Definisi Neokolonialisme
Kata ‘Neokolonialisme‘ pertama kali diperkenalkan oleh Kwame Nkrumah, presiden pertama pasca-kemerdekaan Ghana, & telah didiskusikan oleh banyak sarjana & filsuf pada kala ke-20, tergolong Jean-Paul Sartre & Noam Chomsky.
Seperti Dikutip dr wikipedia Pengertian Neokolonialisme adalah merupakan praktik Kapitalisme, Globalisasi, & pasukan kultural untuk mengontrol sebuah negara (biasanya jajahan Eropa terdahulu di Afrika atau Asia) sebagai pengganti dr kontrol politik atau militer dengan-cara langsung. Kontrol tersebut bisa berbentukekonomi, budaya, atau linguistik; dgn mempromosikan budaya, bahasa atau media di tempat jajahan mereka, korporasi tertanam di budaya dapat membuat perkembangan yg lebih besar dlm membuka pasar di negara itu. Dengan demikian, neokolonialisme akan menjadi hasil akhir relatif dr ketertarikan pada bisnis yg jinak memimpin untuk merusak efek kultural.
Neokolonialisme ialah merupakan satu bentuk “penjajahan” baru antara bangsa yg mempunyai kekuatan yg lebih dgn bangsa-bangsa yg memiliki kekuatan yg lemah. Penjajahan dlm bentuk baru itu tak lagi menatap kolonialisme sebagai penjajahan fisik dimana pemerintahan & penguasaan atas semua sumberdaya dijalankan dengan-cara pribadi oleh suatu bangsa kepada bangsa lain. Neokolonialisme berwujud keterpengaruhan yg sangat berpengaruh bahkan ketergantungan satu bangsa terhadap bangsa lain untuk melakukan aneka macam hal kepada apa pun yg diharapkan oleh bangsa lain, contohnya dlm bidang ideologi, politik, ekonomi, hukum, & sebagainya. Dalam kondisi mirip itu maka kedaulatan bangsa yg bersangkutan menjadi semu alasannya adalah tak pernah mampu untuk sepenuhnya menetukan kebijakannya sendiri.
Praktik neokolonialisme dengan-cara harfiah didefinisikan sebagai neo (gres), colonial (penjajah), isme (paham). Secara lazim, neokolonialisme berarti tata cara penjajahan bentuk gres. Hal ini dikarenakan metode penjajahan tak dikerjakan dengan-cara eksklusif mirip halnya pada zaman kolonial.
Menurut Prasetyo Praktik neokolonialisme cuma mengedepankan perilaku hidup yg hedonistik, liberalis & anti sosial. Hal ini terlihat pada bentuk kompetisi bebas (liberal) yg tak sehat dgn hilangnya kendali pemerintah dlm mengendalikan persaingan. Persaingan ini akan menghasilkan pihak yg menang & yg kalah. Pihak yg menang akan terus berjaya, bersenang-senang (hedonisme) tanpa peduli pada kesengsaraan pihak yg kalah (anti sosial). Dan sektor publik hanya terfokus pada pihak yg menang. Sedangkan pihak yg kalah tak lagi berada dlm tanggung jawab pemerintah
.