√ Pengertian Majas Beserta Jenis-Jenisnya

WargaMasyarakat.Org – Pengertian Majas Beserta Jenis-Jenisnya. Majas sering dianggap selaku sinonim dr gaya bahasa, akan tetapi majas termasuk dlm gaya bahasa. Penggunaan gaya bahasa yg sempurna mampu menawan perhatian akseptor. Sebaliknya, apabila penggunaannya tak sempurna, maka penggunaan gaya bahasa akan tidak berguna belaka, bahkan mengusik pembaca.
 Majas sering dianggap sebagai sinonim dr gaya bahasa Pengertian Majas Beserta Jenis-Jenisnya

Definisi Majas / Tata Bahasa

Gaya Bahasa sering disebut pula dgn istilah majas, yaitu cara menentukan bahasa yg sesuai dgn cita rasa pengarang. Bahasa yg dipilih adalah bahasa yg mampu menjadikan perasaan tertentu dlm hati orang lain
Dikutip dr wikipedia. Majas atau gaya bahasa yakni pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yg menciptakan sebuah karya sastra semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra & cara khas dlm memberikan fikiran & perasaan, baik dengan-cara lisan maupun tertulis. Majas digunakan dlm penulisan karya sastra, termasuk di dalamnya puisi & prosa. Umumnya puisi mampu memanfaatkan lebih banyak majas dibandingkan dgn prosa.
Menurut Tarigan ( 1985: 5) gaya bahasa / majas merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata dlm berbicara & menulis untuk meyakinkan atau mensugesti penyimak & pembaca.
Menurut klarifikasi Harimurti Kridalaksana (Kamus Linguistik, 1982), gaya bahasa (style)/majas memiliki tiga pengertian, yakni:
  • Pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dlm bertutur atau menulis;
  • Pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh imbas-efek tertentu;
  • Keseluruhan ciri-ciri bahasa sekelompok penulis sastra
Menurut Albertine (2005: 51) gaya bahasa / majas adalah bahasa yg bermula dr bahasa yg biasa dipakai dlm gaya tradisional & literal untuk menerangkan orang atau objek. Dengan menggunakan gaya bahasa, pemaparan imajinatif menjadi lebih segar & berkesan.
Secara Umum gaya bahasa atau majas adalah merupakan bahasa yg diberi gaya dgn memakai ragam bahasa yg khas & mampu diidentifikasi lewat pemakaian bahasa yg menyimpang dr penggunaan bahasa sehari-hari atau yg lebih dikenal selaku bahasa khas dlm wacana sastra. Gaya bahasa merupakan bentuk pengekspresian pemikiran atau khayalan yg sesuai dgn tujuan & efek yg akan diciptakan.

Jenis-Jenis Majas/Gaya Bahasa

Majas perbandingan

  • Alegori: Menyatakan dgn cara lain, melalui kiasan atau penggambaran. Contoh: Perjalanan hidup insan seperti sungai yg mengalir menyusuri tebing-tebing, yg adakala sulit ditebak kedalamannya, yg rela mendapatkan segala sampah, & yg pada karenanya berhenti tatkala berjumpa dgn laut.
  • Alusio: Mengungkapkan suatu hal dgn kiasan yg mempunyai kesamaan dgn yg sudah terjadi sebelumnya. Contoh: Megawati sukses menjadi Kartini modern alasannya adalah menjadi presiden wanita pertama di Indonesia.
  • Simile: Pengungkapan dgn perbandingan eksplisit yg dinyatakan dgn kata depan & penghubung, seperti layaknya, bagaikan, umpama, ibarat, dll. Contoh: Kau umpama air gue bagai minyaknya, bagaikan Qais & Laila yg dimabuk cinta berkorban apa saja.
  • Metafora: Gaya Bahasa yg membandingkan suatu benda dgn benda lain alasannya adalah mempunyai sifat yg sama atau hampir sama. Contoh: Cuaca mendung alasannya sang raja siang enggan menampakkan diri. Totok itu seperti ananta.
  • Antropomorfisme: Metafora yg menggunakan kata atau bentuk lain yg berhubungan dgn manusia untuk hal yg bukan insan.
  • Sinestesia: Majas yg berupa suatu ungkapan rasa dr suatu indra yg dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya. Contoh: Dengan telaten, Ibu mengendus setiap mangga dlm keranjang & memilih yg berbau elok. (Bau: indera penciuman, Manis: indera pengecapan).
  • Antonomasia: Penggunaan sifat selaku nama diri atau nama diri lain selaku nama jenis.
  • Aptronim: Pemberian nama yg cocok dgn sifat atau pekerjaan orang.
  • Metonimia: Pengungkapan berbentukpenggunaan nama untuk benda lain yg menjadi merek, ciri khas, atau atribut. Contoh: Karena sering menghisap jarum, ia terserang penyakit paru-paru.(Rokok merek Djarum)
  • Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yg digunakan untuk memberikan kekerabatan karib. Contoh: Lama Otok cuma memandangi ikatan bunga biji mata itu, yg menciptakan Otok kian tertegun.
  • Litotes: Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dgn tujuan merendahkan diri. Contoh: Terimalah hadiah yg tak berharga ini sebagai tanda terima kasihku.
  • Hiperbola: Pengungkapan yg melebih-lebihkan realita sehingga kenyataan tersebut menjadi tak masuk nalar. Contoh: Gedung-gedung perkantoran di kota-kota besar telah mencapai langit.
  • Personifikasi: Pengungkapan dgn menggunakan perilaku insan yg diberikan pada sesuatu yg bukan manusia. Contoh: Hembusan angin di tepi pantai membelai rambutku.
  • Depersonifikasi: Pengungkapan dgn membuat manusia menjadi mempunyai sifat-sifat sesuatu bukan insan. Contoh: Hatinya telah membatu, padahal semua orang sudah berusaha menasihatinya.
  • Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dr objek untuk memperlihatkan keseluruhan objek. Contoh: Sejak kemarin ia tak kelihatan batang hidungnya.
  • Totem pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yg dimaksud hanya sebagian. Contoh: Indonesia bertanding voli melawan Thailand.
  • Eufimisme: Pengungkapan kata-kata yg dipandang tabu atau dirasa kasar dgn kata-kata lain yg lebih layak atau dianggap halus. Contoh: Dimana saya mampu mendapatkan kamar kecilnya?
  • Disfemisme: Pengungkapan pernyataan tabu atau yg dirasa kurang layak sebagaimana adanya. Contoh: Apa kabar, Roni? (Padahal, ia sedang bicara pada bapaknya sendiri)
  • Fabel: Menyatakan sikap hewan selaku manusia yg dapat berpikir & bertutur kata. Contoh: Kucing itu berpikir keras, bagaimana cara terbaik untuk mengkonsumsi tikus di depannya.
  • Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dlm kisah.
  • Perifrasa: Ungkapan yg panjang selaku pengganti ungkapan yg lebih pendek.
  • Eponim: Menyebutkan nama seseorang yg memiliki korelasi dgn sifat tertentu yg ingin diungkapkan. Contoh: Kami berharap kamu berguru yg giat semoga menjadi Einstein.
  • Simbolik: Melukiskan sesuatu dgn menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud.
  • Asosiasi: perbandingan terhadap dua hal yg berbeda, namun dinyatakan sama. Contoh: Masalahnya rumit, sukar mencari jalan keluarnya seperti benang kusut.
  Pemahaman Cerpen (Dongeng Pendek)

Majas sindiran

  • Ironi: Sindiran dgn menyembunyikan fakta yg bahu-membahu & mengatakan kebalikan dr fakta tersebut. Contoh: Suaramu merdu seperti kaset kusut.
  • Sarkasme: Sindiran eksklusif & kasar. Contoh : Kamu tak mampu melakukan soal yg semudah ini? Dasar otak udang isi kepalamu!
  • Sinisme: Ungkapan yg bersifat mencemooh asumsi atau wangsit bahwa kebaikan terdapat pada insan (lebih kasar dr ironi). Contoh: Kamu kan sudah arif ? Mengapa mesti bertanya kepadaku ?
  • Satire: Ungkapan yg memakai sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.
  • Innuendo: Sindiran yg bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.

