WargaMasyarakat.Org – Apa yg dimaksud dgn Pola Asuh Orang Tua…? Pola asuh merupakan hal yg fundamental dlm pembentukan huruf. Teladan sikap orang bau tanah sungguh diperlukan bagi kemajuan bawah umur karena anak -anak melakukan modeling & palsu dr lingkungan terdekatnya. Keterbukaan antara orang bau tanah & anak menjadi hal penting agar mampu menghindarkan anak dr efek negatif yg ada di luar lingkungan keluarga. Orang bau tanah perlu membantu anak dlm mendisiplinkan diri
Daftar Isi
Apa Itu Pola Asuh Orang Tua..?
Berdasarkan tata bahasanya, teladan asuh terdiri dr kata pola & asuh. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata acuan mempunyai arti model, sistem, cara kerja, bentuk (struktur yg tetap), sedangkan kata asuh mengandung arti mempertahankan, merawat, mendidik anak biar mampu berdiri sendiri. Sedangkan arti orang renta berdasarkan Nasution & Nurhalijah (1986:1) “Orang tua adalah setiap orang yg bertanggung jawab dlm sebuah keluarga atau tugas rumah tangga yg dlm kehidupan sehari-hari disebut selaku bapak & ibu
Menurut Thoha (1996:109) menyebutkan bahwa “Pola Asuh orang tua adalah merupakan suatu cara terbaik yg dapat ditempuh orang tua dlm mendidik anak selaku perwujudan dr rasa tanggung jawab pada anak.”
Menurut Petranto (Suarsini, 2013) Pengertian contoh asuh orang bau tanah yaitu merupakan contoh perilaku yg diterapkan pada anak bersifat relatif konsisten dr waktu ke waktu. Pola perilaku ini dinikmati oleh anak, dr segi negatif maupun positif. Pola asuh yg ditanamkan tiap keluarga berlawanan, hal ini tergantung persepsi dr tiap orang tua
Gunarsa (2000:44) mengemukakan bahwa “Pola asuh tak lain merupakan metode atau cara yg diseleksi pendidik dlm mendidik anak-anaknya yg meliputi bagaimana pendidik memperlakukan anak didiknya.” Kaprikornus yg dimaksud pendidik yakni orang bau tanah terutama ayah & ibu atau wali.
Casmini (dalam Palupi, 2007:3) menyebutkan bahwa: Pola asuh sendiri mempunyai definisi bagaimana orang renta memperlakukan anak, mendidik, membimbing, & mendisiplinkan serta melindungi anak dlm meraih proses kedewasaan, sampai pada upaya pembentukan norma-norma yg diperlukan oleh penduduk kebanyakan.
Secara Umum contoh asuh orang renta ialah sebuah proses interaksi antara orang bau tanah & anak, yg mencakup kegiatan mirip memelihara, mendidik, membimbing serta mendisplinkan dlm mencapai proses kedewasaan baik dengan-cara langsung maupun tak pribadi.
Jenis-Jenis Pola Asuh Orang Tua
Hurlock (1999) membagi acuan asuh orang bau tanah ke dlm tiga macam yakni:
1. Pola Asuh Permissif
Pola asuh permisif dapat diartikan selaku contoh sikap orang renta dlm berinteraksi dgn anak, yg membebaskan anak untuk melaksanakan apa yg ingin di kerjakan tanpa mempertanyakan. Pola asuh ini tak menggunakan aturan-aturan yg ketat bahkan bimbinganpun kurang diberikan, sehingga tak ada pengendalian atau pengontrolan serta tuntutan pada anak. Kebebasan diberikan sarat & anak diijinkan untuk member keputusan untuk dirinya sendiri, tanpa pertimbangan orang renta & bertingkah berdasarkan apa yg diinginkannya tanpa ada kendali dr orang tua.
Gunarsa (2002) mengemukakan bahwa orang tua yg menerapkan teladan asuh permissif menawarkan kekuasaan sarat pada anak, tanpa dituntut kewajiban & tanggung jawab, kurang kontrol terhadap sikap anak & cuma berperan selaku pemberi kemudahan, serta kurang berkomunikasi dgn anak. Dalam contoh asuh ini, pertumbuhan kepribadian anak menjadi tak terarah, & gampang mengalami kesusahan bila harus menghadapi larangan-larangan yg ada di lingkungannya.
