close

√ Pengertian Prestasi Belajar Serta Faktor yang Mempengaruhinya

Pengertian Prestasi Belajar Serta Faktor yg Mempengaruhinya. Untuk mendapatkan suatu prestasi tidaklah semudah yg dibayangkan, sebab membutuhkan perjuangan & pengorbanan dgn berbagai tantangan yg harus dihadapi. proses belajar yg dialami oleh siswa menghasilkan perubahan-pergantian dlm bidang pengetahuan & pengertian, dlm bidang nilai, sikap & keahlian. Adanya perubahan tersebut tampak dlm prestasi belajar yg dihasilkan oleh siswa terhadap pertanyaan, dilema atau tugas yg diberikan oleh guru. Melalui prestasi belajar siswa mampu mengenali pertumbuhan-kemajuan yg sudah dicapainya dlm berguru. Berikut ialah Penjelasan Seputar Pengertian Prestasi Belajar.

Definisi Prestasi Belajar

Menurut Poerwodarminto (Mila Ratnawati, 1996 : 206) yg dimaksud dgn prestasi ialah hasil yg telah diraih, dilakukan atau dilakukan oleh seseorang. Sedangkan prestasi berguru itu sendiri diartikan selaku prestasi yg diraih oleh seorang siswa pada rentang waktu tertentu & dicatat dlm buku rapor sekolah.
Menurut Marsun & Martaniah dlm Sia Tjundjing (2000:71) beropini bahwa prestasi belajar merupakan hasil kesibukan belajar, yaitu sejauh mana penerima didik menguasai materi pelajaran yg diajarkan, yg disertai oleh hadirnya perasaan puas bahwa ia telah melaksanakan sesuatu dgn baik. Hal ini berarti prestasi mencar ilmu hanya bisa diketahui jikalau telah dilakukan penilaian kepada hasil belajar siswa.
Secara Umum prestasi berguru merupakan hasil usaha berguru yg dicapai seorang siswa berupa sebuah kecakapan dr kegiatan mencar ilmu bidang akademik di sekolah pada jangka waktu tertentu yg dicatat pada setiap tamat semester di dlm buki laporan yg disebut rapor.

