Penjual: “Siap, Neng. Ini ya.”
Pembeli: “Kaprikornus berapa, Bu?”
Penjual: “Totalnya tujuh ribu ya, Neng.”
e. Guru: “Sebaiknya bila ada dilema dgn teman sebangku, segera terselesaikan.”
Lutfi: “Saya sudah coba berbicara dgn Maulana, Bu. Akan tetapi ia senantiasa marah-marah saat saja jelaskan.”
Guru: “Sebenarnya apa persoalan yg sedang kalian hadapi?”
Lutfi: “Sepele, sih, Bu. Sebenarnya gara-gara saya lupa memberi kabar kepadanya kalau kemarin ada acara di ekstrakurikuler. Tapi masalahnya jadi panjang.”
Guru: “Cobalah berbicara sekali lagi. Jika masih belum berhasil, Ibu akan bantu.”
Lutfi: “Baik, Bu. Terima kasih.”
Baca Juga:
Macam-Macam Tanda Baca & Contoh Lengkapnya
Macam-Macam Konjungsi & Contoh Lengkapnya
Macam-Macam Kata Kerja & Contoh Lengkapnya
110+ Contoh Kata Kerja Imperatif yg Baik & Benar
5. Tanda Titik Dua Dipakai di Antara: (a) Jilid atau Nomor Halaman, (b) Surah & Ayat dlm Kitab Suci, (c) Judul & Anak Suatu Karangan, & (d) Nama Kota & Penyebar Ilmu dlm Daftar Pustaka
Syarat penggunaan tanda baca titik dua yg selanjutnya yakni tanda baca titik dua bisa dipakai di antara beberapa syarat di atas, di antaranya (a) Jilid & Nomor Halaman, (b) Surah & Ayat dlm Kitab Suci, (c) Judul & Anak Suatu Karangan, & (d) Nama Kota & Penyebar Ilmu dlm Daftar Pustaka.
a. Penulisan Tanda Baca Titik Dua di Antara Jilid & Nomor Halaman
Tanda baca titik dua dapat dipakai di dlm penulisan jilid dlm buku, naskah, atau jurnal & pula menomori halaman yg dimaksudkan supaya klarifikasi yg disampaikan jelas & tak ambigu. Penggunaan tanda baca titik dua di sini untuk memperlihatkan penegasan bahwa ada jilid kemudian dilanjut dgn nomor halaman yg dimaksud.
Berikut yakni teladan penggunaan tanda baca titik dua yg dipakai di antara jilid & nomor halaman.
1) Kompas, VII, No : 31/2020: 22
2) Harian Suara Merdeka, XIX, No : 10/12/2021: 09
3) Horison, XLII, No.7/2021: 16
4) Tribun Jogja, XX, No : 03/2022: 10
5) Solopos, IV, No.24/2021: 30
b. Penulisan Tanda Baca Titik Dua di Antara Surah & Ayat dlm Kitab Suci
Selanjutnya, tanda baca titik dua pula mampu dipakai di antara penulisan surah & pula ayat dlm kitab suci. Sama fungsinya dgn penulisan tanda baca titik dua yg digunakan di antara jilid & nomor halaman, pada surah & ayat baca pada kitab suci ini, dipakai tanda baca titik dua agar pembaca dapat membedakan nama surah & pula halamannya.
Dengan demikian, maka pembaca akan lebih terang mengetahui maksud & mudah mencari mana surah & mana halaman yg dimaksud. Berikut yakni contoh penggunaan tanda baca titik dua yg digunakan di antara surah & ayat dlm kitab suci:
1) Surah Al-Baqarah 255–257:
2) Surah Al-Maidah: 20–25
3) Surah Al-Iklhas: 1–4
4) QS. Al-Alaq: 1–19
5) QS. Al-Waqiah: 35–38
6) Matius 2: 1–3
7) Mazmur 42: 8
8) Mazmur 103: 8
9) Ratapan 3: 22–23
10) Maleakhi 2: 15
c. Penulisan Tanda Baca Titik Dua di Antara Judul & Anak Suatu Karangan
Tanda baca titik dua pula bisa dipakai di antara penulisan judul & pula anak suatu karangan atau yg biasa disebut selaku sub judul. Penggunaan tanda baca titik dua ini memiliki maksud & tujuan biar pembaca bisa membedakan mana judul khususnya & mana anak judulnya, mudah-mudahan tak salah dlm mengartikan.
