close

√ Pengertian Fiksi serta Jenis Dan Ciri-Cirinya

Pengertian Fiksi serta Jenis Dan Ciri-Cirinya. Apa Yang dimaksud dgn Fiksi….? Kata “fiksi” & “nonfiksi” begitu sering & gampang digunakan dengan-cara berdampingan atau dlm oposisi, jelas tergantung pada makna ganda (polisemi) kata “fiksi”. Dalam pemahaman sintaksis, fiksi menunjuk pada sekumpulan teks dgn ciri-ciri khas. Dan dlm pengertian semantik, fiksi menunjuk pada status denotatum, yakni rekaan. Namun, kedua pemahaman tersebut Saling berhubungan: dlm fiksi terdapat fiksi. Ada pula nonfiksi di dlm fiksi. Dan adakala fiksi di dlm nonfiksi.

Definisi Fiksi

Fiksi yaitu merupakan prosa naratif yg bersifat imajinatif, namun biasanya masuk nalar & mengandung kebenaran yg mendramatisasikan hubungan-korelasi antarmanusia (Alternbernd & Lewis, 1966:14).
Fiksi menghidangkan permasalahan insan & kemanusiaan, hidup & kehidupan. Namun, betapapun saratnya pengalaman & permasalahan kehidupan yg ditawarkan, sebuah fiksi haruslah tetap merupakan bangunan struktur yg koheren, & tetap mempunyai tujuan estetik (Wellek & Warren, 1956:212).
Dikutip dr wikipedia. Fiksi yaitu kisah atau latar yg berasal dr khayalan—dengan kata lain, tak dengan-cara ketat berdasarkan sejarah atau fakta. Fiksi bisa dieskpresikan dlm bermacam-macam format, tergolong tulisan, pertunjukan eksklusif, film, acara televisi, animasi, permainan video, & permainan tugas, walaupun istilah ini awalnya & lebih sering digunakan untuk bentuk sastra naratif, tergolong novel, novella, cerita pendek, & sandiwara. Fiksi umumnya dipakai dlm arti paling sempit untuk segala “narasi sastra”.
Karya fiksi menyaran pada suatu karya yg menceritakan sesuatu yg bersifat rekaan, imajinasi, sesuatu yg tak ada & terjadi benar-benar sehingga ia tak perlu dicari kebenarannya pada dunia nyata. Istilah fiksi sering dipergunakan dlm pertentangannya dgn realitas, sesuatu yg benar ada & terjadi di dunia nyata sehingga kebenarannya pun dapat dibuktikan dgn data empiris. Ada tidaknya, atau mampu tidaknya sesuatu yg dikemukakan dlm suatu karya dibuktikan dengan-cara empiris inilah antara lain yg membedakan karya fiksi dgn karya nonfiksi. Tokoh, kejadian, & tempat yg disebut-sebut alam fiksi yakni tokoh, insiden, & daerah yg bersifat imajinatif, sedang pada karya nonfiksi bersifat faktual (Nurgiyantoro, 2005: 2).
Menurut Altenbernd & Lewis dlm Nurgiyantoro (2005 : 2), fiksi dapat diartikan selaku prosa naratif yg bersifat imajinatif, tetapi umumnya masuk nalar & mengandung kebenaran yg mendramatisasikan korelasi-hubungan antarmanusia.
Fiksi merupakan suatu cerita, & akhirnya terkandung pula di dalamnya tujuan menunjukkan hiburan pada pembaca di samping adanya tujuan estetik. Membaca sebuah karya fiksi berarti menikmati dongeng, menghibur diri untuk menemukan kepuasan batin. Betapapun saratnya pengalaman & permasalahan kehidupan yg disediakan, suatu karya fiksi haruslah tetap merupakan kisah yg menawan, tetap merupakan bangunan struktur yg koheren, & tetap mempunyai tujuan estetik (Wellek & Warren dlm Nurgiyantoro, 2005: 3)

Apa Saja Jenis-Jenis Cerita Fiksi

Secara lazim cerita fiksi mampu dibedakan menjadi 4 jenis yakni:
  • Dongeng. Dongeng merupakan bentuk dongeng yg bersifat khayal & abnormal yg berasal dr ekspresi ke ekspresi biasanya di ceritakan dr generasi ke generasi. Dongeng bermaksud sebagai kisah untuk menetralisir kesedihan & menghadirkan kegembiraan. Dalam dongeng banyak terkandung nilai-nilai budbahasa & nasehat bagi pembaca atau pendengarnya.
  • Novel. Novel yakni suatu dongeng yg menceritakan perihal kisah hidup manusia pada kurun waktu tak tentu dlm hidupnya & belum ada solusi dengan-cara tepat. Contoh: Koala kumal & tatkala Cinta Bertasbih.
  • Cerpen atau dongeng pendek. Cerpen merupakan kisah suatu kejadian dlm hidup insan dengan-cara sekilas & biasanya tak ada penyelesaian dlm tamat cerita. Contoh cinta pria & sepotong cinta dlm diam.
  • Roman. Roman yaitu suatu dongeng yg berkisah wacana percintaan. Contoh: layar terkembang & siti Nurbaya.

Ciri-ciri dongeng fiksi

  • Bersifat rekaan atau imaginasi pengarangnya
  • Memiliki kebenaran yg relatif atau tak mutlak (tidak harus)
  • Bahasanya bersifat konotatif atau bersifat sindiran (bukan bantu-membantu)
  • Tidak mempunyai sistematika yg baku
  • Sasarannya emosi atau perasaan pembaca
  • Memiliki pesan adab atau amanat tertentu