Majas penegasan

  • Apofasis: Penegasan dgn cara seolah-olah menyangkal yg ditegaskan.
  • Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan yg sudah terang atau menambahkan informasi yg bantu-membantu tak diharapkan. Contoh: Saya naik tangga ke atas.
  • Repetisi: Perulangan kata, frasa, & klausa yg sama dlm suatu kalimat. Contoh : ia niscaya akan datang, & gue yakin, ia pasti akan tiba ke sini.
  • Pararima: Pengulangan konsonan permulaan & selesai dlm kata atau kepingan kata yg berlainan.
  • Aliterasi: Repetisi konsonan pada awal kata dengan-cara berurutan. Contoh: Dengar daku. Dadaku disapu.
  • Paralelisme: Pengungkapan dgn menggunakan kata, frasa, atau klausa yg sejajar.
  • Tautologi: Pengulangan kata dgn menggunakan sinonimnya.
  • Sigmatisme: Pengulangan bunyi “s” untuk efek tertentu. Contoh: Kutulis surat ini kala hujan gerimis. (Salah satu kutipan puisi W.S. Rendra)
  • Antanaklasis: Menggunakan perulangan kata yg sama, tetapi dgn makna yg berlainan.
  • Klimaks: Pemaparan asumsi atau hal dengan-cara berturut-turut dr yg sederhana/kurang penting berkembangpada hal yg kompleks/lebih penting. Contoh: Baik rakyat kecil, kelompok menengah, maupun kalangan atas berbondong-bondong menuju ke TPS untuk menyanggupi hak bunyi mereka.
  • Antiklimaks: Pemaparan asumsi atau hal dengan-cara berturut-turut dr yg kompleks/lebih penting menurun pada hal yg sederhana/kurang penting.
  • Inversi: Menyebutkan terlebih dulu predikat dlm suatu kalimat sebelum subjeknya. Contoh: Dikejar oleh Anna kupu-kupu itu dgn begitu gembira.
  • Retoris: Ungkapan pertanyaan yg jawabannya telah terkandung di dlm pertanyaan tersebut.
  • Elipsis: Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yg dlm susunan normal unsur tersebut semestinya ada.
  • Koreksio: Ungkapan dgn menyebutkan hal-hal yg dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan maksud yg sesungguhnya.
  • Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dgn kata penghubung.
  • Asindeton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa kata penghubung.
  • Interupsi: Ungkapan berbentukpenyisipan keterangan pemanis di antara unsur-unsur kalimat.
  • Eksklamasio: Ungkapan dgn memakai kata-kata seru.
  • Enumerasio: Ungkapan penegasan berupa penguraian penggalan demi potongan suatu keseluruhan.
  • Preterito: Ungkapan penegasan dgn cara menyembunyikan maksud yg bergotong-royong.
  • Alonim: Penggunaan varian dr nama untuk menegaskan.
  • Kolokasi: Asosiasi tetap antara suatu kata dgn kata lain yg berdampingan dlm kalimat.
  • Silepsis: Penggunaan satu kata yg mempunyai lebih dr satu makna & yg berfungsi dlm lebih dr satu konstruksi sintaksis.
  • Zeugma: Silepsi dgn memakai kata yg tak logis & tak gramatis untuk konstruksi sintaksis yg kedua, sehingga menjadi kalimat yg rancu. Contoh: Perlu saya ingatkan, Kakek saya itu peramah & pula pemarah.
  Jenis-Jenis Iklan Beserta Acuan, Gambar, Dan Penjelasannya

Majas kontradiksi

  • Paradoks: Pengungkapan dgn menyatakan dua hal yg seakan-akan berlawanan, namun sesungguhnya keduanya benar.
  • Oksimoron: Paradoks dlm satu frasa.
  • Antitesis: Pengungkapan dgn memakai kata-kata yg berlawanan arti satu dgn yg yang lain.
  • Kontradiksi interminus: Pernyataan yg bersifat menyangkal yg telah disebutkan pada pecahan sebelumnya.
  • Anakronisme: Ungkapan yg mengandung ketidaksesuaian dgn antara insiden dgn waktunya
Referensi
https://id.wikipedia.org/wiki/Majas