Globalisasi intinya menjadi ungkapan yg menggambarkan adanya saling ketergantungan antara ekonomi, unsur budaya, & jumlah populasi manusia di dunia. Realitas sosial seperti ini bisa saja diakibatkan oleh terjadinya jual beli lintas batas berbentukbarang & jasa, teknologi & keterangan, arus investasi, serta insan. Globalisasi menenteng imbas yg sangat bermacam-macam pada faktor-faktor kehidupan manusia, tak terkeculi dlm hal keagamaan.
Sehingga atas dasar itulah memunculkan perumpamaan globalisasi agama yg mampu diartikan selaku proses atau gejala sosial menyebarnya nilai-nilai agama dr satu daerah ke daerah lain yg melintasi batas-batas negara. Disisi yg lain, masa globalisasi mampu menjinjing dampak nyata dlm hal penyebaran pemikiran agama, apalagi lagi dgn makin berkembang & canggihnya teknologi komunikasi & internet, sehingga memungkinkan aliran agama meluas melebihi daerah kelahirannya.
Daftar Isi
Globalisasi Agama
Globalisasi membawa efek pada pluralisme budaya yg memperlihatkan bahwa agama-agama yg ada di dunia dgn budpekerti & kepentingan yg tumping tindih tetapi berlainan satu sama lain saling melaksanakan interaksi.
Pada dasarnya, tradisi agama-agama ternama yg ada di dunia, mirip Hindu, Buddha, Yudaisme, Nasrani, & Islam, mengajarkan nilai-nilai mirip martabat, kesetaraan, keleluasaan, perdamaian, & solidaritas diantara sesama manusia. Melalui nilai-nilai tersebut, globalisasi melahirkan toleransi beragama yg lebih besar di bidang-bidang mirip politik, ekonomi, & sosial.
Pengertian Globalisasi Agama
Globalisasi agama yaitu proses sosial & interaksi sosial terkait dgn penataan kembali suasana keagamaan global, dgn melibatkan pada adanya menyiratkan transformasi yg tak terhindarkan dr organisasi keagamaan individu, menginginkan akan lahir ciri-ciri baru dlm isi iktikad, ritual, & praktik. Serta memperlihatkan makna globalisasi akan diikuti dgn pergeseran umat manusia pendukung agama, khususnya dlm perspektif intelektualnya.
Disisi yg lain, tatkala visi globalisasi diterapkan pada agama, kita akan menyaksikan perubahan yg stabil dr bentuk agama konvensional yg terkait bersahabat dgn sejarah & arti budaya masing-masing negara & kelompok etnis.
Sebaliknya, kegiatan individu dlm kelompok agama tertentu akan mengalami kompetisi bebas yg semakin meningkat dlm skala global. Selanjutnya, ada pula kemungkinan terjadinya transformasi besar dlm struktur tradisional agama-agama historis.
Di belahan dunia manapun orang dapat memperhatikan korelasi yg mendalam antara agama & negara atau kelompok etnis, serta banyak sekali struktur keagamaan dgn masing-masing karakteristik yg semula dipegang oleh tiap agama, sering mengalami transformasi besar dlm proses perkembangannya dlm negara atau kelompok etnis tertentu.
Misalnya, agama Budha Mahayana yg sama telah meningkatkan fungsi sosial yg sungguh berlawanan di negara-negara Korea & Jepang. Dengan cara itulah, setiap wilayah di dunia mampu ditentukan oleh peta distribusi kelompok agama utamanya, sementara pada dikala yg sama, agama di setiap bangsa & kelompok etnis sudah mempunyai karakteristik uniknya sendiri.
Pengertian Globalisasi Agama Menurut Para Ahli
Adapun pemahaman ihwal globalisasi agama menurut para andal, antara lain:
- Reza Aslan (2009)
Agama telah lama menjadi kekuatan pendorong dlm proses globalisasi. Sebagaimana yg dikemukakan oleh Reza Aslan (2009) bahwa “tidak ada satu kekuatan pun yg dapat dikatakan mempunyai dampak yg lebih besar dlm mendorong globalisasi selain agama, yg selalu berusaha untuk mengembangkan pesannya” melebihi batas-batas etnis & teritorial asalnya.
