WargaMasyarakat.Org – Apa yg dimaksud dgn Moderasi Beragama..? Sebelumnya yg perlu anda ketahui ialah APA ARTI MODERASI? Moderasi ialah jalan tengah. Dalam sejumlah lembaga diskusi kerap terdapat moderator orang yg menengahi proses diskusi, tak berpihak pada siapa pun atau pertimbangan mana pun, bersikap adil pada semua pihak yg terlibat dlm diskusi.
Moderasi pula berarti ‘’sesuatu yg terbaik’’. Sesuatu yg ada di tengah lazimnya berada di antara dua hal yg buruk. Contohnya yaitu keberanian. Sifat berani dianggap baik lantaran ia berada di antara sifat ceroboh & sifat takut. Sifat dermawan pula baik lantaran ia berada di antara sifat boros & sifat kikir.
Daftar Isi
Apa itu moderasi beragama?
Moderasi beragama ialah proses mengerti sekaligus mengamalkan pedoman agama dengan-cara adil & sebanding, supaya terhindar dr sikap ekstrem atau berlebih-lebihan ketika mengimplementasikannya.
Moderasi beragama bukan bermakna memoderasi agama, karena agama dlm dirinya sudah mengandung prinsip moderasi, yaitu keadilan & keseimbangan. Bukan agama jikalau ia mengajarkan perusakan di wajah bumi, kezaliman, & angkara marah. Agama tak perlu dimoderasi lagi. Namun, cara seseorang beragama mesti senantiasa didorong ke jalan tengah, mesti senantiasa dimoderasi, karena ia bisa berubah menjadi ekstrem, tak adil, bahkan berlebih-lebihan.
Moderasi beragama mempunyai arti cara beragama jalan tengah sesuai pengertian moderasi tadi. Dengan moderasi beragama, seseorang tak ekstrem & tak berlebih-lebihan saat menjalani fatwa agamanya. Orang yg mempraktekkannya disebut moderat.
Contoh beragama yg berlebihan?
Contoh paling gamblang ialah tatkala seorang pemeluk agama mengafirkan saudaranya sesama pemeluk agama yg sama cuma gara-gara mereka berbeda dlm paham keagamaan, padahal cuma Tuhan yg Maha Tahu apakah seseorang sudah masuk klasifikasi kafir atau tidak. Seseorang yg bersembahyang terus-menerus dr pagi hingga malam tanpa mempedulikan masalah sosial di sekitarnya bisa disebut berlebihan dlm beragama. Seseorang pula bisa disebut berlebihan dlm beragama tatkala ia sengaja merendahkan agama orang lain, atau gemar mencibir figur atau simbol suci agama tertentu. Dalam perkara seperti ini ia sudah terjebak dlm ekstremitas yg tak sesuai dgn prinsip-prinsip moderasi beragama.
Apakah sama moderasi beragama dgn moderasi agama?
Tidak sama. Agama tak perlu dimoderasi karena agama itu sendiri sudah mengajarkan prinsip moderasi, keadilan & keseimbangan. Makara bukan agama yg harus dimoderasi, melainkan cara penganut agama dlm melakukan agamanya itulah yg mesti dimoderasi. Tidak ada agama yg mengajarkan ekstremitas, tapi tidak sedikit orang yg mengerjakan pemikiran agama menjelma ekstrem.
Mengapa moderasi beragama diharapkan?
Moderasi beragama dibutuhkan lantaran sikap ekstrem dlm beragama tak sesuai dgn esensi ajaran agama itu sendiri. Perilaku ekstrem atas nama agama pula sering menimbulkan lahirnya konflik, rasa benci, intoleransi, & bahkan pertempuran yg memusnahkan peradaban. Sikapsikap mirip itulah yg perlu dimoderasi.
Moderasi beragama yaitu upaya mengembalikan pemahaman & praktik beragama supaya sesuai dgn esensinya, yakni untuk mempertahankan harkat, martabat, & peradaban insan, bukan sebaliknya. Agama tak boleh dipakai untuk hal-hal yg justru menghancurkan peradaban, karena sejak diturunkan, agama pada hakikatnya ditujukan untuk membangun peradaban itu sendiri.
Bagaimana menempatkan moderasi beragama dlm konteks indonesia?
Moderasi beragama adalah bagian dr strategi bangsa ini dlm merawat Indonesia. Sebagai bangsa yg sungguh bermacam-macam, semenjak awal para pendiri bangsa sudah berhasil mewariskan satu bentuk kesepakatan dlm berbangsa & bernegara, yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia, yg telah kasatmata sukses menyatukan semua kelompok agama, etnis, bahasa, & budaya.
Indonesia disepakati bukan negara agama, tapi pula tak memisahkan agama dr kehidupan sehari-hari warganya. Nilai-nilai agama dijaga, dipadukan dgn nilai-nilai kearifan & adat-istiadat lokal. Beberapa hukum agama pula dilembagakan oleh negara, ritual agama & budaya berjalin berkelindan dgn rukun & tenang.
Itulah sesungguhnya jati diri Indonesia, negeri yg sungguh agamis, dgn karakternya yg santun, toleran, & mampu berdialog dgn keanekaragaman. Moderasi beragama harus menjadi pecahan dr taktik kebudayaan untuk merawat jati diri kita tersebut.
Siapa yg harus mengawal moderasi beragama?
Tegaknya moderasi beragama perlu dikawal bareng , baik oleh orang per orang maupun lembaga, baik penduduk maupun negara. Kelompok beragama yg moderat harus lantang bersuara & tak lagi memilih menjadi mayoritas yg diam.
Bahkan, keterlibatan wanita pula akan sungguh penting dlm upaya memperkuat moderasi beragama, mengenang kekerasan atas nama agama bisa saja dikerjakan, baik oleh laki-laki maupun perempuan. Setiap komponen bangsa mesti yakin bahwa Indonesia memiliki modal sosial untuk memperkuat moderasi beragama. Modal sosial itu berbentuknilai-nilai budaya setempat, kekayaan keragaman adat istiadat, tradisi bermusyawarah, serta budaya gotong-royong yg diwarisi masyarakat Indonesia dengan-cara turun temurun.
Modal sosial itu mesti kita rawat, demi menciptakan kehidupan yg harmoni dlm keragaman budaya, etnis, & agama. Jika dipikul bareng , Indonesia dapat menjadi inspirasi dunia dlm mempraktikkan moderasi beragama.
Referensi
Kementerian Agama RI