Faktor yg mempengaruhi prestasi belajar

A. Faktor internal
Merupakan faktor yg berasal dr dlm diri siswa yg dapat mempengaruhi prestasi berguru. Faktor ini mampu dibedakan menjadi dua golongan, yakni :
1) Faktor fisiologis
  • Kesehatan tubuh. Untuk dapat menempuh studi yg baik siswa perlu mengamati & memelihara kesehatan tubuhnya. Keadaan fisik yg lemah mampu menjadi penghalang bagi siswa dlm menuntaskan program studinya. Dalam upaya memelihara kesehatan fisiknya, siswa perlu mengamati acuan makan & teladan tidur, untuk memperlancar metabolisme dlm tubuhnya. Selain itu, pula untuk memelihara kesehatan bahkan pula mampu meningkatkan ketangkasan fisik diperlukan olahraga yg terencana.
  • Pancaindera. Berfungsinya pancaindera merupakan syarat dapatnya berguru itu berlangsung dgn baik. Dalam tata cara pendidikan remaja ini di antara pancaindera itu yg paling memegang peranan dlm berguru yaitu mata & telinga. Hal ini penting, alasannya sebagian besar hal-hal yg dipelajari oleh manusia dipelajari melalui pandangan & pendengaran. Dengan demikian, seorang anak yg mempunyai cacat fisik atau bahkan cacat mental akan menghalangi dirinya didalam menangkap pelajaran, sehingga pada risikonya akan mensugesti prestasi belajarnya di sekolah.
2) Faktor psikologis
  • Intelligensi. Pada umumnya, prestasi mencar ilmu yg ditampilkan siswa mempunyai kaitan yg dekat dgn tingkat kecerdasan yg dimiliki siswa. Menurut Binet (Winkle,1997 :529) hakikat inteligensi adalah kesanggupan untuk memutuskan & menjaga suatu tujuan, untuk mengadakan sebuah pembiasaan dlm rangka mencapai tujuan itu & untuk menganggap keadaan diri dengan-cara kritis & objektif. Taraf inteligensi ini sangat menghipnotis prestasi belajar seorang siswa, di mana siswa yg memiliki taraf inteligensi tinggi mempunyai peluang lebih besar untuk meraih prestasi berguru yg lebih tinggi. Sebaliknya, siswa yg mempunyai taraf inteligensi yg rendah diperkirakan pula akan memiliki prestasi berguru yg rendah. Namun bukanlah sebuah yg tak mungkin bila siswa dgn taraf inteligensi rendah memiliki prestasi mencar ilmu yg tinggi, pula sebaliknya .
  • Sikap. Sikap yg pasif, rendah diri & kurang yakin diri dapat merupakan aspek yg menghambat siswa dlm menampilkan prestasi belajarnya. Menurut Sarlito Wirawan (1997:233) sikap ialah kesiapan seseorang untuk bertindak dengan-cara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap siswa yg konkret kepada mata pelajaran di sekolah merupakan langkah awal yg baik dlm proses berguru mengajar di sekolah.
  • Motivasi. Menurut Irwanto (1997 : 193) motivasi adalah penggagas perilaku. Motivasi mencar ilmu yaitu pendorong seseorang untuk berguru. Motivasi timbul sebab adanya impian atau keperluan-kebutuhan dlm diri seseorang. Seseorang sukses dlm belajar sebab ia ingin berguru. Sedangkan menurut Winkle (1991 : 39) motivasi berguru yaitu keseluruhan daya pelopor di dlm diri siswa yg mengakibatkan aktivitas belajar, yg menjamin kelangsungan dr kesibukan mencar ilmu & yg memberikan arah pada kesibukan belajar itu; maka tujuan yg diharapkan oleh siswa tercapai. Motivasi berguru merupakan aspek psikis yg bersifat non intelektual. Peranannya yg khas merupakan dlm hal gairah atau semangat mencar ilmu, siswa yg termotivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melaksanakan aktivitas mencar ilmu.
2. Faktor eksternal
1). Faktor lingkungan keluarga
  • Sosial ekonomi keluarga. Dengan sosial ekonomi yg mencukupi, seseorang lebih berkesempatan menerima akomodasi belajar yg lebih baik, mulai dr buku, alat tulis hingga pemilihan sekolah
  • Pendidikan orang bau tanah. Orang tua yg telah menempuh jenjang pendidikan tinggi cenderung lebih memperhatikan & mengetahui pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya, dibandingkan dgn yg mempunyai jenjang pendidikan yg lebih rendah.
  • Perhatian orang renta & suasana korelasi antara anggota keluarga. Dukungan dr keluarga merupakan suatu pemacu semangat berpretasi bagi seseorang. Dukungan dlm hal ini bisa dengan-cara pribadi, berupa pujian atau hikmah; maupun dengan-cara tak langsung, seperti hubugan keluarga yg serasi.
2). Faktor lingkungan sekolah
  • Sarana & prasarana. Kelengkapan kemudahan sekolah, mirip papan tulis, OHP akan membantu kelancaran proses berguru mengajar di sekolah; selain bentuk ruangan, sirkulasi udara & lingkungan sekitar sekolah pula mampu menghipnotis proses berguru mengajar
  • Kompetensi guru & siswa. Kualitas guru & siswa sungguh penting dlm menjangkau prestasi, kelengkapan sarana & prasarana tanpa disertai kinerja yg baik dr para penggunanya akan tidak berguna belaka. Bila seorang siswa merasa kebutuhannya untuk berprestasi dgn baik di sekolah tercukupi, misalnya dgn tersedianya fasilitas & tenaga pendidik yg berkualitas , yg mampu memenihi rasa ingintahuannya, relasi dgn guru & teman-temannya berjalan serasi, maka siswa akan memperoleh iklim berguru yg menyenangkan. Dengan demikian, ia akan terdorong untuk terus-menerus meningkatkan prestasi belajarnya.
  • Kurikulum & metode mengajar. Hal ini mencakup materi & bagaimana cara memberikan materi tersebut pada siswa. Metrode pembelajaran yg lebih interaktif sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan minat & peran serta siswa dlm aktivitas pembelajaran. Sarlito Wirawan (1994:122) menyampaikan bahwa faktor yg paling penting ialah aspek guru. Jika guru mengajar dgn arif bijaksana, tegas, memiliki disiplin tinggi, luwes & mampu membuat siswa menjadi senang akan pelajaran, maka prestasi mencar ilmu siswa akan condong tinggi, palingtidak siswa tersebut tak jenuh dlm mengikuti pelajaran.
3). Faktor lingkungan masyarakat
  • Sosial budaya. Pandangan penduduk tentang pentingnya pendidikan akan mensugesti keseriusan pendidik & akseptor didik. Masyarakat yg masih memandang rendah pendidikan akan enggan mengirimkan anaknya ke sekolah & condong menatap rendah pekerjaan guru/pengajar
  • Partisipasi kepada pendidikan. Bila semua pihak telah ikut serta & mendukung kesibukan pendidikan, mulai dr pemerintah (berbentukkebijakan & budget) hingga pada masyarakat bawah, setiap orang akan lebih menghargai & berusaha meningkatkan pendidikan & ilmu wawasan.