- Daniel Golebiewski (2014)
Proses globalisasi sudah bikin dunia menjadi kawasan yg lebih kecil, sehingga kondisi politik, sosial, & ekonomi di sebuah daerah mampu menghipnotis individu dimanapun berada. Hal itu menjadikan individu akan mencari identitas yg dibatasi oleh waktu & ruang dengan-cara konstan di dunia yg terus mengalami pergeseran dr hari ke hari. Salah satu identitas tersebut yaitu agama.
Bentuk Globalisasi Agama
Salah satu bentuk globalisasi dlm bidang agama yakni;
-
Munculnya pluralisme agama
Seperti yg kita ketahui bahwa globalisasi mengacu pada proses historis di mana semua orang di dunia kian hidup dlm satu unit sosial. Proses tersebut pula melibatkan agama dlm beberapa cara. Dari perspektif agama atau teologis, globalisasi memunculkan respon & interpretasi agama.
Namun agama pula memainkan tugas penting dlm menjinjing & mencirikan globalisasi. Di antara konsekuensi dr implikasi tersebut bagi agama adalah globalisasi mendorong munculnya pluralisme agama.
Dengan adanya pluralisme, agama-agama mengidentifikasi diri mereka dlm korelasi satu sama lain, & mereka menjadi kurang berakar di tempat-tempat tertentu alasannya diaspora & ikatan transnasional. Globalisasi selanjutnya menawarkan lahan subur bagi aneka macam manifestasi keagamaan yg tak terlembagakan & bagi perkembangan agama selaku sumber daya politik & budaya.
Dampak Globalisasi Agama
Dampak-efek yg ditimbulkan oleh adanya globalisasi dlm bidang keagamaan, diantaranya yakni:
- Adanya upaya untuk menyelesaikan informasi atau permasalahan global berdasarkan pada janji agama
Dalam bidang politik, globalisasi sudah membangun lembaga politik global yg mengintegrasikan perbedaan budaya, etnis, & agama melalui sejumlah besar organisasi internasional mirip Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) & Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), serta organisasi regional mirip Uni Eropa (UE), Organisasi Konferensi Islam (OKI), atau Uni Afrika (AU).
Ketika membahas informasi-informasi seperti perdamaian & keamanan internasional, duduk perkara kesehatan, kemiskinan, & lingkungan, organisasi-organisasi tersebut umumnya mempunyai banyak komitmen dasar yg sama dgn tradisi keagamaan, terutama dlm hal perdamaian, martabat manusia, & kesetaraan manusia, serta resolusi pertentangan di mana mereka aktif terlibat dlm perundingan, mediasi, & diplomasi.
Selain organisasi politik, banyak komunitas-komunitas agama di dunia yg pula mengambil pecahan dlm urusan internasional, misalnya melalui kegiatan Dialog Pengembangan Iman Dunia, yg merupakan upaya para pemimpin agama internasional bareng dgn Bank Dunia untuk mendukung jadwal pembangunan sesuai dgn Tujuan Pembangunan Milenium PBB.
Lebih jauh lagi, organisasi-organisasi keagamaan sendiri telah terlibat dlm dialog antaragama. Parliament of World Religions (Parlemen Agama-Agama Dunia) pada tahun 1993 membawa beragam tradisi kepercayaan dunia dr agama-agama pribumi Afrika, agama-agama besar (Yudaisme, Nasrani, & Islam), hingga segala bentuk kepercayaan yg baiklah untuk melaksanakan obrolan sipil melalui pertemuan bareng untuk memakai nilai-nilai yg sama & mendiskusikan urusan dunia.
- Lebih banyak sumber daya keuangan untuk menyebarkan kepercayaan agama
Dari segi ekonomi, seiring dgn pertumbuhan ekonomi negara-negara besar di dunia, agama-agama utama di masing-masing negara tersebut pula berkembang dengan-cara finansial, sehingga menyediakan lebih banyak sumber keuangan bagi agama-agama untuk berbagi keyakinan mereka.
Misalnya, meskipun mungkin tampak sebagai seni manajemen usang, namun pekerjaan misionaris (terutama dgn adanya globalisasi), sangat berpengaruh di banyak negara Dunia Ketiga di mana perwakilan agama mengganti penduduk asli. Akibatnya, agama-agama besar tatkala ini sudah tersebar di seluruh dunia.
- Penggunaan teknologi mendukung perluasan penyebaran agama
Agama sangat diuntungkan dr perkembangan teknologi. Misalnya, situs web memperlihatkan informasi & penjelasan wacana agama yg berlawanan pada siapa pun terlepas dr lokasi geografisnya, serta memberikan peluang untuk menghubungi orang lain di seluruh dunia yg memungkinkan penyebaran gagasan keagamaan.
Selain itu, televisi memungkinkan terusan keagamaan yg menghidangkan pedoman & praktik keagamaan dengan-cara visual. Oleh alasannya adalah itu, dgn bikin lompatan ke jalan raya keterangan, yg membawa fatwa agama ke setiap rumah & monitor dlm pengaturan global, agama-agama sudah bersatu menjadi satu pengaturan.
Pendek kata, globalisasi memungkinkan agama-agama yg sebelumnya terisolasi satu sama lain kini memiliki kontak yg terstruktur & tak terhindarkan, sehingga globalisasi dapat melahirkan toleransi beragama yg lebih besar & pula membuat reaksi parokialisme agama.
Contoh Globalisasi Agama
Contoh-contoh terjadinya globalisasi agama di dunia, diantaranya yakni:
-
Parliament of World Religions (Parlemen Agama-Agama Dunia)
Parlemen Agama-Agama Dunia menyatukan para pemimpin & individu dr berbagai latar belakang agama untuk mendorong & merayakan kerja berkelanjutan dr komunitas spiritual & agama yg menuju dunia yg lebih adil, berkesinambungan, & tenang.
Pada tahun 2021, parlemen tersebut mengadakan konvensi yg bernuansa Opening our Hearts to the World: Compassion in Action (Membuka Hati untuk Dunia: Welas Asih dlm Tindakan) yg diselenggarakan dengan-cara virtual mulai 16-18 Oktober 2021.
-
Organisation of Islamic Cooperation (Organisasi Kerjasama Islam)
Organisasi Kerjasama Islam, yg sebelumnya berjulukan Organisation of the Islamic Conference (Organisasi Konferensi Islam) yaitu organisasi antar pemerintah yg didirikan pada 1969, terdiri dr dr 57 negara anggota.
Organisasi tersebut merupakan suara kolektif Muslim yg ada di dunia & melakukan pekerjaan untuk mempertahankan & melindungi kepentingan Muslim di dunia dlm semangat mendorong perdamaian & harmoni internasional.
-
International Council of Unitarians and Universalists (Dewan Internasional Unitarian & Universalis)
Dewan Internasional Unitarian & Universalis (ICUU) yakni organisasi payung yg didirikan pada tahun 1995 yg terdiri dr banyak organisasi Unitarian, Universalis, & Unitarian Universalis.
Kelompok anggota Dewan Internasional Unitarian & Universalis, memastikan bahwa keyakinan mereka dlm komunitas agama didasarkan pada beberapa prinsip, tiga diantaranya yaitu kebebasan hati nurani & pemikiran individu dlm hal iman, nilai & martabat yg melekat pada setiap orang, keadilan & kasih sayang dlm kekerabatan manusia
Itulah saja postingan yg bisa dibagikan pada semua kelompok berkenaan dgn pengertian globalisasi agama berdasarkan para andal, bentuk, efek, & umpamanya di masyarakat dlm kehidupan sehari-hari. Semoga saja bisa memberi wawasan bagi kalian.