WargaMasyarakat.Org – Apa yg dimaksud dgn konjungsi & contohnya? Keberadaan konjungsi dlm bahasa Indonesia diidentifikasi melalui bahasa ekspresi & bahasa tulis. Konjungsi biasa pula kata sambung & kata peran (function word). Konjungsi merupakan kata tugas yg berfungsi menghubungkan dua satuan bahasa yg setara, mirip kata dgn kata, frase dgn frase, atau klausa dgn klausa. Konjungsi mampu disebut pula perangkaian, yg berfungsi merangkaikan antara unsur bahasa yg satu dgn unsur bahasa yg lainnya dlm kalimat.
Daftar Isi
Definisi Konjungsi
Pengertian Konjungsi ialah kata penghubung yg berfungsi menghubungkan dua kata atau dua kalimat, serta penghubung yg mampu menghubungkan sebuah kalimat dgn kalimat lainnya, contohnya kata dan, namun,atau, kemudian, setelah itu, mirip juga, di samping itu, & kebalikannya.
Menurut (Sidu, 2013:111) Konjungsi adalah kategori yg menghubungkan kata dgn kata, klausa dgn klausa, atau kalimat dgn kalimat, biasa antara paragraf dgn paragraf.
Menurut Chaer (2009:83) bahwa konjungsi yakni kategori yg menghubungkan kata dgn kata, klausa dgn klausa, atau kalimat dgn kalimat. Selain menghubungkan kata dgn kata klausa dgn klausa, atau kalimat dgn kalimat, konjungsi mampu pula menghubungkan antara paragraf dgn paragraf
Menurut Rusminto (2009:30) konjungsi ialah kata yg dipergunakan untuk menggabungkan kata dgn kata, frasa dgn frasa, klausa dgn klausa, atau paragraf dgn paragraf.
Menurut Ramlan (2008:39) bahwa konjungsi adalah kata yg berfungsi untuk menghubungkan kata dgn kata, frasa dgn frasa, klausa dgn klausa. Tanpa kehadiran konjungsi, adakalanya pertalian makna yg dinyatakan tak terperinci sehingga isu yg disampaikan kurang padu.
Menurut Widjono Hs. (2007:151) konjungsi yakni serpihan kalimat yg berfungsi menghubungkan (merangkai) unsur-unsur kalimat dlm suatu kalimat (yakni subjek, predikat, objek, embel-embel, & keterangan), sebuah kalimat dgn kalimat lain, & (atau) suatu paragraf dgn paragraf yg lain.
Menurut Keraf (1991:116) konjungsi dibatasi selaku kata-kata yg menghubungkan kata-kata, bagianbagian kalimat, atau kalimat-kalimat dlm suatu wacana. Bagian-bagian kalimat tersebut antara lain frasa maupun klausa dlm suatu kalimat. Pembatasan yg dijalankan konjungsi mempunyai arti sebagai kata tugas yg menghubungkan kata dgn kata, frasa dgn frasa, klausa dgn klausa, atau kalimat dgn kalimat.
Menurut Kridalaksana (1987:124) konjungsi yakni klasifikasi yg berfungsi untuk meluaskan satuan yg lain dlm konstruksi hipotaktis, & selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dlm konstruksinya. Konjungsi menghubungkan cuilan-kepingan ujaran yg setataran maupun yg tak setataran.
Contoh Konjungsi
Berikut beberapa contoh konjungsi yg menghubungkan dua satuan bahasa.
1) Kata dgn kata
(a) bulan & matahari .
Kata bulan & kata matahari yg dihubungkan dgn konjungsi & yg menandai hubungan penjumlahan.
(b) baik atau buruk.
kata baik & jelek merupakan kata yg dihubungkan dgn konjungsi atau yg menandai hubungan pemilihan.
2) Frasa dgn frasa
(a) Tim Yamaha & tim Honda berkompetisi untuk menjadi juara konstruktor pada gelaran Motogp tahun ini.
Merupakan frasa Tim Yamaha & frasa Tim Honda merupakan frasa nomina yg dihubungkan dgn konjungsi & yg menandai hubungan penjumlahan.
3) Klausa dgn klausa
(a) Kakaknya rajin tetapi adiknya malas sekali.