Biasanya, anak judul pula diikuti dgn edisi atau bisa pula tanpa dibarengi edisi. Akan tetapi, anak judul atau sub judul lazimnya menjelaskan dengan-cara lebih rinci mengenai bagian apa yg dibahas di dlm naskah tersebut.
Penulisan tanda baca titik dua pada judul & anak judul atau sub judul suatu karangan bisa dipakai pada penulisan postingan, karangan, makalah, majalah, atau karya tulis.
1) Oki & Nirmala: Majalah Bobo Edisi XX
2) Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Nusantara
3) Penjelajahan ke Guinea yg Baru: National Geographic Indonesia
4) Pengaruh Sosial Media pada Peradaban Zaman: Komunikasi Masyarakat
5) Teori Bedah Jantung pada Penderita Diabetes: Ilmu Bedah Jantung
6) Rumah & Keindahannya: iDEA Majalah
7) Perempuan & Emansipasinya: Tabloid Nova
8) Ironi Negeri Demokrasi: Harian Kompas
9) Teori Perkembangan Teknologi pada Era Pandemi Covid-19: IPTEK di Pandemi
10) Pola Pendapatan Masyarakat Indonesia Terhadap Pengaruh Gaya Hidup: Ekonomi Indonesia
d. Penulisan Tanda Baca Titik Dua di Antara Nama Kota & Penyebar Ilmu dlm Daftar Pustaka
Penggunaan tanda baca titik dua pula dapat dipakai di antara penulisan nama kota & pula penerbit di dlm penulisan daftar pustaka. Selain untuk menawarkan penjelasan mengenai perbedaan antara dua hal tersebut, penulisan tanda baca titik dua di antara nama kota & penerbit di dlm daftar pustaka pula merupakan syarat yg baku.
Berikut yakni teladan penulisan tanda baca titik dua di antara nama kota & penerbit di dlm penulisan daftar pustaka:
1) Anderson, Michael., III (1995). A Guide to Reptiles. New York: Doubleday
2) Friedman, S. & Wachs, T.D. (Eds). (1999). Measuring Environment Across the Lifespan: Emerging Methods and The Concepts. Washington. D.C.: American Psychology Association.
3) Jay, Francine. 2018. Seni Hidup Minimalis. Jakarta: Gramedia.
4) Julian. 2010. Bank Soal UN Matematika. Jakarta: Grafindo Media Pratama.
5) Alisjahbana, Sutan Takdir. 1957. Sejarah Perjuangan & Pertumbuhan Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Rakyat.
6) Ramlan, M. dkk. 1993. Paragraf: Alur Pikiran & Kepanduan dlm Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset.
7) Rubin, Joan & Bjorn H, Jernudd (ed.). 1971. Can Language be Planned? Honolulu: The University Press if Hawai.
8) Pujianto. 1984. “Etika Sosial dlm Sistem Nilai Bangsa Indonesia” dlm Dialog Manusia, Falsafah, Budaya, & Pembangunan. Malang: YP2LPM.
9)Soelaeman, M.I. 1985. Suatu Upaya Pendekatan Fenomenologis Terhadap Situasi Kehidupan & Pendidikan dlm Keluarga & Sekolah. Disertasi Doktor pada FPS. Bandung: IKP Bandung.
10) Sanusi, A. 1986. “Menyimak Mutu Pendidikan dgn Konsep Taqwa & Kecerdasan, Meluruskan Konsep Belajar dlm Arti Kualitatif”. Pikiran Rakyat: Bandung.
Artikel Terkait:
Penggunaan Huruf Miring yg Baik & Benar
Penggunaan Huruf Kapital yg Baik & Benar
Penggunaan Kata Di yg Baik & Benar
Kesalahan Penggunaan Tanda Baca
Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif
Kesalahan Penggunaan Huruf Miring
Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital