√ Pengertian Etnosentrisme dan Pengaruhnya

Pengertian Etnosentrisme & Pengaruhnya. Terdapat satu suku Eskimo yg menyebut diri mereka suku Inuit yg mempunyai arti “penduduk sejati”. Sumner menyampaikan bahwa persepsi ini sebagai etnosentrisme, yg dengan-cara formal diartikan sebagai pandangan bahwa kelompoknya sendiri adalah sentra segalanya & semua kelompok yg lain dibandingkan & dinilai sesuai dgn patokan kalangan tadi. Berikut yakni penjelasan seputar pemahaman Etnosentrisme, Kepribadian & Etnosentrisme & Pengaruh Etnosentrisme.

Definisi Etnosentrisme

Pengertian Etnosentrisme adalah merupkan kebiasaan setiap kelompok untuk menilai kebudayaan kelompoknya selaku kebudayaan yg paling baik.

Menurut Wikipedia Etnosentrisme yakni penilaian kepada kebudayaan lain atas dasar nilai & standar budaya sendiri. Orang-orang etnosentris menilai golongan lain relatif kepada kalangan atau kebudayaannya sendiri, khususnya jikalau berhubungan dgn bahasa, perilaku, kebiasaan, & agama. Perbedaan & pembagian etnis ini mendefinisikan kekhasan identitas budaya setiap suku bangsa. Etnosentrisme mungkin terlihat atau tak terlihat , & meski dianggap sebagai kecenderungan alamiah dr psikologi insan, etnosentrisme memiliki konotasi negatif di dlm masyarakat.

Definsi Etnosentrisme yaitu merupakan sebuah jawaban manusiawi yg universal, yg didapatkan dlm seluruh penduduk yg diketahui , dlm semua kelompok & praktisnya dlm seluruh individu.

Kepribadian & Etnosentrisme

Dalam bukunya The Authoritarian Personality, Adorno menemukan bahwa orang- orang etnosentris condong kurang terpelajar, kurang bergaul, pemeluk agama yg fanatik. Dalam pendekatan ini, etnosentrisme didefinisikan utamanya selaku kesetiaan yg besar lengan berkuasa & tanpa kritik pada golongan etnis atau bangsa dibarengi prasangka terhadap kelompok etnis & bangsa lain.

Pengaruh Etnosentrisme

  1. Meningkatkan kesatuan, kesetiaan & moral golongan Kelompok-golongan etnosentris terlihat lebih bertahan daripada kelompok yg bersikap toleran. Etnosentrisme mengukuhkan nasionalisme & patriotisme. Tanpa etnosentrisme, kesadaran nasional yg penuh semangat mungkin sekali tak akan terjadi.
  2. Perlindungan terhadap pergeseran Di negara Jepang pada kala ke-19, etnosentrisme telah digunakan untuk menghambat masuknya unsur asing ke dlm kebudayaan. Usaha menghalangi pergeseran kebudayaan semacam itu tak pernah seluruhnya berhasil; perubahan terjadi pada bangsa Jepang. Karena tak ada kebudayaan yg sama sekali statis, setiap kebudayaan mesti berganti untuk menjaga kelangsungannya. Pada dikala ini etnosentrisme di India membantu mempertahankan India dr kaum komunis, tetapi India tak mungkin tetap non komunis bila tak memodernisasikan teknologinya & mengendalikan kemajuan penduduk dgn cepat & perubahan ini dihambat oleh etnosentrisme. Makara dlm situasi-situasi tertentu, etnosentrisme memajukan kestabilan kebudayaan & kelancaran hidup kelompok; dlm suasana lain, etnosentrisme meruntuhkan kebudayaan & memusnahkan kelompok. 
  √ Pengertian Metode Penelitian

Adalah ironis bahwa mereka yg menganjurkan perubahan sering gagal alasannya etnosentrisme mereka. Mereka menolak cara kehidupan “penduduk orisinil” selaku tak berguna & menilai teknologi “terbaru” pasti unggul. Sebagai teladan acara pengembangan pertanian Amerika sudah sering gagal alasannya adalah mereka mencoba memindahkan peternakan Amerika, tanaman-tanamkan Amerika & teknologi pertanian Amerika ke negara-negara ndeso. Lebih kongkrit lagi, di Amerika sendiri para penggembala domba masih menuntut untuk meneruskan meracun serigala, yg ditinjau dr sisi lingkungan menghancurkan & sungguh tak efektif. Mereka tak mengacuhkan cara yg sederhana dlm menggendalikan serigala mirip yg dijalankan oleh Suku Navajo dr Arizona selama beberapa generasi. Suku Navajo membesarkan anjing-anjing bantu-membantu dgn domba mereka & tak memperlakukan mereka selaku binatang kesayangan. Anjing-anjing itu melindungi domba-domba, ongkosnya murah & tak merusak lingkungan. Keyakinan etnosentris dlm teknologi tingi & sikap merendahkan orang-orang “terbelakang” sering menjadikan kita buta terhadap hal-hal praktis.

.