Pada kalimat tersebut merupakan teladan penggunaan konjungsi tetapi yg menyatakan hubungan kontradiksi antara klausa kakanya bersungguh-sungguh & klausa adiknya malas sekali. Hubungan tersebut membentuk kalimat beragam setara, klausa kakanya tekun & klausa adiknya malas sekali masing-masing merupakan klausa utama dlm kalimat tersebut.
4) Kalimat dgn kalimat
(a) Anies Baswedan telah terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta.
(b) Dengan demikian, ia harus mengerjakan peran dgn sebaik-baiknya.
Kalimat (a) & (b) menyatakan jika Anies Baswedan sudah terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta maka ia harus menjalankan peran dgn sebaik-baiknya. Kalimat (a) & (b) dihubungkan dgn konjungsi dgn demikian yg menyatakan penyimpulan dr apa yg dinyatakan oleh kalimat (a)
5) Paragraf dgn paragraf
(a) Pengajaran bahasa Indonesia diberikan pada tingkat Sekolah Dasar hingga sekolah tinggi tinggi. Tujuan & isi pengajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang relatif sama, yakni menghendaki semoga siswa cekatan dlm menggunakan bahasa untuk keperluan berkomunikasi. Agar siswa tak merasa jenuh, hendaknya guru menyiapkan & menyajikan materi yg ada pada kurikulum & menyesuaikan dgn tingkat sekolah & kematangan siswanya.
(b) Di samping itu, dilihat dr asas kontinuitas program, hendaknya guru berusaha supaya tak terjadi pengulangan, misalnya suatu materi yg sudah diberikan di tingkat bawah tak diberikan lagi di tingkat berikutnya. Jika terjadi hal deemikian, pendekatan spiral yg dianjurkan kurikulum tak akan terlaksana dgn baik. Akhirnya, dilihat dr asas efisiensi, pencapaian tujuan pembelajarannya pula akan terhambat (Subana & Sunarti, 2011:59).
Paragraf (a) berisi tentang penjelasan mengenai pengajaran bahasa Indonesia yg diberikan mulai dr tingkat SD hingga akademi tinggi. Sedangkan paragraf (b) berisi tentang klarifikasi mengenai pengajaran yg diberikan guru hendaknya tak terjadi pengulangan di setiap jenjang pendidikan. Paragraf (a) & paragraf (b) dihubungkan dgn konjungsi di samping itu yg menyatakan hubungan adanya hal, insiden, atau keadaan lain di luar dr yg dinyatakan sebelum paragraf (b) atau yg dinyatakan oleh paragraf (a).
Ciri-ciri Konjungsi
1) Tidak mampu bergabung dgn afiks Konjungsi tak mempunyai imbuhan, contohnya imbuhan meN-I, meNkan, & di-kan.
(a) dua gelas atau dua liter
Pada pola kata tersebut konjungsi atau tak mampu ditambahkan imbuhan meN-I, meNkan, & di-kan karena tak mampu bergabung dgn afiks.
(b) dua gelas diataukan dua liter (tidak grammatikal)
Pada pola kata tersebut jika dr kata dua dapat menurunkan kata lain seperti diduakan atau menduakan, tak demikian dgn konjungsi atau sebagai penanda hubungan penyeleksian alasannya adalah dlm konjungsi tak mampu bergabung dgn afiks.
2) Tidak mengandung makna leksikal
Konjungsi tak mempunyai makna yg bersifat tak tetap. Perhatikan teladan berikut.
(a) Ambilkan buku & pensil itu.
Pada contoh kata tersebut makna penjumlahan pada konjungsi & diberikan bukan oleh konjungsi tersebut dengan-cara lepas tetapi ada kaitannya dgn kata selain & dlm kalimat tersebut. Jika pada nomina mirip buku mempunyai makna benda-benda yg terdiri atas kumpulan kertas yg bertuliskan, konjungsi tak mampu berbuat hal yg sama. Konjungsi & pada contoh tersebut mempunyai makna setelah dirangkai dgn kata buku & pensil.
3) Bersifat statis Konjungsi tak mampu berubah-ubah atau bersifat tetap serta berfungsi menghubungkan dua satuan bahasa seperti kata dgn kata, frasa dgn frasa, klausa dgn klausa, kalimat dgn kalimat, atau paragraf dgn paragraf. Sebuah konjungsi cuma memiliki makna grammatikal & tak mempunyai makna leksikal sebab tak dimaknai oleh kata itu dengan-cara lepas, tetapi kaitannya dgn kata lain dlm frasa, klausa, kalimat, & paragraf yg dihubungkannya.