Prasetya (Anisa, 2005) menerangkan bahwa contoh asuh permissif atau biasa disebut teladan asuh penelantar yaitu di mana orang tua lebih memprioritaskan kepentingannya sendiri, perkembangan kepribadian anak terabaikan, & orang bau tanah tak mengetahui apa & bagaimana kegiatan anak sehari-harinya. Dariyo (Annisa, 2005) pula menyampaikan bahwa pola asuh permissif yg dipraktekkan orang renta, dapat menjadikan anak kurang disiplin dgn aturan-aturan sosial yg berlaku. Namun bila anak bisa memakai keleluasaan dengan-cara bertanggung jawab, maka mampu menjadi seorang yg berdikari, kreatif, & mampu merealisasikan aktualitasnya.
2. Pola Asuh Otoriter
Menurut Gunarsa (2002), pola asuh otoriter yaitu pola asuh di mana orang renta menerapkan aturan & batas-batas yg mutlak mesti ditaati, tanpa memberi peluang pada anak untuk berpendapat, jikalau anak tak mematuhi akan diancam & dieksekusi. Pola asuh absolut ini dapat memunculkan akhir hilangnya kebebasan pada anak, inisiatif & aktivitasnya menjadi kurang, sehingga anak menjadi tak percaya diri pada kemampuannya.
Senada dgn Hurlock, Dariyo (Anisa, 2005), menyebutkan bahwa anak yg dididik dlm pola asuh otoriter, condong mempunyai kedisiplinan & kepatuhan yg semu.
3. Pola Asuh Demokratis
Gunarsa (2000) mengemukakan bahwa dlm menanamkan disiplin pada anak, orang bau tanah yg menerapkan contoh asuh demokratis menampilkan & menghargai keleluasaan yg tak mutlak, dgn tutorial yg sarat pengertian antara anak & orang bau tanah, memberi penjelasan dengan-cara rasional & objektif jika keinginan & pendapat anak tak sesuai. Dalam teladan asuh ini, anak tumbuh rasa tanggung jawab, mampu bertindak sesuai dgn norma yg ada.
Dariyo (Anisa, 2005) mengatakan bahwa pola asuh demokratis ini, di samping memiliki sisi positif dr anak, terdapat pula sisi negatifnya, di mana anak condong merongrong kewibawaan otoritas orang renta, sebab segala sesuatu itu harus dipertimbangkan oleh anak pada orang bau tanah.
Dalam praktiknya di masyarakat, tak dipakai contoh asuh yg tunggal, dlm realita ketiga pola asuh tersebut dipakai dengan-cara serentak di dlm mendidik, membimbing, & mengarahkan anaknya, adakalanya orang tua menerapkan pola asuh sewenang-wenang, demokratis & permissif. Dengan demikian, dengan-cara tak langsung tak ada jenis contoh asuh yg murni dipraktekkan dlm keluarga, namun orang tua condong memakai ketiga acuan asuh tersebut. Hal ini sejalan dgn apa yg dikemukakan oleh Dariyo (Anisa, 2005), bahwa pola asuh yg dipraktekkan orang renta condong mengarah pada contoh asuh situasional, di mana orang bau tanah tak menerapkan salah satu jenis teladan asuh tertentu, namun memungkinkan orang bau tanah menerapkan acuan asuh dengan-cara fleksibel, luwes, & sesuai dgn situasi & kondisi yg berlangsung ketika itu.
Faktor-Faktor yg Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua
Menurut Manurung (1995:53) beberapa faktor yg mempengaruhi dlm acuan pengasuhan orang bau tanah ialah :
1) Latar belakang contoh pengasuhan orang bau tanah. Maksudnya para orang tua mencar ilmu dr metode acuan pengasuhan yg pernah didapat dr orang tua mereka sendiri.
2) Tingkat pendidikan orang tua Orang renta yg mempunyai tingkat pendidikan tinggi berbeda pola pengasuhannya dgn orang tua yg cuma mempunyai tingkat pendidikan yg rendah.
3) Status ekonomi serta pekerjaan orang renta Orang renta yg condong sibuk dlm masalah pekerjaannya terkadang menjadi kurang memperhatikan kondisi anak-anaknya. Keadaan ini mengakibatkan fungsi atau kiprah menjadi “orang tua” diserahkan pada pembantu, yg pada kesudahannya teladan pengasuhan yg diterapkanpun sesuai dgn pengasuhan yg dipraktekkan oleh pembantu.