Klasifikasi Konjungsi Berdasarkan Jenis Konjungsi
1. Konjungsi koordinatif
Konjungsi koordinatif yaitu konjungsi yg menghubungkan dua unsur atau lebih yg memiliki status atau kedudukan yg sederajat. Chaer (2009:82) menjelaskan konjungsi koordinatif ialah konjungsi yg menghubungkan dua buah konstituen yg kedudukannya sederajat. Pendapat yg sama pula disampaikan Alwi, dkk (2003: 297) bahwa konjungsi koordinatif adalah konjungsi yg menghubungkan dua unsur atau lebih yg sama pentingnya, atau memiliki status yg sama. Muslich (dalam Arma, 2016:12) menerangkan konjungsi yg menghubungkan kata, frasa, atau klausa yg kedudukannya sederajat atau setara biasa disebut sebagai konjungsi koordinatif. Berbeda dgn konjungsi lain, konjungsi koordinatif di samping dapat menghubungkan klausa, pula dapat menghubungkan kata. Rahardi (2009:14) menerangkan konjungsi koordinatif atau kata Penghu-bung koordinatif, umumnyadiketahui selaku kata penghubung yg bertugas menghubungkan dua unsur kebahasaan atau lebih yg cenderung sama tataran atau tingkatan kepentingannya.
2. Konjungsi subordinatif
Konjungsi subordinatif berbeda dgn konjungsi koordinatif atau konjungsi yg yang lain. Konjungsi subordinatif merupakan konjungsi yg menghubungkan dua klausa atau lebih yg kedudukannya tak sederajat. Menurut Chaer (2009:82) konjungsi subordinatif ialah konjungsi yg menghubungkan dua buah konstituen yg kedudukannya tak sederajat. Ada konstituen atasan & ada konstituen bawahan. Alwi, dkk (2003:297) berpendapat konjungsi subordinatif ialah konjungsi yg menghubungkan dua klausa atau lebih, & klausa itu tak mempunyai status sintaksis yg sama. Salah satu dr klausa itu merupakan anak kalimat.
3. Konjungsi Korelatif
Konjungsi Korelatif Selain konjungsi koordinatif & konjungsi subordinatif, konjungsi lain yg beroperasi dlm tataran kalimat yakni konjungsi korelatif. Menurut Alwi, dkk (2003:298) konjungsi korelatif yaitu konjungsi yg menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa yg terdiri atas dua penggalan yg dipisahkan oleh satu kata, frasa, atau klausa yg dihubungkannya. Rahardi (2009:17) menerangkan konjungsi korelatif artinya konjungsi-konjungsi itu harus hadir berpasangan atau berkorelasi dgn kata yg menjadi pasangannya. Dapat disimpulkan, konjungsi korelatif yakni konjungsi intrakalimat yg hadir dengan-cara berpasangan & terdiri atas dua bagian yg dipisahkan oleh satu kata, frasa, atau klausa yg dihubungkannya.
4. Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi Antarkalimat Berbeda dgn konjungsi intrakalimat yg terdiri atas konjungsi koordinatif, konjungsi subordinatif, serta konjungsi korelatif, konjungsi antarkalimat hadir dlm tataran antarkalimat yg menghubungkan dua kalimat atau lebih dlm sebuah paragraf. Alwi, dkk (2003:300) menjelaskan konjungsi antarkalimat menghubungan satu kalimat dgn kalimat yg lain.
5. Konjungsi antarparagraf
Konjungsi antarparagraf merupakan konjungsi yg digunakan sebagai penghubung paragraf dgn paragraf. Ekowardono (dalam Hartono, 2012:139) menyebutkan bahwa konjungsi antarparagraf dipakai sebagai penghubung antarparagraf. Selain itu, konjungsi antarparagraf berfungsi selaku pembentuk kepaduan antara paragraf-paragraf dlm wacana luas. Konjungsi antarparagraf pula membantu pembaca untuk mengikuti jalan fikiran penulis. Sebagian besar konjungsi antarkalimat dapat dipakai untuk pertalian konjungsi antarparagraf.